Muslim
wUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keimanan dan Kemanusiaanw
Disusun Oleh :
Lutfiana Prastysia Ningrum 23350096
aKATA PENGANTARa
Banyak perspektif yang bisa diambil ketika mengkaji agama sebagai sistem
kepercayaan yang mempengaruhi eksistensi manusia. Penulis dapat menyelesaikan
makalah tugas mata kuliah AIK ini karena kelimpahan dan rahmat Tuhan. Ada
beberapa topik yang memerlukan kajian lebih lanjut karena agama ini telah
berkembang selama empat belas abad. Hal ini mencakup realitas sosial, politik,
ekonomi, dan budaya di samping ajaran dan gagasan agama.
Saat menyusun makalah atau tugas ini, penulis menghadapi beberapa
kesulitan. Namun penulis menemukan bahwa dukungan, dorongan, dan arahan
orang tua membantu mereka mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Kami
menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari
sempurna, tetapi kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih luas
kepada pembaca dan khususnya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro.
Dengan demikian, saya berharap kritik dan saran dari pembaca akan membantu
saya memperbaiki makalah saya di masa mendatang.
Penulis,
qBAB Iq
qPENDAHULUAN
A. Latar Belakanga
aPembicaraan1tentang1Tauhid1 merupakan 1hal yang 1paling
penting1dalam1Agama1Islam, karena1Tauhid1berfungsi1sebagai1inti1atau
akar dari "Aqidah Islamiyah" dan memainkan peran penting dalam
pembentukan1pribadi pribadi1yang1tangguh.1Kalimah1Thayyibah (Laailaa
haillallah),1 juga1dikenal sebagai 1kalimat1Tauhid1atau lebih1dikenal
1sebagai1kalimat1Syahadat,1sangat1populer1di1kalangan1umat1Islam.
Seorang1muslim1melafalkan1kalimat1tersebut1dalam1setiap1shalat1wajib
nya1yang1lima1waktu1setiap1hari. q
Namun,1tampaknya saat ini diskusi tentang masalah "Aqidah" telah
diabaikan1karena1kecenderungan1masyarakat1yang1hedonis1dengan
persaingan1hidup1yang1begitu ketat,1sehingga1urusan1dunia1menjadi
perhatian1utama1manusia1daripada hal-hal lainnya,1termasuk masalah
keberagamaan.1Akibatnya,1kita1melihat1banyak1penyimpangan1demi
penyimpangan yang terjadi1di1antara umat1Islam,1dengan1keadaan1yang
semakin1buruk.
Tauhid1adalah1tema1yang1sangat1penting1dalam1Islam1karena
berbicara1tentang1Allah1SWT,1yang1merupakan1inti1dari1segala1sesuatu
. Selain itu,1konsep1tauhid1mengandung1makna1doktrinal1bahwa1tujuan
hidup1manusia1haruslah1beribadah1kepada1Allah1SWT. Doktrin1ini
merupakan1dasar1dari1seluruh1ajaran1Islam1karena1dari1konsep1inilah
muncul1standar1akhlak,1atau1standar1nilai, yang1mendefinisikan1apa
yang1benar1dan1salah.1
Selain1memperoleh1pemahaman1yang1lebih1luas1tentang1Tauhid
sebagai1dasar1peradaban1yang1telah1membawa1umat1Islam1ke1kejayaan
yang1tak1tertandingi,1diharapkan1dari1penulisan1makalah1ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan1makalah1dalam1makalah ini1dapat1dilihat1sebagai1berikut:
1. Apa1definisi1tauhid?
2. Apa1arti1kata "Laa Ilaaha1Illa-Allah"?
3. Bagaimana1tauhid1berfungsi1sebagai1landasan untuk1semua1aspek
kehidupan?1
4. Apa yang1Allah SWT1janjikan kepada1 mereka1yang1menganut
tauhid?
1
Muhammad Hambal “Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan
Muslim” Jurnal Pendidikan Islam, 9, No.1 (2020), hal. 22
C. Tujuan
Berdasarkan1rumusan1masalah1di atas,1tujuan1penulisan1makalah ini
adalah1sebagai1berikut:
1. Memahami1dan1belajar tentang konsep1tauhid.1
2. Memahami1dan1memahami1arti1"Laa1Ilaaha1Illa-Allah"1dan
bagaimana hal itu berdampak pada kehidupan manusia.
3. Memahami tauhid dan belajar1tentangnya sebagai1landasan1hidup1
4. Memahami1dan1mempelajari janji1Allah1SWT1kepada orang-orang
yang beriman
1BAB II1
1PEMBAHASAN1
A. Pengertian Tauhid
“1Tauhid1”,1secara bahasa,1adalah1kata1benda1(nomina)1yang
berasal1dari1perubahan1kata1kerja1wahhada1yuwahhidu,1yang berma
kna1‘menunggalkan1sesuatu’.1Sedangkan1berdasarkan1pengertian1sy
ariat,1“Tauhid”1bermakna1mengesakan1Allah1dalam1hal1hal1yang m
enjadi1kekhususan1diri Nya.21Kekhususan1itu1meliputi1perkara
rububiyah,1uluhiyah,1dan asma’1wa1shifat.1(1Al-Qaul Al-Mufid,
1:51)
Pengertian1kata tauhid1berasal1dari1bahasa1arab1bentuk1masdar
dari1kata1wahnada1yuwahhidu1yang1secara1etimologi1berarti1keesaa
n,1yakni1percaya1bahwa1Allah1SWT1itu1satu.1Tidak1lain adalah1
Lauhidullah1(1mengesakan1Allah Swt1).1Jadi pernyataan/pengakuan.1
Bahwa1Allah1Swt itu1esa/
satu.1Laailahaill1Allah1(tiada1Tuhan1selain1Allah1)
Ilmu1tauhid1merupakan1ilmu1pengetahuan1yang1paling1tinggi
derajatnya 1dalam1agam Islam. Karena1ilmu1tauhid1merupakan1induk (pokok)
bagi1semua ilmu1pengetahuan1dalam1agama Islam. Bahwa para ulama
menyebutkan1bahwa agama1Islam adalah1agama tauhid. Ilmu ini
menerangkan1serta membahas1masalahokeesaan1Dzat”Allah Swt huku
m1yang1mempelajari1ilmu1tauhid adalah1Fardhu’ain.
Ilmu tauhid1di1sebut1juga1ilmu8Usuluddin,8ilmu kalam,8ilmu
akidah, ilmu ma·rifat, adapula yang menyebutnya ilmu sifat 20 karena
di8dalamnya8dibicara8kan 20 sifat8yang wajib bagi Allah Swt.
B. Pembagian Tauhidy
1. Tauhid Rububiyahy
uTauhid1Rububiyahpadalahpkeyakinan1yang1kuat1bahwa1ha
nya Allah semata-mata1Rabb dansPemilikssegalassesuatu,stidak
adassekutuwbagi Nya.eDia laheYangeMahawpencipta,syang menga
turqdanqmenjalankanqalam,syangqmenciptakanqhamba, yangqme
mberiqmerekaqrezeki,qdanqmenghidupkanqdanqmematikannya.
Selainqitu,qberimanqkepadaqqada' dan qadar-Nya sertaske-Esaan-
NyaqdalamqDzat-Nya.qDengan kata lain,stauhid rububiyah Allah
Ta'ala ada dalam segala tindakan-Nya.2Dalamqdalil syar'i,
disebutkanqbahwaqberiman1kepadasRububiyyah”Allah”Ta'ala1ada
lah1wajib,1seperti1dalam1firman1:Nya1q
2
Saidul Amin “Eksistensi Kajian Tauhid Dalam Keilmuan Ushuluddin” Majalah
Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , 22, No. 1, (Juni 2019) , hal. 72
, "1Segala1puji1bagi1Allah,1Rabb1semesta1alam1" (1Al-
Fatihah:21) . Macamqtauhidqiniqtidakqdiperselisihkan oleh3orang-
orang1kafir1Quraisy1danqpara1penganut1aliran1dan1agama.1Mak
sudnya1merekaqsemuaqberi'tiqad6bahwa6Pencipta6alamqsemesta6
ini hanyalah”Allah semata.sOleh karena itu,skarenashatismanusia
secara fitrahsmengakuisRububiyyah-Nya,sseseorang tidaksbenar-
benar bertauhid sampai dia mengakuisdanskonsistensdengansjenis
kedua darisketiga jenisstauhid.3
2. Tauhid Uluhiyah u
Tauhid1Uluhiyah,1yang berarti mengesahkan”Allah Ta'ala
melalui1perbuatan1hamba Nya,rjuga1disebutrsebagairtauhid ibadah
. Ini menunjukkanekeyakinaneyangekuat bahwa”Allah adalah Ilah
(sesembahan)eyangebenar; tidak adaeilahelaineselain-Nya, dan
segala sesuatu yang diibadahi selain-Nya adalah bathil, dan hanya
Diaeyangepantasediibadahi.eIniejugaemenunjukkanebahwa1seseor
ang1harus1sepenuhnya tunduk dan patuh kepada-Nya.1Shalat,
puasa,1zakat,1haji,1do'a, isti'anah1(meminta bantuan),1nadzar,
menyembelih,1tawakal,1khauf (takut),1harapan,1cinta,1dan jenis
ibadah1zahir1dan bathin lainnya tidak boleh diberikan kepada
selain-Nya. Seseorang harus1memiliki kecemasan, harapan, dan
cinta bersama saatQberibadah kepada”Allah. Kesalahan adalah
beribadahQkepada-Nya dengan sebagian sajaQdanQmeninggalkan
sebagian lainnya.
3. Tauhid1Asma1Wa1Sifat1
Keyakinan1bulat bahwa”Allah SWT “memiliki1asmaul
husna1(nama-nama1yang baik) dan1sifat-sifat1yang1mulia1dikenal
sebagai1tauhid asma1wa1sifat. Dia1memiliki1semua1sifat1yang
sempurna1dan1suci1dari semua kekurangan. Sifat-sifat ini tidak
dimiliki oleh ciptaan-Nya karena Dialah Yang Maha Kuasa. Sifat-
sifat Rabb mereka yang terdapat dalam Al-Qur'an dan as-Sunnah
adalah bagaimana Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengidentifikasi
Rabb mereka. Mereka menggambarkan Rabb mereka sebagaimana
Allah SWT dan Rasul-Nya menggambarkan mereka. Mereka tidak
melakukan ilhad (berpaling dari kebenaran) atau tahrif
(menyimpang) perkataan dari konteks makna sebenarnya.
Sebaliknya, kata-kata tersebut termasuk dalam kategori kata ta'thil
(mengabaikan), kata tahrif (merusak), dan tahrif. Takyif
menggambarkan hakikat alam, atau (bertanya dengan
pengucapannya bagaimana), dan tahrif menetapkan apa yang telah
diwajibkan bagi Allah tanpa tamstil, takyif, tahrif, atau tahrif.
Semua tahrif bukanlah tahrif, tetapi setiap tahrif adalah tahrif. Dasar
mereka dalam semua masalah ini adalah firman Allah, "Tidak1ada
sesuatu1pun1yang1serupa1dengan-Nya, dan Dia-lah1Yang Maha
Mendengar1lagi1Maha1Melihat." (As-Syuura: 11). 6
C. Makna1Kalimat1Laa1Ilaaha1Ila-Allah1
Kalimat "Laa1ilaah illa-Allah"1memiliki1dua1makna:1itu
menunjukkan bahwa Allah SWT adalah1satu-satunya1sesembahan
yang benar,1dan itu juga1menunjukkan1bahwa segala bentuk
sesembahan1selain Dia1adalah salah.1Berkaitan1dengan kalimat ini
Allah”SWT1berfirman11Artinya : “Maka ketahuilah (ilmuilah)
bahwasanya1tidak1ada1sesembahan1yang1benar1selain Allah”. (QS.
Muhammad:19)1
5
Dr. H. Muhammad Hasbi , Ilmu Tauhid : Konsep Ketuhanan Dalam Teologi
Islam , hal. 5
6
Muhammad Hambal “Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan
Muslim” hal. 29.
Dengan demikian,1ayat di atas menunjukkan1bahwa memahami
makna1syahadat adalah wajib1hukumnya dan harus1diprioritaskan di
atas1rukun1islam lainnya.1Selain itu, Rasulullah SAW berkata,
"1Barang1siapa1yang1mengucapkan1Laa1ilaaha1illa-Allah1dengan
ikhlas1akan1 masuk1ke1surga.1”1(1HR. Ahmad1). Yang dimaksud
dengan1ikhlas1disini1adalah memahami,1mengamalkan1dan1mendak
wahkan kalimat tersebut1sebelum1yang1lainnya.71
1. Syarat-syarat1Laa1Ilaaha Illa-Allah1
Jika1seseorang mengatakan Laa ilaaha illa-Allah tanpa
memenuhi tujuh syarat, kesaksian1tersebut tidak akan1bermanfaat
bagi mereka. Singkatnya, tujuh persyaratan adalah:
1. "Ilmu (1pengetahuan1),1yang menghindari1kebodohan"
2. Yaqin,1yang menolak1keraguan1
3. Qabul1(1menerima1),1yang1menolak1radd
4. Inqiyad,1yang1berarti1patuh,1yang1berarti1menolak1untuk
meninggalkan1
5. Ikhlas,1menghalangi syirik1
6. Shidq1 (jujur),1yang menolak1kidzb1
7. Mahabbah,1yang1menunjukkan cinta,1melawan1baghdha,1yang
menunjukkan kebencian.1
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Syarat pertama1:1‘Ilmu (1mengetahui1)
Artinya mengerti apa artinya dan apa maksudnya.
mengetahui apa yang ditetapkan dan apa yang ditiadakan, serta
menunjukkan bahwa dia tidak tahu. Hal tertera pada firman allah
SWT
1artinya1:1“1Dan1sembahan-sembahan1yang1mereka
sembah1selain1Allah tidak dapat1memberi1syafaat; akan1tetapi
(orang1yang1dapat1memberi1syafaat1ialah)1orang1yang1meng
akui yang hak1(tauhid) dan1mereka1meyakini1(nya)”. (1QS.
Az-Zukhruf:861)
Artinya1:1Sesungguhnya1mereka2dahulu2apabila2dikatakan
kepada1 mereka: Laa1ilaaha1illa-Allah”1(1Tiada Tuhan yang
berhak1disembah1melainkan1Allah1SWT1)1mereka 1menyom
bongkan 1diri. Dan1 mereka 1berkata: “Apakah 1sesungguhnya
kami1harus1meninggalkan1sembahan-sembahan1kami1 karena
seorang 1penyair1 gila?”. (1QS. Ash-Shafat: 35-361)1
f. Syarat3keenam3:oIkhlas1
1Dengan kata lain, 1membersihkan 1amal dari segala
debu11syirik1dengan1tidak1mengucapkannya1karena 1menging
kari1isi1dunia, riya',1atau1sun'ah. Dalam1hadis1Rasulullah
dikatakan :”1Sesungguhnya”Allah”mengharamkanoatasoneraka
orangoyangomengucapkanolaaoilaahaoilla Allah”karenapmengi
nginkano ridha”Allah”.0(7HR. Al-Bukhari dan Muslim7)7
g. Syarat9ketujuh9:9Mahabbah9(9kecintaan9)3
Ini7berarti7mencintai6kalimat1laa ilaaha1illa-Allah1dan
juga1mencintai1mereka1yang1melakukannya.”Allah”SWT
berfirman :1
Artinya0:0“Dan9di8antara1manusia1ada1orang-orang1yang
menyembah1tandingan1tandingan1selain”Allah;”mereka menci
ntainya 1sebagaimana 1mereka 1mencintai Allah. Adapun
orang-orang 1yang beriman 1sangat 1beriman sangat1cinta
kepada”Allah”. (1QS. Al-Baqarah:1651)
Banyak1orang1mengikrarkan1tetapi1tidak1mengikuti kons
ekuensinya.1karena1itu1mereka menciptakan1dewa-dewa1kuno,
seperti1makluk,1kuburan,1pohon,1dan1batu. Dengan1kata1lain,
8
Muhammad Hambal “Pendidikan Tauhid dan Urgensinya Bagi Kehidupan
Muslim” hal. 34.
individu1itu1mengikuti1apa1yang1diperintahkan1oleh”Allah0dan
menghindari0apa0yang0dilarang-Nya.90
D. Tauhid1Sebagai1Landasan1Bagi1Semua1Aspek1Kehidupan1
Dalam Islam, tauhid merupakan dasar dari semua tindakan
manusia. Kekokohan dan keteguhan tauhid menunjukkan perspektif
yang luas, keinginan untuk berbuat baik, dan keyakinan yang optimis.
Dengan demikian, tauhid dapat dianggap sebagai sumber dari segala
amal shalih manusia.
Sejujurnya, penciptaan tauhid bergantung pada keadaan sosial.
Tauhid, dalam bentuk apa pun, menjadi elemen utama yang mendasari
dan melandasi aktivitas. Seseorang harus menerjemahkan tauhid ke
dalam realitas filosofis-sejarah. Tauhid seharusnya memiliki
kemampuan untuk menjawab semua tantangan yang timbul dalam
kehidupan kontemporer, dan merupakan senjata pamungkas yang dapat
menawarkan solusi yang lebih menarik dan inovatif.
Tauhid bertujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu,
dehumanisasi adalah tantangan tauhid yang harus dikembalikan ke
tujuannya, yaitu mengubah masyarakatnya. Perubahan itu didasarkan
pada cita-cita profetik yang diambil dari misi historis, seperti yang
dinyatakan dalam firman Allah:
Artinya:1“Engkau1adalah1umat1terbaik1yang1diturunkan1di1tengah
manusia1untuk1mengekkan1kebaikan,1mencegah1kemungkaran1dan
beriman1kepada Allah”1(1QS.Ali ‘Imran: 1101).1
E. Jaminan1Allah1Bagi1Ahli1Tauhid1
Tauhid1memiliki1kedudukan1yan1sangat1agung1dalam islam.vOl
eh1karena1 itu, bagi1siapa yang 1mampu1merealisasikan1tauhid
dengan1benar1akan1mendapat1beberapa1keistimewaan.aBagi1orang-
orang1yang1termasuk1ahli1tauhid,”Allah”menjanjikan”banyak kebaha
giaan,1baik0di dunia9maupun9di9akhirat.9Beberapa9diantaranya
ialah:vdf
1. AhlicTauhidcMendapatkancKeamanan dancPetunjuk
Allah”SWT”berfirman dalam”QS. Al-An’am ayat 82:
9
Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Kitab Tauhid, hal. 52.
“Orang-orang0yang0beriman0dan0tidak0 mencampuradukkan0
iman mereka0 dengan kezaliman 0(syirik), mereka 0itulah 0yang
0mendapat 0keamanan 0dan0 mereka 0itu adalah0orang-
orang0yang0mendapat 0petunjuk.”0
xSalah0satu0dari0tiga9jenis0kezhaliman0adalah0syirik,melangg
ar1hak”Allah,”berbuatpmaksiat,pdanpmenganiayaporang lain.Mere
ka yangpberiman1tidak1akan1menggabungkan1iman1mereka1deng
an1kesyirikan.1Mereka1akan1memilik1ketenangan1hati di1dunia1
dan keamanan1di1akhirat.zMereka1 mendapatkan1petunjuk1di1du
nia melalui1 ilmu 1yang 1bermanfaat1 dan1amal1shalih, sedangkan
petunjuk1di1akhirat1adalah1 jalan yang1lurus.zTidak diragukan
lagi, tingkat1 keamanan1 dan petunjuk1 yang
mereka1peroleh1sesuai dengan1tingkat1tauhidnya.zKeamanan11da
n1petunjuk akan1 meningkat1dengan1tauhid1seseorang.z
2. Ahli TauhidxDijamincMasuk Surgax
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
"1Sesungguhnya1Allah1telah1mengharamkan1neraka1atas1orang1ya
ng1mengucapkan1Laa1Ilaaha1Illallah1dengan1mengharap1wajah
Allah.1"
(1H.R.1Bukhori1no.49821)
Ada dua jenis pengharaman neraka. Yang pertama mengharamkan
masuk neraka sepenuhnya, yang berarti dia1tidak1akan1pernah1masuk
neraka1sama1sekali.zKedua,zdia1diharamkan1kekal1masuk1neraka,
yang berarti dia dikeluarkan dari neraka setelah sempat berada
dizdalamnya selama beberapa waktu.zMungkin juga dia melakukan
dosa,zlalu Allah SWT mengampuninya.
4. Ahli3Tauhid3Diampuni3Dosa-dosanya3
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
4Dalam hadits tersebut, Rasulullah menunjukkan betapasbesarnya
10
Suyanto, Sukidi, Feri Firmansyah . AIK 1 ( AQIDAH ) . (Surakarta : ITS PKU
Muhammadiyah, 2020) , hal. 6.
5BAB IIIy
2PENUTUP2
A. Kesimpulan3
Dari apa yang telah diuraikan, dapat kita simpulkan bahwa tauhid
adalah inti dari agama islam, yaitu pengakuan umat islam terhadap pencipta
yang mutlak dan tidak3memiliki tujuan lain.3Selain itu, tauhid juga berarti
mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi3keistimewaan Allah. Apa
saja3hal-hal yang menjadi3keistimewaan Allah? Secara umum, tauhid
terdiri3dari tiga3kategori:3Tauhid Rububiyah,3Tauhid Uluhiyah, dan
Tauhid3Asma' wa Sifat.
Kedua, makna”syahadat la ilaaha illallah”adalahwkeyakinan dan
pengakuan bahwa Allah adalah satu-satunya yang berhak disembah dan
diibadahi, dan bahwa2seseorang harus mematuhi dan melakukannya. La
ilaaha2menolak penyembahan kepada2siapa pun selain Allah. Illallah
berarti hak2untuk2menyembah Allah semata-mata.2Hakikat kalimat tauhid
tidak terbatas pada melafadzkan dan menghafalkannya; itu juga harus
memenuhi2syarat syaratnya,yang2membuatnya2bermakna2bagi3seseorang.
g
B. Saran3
wSemoga setelah mempelajari dan memahami diskusi ini kita dapat
memahami1betapa1pentingnya ajaran tauhid bagi umat1Islam dan
merupakan komponen utama dalam mengembalikan kejayaan agama ini.
Oleh karena itu,1sebagai generasi penerus perjuangan Islam, kita harus
berusaha sekuat tenaga untuk menerapkan konsep tauhid di setiap aspek
kehidupangkita.4Pada1akhirnya,5kitagberharapgdangmeminta Allah SWT
untukcmengembalikan kemakmuran umat ini melalui pemahaman
tauhidcyang kita anut.g”
DAFTAR1PUSTAKA
Fauzan al-Fauzan ,Shalih bin . 2016. Kitab Tauhid , Jakarta: Ummul Quro.