Laporan Kasus - Ni Made Dwi Anggraeni - H1A016064
Laporan Kasus - Ni Made Dwi Anggraeni - H1A016064
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas laporan kasus yang berjudul “Edema Cerebri ec
CKR”. Laporan kasus ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas dalam proses mengikuti
kepaniteraan klinik di bagian SMF Ilmu kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
Saya berharap penyusunan laporan kasus ini dapat berguna dalam meningkatkan
pemahaman kita semua mengenai kasus yang ada terkait makalah berikut ini. Penulis berterima
kasih sebelumnya kepada pembimbing yaitu dr. Putu Aditya Wiguna, M. Sc., Sp. A dalam proses
penyusunan laporan berikut. Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
laporan ini. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk-Nya kepada kita semua di dalam
Oleh:
melaksanakan tugas dan menerima segala amal ibadah kita.
Ni Made Dwi Anggraeni
H1A016064
Mataram, April 2021
Pembimbing:
Penulis
dr. Putu Aditya Wiguna, M.Sc., Sp.A
2.2.1 Keluhan Utama Tidak terdapat keluhan serupa sebelumnya, tidak terdapat riwayat trauma; opname; dan
Pasien datang dengan nyeri kepala operasi sebelumnya. Tidak terdapat riwayat alergi, keganasan, kejang, maupun asma pada
Pasien datang ke IGD RSUD Provinsi NTB berdasarkan rujukan dari Rumah Sakit H.L 2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Manambai Abdulkadir dengan post kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan yang dialami • Riwayat keluarga lahir premature (-)
pasien terjadi pada tanggal 03 Maret 2021 dengan keadaan pasien dibonceng oleh kakak • Riwayat penyakit sistemik; hipertensi, diabetes melitus disangkal oleh orang tua
sepupunya menggunakan sepeda motor matic dengan keadaan pasien berdiri di depan pasien
kemudian menabrak anjing yang sedang melintas. Peristiwa tersebut terjadi pada sore • Riwayat penyakit system respirasi, seperti asma disangkal oleh orang tua pasien
hari sekitar pukul 17.00 WITA, dimana pasien dan sepupunya akan pergi untuk 2.2.5 Riwayat Kehamilan
• Anak pertama dari ibu G1P0A0 • Pasien tinggal di kondisi lingkungan rumah padat penduduk dan tidak terdapat jarak
• Ibu rutin melakukan pemeriksaan ANC di Posyandu setempat antar satu rumah dengan rumah yang lain. Kondisi rumah, lantai dari semen, terdapat
• Ibu rutin mengkonsumsi obat penambah darah, vitamin ventilasi, terdapat 1 kamar tidur, 1 kamar mandi dengan jamban jongkok.
• Mendapatkan vaksin TT sebanyak 2 kali di Posyandu setempat • Untuk kebutuhan air beraih sehari-hari, pasien menggunakan air sumur, jika hendak
dikonsumsi air dimasak terlebih dahulu.
• Ibu pernah menjalani pemeriksaan USG sebanyak 3 kali, di setiap trimester
2.2.10 Anamnesis Sistem
• Riwayat sakit saat hamil disangkal
• Thermoregulasi : Demam (-)
• Riwayat penggunaan obat-obatan disangkal
• Sistem serebrospinal : Letargi (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-)
2.2.6 Riwayat Persalinan
• Sistem kardiovaskular : nyeri pada dada (-), berdebar (-)
• Ketuban pecah dini (-)
• Sistem respirasi : batuk (-), pilek (-), sesak (-)
• Bayi lahir secara spontan • Sistem gastrointestinal : muntah (-), distensi abdomen (-), BAB (+)
• Usia kehamilan 39 – 40 minggu • Sistem urogenital : BAK (+) tidak lancar
• Bayi lahir menangis spontan • Sistem integumentum : Kuning (-), ruam kemerahan (-), pucat (-)
• Bayi lahir bergerak aktif • Sistem muskuloskeletal : keterbatasan gerak (-)
2.2.7 Riwayat Makanan 2.3 Pemeriksaan Fisik
Pasien mendapatkan ASI ekslusif hingga berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan dengan 2.3.1 Keadaan Umum
pemberian MPASI. Pasien mendapat ASI hingga berusia 2 tahun. Makan pasien normal Cukup, compos mentis (E4V5M6)
sebelum sakit, tidak memilih makanan, tidak susah makan, makan 3 kali sehari disertai 2.3.2 Tanda Vital
sayur dan terkadang buah. Semenjak sakit pasien menjadi susah makan dikarenakan bila Nadi : 96 kali/menit, teratur
mengunyah luka pada wajahnya menjadi sakit. Tidak pernah terjadi penurunan berat
Suhu : 36,8oC
badan secara drastis.
2.2.8 Riwayat Imuniasai Pernapasan : 21 kali/menit, pernapasan tipe torakoabdominal
Ibu pasien mengatakan imunisasi pasien lengkap dan tidak pernah terlewat waktu
Saturasi : 99% dengan udara ruangan
imunisasinya.
Aktivitas, tonus, refleks: Baik
2.2.9 Riwayat Sosial-Ekonomi dan Lingkungan
Antropometri:
• Bapak pasien bekerja sebagai buruh tani atau pekebun dan ibu pasien tidak bekerja
- BB : 15 kg
(IRT). Pendapatan sehari-hari bervarias dengan perkiraan pendapatan bapak per bulan
- TB : 107 cm
Rp700.000 dan ibu merasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari cukup.
- LK : tde (terbalut perban)
2.3.3 Status General
a. Kepala
• Bentuk : tde ( tertutup perban) § Ictus cordis tidak tampak
• Ubun ubun : tde (tertutup perban) § Retraksi (-)
• Rambut : berwarna hitam dan tidak mudah dicabut § Tanda-tanda inflamasi (-), massa (-),
o Pupil isokor (+) § Ictus cordis teraba di ICS 5 midclavicular line sinistra
• Telinga sinistra, dextra tde ec tertutup perban § Sonor (+) seluruh lapang
• Hidung § Pulmo
Hematologi
Hematokrit 42 % 26-50
Limfosit 8.2 % 20 – 50
Hasil :
-Differensiasi densitas white matter dan grey matter dalam batas normal
-Tidak tampak lesi hiperdens atau hipodens patologik intercerebri
-Sulci dan gyri obliterans
-Midline tidak shift
- Sistem ventrikel dan ruang subarachnoid menyempit
- Kalsifikasi fisiologik pada pineal body dan pleksus choroid
- Pons dan Cerebelum dalam batas normal
- Kedua aircell mastoid dan sinus paranasalis lain dalam batas normal
- Sinus maksilaris kanan berselubung
- Kedua bulbus oculi dan ruang retrobulbar dalam batas normal
- Tulang – tulang intak
Kesan :
-Edema Cerebri
-Sinusitis maksilaris kanan dd perdarahan BAB III
2.5 Resume PEMBAHASAN
• Pasien datang merupakan rujukan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas Dilaporkan seorang pasien laki – laki berusia 5 tahun 11 bulan datang dengan keluhan
• Pasien mengeluhkan adanya nyeri kepala yang disertai dengan mual dan muntah nyeri kepala post kecelakaan lalu lintas dan terdiagnosis edema serebri. Edema serebri
• Keluhan lain berupa adanya nyeri diatas kemaluan disertai kencing yang tidak lancar didefinisikan sebagai pembengkakan pada jaringan otak. Definisi lain dari edema serebri adalah
• Saat pemeriksaan fisik didapatkan adanya nyeri tekan pada daerah suprapubik adanya peningkatan patologis dari jumlah air pada otak secara keseluruhan yang mengarah pada
2.6 Assessment peningkatan volume otak. Edema serebral dapat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan pada
[4]
Skin loss region frontalis post debridement dan rekonstruksi frontalis + multiple vulnus topografinya, yaitu edema fokal dan global . Edema fokal merupakan edema yang dapat
excoriatum & laceratum + Edema Cerebri ec CKR + Trauma abdomen dengan ditemukan disekitar tumor, hematom ataupun infark. Sedangkan edema global merupakan edema
hemodinamik stabil + susp Contusio Buli yang dapat berpengaruh pada seluruh bagian otak dan dapat menyebabkan adanya peningkatan
[4][5]
2.7 Penatalaksanaan tekanan intracranial, gangguan perfusi dan bahkan iskemia . Sedangkan berdasarkan
2.7.1 Rencana Diagnostik penyebabnya, edema serebral dibagi menjadi edema sitotoksik, vasogenik, interstitial, dan
- gabungan. Edema sitotoksik disebabkan oleh terjadinya gangguan adenosin trifosfat (ATP)-
2.7.2 Rencana Monitoring dependent transmembran natrium-kalium, dan pompa kalsium, dan biasanya disebabkan oleh
-Monitor TTV iskemia serebral atau cedera eksitotoksik otak (sekunder dari stimulasi neurotransmitter yang
-Monitor tanda peningkatan TIK berlebihan). Edema vasogenik adalah jenis yang paling umum di tumor otak. Sebagai akibat dari
-Monitor urine output peningkatan permeabilitas kapiler otak dan gradien tekanan dari pembuluh darah ke
2.7.3 Rencana Terapi kompartemen ekstraseluler, kebocoran plasma ke dalam parenkim otak dan mengikuti jalur
a. Medikamentosa aliran massal. Edema interstitial terjadi akibat peningkatan tekanan intraventrikular, yang
-IVFD sinistra menyebabkan pecahnya lapisan ependymal ventrikel. Dan beberapa gangguan menghasilkan
-Ceftriaxone 2x500 mg (iv) pola campuran edema sitotoksik dan vasogenik yang kemungkinan disebabkan oleh penyakit
-Dexamethasone 3x3 mg (iv) multifokal atau sistemik atau perubahan patofisiologis yang berhubungan dengan perkembangan
-Ondansentron 2mg (iv) k/p penyakit. Penyebabnya antara lain trauma, hipoksia-iskemik ensefalopati, gangguan metabolisme
b. Non Medikamentosa atau kondisi keracunan, kegagalan organ multisistem, krisis hipertensi, infeksi atau
1. Islam, S., et al, 2019. Factors associated with cerebral edema in children under 5 years of
age admitted in an intensive care unit and their outcome. Sage Journals.
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/2050312119874622
2. Nehring, S.M., Tadi, P., & Tenny S., 2021. Cerebral Edema. STATPEARLS.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537272/
3. Ismy, D.P.S., & Fahmi, Z., 2020. Edema Serebri: Penegakan Diagnosis dan Tatalaksana.
Jurnal Sinaps, Vol 3, No.1. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/127-Article%20Text-210-
1-10-20201020.pdf
4. Husna, U., & Dalhar, M., 2017. Patofisiologi dan Penatalaksaan Edema Serebri.
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/262-994-1-PB.pdf
5. Cook, A.M., et al, 2020. Guidelines for the Acute Treatment of Cerebral Edema in
Neurocritical Care Patient. Springer link.
https://link.springer.com/article/10.1007/s12028-020-00959-7