Anda di halaman 1dari 5

BP2M STT BETHEL INDONESIA

Contoh Judul Menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif:


Faktor – Faktor Terjadi Praktek Prostitusi Dan Peran Lembaga Dalam
Pencegahannya Di Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat

Contoh Pertanyaan Penelitian:


1. Bagaimana Faktor – Faktor Terjadi Praktek Prostitusi Di Kecamatan Kalumpang Kabupaten
Mamuju, Sulawesi Barat ?
2. Bagaimana Peran Lembaga Dalam Pencegahannya Di Kecamatan Kalumpang Kabupaten
Mamuju, Sulawesi Barat ?

BAB IV
TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Temuan Hasil Penelitian


1. Faktor Terjadinya Praktek Prostitusi
a. Faktor Internal
1. Dorongan Seksual (narasi 2 – 3 hlm)
2. Dorongan Ekonomi (narasi 2 – 3 hlm)
3. Konsumtif Tinggi (narasi 2 – 3 hlm)
4. Nilai : Kebebasan & Just Having Fun (narasi 2 – 3 hlm)
5. Easy Ways to makes money quickly (narasi 2 – 3 hlm)
b. Faktor Eksternal
1. Eksploitasi (narasi 2 – 3 hlm)
2. Supply and demand (narasi 2 – 3 hlm)
3. Hukum Yang lemah (narasi 2 – 3 hlm)
4. Budaya (narasi 2 – 3 hlm)
2. Peran Lembaga & Upaya Pencegahan
a. Gereja
1) Pembinaan Iman Melalui Mimbar Gereja (narasi 2 – 3 hlm)
2) Seminar Berkala (narasi 2 – 3 hlm)
3) Follow Up dan Pastoral (narasi 2 – 3 hlm)
b. Pemerintah
a. Kuratif, Preventif dan Represif (narasi 2 – 3 hlm)
b. Proaktif Melalui Undang-Undang (narasi 2 – 3 hlm)
c. Memberantas Kemiskinan (narasi 2 – 3 hlm)
c. Lembaga Sosial
a) Rehabilitas (narasi 2 – 3 hlm)
b) Penyuluhan dan Pembinaan (narasi 2 – 3 hlm)

d. Pendidikan
BP2M STT BETHEL INDONESIA

1) Pendidikan Moral dab Karakter (narasi 2 – 3 hlm)


2) Penanaman Nilai (narasi 2 – 3 hlm)
e. Keluarga
1) Pengawasan (narasi 2 – 3 hlm)
2) Pembinaan (narasi 2 – 3 hlm)
3. Kendala Pencegahan
a. Budaya yang mengakar (narasi 2 – 3 hlm)
b. Masyrakat Pasif Dalam Menyikapi (narasi 2 – 3 hlm)
c. Jaringan Mafia (narasi 2 – 3 hlm)

B. Pembahasan (Diskusi Analisis)


1. Pengaruh Agama dan Undang-Undang Terhadap Budaya Praktek Prostitusi (narasi 3 – 10
hlm)
2. Faktor Pergeseran Nilai di Masyarakat (narasi 3 – 10 hlm)

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan (1/2 – 1 halaman)


B. Saran (1/2 – 2 halaman)
1. Saran Praktis
a. Resosialisasi (narasi)
b. Pembentukan Badan Pengawas (narasi)
2. Penelitian Lanjut (S1 minimal rekomenadi satu penelitian lanjut dan Pascasarjana
minimal terdapat dua penelitian lanjut)

Catatan:
A. PROSES TEKNIS STANDAR PENULISAN BAB IV
1. Untuk S1 jumlah halaman bab 4 minimal 25 halaman, tergantung kedalaman dan
keluasan wilayah dan obyek yang diteliti. Sedangkan untuk S2 minimal 30 halaman dan
S3 minimal 40 halaman, mengingat S2 dan S3 penelitian harus lebih kompleks,
mendalam
2. Poin dan narasi dalam temuan hasil penelitian sangat tergantung dengan kedalaman serta
keluasan temuan hasil penelitian, tapi setidaknya minimal ada dua temuan hasil dari
wawacara, atau observasi atau studi dokumen (terlampir)
3. Pembahasan hasil penelitian berisi tentang uraian diskusi hasil analisis peneliti
berdasarkan temuan lapangan jika dibandingkan dengan Teori yang dikemukakan dalam
Bab II Kajian Pustaka. Ini berlaku baik S1 dan Pascasarjana. Jika S1 maka narasi isi
pembahasan hanya melakukan konfirmasi saja dengan teori-teroi relevan di bab 2. Jika
teori di bab 2 tidak sesuai dengan temuan hasil penelitian, maka peneliti wajib merevisi
teori-teori di bab 2 yang menunjang untuk bab 4 dengan teori yang relevan dari refrensi
BP2M STT BETHEL INDONESIA

yang mumpuni atau memiliki unsur kebaharuan misalnya dr jurnal bereputasi.


Bandingkan dengan teori yang mendukung temuan dan teori yang bertetangan dengan
temuan hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti kritis temuan hasil penelitian tersebut jika
dibandingkan dengan tesis atau anti tesis teori.
4. Jika Pascasarajana maka narasi isi pembahasan selain format pembahasan seperti S1,
namun menuntut harus: a) kedalaman dan keluasan dalam diskusi pembahasan; gunakan
lebih banyak perbandingan, antara temuan hasil penelitian dengan teori-teori di bab 2; b)
wajib tambahkan ada temuan praktis dan rekomendasi pemikiran yang bersifat
hipotesis. Rekomendasi pemikiran bisa juga disebut novelty. Temuan praktis dan
rekomendasi pemikiran cukup 1 – 2 halaman.

B. PPROSES STANDAR TEHNIK ANALISIS DATA KUALITATIF

1. Kita mengenal bahwa dalam tahap proses analisis data kualitatif, teori yang terkenal yaitu
dari Miles Huberman dan Bognan, dkk. Berikut gambarnya.

TERUS BERPROSES SAMPAI


DATA JENUH. TERANG
BENDERANG SEHINGGA TIDAK
ADA LAGI YANG DIPERTANYAN

Milles & Huberman


2. Peneliti sambil mengambil data di lapangan sudah bisa langsung melakukan proses
analisis (menafsir data), kemudian mulai organisasi dan sajikan di bab 4 temuan hasil
penelitian. Jangan lupa setiap narasi cerdas menggunakan bahasa “koran” atau disebut
juga bahasa jurnalistik, sesekali kutipan langsung dari wawancara dicantumkan dalam
bentuk satu spasi lengkap dengan sumber nama nara sumber & waktu wawancara.
3. Jumlah nara sumber dalam setiap penelitian antara 2 – 20 orang. Minimal dua orang
karena mungkin studi kasus, 20 karena bisa bentuk deskriptif grounded. Penelitian
kualitatif tidak mutlak berbasis pada nara sumber, yag penting kualitas data yang
disajikan tinggi, akurat, dalam, holisitik, kompleks, dinamis, dan sistematis. Beda dengan
kuantitatif diharapkan minimal 30 – 100.0000 orang.
4. Proses analisis data ibarat seperti orang pergi ke pasar, yang belum menentukan secara
pasti apa yang perlu dibelanja untuk dimasak lalu disajikan di meja makan. Nama jenis
makan yang akan disajikan masih bersifat tentatif. Ada tiga kemungkinan, setelah balik
dari lapangan judul tetap, judul berubah atau judul berkembang. Judul dan arah penelitian
sudah mulai kelihatan, setelah dia sudah ada dipasar (lapangan penelitian), fokus yang
mau dibelanjakan apa (wawancara dan reduksi), lalu pulang ke rumah dan dia mulai
masak di dapur (proses memasak data sampai matang). Artinya data yang diperoleh dari
lapangan , mulai di analisis di dapur, bukti2nya harus dilampirkan, tapi hasil masakannya
atau tafisrannya di sajikan di meja makan bab 4 di kolom temuan hasil penelitian. Jangan
BP2M STT BETHEL INDONESIA

sekali-kali seluruh mentahan wawancara di masukkan dalam bab 4 tanpa dimasak


terlebih dahulu oleh peneliti.
5. Narasi hasil analisi harus padat, lengkap, komprehensif, holisitik tapi harus langsung
tuduh poin (tidak boleh bahasa mutar2) yang disertai dengan bukti fakta-fakta lapangan
berdasarkan wawancara, dokumen visual, dokumen tertulis, atau catatan hasil observasi.
Data narasi dalam bab 4, berisi 70% dengan bahasa filosofis, di sini peneliti mampu
“mengungkap makna dibalik fenomena”.
6. Selanjutnya data yang sudah di display, apakah sudah setengah rampung atau rampung
seluruh hasil temuan, sebelum masuk ke pembahasan hasil penelitian, maka peneliti
wajib melakukan proses uji keabsahan data. Jika dalam proposal (rencana peneltiian),
uraikan secara lengkap rencana proses keabsahan data yang akan dilakukan. Setelah balik
dari lapangan, jangan lupa uji kabasahan data di bab 3 supaya di revisi, diperbaharui dan
ceritakan lebih detail sesuai yang sudah dilakukan. Contoh peneliti melakukan uji
keabsahan data confirmability, maka wajib harus ada surat keterangan seluruh validator
supaya dilampirkan, tujuannya supaya obyektif. Jika uji Transferability, berarti
pembimbing membaca seluruh tulisan bersama peneliti, lihat satu persatu secara detail.
Dalam tulisan temuan hasil penelitian harus bahasa detail, jelas dan disertai bukti. Tidak
boleh bahasa-bahasa general dan normatif. Setiap narasi wajib ada sub judul. Tujuannya
supaya jika publik baca dan hasil tulisannya bisa diterapkan di tempat lain. Berikut 4
komponen uji keabsahan data:

Diskusi dengan teman sejawat, ahli, perpanjang pengamatan;


jangan prematur (minmal 6 bulan), dst.

Jelas bahasanya, detail, terukur, dapat dipalikasikan di tempat


lain; janga bahasa kumur2 atau normatif;

Audit data, baca ulang keseluruhan, uji ulang , pastikan tidak


ada data siluman, hoaks, mungkin ada yang kelupaan, dst

Surat keterangan validator dan TTD, surat keterangan


penelitian dari kampus, surat keterangan dari lokasi
penelitian; ini lakukan sama2 dengan dependability;
intinya wajib ada bukti rekam jejak penelitian

Bagaimana dengan penelitian kualitatif studi perpustakaan? Tetap wajib juga harus ada
UJI KEABSAHAN DATA. Harus tampilkan daftar buku refrensi, kutipan, yang tentu
beda dengan daftar pustaka. Diskusi dengan teman sejawat atau ahli. Misalnya Kitab
Ibrani bukan Paulus yang tulis. Silahkan buktikan, dan harus ada refrensi yang mumpuni,
jelas, termasuk pakai bukti arkeologi. Silakan lacak di perpustakan Jerman, Amerika,
Israel, jika perlu. Intinya harus kuat refrensi dan jurnal bereputasi. Hati-hati gunakan
jurnal predator dan tulisan tidak jenuh. Hati-hati pemaksaaan kehendak.Tapi prisipnya
Format bab 4 dan kegitannya kurang lebih sama dengan studi lapangan.
BP2M STT BETHEL INDONESIA

REFERENSI DAN DAFTAR BACAAN

http://digilib.uinsgd.ac.id/32855/1/Metode%20Penelitian%20Kualitatif.pdf

http://fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2015/12/3_Metpen-Kualitatif.pdf

http://www.jke.feb.ui.ac.id/index.php/humanities/article/viewFile/122/118

https://osf.io/mfzuj/

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032-
TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Penelitian_PKKh/Keabsahan_data.ppt_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf

Anda mungkin juga menyukai