Anda di halaman 1dari 6

BAB.

I
RENCANA & INDIKASI PROGRAM RP3KP KOTA SAMARINDA

Penyusunan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan


Dan Kawasan Permukiman (RP3KP) Distrik Agisiga.
A. Rencana Program RP3KP
Rencna program penanganan permasalahan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Distrik Agisiga dirumuskan untuk menjawab permasalahan yang telah dianalisisi
sebelumnya. Berdasarkan analisis terkait pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman, terdapat permasalahan yang didapatkan yakni backlog rumah; rumah tidak
layak huni, Perumahan (ASN) Perumahan Swasta (Gereja) dan ketersediaan infrastruktur.
Adapun klasifikasi penanganan dari permasalahan tersebut dapat terbagi menjadi 4 yakni:
a. Pembangunan perumahan baru;
b. Peningkatan kualitas;
c. Pembangunan serta peningkatan kawasan permukiman masyarakat;
d. Rehabilitasi bangunan ASN dan;
e. Rehabilitasi Gedung Perkantoran.
Pembangunan Baru Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Pembangunan baru dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait perumahan dan
kawasan permukiman di Distrik Agisiga yakni pemerintah, masyarakat, dan swasta dimana
ketiga elemen stakeholder tersebut bersama-sama bergerak untuk mengurangi angka backlog
perumahan dan memenuhi demand yang ada.
Penyediaan pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman baru di Distrik
Agisiga perlu melibatkan pemerintah, swasta/Develor dan masyarakat.
Bentuk komitmen pemenrintah dalam mewujudkan penyediaan kebutuhan rumah baru
untuk masyarakat berpenghasilan rendah berupa bantuan pembangunan prasarana, sarana dan
utilitas (PSU) di lingkungan perumahan yang dibahas dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 38 Tahun 2015 tentang Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas
Umum Untuk Perumahan Umum. Penyediaan rumah oleh pihak swasta dilakukan oleh para
developer (pengembang perumahan).
Para pengembangan dapat menyediakan kebutuhan rumah bagi masyarakat Distrik Agisiga
tahun 2022 – 2032 dapat memenuhi kebutuhan backlog,penyediaan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan penanganan permukiman kumuh.
Bentuk realitas upaya masyarakat dalam penyediaan rumah ditunjukan dengan
permukiman.

EXECUTIFE SUMMARY RP3KP


Bab 5-2 Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan RP3KP Serta
Kawasan Permukiman di Kota Samarinda
eksisting yang lingkungan permukiman murni dikelola oleh masyarakat secara gotong
royong tanpa adanya campur tangan dari para pengembang perumahan.
Adapun tipologi perumahan yang dibangun dapat berupa landed house maupun vertikal,
rumah tunggal maupun nontunggal, rumah sewa maupun milik. Pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman tidak hanya membangun hunian, tetapi juga
membangun infrastruktur dan fasilitas untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini juga merupakan strategi penanganan permasalahan
ketersediaan infrastruktur perumahan.
Dalam program pembangunan perumahan baru terdapat:
a. pengembangan terkait; sistem informasi manajemen, sistem perizinan, dan sistem
pembiayaan.
b. Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman;Peningkatan kualitas
perumahan dan kawasan permukiman dapat dilakukan untuk
penanganan permasalahan permukiman kumuh serta liar, RTLH (Rumah Tidak Layak
Huni), serta pencegahan perumahan swadaya sehingga tidak mengalami kekumuhan.
Adapun peningkatan kualitas tersebut tidak hanya pada kawasan yang terdelineasi
mengalami permasalahan, tetapi juga pada kawasan yang berpotensi mengalami
permasalahan.
Penangan masalah permukiman kumuh hanya terdapat di 8 (delapan) lokasi yang
tersebar di Kota Samarinda sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor:
413.2/222/HK-KS/VI/2018 tentang Penentapan Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh di Kota Samarinda. Hampir sebagian besar permukiman kumuh
tersebut memiliki
status yang illegal, sehingga dapat disimpulkan bahwa penanganan permasalahan
EXECUTIFE SUMMARY RP3KP
Bab 5-3 Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan RP3KP Serta
Kawasan Permukiman di Kota Samarinda
menormalisasi sungai serta melestarikan lingkungan. Kemudian, penataan kembali
komponen fisik pada lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang ditunjukkan,
5.4. Upaya pemeliharaan dan pengendalian (preservasi)
Penangan masalah permukiman kumuh hanya terdapat di 8 (delapan) lokasi yang
tersebar di Kota Samarinda. Namun tidak menutup kemungkungan bahwa akan ada
permukiman kumuh baru yang timbul di Kota Samarinda, sehingga tindak lanjut dari
pencegahan terhadap timbulnya kawasan permukiman kumuh baru di Kota Samarinda
digunakan upaya pemeliharaan dan pengendalian. Upaya pemeliharan ditunjukan
dengan memelihara dan menjaga kualitas komponen-komponen fisik pendukung
lingkungan perumahan (infrastruktur dasar).
Sementara itu, upaya pengendalian ditunjukan dengan penegasan peraturan pembatasan
pada intensitas pemanfaatan ruang dan bangunan meliputi Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), Izin Mendirikan
Bangunan, dst.
5.5. Upaya penataan kembali
Terdapat beberapa perumahan dan permukiman eksisiting yang berlokasi di pinggir/tepi
sungai dimana hal ini menyebabkan terganggungnya fungsi sungai. Oleh sebab itu,
dibutuhkan diperlukan penataan kembali kawasan sempadan sungai melalui
pembongkaran bangunan rumah, sarana dan prasarana secara menyeluruh dan
perubahan struktural. Pasca kegiataan penataan kawasan sempadan sungai perlu
adanya penegasan berupa peraturan guna dapat pengawasan dan pengendalian dalam
hal intensitas pemanfataan ruangnya meliputi Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), Izin Mendirikan
Bangunan, dst
c. Peningkatan Kualitas Perumahan Tradisonal
Permukiman khusus yang terdapat di Kota Samarinda adalah permukiman tradisional
yang terdapat di Kampung Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang dan Desa Budaya
Pampang, Kecamatan Samarinda Utara.
Adapun arahan yang dapat dilakukan untuk kedua kawasan tersebut adalah
pembangunan dan perbaikan infrastruktur dasar untuk meningkatkan sarana prasarana
dan utilitas lingkungan perumahan di kedua tempat tersebut.
Untuk menstabilkan pembangunan dengan lingkungan, penghijauan kawasan merupakan
langkah yang dapat dilakukan untuk hal tersebut. Selain itu, pembiayaan
program,peningkatan kualitas perumahan dan permukiman khusus ini, pembiayaan
dapat diserap melalui beberapa sektor diantaranya CSR Swasta, Investasi Swasta, Hibah,
dll.

B.Strategi dan Indikasi Program


Direncanakan dalam kurun waktu selama 5 tahunan, yaitu 2018 – 2038 yang dilakukan
secara bertahap sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Adapun dalam pelaksanaan implementasi rencana dilakukan beberapa tahap perencanaan,
yaitu :
1. Strategi penetapan kebijakan, strategi dan program perumahan.
 Program pengembangan perumahan
 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
 Pengembangan penataan lingkungan permukiman pemantapan standar pelayanan
minimal lingkungan permukiman
 Memperjelas status lahan
 Menerbitkan status lahan yang menjadi aset pemerintah
 Memberikan fasilitas untuk mendapatkan tempat tinggal layak huni
2. Penyusunan database permukiman yang updateable
 Pembuatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
 Integrasi SIM Tata Ruang dengan SIM PengembanganPermukiman

Bab 5-4 Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan RP3KP Serta Kawasan
Permukiman di Kota Samarinda
3. Percepatan Proses Perijinan Pembangunan Perumahan
 Pembentukan lembaga perijinan pengembangan perumahan yang terpadu.
 Penyusunan SIM Perijinan Pengembangan Perumahan
4. Pengembangan Infrastruktur Utama Kawasan Permukiman
 Pengembangan kawasan siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (Lisiba)
 Penyediaan tanah siap bangun dan kavling tanah matang serta penyediaan sarana dan
prasarana dasar permukiman
 Pengembangan jaringan jalan
 Pengembangan sistem drainase berkelanjutan
 Pengembangan jaringan air bersih utama
 Pengembangan jaringan persampahan utama
 Pengembangan jaringan sanitasi utama
5. Pengembangan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
 Pengembangan koperasi yang berbadan hukum untuk memanfaatkan dana pinjaman
bangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
 Penyiapan dana jaminan pemilikan rumah oleh pemerintah pada bank yang
memberikan kredit
 Fasilitasi pemberian kredit mikro untuk pembangunan dan perbaikan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
6. Kerjasama dengan lembaga terkait untuk pengembang Kawasan perumahan
 Pengembangan perumahan formal untuk pengembangan kasiba/lisiba
 Optimalisasi CSR untuk pengembangan kawasan permukiman
7. Penyediaan sarana dan RTH
 Pengembangan sarana skala kota di tiap pusat kecamatan untuk membentuk small
town yang compact
 Pembangunan sarana skala permukiman disetiap Kecamatan
 Pembangunan Taman Kota disetiap permukiman
 Optimalisasi ruang terbuka hijau
8. Pengaturan dan pengawasan pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman
 Pengaturan intensitas pemanfaatan ruang kawasan permukiman
 Monitoring pelaksanaan pembangunan kawasan perumahan
9. Pengurangan & Pencegahan Luasan Kawasan Permukiman Kumuh
 Peningkatan kualitas lingkungan hunian di kawasan permukiman kumuh dan
pemenuhan infrastruktur dasar
 Pemberdayaan ekonomi masyarakat di kawasan permukiman kumuh
 Pengembangan bantuan mikro swadaya perumahan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dari sektor formal maupun non-formal untuk kepemilikan rumah
layak huni
 Peningkatan kualitas lingkungan hunian melalui peningkatan kualitas RTH
10. Pengurangan RTLH secara bertahap
 Bantuan perbaikan rumah tidak layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah
 Pendampingan pelaksanaan perbaikan RTLH sehingga efisien dan tepat sasaran
11. Penanganan kawasan permukiman yang tidak sesuai dengan peruntukkanya
 Sosialisasi kepada masyarakat yang berada di kawasan sempadan sungai
 Pengembangan penataan kawasan sempadan sungai
 Pengawasan pembangunan perumahan pada kawasan sempadan sungai
12. Penanganan kawasan permukiman rawan bencana
 Pembuatan jalur evakuasi bencana
 Pemberdayaan masyarakat di kawasan rawan bencana
Bab 5-5
Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan RP3KP Serta Kawasan
Permukiman di Kota Samarinda
 Pembangunan early warning system
13. Peningkatan kualitas permukiman tradisonal
 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar permukiman
 Revitalisasi kawasan permukiman tradisional
 Peningkatan kualitas lingkungan kampung bersejarah
14. Pembiayaan perbaikan rumah swadaya
 Pengembangan dana pinjaman perbaikan rumah swadaya
 Penyaluran CSR perbaikan rumah swadaya dikhususkan MBR
15. Upgrading permukiman pendukung parawisata
 Peningkatan kualitas infrastruktur dasar permukiman
 Pengembangan jaringan jalan menuju kawasan parawisata
 Pengembangan sarana & prasarana yang mendukung parawisata
16. Pengembangan kawasan permukiman industri
 Pembangunan rusun sewa pekerja di kawasan industri
 Pengembangan perumahan landed untuk pekerja industri
 Penyediaan transportasi umum menuju kawasan industri.

Anda mungkin juga menyukai