Pengkajian
Klien bernama Tn. T dengan umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki dengan
pendidikan SMP, pekerjaan klien sebagai buruh bangunan, klien
beragama islam, asal dari jawa, dengan status sudah menikah, alamat Sumbergedong,
Trenggalek. Masuk rumah sakit pada tanggal 10 November 2010,
dan masuk ruang mawar pada tanggal 17 November 2010 dengan diagnosa
medis Tetanus. Penanggung jawab dari klien adalah istri klien
yang bernama Ny.E umur 38 tahun dengan alamat Sumbergedong, Trenggalek.
2. Keluhan Utama
Tn. T mengatakan badannya terasa kaku
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga mengatakan 3 hari sebelum dibawa ke RSUD dr Soedomo dengan
keluhan kaku di sekujur tubuh dan tidak bisa digerakan, sakit kepala, pusing dan
demam. Keluarganya mengatakan ada luka di telapak kaki kirinya karena pecahan
kaca sejak 7 hari sebelum dibawa ke rumah sakit. Lukanya cukup dalam, lukanya
sudah dijahit oleh dokter di pusksmas, klien tetap bekerja sebagai buruh, sambil
bekerja klien tidak memakai alas kaki dan jahitannya juga tidak dibersihkan. Pada
saat pulang klien tiba-tiba pingsan, sesak nafas dan dada merasa sakit. Keluarga
mengatakan klien mengalami kesulitan buang air kecil sejak 1 hari yang lalu
kejadian pingsan, BAB tidak ada keluhan. Klien dibawa ke RSUD dr Soedomo,
sesampainya di UGD diberikan pengobatan. Pada saat itu sesampainya di UGD,
kesadaran klien masih composmentis, barulah klien dirawat di bangsal. Pada
tanggal 17 November 2010 kondisi klien di bangsal semakin parah dan
mengalami penurunan kesadaran, kemudian pihak bangsal menyarankan keluarga
untuk dirawat di Mawar dan keluarga setuju. Pada saat masuk Mawar pukul 09.00
WIB klien kesadaran sudah somnolent.
b. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan bahwa tidak pernah sakit begitu parah seperti ini.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada seorang pun di keluarga klien yang menderita tetanus dan tidak ada
keluarga yang menderita penyakit keturunan.
ANALISIS DATA
Nama : Tn. T
Umur : 40 Tahun
Ruang : Mawar
P: saat kejang,
Q: -
R : seluruh tubuh
S :9
T : terus –
menerus Do :
• Epistotonus (+)
• TTV TD: 146/80 mmHg,
Nadi :88x/menit,
RR : 24x/menit,
2 Ds : Penurunan reflek Ketidakseimbangan
menelan, intake nutrisi kurang dari
Do :
kurang
kebutuhan
Klien sulit membuka mulut,
mulut terjadi trismus,
kemampuan membuka bibir
± 1,5 cm dan gigi 1 cm,
terlihat kaku
menurun
5 Ds : - Penurunan Resiko Aspirasi
Do : kesadaran,
Gangguan
• Dalam menelan masih menelan
susah, kesadaran menurun
• Adanya Hipersalivasi
dalam mulut, menurunnya
reflek menelan
Masih adanya kejang
• Terpasang DC hari ke 4
(dari bangsal)
• Terpasang infuse kaki
kanan dan tangan kanan.
7 Ds Penumpukan Bersihan jalan nafas
Do : sekresi sekrit tidak efektif
• RR 24 kali/menit. Dan
penumpukan sekresi.
Nama : Tn. T
Umur : 40 Tahun
7 17-11-2010
Syndrome defisit self care
berhubungan dengan Gangguan
system syaraf (Adanya kejang)
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Resiko aspirasi Setelah dilakukan Manajemen kontrol aspirasi 1. Takipnu, pernafasan dangkal dan
berhubungan tindakankeperawatan gerakan pappa tak simetris sering
1. Bersi
dengan penurunan
selama 2x24 jam klien han jalan nafas terjadi karena adanya secret
kesadaran,
gangguan menelan dapat menelan dengan tidak efektif
baik dengan Kriteria berhubungan 2. Menurunkan resiko aspirasi atau
Hasil : dengan aspiksia dan osbtruksi
penumpukan
• Dapat bernafas dengan
sputum pada 3. Menghindari tergigitnya lidah dan
mudah trakea dan memberi sokongan pernafasan jika
spame otot
• Frekuensi pernafasan
pernafasan
2. Beba
skan jalan
nafas dengan
mengatur
posisi kepala
ekstensi
3. Peme
riksaan fisik
dengan cara
normal auskultasi mendengarkan suara diperlukan.
• Mampu menelan. nafas (adakah ronchi) tiap 2-4 jam
4. Memudahkan dan meningkatkan
sekali 4. Bersihkan mulut dan
• Mengunyah tanpa terjadi aliran sekret dan mencegah lidah jatuh
aspirasi saluran nafas dari sekret dan lendir
yang menyumbat jalan nafas
dengan melakukan suction
infeksi,
• Jumlah sel darah putih
dalam batas normal (4-
10.000 )
5 Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan Management nutrisi : 1. Mengkaji pemasukan makanan yang
an nutrisi kurang asuhan keperawatan selama adekuat
1. Timbang BB tiap hari jika
dari kebutuhan 2x24 jam diharapkan klien memungkinkan 2. Mengetahui pola makan klien
tubuh berhubungan status nutrisi adekuatdengan 2. Kaji pola makan klien 3. Mengetahui adanya riwayat alergi
dengan penurunan Kriteria Hasil : 3. Kaji adanya alergi makanan pada makanan pada klien
reflek melan, intake klien
• BB stabil 4. Dengan makanan yang disukai nafsu
kurang
• Tingkat energi adekuat 4. Berikan makanan yang klien makan klien menjadi meningkat
sukai
• Masukan nutrisi adekuat 5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
5. Jelaskan pentingnya makan bagi
• Mampu mengidentifikasi klien
klien
kebutuhan nutrisi
6. untuk menambah nafsu makan
6. Berikan perawatan mulut
• Tidak ada tanda-tanda 7. Untuk menambah selera makan klien
7. Berikan makanan selagi masih
malnutrisi 8. Sangat bermanfaat dalam perhitungan
hangat
dan penyesuaian diet untuk memenhuhi
• Tidak terjadi penurunan
kebutuhan klien
berat badan yang berarti 8. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang diet
6 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 1. Untuk menentukan intervensi yang
berhubungan keperawatan selama 2x24 1. Kaji nyeri secara komprehensif sesuai dan keefektifan dari therapi
dengan agen jam diharapkan klien (PQRST) yang diberikan
terjadi peningkatan
injuri 2. Amati isyarat non verbal
(biologi) kenyamanan, nyeri 2. Membantu dalam mengidentifikasi
kenyamanan
terkontroldengan Kriteria derajat ketidaknyamnan
3. Ciptakan lingkungan nyaman
Hasil :
dan kondusif 3. Meningkatkan kenyamanan
• Klien menyatakan nyeri
4. Bantu pasien menemukan posisi 4. Peninggin lengan menyebabkan pasie
berkurang (skala 4 – 6)
nyaman rileks
• Klien mampu
5. Kolaborasi dalam pemberian
istirahat/tidur 5. Menurunkan/meredamkan rasa nyeri
analgetik
• Wajah klien rileks,
6. Ajarkan tehnik relaksasi jika 6. Menurunkan atau mengurangi rasa
• TTV dalam batas normal
memungkinkan nyeri
(TD : 120/80mmHg, Nadi
:60 – 100x/menit)
7 Sindrome self Setelah dilakukan 1. Monitor kemampuan klien 1. Mengetahui seberapa besar kemampuan
care perawatan 2x24 jam klien terhadap perawatan kebutuhan klien dalam ADL
ADL
klien mampu perawatan diri diri sehari – hari (makan,
diri,
(perawatan secara
makan, toileting, mandiri dengan Kriteria berpakaian, kebersihan, toileting, 2. Memantau kebutuhan ADL klien
berpakaian, hasil : ambulasi)
3. Menghemat tenaga yang dikeluarkan
mobilisasi)
• Klien dapat melakukan 2. Monitor kebutuhan akan personal klien
berhubungan
aktivitas sehari-hari hygiene, berpakaian, makan,
dengan gangguan
(makan, berpakaian, 4. Melatih ADL secara mandiri
sistem syaraf toileting dan ambulasi
kebersihan, toileting,
3. Beri bantuan kepada klien dalam 5. Mengetahui seberapa besar
(kejang) ambulasi)
memenuhi ADL kemampuan klien
• Klien bersih, segar,
4. Anjurkan klien melakukan ADL
nyaman dan tidak bau 6. Memberi semangat dan dukungan
sesuai kemampuannya
kepada klien
5. Evaluasi kemampuan klien
dalam memenuhi aktivitasnya
klien
IMPLEMENTASI
Nama: Tn. T No. Register: 200220
Umur: 40 Tahun Ruang: Mawar
Hari/ No. Dx Implementasi Respon TTD
Tgl/jam
S:
- Memonitor kemampuan
7 -
klien O:
Klien kondisinya lemah dan
10.30 dalam aktivitas dalam memenuhi kebutuhan
dibantu perawat
4
- Cuci tangan S:
-
sebelum melakukan O :
Perawat cuci tangan
tindakan ke klien
sebelum ke klien
7 - Mengidentifikasi O:-
faktor pencetus Klien kejang saat ada rangsang
dari kejang suara, rangsang cahaya,dan
rangsang sentuhan.
S: -
1,7
- Memberikan O: * Di sekitar tempat tidur
lingkungan yang klien lampu dimatikan.
nyaman kondusif dan
*Keluarga klien menjenguk
dalam posisi agak jauh
dengan klien dan suara
disekitar klien lirih.
5 - Kolaborasi dengan
S:
ahli gizi
O : Klien mendapat diit sonde
dengan diit TKTP
- Membatasi pengunjung S : -
4
O : Pengunjung bergantian
dalam menjenguk klien,
12.10 pengunjung tertib tidak gaduh
4
Membantu klien S:-
dalam ADL (makan) O : Perawat memasukkan diit
sonde pada klien
3,5,8 - Memasukkan S:
pada klien
O : Diit sonde masuk lewat NGT
sewaktu masih hangat habis
½ gelas (200cc) dan
memberikan hidrasi/minum
pada klien
12.40 1,2,3,4,6, - Memonitor (TD, TTV S : -
nadi, pernafasan suhu,
O: TD: 145/83mmHg
dan
SPO2 N: 93x/m
RR: 22x/m
S : 38,7° C
SPO2: 99%
Akral teraba hangat
6 - Mengkaji nyeri pada S : *klien mengeluh nyeri pada
klien secara seluruh badan dan terasa pegal-
komprehensif pegal
P: saat kejang,
Q: -
R : seluruh tubuh
S :9
T : terus – menerus
O : klien dalam keadaan gelisah.
Ekspresi wajah klien meringis
kesakitan.
• Memberikan penurun
panas farmadol 100 mg.
7 - Memberikan pengaman S:-
13.45 pada klien O : Klien terfiksasi dengan tali
pada kedua tangan, agar
klien tidak jatuh saat kejang.
Jumat, 1,2,3,4 S: -
19–11- - Mengobservasi O: KU lemah,TD: 142/86
2010 keadaan umum klien mmHg, N: 95x/m, RR: 23x/m,
07.00 S:38,4°C, SPO2: 99%
S:-
- Membantu klien
O : Klien setelah disibin dan
dalam ADL
diganti bajunya klien bersih,
(menyibin, mengganti
segar dan rapi
baju)
,
07.30 2, 4,6 - Memberikan S: -
lingkungan yang O : Mengganti sprei klien dan
nyaman dan menciptakan lingkungan
kondusif dengan
kondusif
meminimalkan adanya
rangsang.
-
S:
1,2 - Memberikan oksigen
pada klien O:
Klien memakai kanul
oksigen
- Memonitor
8 S : 5 l/m
kemampuan klien
O:
dalam aktivitas
Klien kondisinya lemah dan
dalam memenuhi kebutuhan
dibantu perawat
4
Cuci tangansebelum S :
09.00
melakukan tindakan
O:
ke klien Perawat cuci tangan
sebelum ke klien
S: -
7 - Mengidentifikas O : Klien kejang saat ada
i faktor pencetus rangsang suara, rangsang
dari kejang cahaya,dan rangsang sentuhan.
10.30
- Memasukkan S:
diit pada klien O : Diit sonde masuk lewat NGT
sewaktu masih hangat habis ½
gelas (200cc)
- Memonitor TTV S: -
klien O : KU lemah,TD: 142/86
mmHg, N: 88x/m, RR:
23x/m, S:37,1°C
SPO2: 99%
13.40
Ada luka pada telapak kaki
kanan, sudah dijahit, sekitar
luka warna merah
- Membantu S:
kliendalam ADL O: -
(klien BAB) Klien BAB warna agak
kuning, ±20 cc
EVALUASI
Nama: Tn. T No. Register: 200220
Umur: 40 Tahun Ruang: Mawar
Hari,tgl, No. Dx Evaluasi TTD
jam
Kamis, 1 (bersihan S : -
18-11- jalan nafas)
O:
2010
• Klien dalam keadaan gelisah
14.00
• Klien tidak bisa atau sulit menelan
• Hipersalivai pada mulut,
• RR 29 kali/menit.
• Dan penumpukan sekresi.
A : Masalah bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi manajemen bersihan
jalan nafas
2 S:-
( resiko O:
4
S:-
( resiko
O:
infeksi)
• Adanya luka jahitan pada telapak kaki kiri,
luka kotor
S: -
5
A:
(nutrisi)
• Klien sulit membuka mulut
• Terpasang NGT
A : Masalah keseimbangan nutrisi belum teratasi
6 S:
(nyeri)
* Klien mengeluh badan terasa nyeri dan pegal
– pegal
* P: saat kejang.
Q: -
R : seluruh tubuh
S :9
T : terus – menerus
O:
* Klien dalam keadaan gelisah
* TD: 145/83mmHg, N: 93x/m,
RR: 22x/m, SPO2: 99%
* Mulut terjadi trismus, kemampuan
membuka bibir ± 1,5 cm dan gigi ±1 cm,
terlihat kaku, otot perut datar seperti papan,
epistotonus (+)
A: Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjut intervensi manajemen nyeri
7 S:-
(sindrome O:
2 S:-
( resiko O:
aspirasi)
• Dalam menelan masih susah,
• Kesadaran menurun
3 S:
(hipertermi) - O :
4 ( resiko S:-O
infeksi) :
5 S:
(nutrisi) -A:
6 (nyeri)
S : Klien mengeluh badan terasa nyeri dan pegal
– pegal
• P: saat kejang.
Q: -
R : seluruh tubuh
S :9
T : terus – menerus
O:
8
(sindrome S : -
self) O:
• ADL dibantu
• Kesadaran menurun
A : Masalah syndrome Defisit self care belum
teratasi
P : Lanjutkan bantuan perawatan diri
• Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan
ADL