Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Nilai – Nilai Dasar Pancasila


Tugas Mata Kuliah Pancasila

Oleh

Kelompok 5

Fitri Erni Kusuma (P07224320083)


Iin Dea Lestari (P07224320085)
Salsabila Putriyanti (P07224320103)

AKADEMIK SARJANA TERAPAN KEBIDANAN + PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat
dan izinnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul nilai nilai dasar pancasila
sebagai tugas bidang studi pancasila.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Warman, M.Psi sebagai dosen
mata kuliah pancasila yang telah membimbing dan memberikan tugas ini kepada penulis. Dan
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
dimasa mendatang. Besar harapan semoga makalah ini dipahami dan memberi manfaat bagi
pembaca.

Samarinda, 25 Agustus 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
C. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. NILAI KETUHANAN....................................................................................................................6
B. NILAI KEMANUSIAAN................................................................................................................7
C. NILAI PERSATUAN....................................................................................................................11
D. NILAI KERAKYATAN / DEMOKRASI.....................................................................................14
E. NILAI KEADILAN.......................................................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................19
PENUTUP.................................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................20

BAB I

2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bersifat
universal, sehingga nilai-nilai pancasila menjadi sumber segala sumber. Pancasila sebagai
orientasi paradigmatik bagi ilmu, khususnya bagi ilmu-ilmu sosial yang dikembangkan negara
atau bangsa non-Barat. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila-sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat pada sila
pertama terkandung nilai, bahwa negara yang didirikan sebagai perwujudan tujuan manusia
sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sehingga segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik
negara, 1 2 pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan
dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan
yang adil dan beradab yang terdapat pada sila kedua secara sistematis didasari dan dijiwai oleh
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sehingga di dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai,
bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab, sehingga dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundangundangan
negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama
hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-
undangan negara.

Kelima sila Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat abstrak dan bersifat
hierarki. Nilai-nilai Ketuhanan menduduki hierarki yang tertinggi, karena menjadi sumber dari
nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, demokratis, dan 3 keadilan sosial, sedangkan nilai-nilai
kemanusiaan menjadi sumber nilai kebangsaan, demokrasi, dan keadilan sosial.

Nilai-nilai pancasila terdapat dalam alenia ke 4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, oleh
karena itu pancasila juga merupakan pokok kaidah negara yang fundamental. Pancasila
merupakan norma dasar bagi negara dan bangsa Indonesia. Hal ini berarti bahwa pancasila
merupakan peraturan, hukum atau kaidah yang sangat fundamental. Tujuan mencantumkan
pancasila dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah untuk dipergunakan sebagai
dasar negara Rebublik Indonesia, yaitu landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di
Indonesia. Pancasila merupakan jiwa dan kepribadian bangsa, karena unsur-unsurnya telah

3
berabad-abad lamanya terdapat dalam kehidupan bangsa Indonesia.Oleh karena itu, pancasila
adalah pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa yang sekaligus merupakan tujuan hidup
bangsa Indonesia. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pancasila mempunyai
kedudukan sebagai dasar negara republik Indonesia. Dalam pancasila terdapat nilainilai luhur
bangsa Indonesia yang kemudian tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
negara republik Indonesia dasar ideologi bangsa Indonesia artinya pancasila dipakai sebagai
dasar untuk mengatur dan menyelenggarakan tata pemerintahan negara Indonesia. Pancasila
dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar falsafah, dalam
pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan
Negara atau dengan lain perkataan pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur
penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan pengelenggaraan negar
terutama segala peraturan perundangundangan termasuk proses reformasi dalam segala bidanng
dewasa ini, dijabarkan di derivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum, pancasila merupakan sumber kaidah hukum Negara yang
secara konstitusional mengatur Negara republik Indonesia beserta seluruh unsure-unsurnya yaitu
rakyat, wilayah, serta pemerintahan Negara.

Sebagai dasar Negara pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik
moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau
UndangUndang Dasar maupun yang tidak tertulis maupun konfensi. Dalam kedudukannya
sebagai dasar Negara pancasila mempunyai kekuatan mengingat secara hukum. Sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sebagai sumber terbit hukum Indonesia maka pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, kemudian
dijamahkan atau dijabarkan lebih lanjut dalalm poko-pokok pokiran yang meliputi suasana
kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945, yang pada akhirnya dikonkritisasikan atau
dijabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, serta hukum positif lainnya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1. Pancasila sebagai dasar Negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum

4
Indonesia yang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar1945 dijelmakan lebih lanjut kedalam
empat pokok pikiran.

2. Meliputi suasana kebatinan (geistlichenhintergrund) dari UndangUndang Dasar 1945.

3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara (baik hukum gasal tertulis maupun
tidak tertulis).

4. Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi yang


mewajibkan pemerintah dan lainlain penyelenggara Negara (termasuk para penyelenggara partai
dan golongan fungsional). Memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.Hal ini sebagai
mana tercantum dalam pokok pikiran ke empat yang bunyinya sebagai berikut “Negara
berdasarkan atas ketuahanan yang maha esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

5. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi penyelenggara Negara,
para pelaksanan pemerintahan . Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, karena masyarakan dan Negara Indonesia senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan dinamika masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan nilai ketuhanan?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai kemanusiaan?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai persatuan?
4. Apa yang dimaksud dengan nilai kerakyatan /demokrasi?
5. Apa yang dimaksud dengan nilai keadilan?

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Untuk mengetahui tentang nilai ketuhanan
2. Untuk mengetahui tentang nilai kemanusiaan
3. Untuk mengetahui tentang nilai persatuan
4. Untuk mengetajui tentang nilai kerakyatan / demokrasi
5. Untuk mengetahui tentang nilai keadilan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. NILAI KETUHANAN

Sila pertama pada pancasila adalah sila ketuhanan yang dilambangkan oleh bintang emas
berlatar belakang hitam. Dari lambang tersebut, bintang emas menggambarkan bahwa bangsa
Indonesia mengakui akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, cahaya dari sebuah bintang
diibaratkan sebagai sumber cahaya yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber
cahaya yang menerangi negara Indonesia. Latar belakang yang berwarna hitam menggambarkan
warna alami, dengan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa diharapkan bangsa Indonesia tidak
tersesat dalam menjalankan kehidupan.

Menurut Michael Mega Gumelar, Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam sila Ketuhanan yang
Maha Esa terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan
manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelengaraan Negara bahkan moral Negara, moral penyelengara
Negara, politik Negara, pemerintahan Negara, hukum dan peraturan perundang undangan
Negara, kebebasan dan hak asasi warga Negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa.

Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa :

(1) Kepercayaan dan Ketaqwaan kepada Tuhn Yang Maha Esa;

(2) kebebasan beragama dan berkepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa

(3) toleransi di antara umat beragama dan berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan

(4) Kecintaan pada semua makhluk ciptaan Tuhan, khususnya makhluk manusia.

(5) Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

6
(6) Tidak memaksakan kehendak antar umat beragama.

(7) Tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang lain


B. NILAI KEMANUSIAAN

Asas kemanusiaan pada pancasila dilambangkan oleh rantai emas. Apabila dilihat lebih
dalam lagi, rantai emas pada perisai memiliki mata rantai yang berbeda. Terdapat bentuk persegi
dan lingkaran yang melambangkan pria dan wanita sebagai rakyat Indonesia. Rantai-rantai
tersebut terikat tanpa putus yang menunjukkan akan hubungan rakyat Indonesia yang saling
terikat dan saling membantu.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa
negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.
Hadi Rianto (2016) mengatakan sila kedua Pancasila mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada norma-norma dan kebudayaan baik
terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya. Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab Sila kedua ini menjelaskan bahwa kita sesama manusia mempunyai derajat
yang sama di hadapan hokum . Baik pria atau wanita memiliki kesetaraan hak sebagai rakyat
Indonesia Sila kedua berbunyi Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab memiliki nilai-nilai y ang

terkandung sebagai berikut

1. Mengakui dan Memperlakukan Manusia sesuai dengan Harkat dan Martabatnya


sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa mengandung makna bahwa sebagai individu yang beragama
harus bisa mengahargai orang lain karena semua orang memiliki harkat dan martabatnya masing-
masing bila dalam kehidupan tidak ada yang mengakui persamaan harkat dan martabat pasti
hidup manusia tidak akan mendapakan ketenangan dalam melakukan segala hal, negara
indonesia juga pasti tidak akan makmur dan sejahtera bila masyarakatnya tidak saling
menghargai antara satu dengan yang lainnya, agar kehidupan bangsa indonesia menjadi lebih
baik dari negara-negara yang lain maka masyarakat indonesia perlu berkerjasama antara satu
dengan yang lain. Nilai-nilai sila kedua mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia. Semua orang memiliki derajat yang sama dan

7
persamaan hak didalam menentukan hidupnya kearah yang lebih baik atau kearah yang lebih
buruk, setiap orang memiliki hak untuk mendapat perlindungan, memiliki agama, antara sesama
manusia berhak untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan dan berhak
memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan dengan hati yang ikhlas. Semua
orang yang hidup didunia ini semuanya sama, baik dari warna kulit yang sama maupun suku
yang sama dari itu seharusnya rasa kebencian terhadap sesama harus dihilangkan”.
2. Saling Mencintai sesama Manusia
Nilai-nilai sila kedua saling mencintai sesama manusia. Harus diwujudkan demi
mencapai perdamaian manusia kadang harus mengerti terhadap manusia lainnya dalam
kehidupan, untuk mencegah manusia dari perbuatan atau sesuatu yang buruk. tanpa rem tersebut,
seseorang yang panas akan terus berjuang demi sakit hatinya. Bila ada orang dari suku lain
sedang panas hatinya dan membuat suasana menjadi semakin buruk, lihat dulu, rem dahulu,
mungkin saja itu memang sifatnya, setelah itu baru ditelaah maksudnya orang tersebut sengaja
atau tidak sengaja membuat kita marah, bila sudah mengetahui hal itu, barulah tindakan lebih
lanjut, bila sengaja kita baik-baik dulu tegur halus itu cara yang damai. Bila tidak sengaja jangan
menyudutkan untuk minta maaf biarkan melihat perbuatannya itu. Saling mencintai sesama
manusia memiliki ruang lingkup yang luas, mencintai seseorang bukan cuman orang terdekat
saja melainkan setiap orang yang dijumpai juga harus dicintai agar tercipta suatu kerukunan
dalam hidup bermasyarakat dan bernegara”.
3. Mengembangkan Sikap Tenggang Rasa
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tenggang rasa. Manusia menyukai rasa
damai dalam dirinya, maka manusia tersebut pasti akan merasa nyaman, menerima tanpa
membeda-bedakan, maka tenggang rasa meminimalisir rasa semena-mena akan pudar dalam
mengembangkan sikap tenggang rasa diperlukan sikap baik dalam melakukan segala hal seperti,
menghargai perasaan orang lain, menghormati, dalam kehidupan sangat diperlukan sikap saling
mengahargai dan menghormati agar bangsa indonesia memiliki jiwa-jiwa yang orang-orang yang
berakhlak mulia dan bangsa indonesia bisa menjadi bangsa yang makmur dan damai sejahtera”.
4. Mengembangkan Sikap Tidak Semena-mena terhadap Orang Lain
Nilai-nilai sila kedua mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
dapat dilakukan dengan kemampuan memecahkan masalah dengan seksama, hal itu adalah
penilaian masing-masing dalam diri manusia, yang utama adalah kekuatan untuk berhenti

8
menyakiti, mengontrol sesuatu adalah bagian dari kekuatan manusia, kontrol untuk tidak
menyakiti manusia adalah yang paling utama. Menyakiti seseorang itu mudah, tapi bagaimana
dengan membuat manusia itu tidak takut dan merasa dilindungi, sebagai manusia yang memiliki
agama tidak boleh bersikap semena-mena serhadap orang lain. Didalam kehidupan tidak boleh
saling menyakiti satu dengan yang lain karena kalau saling menyakiti satu dengan yang lain
maka hidup tidak akan pernah rukun pasti sesalu ada rasa ini menyakiti dalam diri manusia maka
dengan itu tidak boleh memperlakukan orang dengan semena-mena karena semua orang
memiliki hak masing-masing dalam kehidupan”.
5. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan
Nilai-nilai sila kedua, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Banyak orang yang menganggap
kesuksesan adalah tanda bahwa manusia itu telah berhasil, tapi berapa banyak seseorang yang
tidak dapat meraih sukses didunia ini, apakah mereka telah gagal sebagai manusia? Pendapat
seperti itu salah. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bukan dinilai melalui kesuksesan
seseorang saja, tetapi melalui pengertian dasar terhadap manusianya sendiri. Ada banyak tipe
manusia dimuka bumi, melakukan perbuatan baik dan buruk, tetapi tidak menutup kemungkinan
untuk melakukan hal yang keterbalikannya pula. orang baik belum tentu bisa menjunjung tinggi
nilai kemanusiaan, bisa saja sisi berbeda yang melakukannya. Hal tersebut bukan dinilai melalui
sikap dasar manusia, melainkan dari kesadaran manusia sendiri untuk berbagi, memberi serta
hidup bersama. Supaya kehidupan bangsa indonesia bisa terus bersatu harus bisa menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, salah satunya dengan cara saling menghormati antara sesama pemeluk
agama yang berbeda agar tidak terjadi kesalah pahaman anatara umat beragama yang ada
dinegara indonesia”.
6. Gemar Melakukan Kegiatan Kemanusiaan
Nilai-nilai sila kedua, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan meruapakan bentuk kesadaran yang bisa membuat manusia menjadi satu,
berkelompok, berorganisasi, dan menjalin hubungan dengan manusia lainnya. Bersatu padu,
saling bersama dan bercengkarama, adalah sifat manusia paling dasar tetapi untuk mewujudkan
nilai nilai pancasila, hendaknya manusia mau bersama dengan siapapun juga, bila itu tidaklah
mungkin melihat kelas dan tahta dan saat rasa itu sudah tidak lagi menjadi acuan, hendaklah
manusia memberi sedikit atau lebih kebaikan, seperti yang lakukan terhadap manusia yang
dicintai”.

9
7. Berani Membela Kebenaran dan Keadilan
Nilai-nilai sila kedua, berani membela kebenaran dan keadilan. Setiap manusia punya sisi
baik dan sisi buruk, selalu ada dimanapun juga, saat kebenaran tidak bisa, manusia yang
berperasaan peka, tidak tega atau tahu bahwa itu salah, orang akan diam memikirkan, apalagi
bila tidak bisa membela, kepedihan nyata akan melahirkan masalah suatu saat nanti, saat tidak
tahan terhadap sesuatu yang tidak inginkan. Maka dari itu sebenarnya untuk membela kebenaran
dan keadilan diperlukan sisi pengambil alih resiko yang manusia lakukan dalam membelanya.
kadang awan gelap, serta hujan lebat menyertai mereka ditambah faktor sisi gelap, membuat
manusia jadi terhenti. Sebenarnya membela kebenaran dan keadilan bukan hanya untuk
mengungkap perbuatan jahat saja, melainkan untuk setiap warga negara yang tinggal
didalamnya, hak manusia, persamaan derajat”.
8. Bangsa Indonesia Merasa Dirinya sebagai Bagian dari Seluruh Umat Manusia
Nilai-nilai sila kedua, bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia. Manusia merupakan mahluk sosial yang lemah ketika berdiri sendiri, akan tetapi
manusia akan menjadi kekuatan yang sangat besar jika bergabung dan menjalin hubungan positif
dengan mannusia yang lainnya. Sudah selayaknya sesama manusia dalam sebuah bangsa harus
bahu-membahu bersaing dengan negara lain secara sportif demi kemakmuran rakyat, yang itu
bisa menjadi setia terhadap pemerintah sendiri. Pemerintah layaknya seperti guru mereka bisa
mengajarkan secara baik kepada seperti murid, yaitu rakyat banyak untuk saling bekerjasama
dan tidak menganggap musuh orang sendiri”. Dengan begitu, keramahan yang dihasilkan bisa
disampaikan kenegara lain, lalu terciptalah kerjasama yang baik dengan bangsa lain karena bila
masalah, konflik dan perseteruan belum diselesaikan terhadap orang sendiri bagaimana mereka
welcome terhadap bangsa lain. peristiwa masa lalu telah mengajarkan kehormatan bangsa bisa
didapat bila rakyat bersatu dalam berinteraksi dengan bangsa lain. tanpa persatuan, pemerintah
seakan bekerja sendiri.
9. Mengembangkan Sikap Hormat-menghormati dan Bekerjasama dengan Bangsa
Lain
Nilai-nilai sila kedua, mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain. Sebagai individu yang beragama sikap hormatmenghormati harus bisa
dikembangkan dalam kehidupan masyarakat, bila sikap hormat-menghormati ini tidak
dikembangkan maka kehidupan bermasyarakat tidak akan pernah sejahtera bila didalam

10
masyarakat sudah tercipta sikap menghormati maka bangsa indonesia bisa dengan mudah
menjalin kerjasama dengan bangsa lain baik kerja sama bisnis maupun yang lainnya, dengan itu
hidup berdampingan dengan bangsa lain juga akan memberikan ketenteraman bagi bangsa
indonesia”.
C. NILAI PERSATUAN

Simbol persatuan terdapat pada lambang pohon beringin dengan latar belakang putih.
Pohon beringin melambangkan negara indonesia sendiri. Pada dasarnya pohon beringin adalah
pohon yang besar dan tinggi serta memiliki daun yang lebat yang digunakan untuk berteduh oleh
rakyat indonesia. Selain itu terdapat akar pohon beringin yang diibaratkan sebagai semua suku di
Indonesia. Meskipun terdapat banyak cabang akar tetapi akar-akar tersebut tetaplah bersatu
untuk membangun pohon beringin agar tetap berdiri tegak.Meskipun di Indonesia terdapat
berbagai suku dan budaya namun persatuan tetap dijunjung tinggi agar Indonesia dapat berdiri
kokoh sebagai Negara Kesatuan.

Persatuan Indonesia Makna persatuan hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak
terpecah. Sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk
sosial. Untuk itu manusia memiliki perbedaan individu, suku, ras, kelompok, golongan, maupun
agama. Konsekuensinya di dalam Negara adalah beraneka ragam tetapi mengkatkan diri dalam
suatu kesatuan dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Hanafi (2018) mengatakan nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak
dapat dipisahkan dengan keempat sila lainnya karena seluruh sila merupakan suatu kesatuan
yang bersifat sistematis. Sila Persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang
Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta mendasari dan menjiwai sila
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dan
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ketiga ini mempunyai maksud
mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai
perbedaan agama, suku, bahasa, dan budaya, sehingga kemudian dapat disatukan melalui sila ini.
tujuannya jelas yaitu meski berbeda-beda tetapi tetap satu atau dapat disebut dengan
Bhinneka Tunggal Ika.Persatuan  Indonesia mengutamakan kepentingan dan keselamatan negara
dari pada kepentingan golongan pribadi atau kelompok seperti partai, ras, agama dan golongan.

11
Hal yang dimaksudkan dari hal tersebut adalah sangat mencintai tanah air Indonesia dan bangga
mengharumkan nama Indonesia. Sila ini menanamkan sifat persatuan untuk menciptakan
kerukunan kepada rakyat Indonesia. Sila ini juga dimaksudkan untuk memelihara ketertiban
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Persatuan Indonesia adalah satu untuk Indonesia walaupun keadaan di masyarakat
sangat penuh perbedaan tetapi harus menjadi satu darah Indonesia dan rela mengorbankan
kepentingan golongan demi negara Indonesia, meskipun diketahui bahwa dalam masyarakat
Indonesia sangat kental dengan berbagai budaya yang berbeda, namun tetap harus rukun
menjaga kedamaian Bhineka Tunggal Ika itu sendiri. Sila Persatuan Indonesia, di dalamnya
terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup
bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok,
golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan
kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk negara.
Konsekuensinya, negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan diri dalam suatu
persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukannya untuk
diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang
saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama.. Hal tersebut dikarenakan bahwa nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme religious
yaitu nasionalisme yang bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa. Nasionalisme yang humanitik
yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu
nilai-nilai nasionalisme ini harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara termasuk
dalam era globalisasi dewasa ini. nilai-nilai Persatuan Indonesia (sila ketiga Pancasila) juga
dapat ditempuh melalui beberapa muatan perilaku sebagaimana berikut:

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan


negara atas kepentingan pribadi atau golongan.

muatan ini menghendaki warga negara Indonesia menempatkan kepentingan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi
terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik dan ekonomi
tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya seperti penjualan aset negara

12
dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab itu, setiap warga negara harus melakukan pengawasan
yang bersifat aktif terhadap penyelamatan kepentingan negara.

2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

Muatan ini menghendaki setiap warga negara rela memberikan sesuatu sebagai wujud
kesetiaan kepada negara. Pengorbanan kepada negara ini dapat dilakukan dengan menjadi militer
sukarela, menjaga keamanan lingkungan, menegakkan disiplin, dan sebagian besar warga negara
dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak sebagai kewajiban warga negara.

3. Cinta tanah air dan bangsa.

Muatan ini menghendaki setiap warga negara mencintai atau adanya keinginan setiap warga
negara memiliki rasa ke-Indonesiaan. Kecintaan akan Indonesia dapat dilakukan dengan
mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai kegiatan seperti Olimpiade olahraga maupun
Ilmu Pengetahuan, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, dan melestarikan kekayaan
alam dan budaya Indonesia.

4. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia.

Muatan ini menghendaki adanya suatu sikap yang terwujud dan tampak dari setiap warga negara
Indonesia untuk menghargai tanah air Indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal-
hal yang menjadi milik bangsa Indonesia. Sikap bangga ini ditunjukan dengan berani dan
percaya diri menunjukan identitas sebagai warga negara Indonesia baik lewat budaya, perilaku,
dan teknologi yang berkembang di Indonesia, mencintai produk Indonesia adalah wujud rasa
bangga bertanah air Indonesia

5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka


Tunggal Ika.

Muatan ini menghendaki adanya pergaulan, dan hubungan baik ekonomi, politik, dan budaya
antar suku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai, dan makmur.
Kemakmuran terjadi karena pada dasarnya setiap suku, agama, dan pulau mempunyai
kekhususan yang bernilai tinggi, dan hal ini juga bermanfaat bagi yang lain, sehingga tukar-
menukar ini akan meningkatkan nilai kesejahteraan bagi manusia. Pancasila yang memiliki

13
sumber pengetahuan dan nilai-nilai luhur sudah seharusnya dapat diimplementasikan oleh setiap
masyarakat Indonesia. Pancasila tidak sekedar menjadi sebuah simbol akan tetapi sejatinya
memiliki arti dan sumbangsih dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara secara
bersama-sama

D. NILAI KERAKYATAN / DEMOKRASI

Kepala banteng pada perisai garuda yang berwarna hitam putih dengan latar belakang
berwarna merah melambangkan simbol kerakyatan pada sila keempat pancasila. Simbol kepala
banteng melambangkan akal kehidupan sosial yang dimiliki banteng. Sama halnya dengan
bangsa Indonesia yang hidup rukun bersosial satu sama lain. Keputusan bersama harus dicapai
dalam hidup bersosial dan mengesampingkan pendapat pribadi.

Suyahmo (2015) mengatakan dalam sila kerakyatan yang yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan menjelaskan tentang demokrasi, adanya
kebersamaan dalam mengambil keputusan dan penanganannya, dan kejujuran bersama.
Pelaksanaan “SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN” memiliki nilai antara;

1) Tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain,

2) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama,

3) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan,

4) Dengan itikat yang baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah,

6) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur,

7) Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan
keadilan. Kalau kita nalisis pengamalan sila Pancasila nilai-nilai diatas maka ada beberapa nilai
inti;

1) mementingkan kepentingan negara dan masyarakat,

14
2) adanya musyawarah sebagai pengambilan keputusan bersama dengan mufakat dengan
kekeluargaan, itikad baik, rasa tanggungjawab menerima keputusan, melaksanakan hasil, akal
sehat, hati nurani luhur, keputusan dapat dipertanggungjawab

E. NILAI KEADILAN

Sila terakhir dalam pancasila dilambangkan oleh padi yang berwarna kuning dan kapas
hijau yang berlatar belakang putih. Padi dan kapas merupakan simbol sumber sandang dan
pangan yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Tujuan dari bangsa Indonesia adalah
menciptakan kesejahteraan sosial baik sandang maupun pangan tanpa adanya kesenjangan baik
dari segi sosial, ekonomi, budaya maupun politik sehingga keadilan dapat diwujudkan.

Nilai-nilai dasar pancasila tersebut akan menjadi panduan, keyakinan, serta pegangan
hidup warganegara baik dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Suri Indriani
(2016) nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan cita-cita, harapan dari
bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam Kehidupan bangsa Indonesia agar terciptanya
masyarakat yang tentram dengan harapan diupayakan terealisasikan dalam sikap, tingkah laku
dan perbuatan manusia Indonesia. Pancasila khususnya sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
mengajarkan agar bangsa Indonesia dapat memanusiakan manusia hal ini tidak terlepas kodrat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai makhluk sosial, maka penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai Pancasila akan ditentukan oleh manusia itu sendiri agar dapat
mengendalikan diri dan kepentingannya untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga
Negara Indonesia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Negara
Indonesia adalah menjadikan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Surip,
Ngadino dkk (2016: 324), menjelaskan bahwa nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai yang luhur. Sila kelima merupakan pengkhususan dari
sila-sila yang mendahuluinya. Sila kelima didasari dan dijiwai oleh sila-sila yang
mendahuluinya, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan. Oleh sebab itu pelaksanaan sila kelima ini tidak dapat
dilaksanakan terpisah dengan sila-sila yang lainnya. Persatuan dan kesatuan dalam sila kelima
15
dengan sila yang lain senantiasa merupakan satu kesatuan. Sehingga sila kelima dengan sila
yang lain (keempat sila yang mendahuluinya) saling memiliki keterkaitan.), menjelaskan
perumusan persatuan dan kesatuan sila kelima, yaitu: keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia yang Berketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, bersatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.

Penegakan hukum yang adil merupakan kesejahteraan manusia lahir dan batin.
Kesejahteraan rakyat lahir batin yaitu terjaminnya sandang, pangan, papan, rasa keamanan, dan
keadilan serta kebebasan dalam memeluk agama. Pancasila sila kelima, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan keadilan baik dalam bidang hukum, ekonomi, politik dan kebudayaan
sehingga terciptanya masyarakat yang adil dan makmur. Perwujudan dari sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia diwujudkan melalui kegiatan sehari-hari yang dilakukan
masyarakat. Setiap warga harus mengembangkan sikap kekeluargaan, kerjasama, kerja keras,
peduli sesama, dan adil terhadap sesama warganya. Sikap suka memberikan pertolongan kepada
orang ini perlu diajarkan sejak usia dini agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang
demikian ia tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat semena-mena
terhadap orang lain, tidak melakukan hal hal yang bersifat pemborosan, dan hal-hal lain yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Menurut Herimanto (2017: 128) mengatakan bahwa
nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar harapan itu terwujud dalam
kehidupan.

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Konsekuensi nilai keadilan yang harus terwujud
adalah:

1) keadilan distributif (hubungan keadilan antara Negara terhadap warga negaranya),

(2) keadilan legal (keadilan antara warga Negara terhadap negara), dan

(3) keadilan komutatif (hubungan keadilan antara warga negara satu dengan lainnya).

Sila terakhir pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ini memuat
nilai-nilai sebagai berikut:

16
 Perilaku yang adil harus diterapkan baik di bidang ekonomi, sosial dan politik.

 Hak dan kewajiban setiap orang harus dihormati.

 Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia.

 Tujuan rakyat Indonesia yang adil dan makmur.

 Mendukung kemajuan dan pembangunan negara Indonesia.

 kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat, seluruh kekayaan dan sebagainya
dipergunakan untuk kebahagiaan bersama, dan melindungi yang lemah.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Nilai yang ada dalam Pancasila memiliki serangkaian nilai, yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Kelima nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh
dimana mengacu dalam tujuan yang satu. Nilai-nilai dasar Pancasila seperti ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang bersifat universal, objektif, artinya nilai-
nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara-negara lain, walaupun tidak diberi nama
Pancasila. Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai pancasila itu melekat pada
pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri, yaitu masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila juga merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia, karena
bersumber pada kepribadian bangsa.Nilainilai Pancasila ini menjadi landasan dasar, serta
motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kenegaraan.Dalam
kehidupan kenegaraan, perwujudan nilai Pancasila harus tampak dalam suatu peraturan
perundangan yang berlaku di Indonesia.Karena dengan tampaknya Pancasila dalam suatu
peraturan dapat menuntun seluruh masyarakat dalam atau luar kampus untuk bersikap sesuai
dengan peraturan perundangan yang disesuaikan dengan Pancasila. Ciri hukum yang didasari
nilai-nilai Pancasila membedakan Indonesia dengan hukum yang ada di negara lain. Hukum di
Indonesia didasari oleh keagamaan, sedangkan di negara sekuler tidak didasari oleh
keagamaan.Sehingga banyak hukum yang bertentangan dengan keagamaan, misalnya Aborsi
yang dilegalkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, dkk. 2018. Hakekat nilai persatuan dalam konteks Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Vol.3 No.1.

Suyahmo, dkk. 2015. Model implementasi sila ke 4 “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” sebagai lokus pendidikan emokrasi di SMP
kota Semarang. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.32 No.1.

Zabda, Sutan Syahrir. 2016. Aktualisasi nilai-nilai pancasila sebagai dasar falsafah negara dan
implementasinya dalam pembangunan karater bangsa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Vol.26 No.2.

Gumelar, Michael Sega. 2018. Pemarginalan terstruktur : implikasi sila “ketuhanan yang maha esa” dari
pancasila terhadap sila lainnya. Jurnal Studi Struktural Vol.3 No.1.

Rianto, Hadi. 2016. Implementasi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab di lingkungan sekolah. Jurnal
Pendidikan Sosial Vol.3 No.1.

Indriani, Suri dan Rianto, Hadi. 2019. Analisis nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
mengembangkan sikap keadilan di Desa pusat damai kecamatan parindu Kabupaten Sanggau.
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol.3 No.2.

https://saintif.com/nilai-nilai-pancasila/ Dilihat pada Rabu, 26 Agustus 2020 pukul 10.16 WITA

https://www.researchgate.net/publication/
341905474_ANALISIS_NILAI_KEADILAN_SOSIAL_BAGI_SELURUH_RAKYAT_INDONESIA_UNTUK_MENGE
MBANGKAN_SIKAP_KEADILAN_DI_DESA_PUSAT_DAMAI_KECAMATAN_PARINDU_KABUPATEN_SANGG
AU Dilihat pada Rabu, 26 Agustus 2020 pukul 10.16 WITA

19
SOAL

1. Apakah makna dari lambang nilai kemanusiaan?

2. Nilai – nilai apa saja yang terkandung dalam sila kedua?

3. Jelaskan tentang sifat kodrat manusia!

4. Sebutkan Pengalaman nilai – nilai pancasila di lingkungan sekolah/kampus?

5. Sebutkan 5 contoh cinta tanah air?

20

Anda mungkin juga menyukai