Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL

“Posisi Persalinan”

Dosen Pengampu: Inda Corniawati, M. Keb

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

Anisa Dwi Darmawanti (P07224320076)

Dhifa Putri Rahmadanti (P07224320080)

Erni Agustina (P07224320082)

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb

Atas rahmat dan karunia-Nya.Sehingga penyusun dapat menyelesaikan


tugas pembuatan makalahyang berjudul “Posisi Persalinan”.

Dengan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL.


Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan. Untuk itu kepada para pembaca harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusun lah yang masih banyak kekurangannya

Dalam kesempatan ini pula penyusun mengharapkan kesediaan pembaca


untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurnakan
isi makalah ini dan dapat bermanfaat di masa yang akan datang.Akhir kata
semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.wb

Samarinda, 23 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II ARTIKEL ..........................................................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian...............................................................................................................................5
B. Posisi-Posisi Persalinan..........................................................................................................5
C. Lama Kala II Pada Ibu Bersalin dengan Posisi Miring..........................................................7
D. Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Dengan Posisi Setengah Duduk..................................7
E. Perbedaan Posisi Miring Dan Setengah Duduk Pada Percepatan Persalinan Kala
II Pada Ibu Bersalin................................................................................................................7
BAB IV PENUTUP........................................................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Choudhury, dkk (2014), terdapat
empat komplikasi penyebab langsung kematian ibu di dunia yang tertinggi adalah
karena partus lama sebanyak 1270 kasus kejadian (24,5%), perdarahan 601 kasus
(11,6%), Infeksi 485 kasus (9,3%) dan kejang 166 kasus (3,2%). Sebagian
kematian maternal dan perinatal banyak terjadi pada saat persalinan.
Salah satu penyebabnya di Indonesia adalah kala II lama (37%) dan asfiksia
pada bayi (35,9%). Penyebab Kala II lama diantaranya Posisi saat melahirkan,
pimpinan partus yang salah, kelainan his, cara mengejan yang salah sehingga
dapat menyebabkan asfiksia pada bayi, kematian janin, inersia uteri, kelelahan
pada ibu (Gupta, 2015).
Berdasarkan data yang pada tahun 2018, terdapat 66 kasus rujukan dengan
kala II memanjang dari 3562 jumlah persalinan (Rumah Sakit Perusahaan
Bersalin Kota, Bangalore, Karnataka, 2018). Adapun data yang diperoleh di
Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore, Karnataka terdapat 15 kasus
persalinan dengan kala II memanjang dari 243 (6,2%) persalinan normal pada
tahun 2018. (Bruhat Bangalore Maha Nagrae Palike (BBMP), 2018).
Hipotesa dari penelitian ini adalah Ada atau tidak adanya Efektifitas lama
persalinan kala II setelah dilakukan posisi miring pada ibu bersalin di Rumah
Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore, Karnataka tahun 2019, oleh karena
itu penulis tertarik untuk mengambil penelitian tentang “Efektifitas Posisi Posisi
Miring dengan Posisi Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Lama
Persalinan Kala II di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore,
Karnataka tahun 2019”.
Eksperimen maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Oxorn, 2015). Pada penelitian ini
yang menjadi populasi adalah ibu bersalin di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin
Kota, Bangalore, Karnataka pada bulan Januari s/d April 2019. Sampel
merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Dejong A, 2014). Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang ibu bersalin yang terdiri dari 8
orang ibu bersalin dengan posisi miring dan 8 orang ibu bersalin dengan posisi
setengah duduk.
Teknik sampling yang digunakan adalah simple sampling, yaitu suatu teknik
pengambilan sampel yang secara acak. Penetapan sampel yang dilakukan
berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan melihat normalitas
data menggunakan data uji Shapiro-wilk (≤ 50%)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah apa ada
Efektifitas Posisi Miring dengan PosisiSetengah Duduk Pada Ibu Bersalin
Terhadap Lama Persalinan Kala II di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota,
Bangalore, Karnataka tahun 2019.

C. Tujuan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya Efektifitas Posisi Posisi
Miring dengan Posisi Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Terhadap Lama
Persalinan Kala II di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore,
Karnataka tahun 2019.
BAB II

ARTIKEL

ANALISIS JURNAL MENGGUNAKAN PICO

Judul : “Efektifitas Posisi Miring dengan Posisi Setengah Duduk Terhadap Lama

Persalinan Kala II”

Tahun : 2019

P I C O
Problem/Population Intervention Comparison Outcome

Sebagian kematian Dalam penelitian ini Hasil penelitian ini Diketahui bahwa
maternal dan adalah sebanyak 16 sejalan dengan hasil dari 8 orang
perinatal banyak orang ibu bersalin penelitian (Chapman responden, lama
terjadi pada saat yang terdiri dari 8 (2017), dengan judul persalinan kala II
persalinan. Empat orang ibu bersalin perbedaan posisi dengan posisi miring
komplikasi penyebab dengan posisi miring miring ke kiri dan paling cepat adalah
langsung kematian dan 8 orang ibu posisi setengah duduk selama 8 menit dan
ibu di dunia yang bersalin dengan terhadap waktu kala II paling lama adalah
tertinggi adalah posisi setengah pada ibu multipara di selama 18 menit dan
karena partus lama duduk. Posisi Rumah Sakit rata-rata 13,12 menit
sebanyak 1270 kasus dimana ibu duduk Perusahaan Bersalin dan dari 8 orang
kejadian (24,5%). dengan tubuh Kota, Bangalore, responden, lama
Penyebab Kala II membentuk5 sudut Karnataka, dapat persalinan kala II
lama diantaranya 45° terhadap tempat disimpulkan rerata dengan posisi
Posisi saat tidur dengan kedua dari waktu kala II setengah duduk
melahirkan, lutut dinaikkan atau dengan posisi miring paling cepat adalah
pimpinan partus dirangkul mendekati ke kiri adalah 12,40 selama 10 menit dan
yang salah, kelainan dada. menit, sedangkan paling lama adalah
his, cara mengejan rata-rata pada posisi selama 25 menit dan
yang salah sehingga setengah duduk 22,47 rata-rata 18,50
dapat menyebabkan menit. banyak faktor menit. Rata-rata
asfiksia pada bayi, yang mempengaruhi lama persalinan kala
kematian janin, percepatan II dengan posisi
inersia uteri, persalinan,diantaranya miring dan posisi
kelelahan pada ibu. Passage (jalan lahir, setengah duduk
(Gupta, 2015) ukuran dan jenis adalah sebanyak
panggul), Passanger -5,37500 dengan
(berat janin, letak dan standar deviasai
posisi janin), Power 5,78020. Hasil uji
(his dan statistik didapatkan
kontraksi) ,umur ibu, nilai sig. = 0,034.
paritas, psikis, dan Dapat disimpulkan
posisi persalinan Pada bahwa ada
penelitian ini, faktor efektivitas antara
pemilihan sampel lama persalinan kala
merupakan II dengan posisi
pendukung adanya miring dan posisi
fektifitas lama kala II setengah duduk dan
yang signifikan. lebih
direkomendasikan
posisi miring.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menurut Syafrudin (2016) posisi dalam persalinan adalah posisi yang
digunakan untuk persalinan yang dapat mengurangi rasa sakit pada saat bersalin
dan dapat mempercepat proses persalinan. Persalinan dan kelahiran merupakan
suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus
berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin
bidan tidak boleh memaksakan pilihan posisi yang diinginkan oleh bidan dalam
persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah mendukung ibu dalam pemilihan
posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatife – alternatife hanya
apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendirinya
atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai
pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang
mendukung ibu tersebut.
Saat ibu memberikan dukungan fisik ,aupun emosional dalam persalinan,
atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalnan, bidan tersebut
harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi :
1. Aman sesuai dengan evidence Base pada keselamatan ibu
2. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa
didukung dan didengarkan
3. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami

B. Posisi-posisi Persalinan
Adapun posisi – posisi pada proses persalinan antara lain :
a. Posisi Terlentang/Litotomy
1) Kelebihan
- Dokter/ bidan lebih leluasa membantu persalinan
- Karena jalan lahir menghadap kedepan maka dokter lebih mudah
memprediksi perkmbangan pembukaan dan waktu persalinan jadi
lebih akurat
- Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan.
2) Kelemahan :
- Proses persalinan perlangsung lama
- Terjadi robekan pada perenium
- Peredaran darah balik ibu ke janin melalui plasenta menjadi berkurang
sehingga bayi menjadi hypoxia.

b. Lateral

Posisi ini mengharuskan ibu berbaring ke kiri atau kekanan. Salah satu
kaki diangkat sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Biasanya
dilakukan bila kepala bayi belum tepat. Normalnya posisi ubun – ubun bayi
berada di depan jalan lahir, menjadi tidak norml bila posisi ubun – ubun bayi
berada dibelakang atau disamping. Miring ke kiri atau kekanan tergantung
posisi ubun – ubun bayi. Jika dikanan, ibu diminta miring ke kanan dengan
harapan bayinya akan memutar. Posisi ini juga bisa digunakan bila persalinan
berlangsung lama an ibu sudah kelelahan dngan posisi lain.

1) Keuntungan :
- Peredarah darah balik ibu mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam
darah ibu ke janin melalui plasenta tidak terganggu karena tidak terlalu
menekan
- Proses pembukaan berlangsung perlahan – lahan sehingga persalinan
relative lebih nyaman dan dapat mencegah terjadinya laserasi.

2) Kekurangan
- Posisi ini membuat dokter atau bidan sedikit kesulitan membantu
proses persalinan
- Kepala bayi lebih sulit dipegang atau diarahkan
- Bila harus melakukan episiotimi prosesnya lebih sulit

c. Berdiri atau jongkok

Posisi ini adalah mungkin yang paling kurang dimanfaatkan dari semua
posisi lahir, terutama mengingat bahwa para praktisi penolong persalinan
tidak bisa fleksibel ketika menolong. Variasi berdiri tegak adalah dengan
berdansa bersama pasangan, berdiri saling berhadapan dengan
menggoyangkan maju mundur dan melingkar untukmemudahkan bagian janin
segera turun ke jalan lahir. Posisi ini sangat baik untuk posisi pada saat kala
aktif , selain itu bisa juga dengan tegak berdiri dan satu kaki diangkat untuk
membantu melebarkan panggul
1) Keuntungan :
- Posisi ini menguntungkan karena pengaruh gaya gravitasi tubuh
sehingga ibu tidak perlu bersusah payah untuk mengejan bayi akan
keluar lewat jalan lahir dengan sendirinya ( membantu mempercepat
kemajuan kala 2 ), sehingga Oksitosin kurang diperlukan untuk
memercepat persalinan, sehingga dengan posisi ini akan mengurangi
kejadian induksi dalam persalinan.
- Membantu dalam pengosongan kandung kemih dan mengurangi rasa
nyeri
- Pada posisi jongkok berdasarkan bukti radiologis dapat menyebabkan
terjadinya peregangan bagian bawah simfisis pubis akibat berat badan
sehingga mengakibatkan 28 % terjadinya perluasan pintu panggul
2) Kekurangan :
- Bila tidak disiapkan dengan baik posisi ini sangat berpeluang membuat
kepala bayi cedera sebab bayi bisa meluncur dengan cepat, supaya hal
ini tidak terjadi biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan
steril untuk menahan kepala bayi dan tubuh bayi
- Dokter atau bidan sedikit kesulitan bila harus membntu persalinan
melalui episiotomy atau memantau perkembangan pembukaan.

d. Merangkak

Pada Posisi ini lengan vertical


dengan bahu anda tidak jauh
kebelakang atau kedepan dan tidak lebih lebar dari bahu anda sehingga tidak
membuang energy anda, namun memungkinkan tubuh anda untuk beristirahat
di lengan anda. Untuk kala II tahap akhir anda perlu memperluas panggul
anda dengan membuka lutut. Yang penting cari posisi yang nyaman menurut
anda. Ada beberapa versi dengan menggunakan variasi dengan bersandar ke
meja atau pinggiran tempat tidur
1) Keuntungan :
- Membantu meringankan rasa sakit
- Lebih sedikit resiko robekn perineum
- Posisi ini sangat bagus untuk posisi bayi besar
- Dapat membantu jika terjadi prolapse tali pusat untuk mencegah tali
pusat semakin menumbung
- Mengurangi keluhan hemeroid

e. Setengah Duduk atau duduk

Posisi setengah duduk juga posisi melahirkan yang umum diterapkan di


RS atau klinik diseluruh Indonesia. Posisi ini mengharuskan ibu duduk
dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka kearah
samping, tangan pasangan membantu memegang perut ibu (Rohani, dkk, 2014
: 52)
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan
gravitasi bumi untuk menurunkan janin ke dalam panggul dan terus turun
kedasar panggul.
Menurut Sumarah (2017: 102) dengan posisi duduk penolong persalinan
lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk
dapat memperhatikan perineum.
1) Keuntungan :
- Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi
- Memberi kesempatan untuk beristirahat diantara dua kontraksi
- Memudahkan melahirkan bayi
- Suplay oksigen dari ibu ke janin berlangsung optimal
- Posisi ini bagus untuk posisi bayi besar
2) Kekurangan :
- Posisi ini menyebabkan keluhan pegal di punggung dan kelelahan
apalagi kalau proses persalinan berlangsung lama.

C. Lama Kala II Pada Ibu Bersalin dengan Posisi Miring


Berdasarkan hasil analisis univariat dengan jumlah sampel 160 ibu
bersalin ditemukan rata-rata lama kala II pada ibu bersalin dengan posisi miring
di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria tahun 2016 rata-rata waktu yang
di butuhkan pada posisi miring untuk primi 48,73 menit sedangkan untuk miring
pada multi 26,02 menit. Posisi miring membuat ibu merasa lebih nyaman dan
kontraksi uterus lebih efektif sehingga memudahkan ibu untuk mengedan. Posisi
miring dapat digunakan sepanjang kala I dan kala II dengan cara ibu berbaring
miring, kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi dan diantara kakinya
ditempatkan sebuah bantal atau kaki atasnya di angkat dan di sokong.
Pengaruh posisi ini pada persalinan adalah memungkinkan ibu yang lelah
untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat mengurangi hemoroid, dapat
mengatasi masalah detak jantung janin, membantu menurunkan tekanan darah
tinggi khususnya posisi lateral kiri, menghindari tekanan terhadap sakrum, dapat
meningkatkan kemajuan persalinan saat mengganti intervensi berjalan dan dapat
menambah rotasi pada bayi dengan oksiput posterior (Simkins, 2016 : 133).
Selain itu, tekanan uterus pada vena cava inferior yang mengakibatkan
supine hypotensi sindrom dapat dikurangi (Oxorn, 1996). Posisi miring juga
dapat memberikan rasa santai bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi,
dan membantu pencegahan laserasi (Pusdiknakes, 2015).
Jika janin diperkirakan berada pada posisi oksiput posterior maka ibu
sebaiknya berbaring miring pada sisi yang sama dengan oksiput dan punggung
janin karena gaya gravitasi akan mendorong kepala dan tubuh janin ke arah
oksiput transversal (Simkins, 2016 : 105).

D. Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Dengan Posisi Setengah Duduk


Pada penelitian ini dari 160 sampel ibu bersalin dengan posisi setengah
duduk di BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia Maria terdapat rata-rata
percepatan persalinan kala II untuk posisi setengah duduk pada primi 59,8 menit
sedangkan untuk multi 34,28 menit. Posisi setengah duduk adalah posisi dimana
ibu duduk dengan tubuh membentuk sudut 45° terhadap tempat tidur dengan
kedua lutut dinaikkan atau dirangkul mendekati dada. Posisi setengah duduk
merupakan posisi yang nyaman pada saat proses persalinan sehingga ibu lebih
mudah untuk meneran. Posisi ini mudah untuk dilakukan, dapat memperbaiki
oksigenasi janin dan menambah dimensi pintu atas panggul (Simkins, 2016 :
132)
Posisi setengah duduk dapat mengurangi rasa nyeri, memudahkan ibu
untuk meneran, mengurangi trauma vagina dan perineum, serta mencegah
terjadinya infeksi (Pusdiknakes, 2015). Selain itu posisi setengah duduk juga
dapat membantu penurunan janin dengan gravitasi untuk menurunkan janin ke
dalam panggul dan terus ke dasar panggul (JNPK-KR, 2017).

E. Perbedaan Posisi Miring Dan Setengah Duduk Pada Percepatan Persalinan


Kala II Pada Ibu Bersalin
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok posisi miring (intervensi) dan posisi setengah
duduk (kontrol) dimana t hitung = -3.609 untuk posisi miring pada primi
sedangkan untuk multi di mana t hitung = 5.485.dan t hitung = -3.609 untuk
posisi setengah duduk pada primi sedangkan untuk multi di mna t = -5.485
Rentang nilai estimasi (CI 95%) adalah 35.835 -5.365 untuk primi sedangkan
pada multi rentang nilai estimasi (CI 95%) adalah 32.306 -12.894 artinya posisi
miring pada persalinan kala II selalu mengalami percepatan.
Rata-rata perbedaan posisi miring dan setengah duduk pada lama
persalinan kala II pada ibu bersalin BPS Suparini, BPS Kartini dan BPS Lia
Maria tahun 2013 adalah pada posisi miring 34,53 menit sedangkan untuk posisi
setengah duduk 43,80 menit.
Rata-rata percepatan persalinan kala II pada posisi miring lebih cepat
dibandingkan dengan rata-rata percepatan persalinan kala II pada posisi setengah
duduk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi miring lebih mempercepat
proses persalinan kala II pada ibu bersalin dari pada posisi setengah duduk.Posisi
setengah duduk merupakan posisi yang nyaman pada saat proses persalinan
sehingga ibu lebih mudah untuk meneran, namun berat badan ibu di tempat tidur
menimbulkan tekanan terhadap sakrum dan koksigis sehingga mengurangi
diameter anterior posterior pintu bawah panggul (Simkins, 2016 : 123).
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Marida (2017) yang berjudul “Gambaran Posisi Ibu Bersalin Terhadap
Percepatan Inpartu Kala II di BPS Wilayah Punggur” terhadap 21 orang ibu
bersalin kala II, sebanyak 9 orang menggunakan posisi miring dan 7 diantaranya
mengalami percepatan persalinan kala II.
Berdasarkan hasil dan teori dapat disimpulkan bahwa Posisi miring dapat
memberikan rasa santai bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi, dan
membantu pencegahan laserasi. Seperti yang dikatakan Simkins (2016), posisi
miring memungkinkan ibu yang lelah untuk istirahat, gaya gravitasi netral, dapat
mengurangi hemoroid, dapat mengatasi masalah detak jantung janin, membantu
menurunkan tekanan darah tinggi khususnya posisi lateral kiri, menghindari
tekanan terhadap sakrum, dapat meningkatkan kemajuan persalinan saat
mengganti intervensi berjalan dan dapat menambah rotasi pada bayi dengan
oksiput posterior.
Posisi ibu dalam keadaan miring merupakan sebagai usaha untuk
membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah
jantung dan aliran darah uteroplasenter. Oleh karena itu penolong persalinan
bidan atau dokter dapat menerapkan posisi pada proses persalinan.
Menurut Bennet dan Brown (2018 : 206) : Posisi dapat mempengaruhi
efisiensi dari kontraksi uterus, bila tidak didukung dengan baik dalam pemilihan
posisi mungkin akan sulit bagi ibu untuk mengedan, sehingga dapat mengurangi
angka partus lama pada ibu bersalin dan asfiksia pada bayi.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terhadap 16 orang responden
mengenai Efektifitas Posisi Miring dan Posisi Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin
Terhadap Lama Persalinan Kala II Di di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota,
Bangalore, Karnataka Tahun 2019, Rerata lama persalinan kala II pada ibu
bersalin dengan posisi miring di wilayah kerja Rumah Sakit Perusahaan Bersalin
Kota, Bangalore, Karnataka adalah 13,12 menit sedangkan rerata lama persalinan
kala II pada ibu bersalin dengan posisi setengah duduk di wilayah kerja Rumah
Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore, Karnataka tahun 2019 adalah18,50
menit.
Hasil analisis selanjutnya menyimpulkan adanya Efektifitas antara lama
persalinan kala II dengan posisi miring dan posisi setengah duduk di wilayah
kerja di Rumah Sakit Perusahaan Bersalin Kota, Bangalore, Karnataka.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai