Anda di halaman 1dari 2

Program Serjana Gizi Universitas Tuanku tambusai Pekanbaru

Karakteristik takton ordo (anura) pada katak dan kodok


Nischa
*e – email : @yahoo.com,phone : +62
Progran Serjana gizi , Universitas Tuanku tambusai pekanbaru

Taksonomi adalah proses pengelompokan suatu hal berdasarkan hirarki (tingkatan) tertentu
(Ereshefsky, 2007). Menurut Nabila (2010) dalam jurnal Setyanto, et al (2016), kata taksonomi diambil
dari bahasa Yunani tassien yang berarti untuk mengelompokan dan namos yang berarti aturan.
Taksonomi merupakan cabang ilmu Biologi yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk
hidup. Taksonomi biologi mungkin tampak ilmu yang sederhana, namun perlu mempertimbangkan
kesamaan morfologi antar organisme yang memiliki struktur sama. Taksonomi biologi berperan untuk
memilah suatu spesies ke dalam suatu kelompok tertentu pada tingkatan klasifikasi, dan menyediakan
prinsip untuk mengklasifikasikan taksa ke taksa yang lebih spesifik. (Ereshefsky, 2007).
Selain subilmu taksonomi, terdapat juga subilmu klasifikasi. Menurut Widiyadi (2009)
Klasifikasi merupakan salah satu penyederhanaan terhadap objek (makhluk hidup) yang berjumlah besar
dan beragam. Secara umum, klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses mengelompokkan sesuatu
berdasarkan aturan – aturan tertentu. Dalam pengertian biologi, klasifikasi diartikan sebagai sesuatu yang
menyangkut persamaan sifat sebagai atau perwujudan dari suatu proses evolusi. Klasifikasi dapat
dilakukan dengan membandingkan satu spesies yang belum diketahui dengan membandingkan persamaan
– persamaan sifat yang ada dalam spesies tersebut. Apabila dalam proses identifikasi tidak ditemukan
kerabat dekat dan tidak ditemukan namanya, peneliti berhak mendeskripsikan dan mengajukan publikasi
di dunia internasional dan memberikan nama pada spesies yang ditemukan tersebut. (Widiyadi, 2009)
Penelitian mengenai keanekaragaman anggota Anura di Daerah Istimewa Yogyakarta telah
banyak dilakukan, penelitian tersebut sebagian besar difokuskan di lereng selatan Gunung Merapi, tetapi
beberapa penelitian telah dilakukan di sekitar kampus UGM dan di Sungai Code (Eprilurahman, 2007;
Eprilurahman dan Kusuma, 2011; Yudha, dkk, 2013). Beberapa penelitian tentang herpetofauna (amfibi
dan reptil) juga telah dilakukan di daerah Girimulyo, Kulonprogo (Qurniawan dkk, 2012), daerah
ekowisata Goa Kiskendo (Qurniawan dan Eprilurahman, 2012), dan Kawasan Gumuk Pasir, Bantul
(Qurniawan dan Eprilurahman, 2013).
Amphibi adalah definisi bagi sekelompok hewan yang semasa hidupnya di darat dan di air.
Amphibi yang hidup di dunia terdiri dari tiga Ordo yang pertama adalah Caudata atau Salamander,
Cecilia atau Gymnopiona dan Anura (Ario, 2010: 29). Anura terdiri dari katak dan kodok yang memiliki
jumlah ordo yang cukup banyak, dengan jumlah spesies 5.208 spesies (Stuarte dkk., 2008: 2). Katak dan
kodok memiliki perbedaan, dimana katak mudah dikenal dari tubuhnya yang khas dengang memiliki
empat kaki, leher yang tidak jelas, mata cenderung besar, permukaan kulit licin dan berlendir. Sedangkan
kodok tekstur kulit kasar dan berbenjol yang diliputi bintil-bintil berduri, tangan dan kakik cenderung
lebih pendek dibandingkan dengan kaki katak lebih panjang. Katak seperti hewan lainnya memiliki
kisaran kebutuhan akan faktorfaktor lingkungan yang spesifik setiap jenisnya. Keberadaan jenis-jenis
katak yang umum dijumpai pada habitat yang terganggu merupakan indikasi awal bahwa suatu habitat
mulai mengalami gangguan (Ario, 2010: 31). Anura (katak) memiliki wilayah penyebaran yang luas
seperti pada semua habitat daratan dan air tawar, pemukiman penduduk, pepohonan, daerah sepanjang
aliran sungai atau air yang mengalir, serta pada hutan primer dan sekunder (Stuarte dkk., 2008: 2).
Penyebaran ordo ini yang teridentifikasi mencapai kurang lebih 4.100 jenis katak dan kodok. Penyebaran
Ordo Anura (katak) terdapat di seluruh Indonesia dari Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai Papua,
jumlahnya mencapai sekitar 450 jenis (Iskandar, 1998: 29-30).
Beberapa penelitian mengenai amphibi telah banyak dilakukan, diantaranya Satyawan (2009: 5)
laporkan sebanyak 4 species dari 2 famili amphibi (ordo anura) di Kawasan Taman Wisata Alam
Suranadi; Izza dan Kurniawan (2014: 104) melaporkan sebanyak 5 jenis amphibi dari ordo anura dalam 5
famili berbeda di OWA Cangar dan air terjun Watu Ondo; Yani, Said dan Erianto (2015: 16) melaporkan
sebanyak 18 jenis amphibi dari 6 famili dengan total 357 individu di kawasan Hutan Lindung Gunung
Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Kalimantan Barat; Darmawan (2008: 24)
melaporkan Jumlah jenis amphibi yang ditemukan yaitu 37 jenis di kawasan di Eks-HPH PT Rimba
Karya Indah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi; Nola, Titrawani dan Yusfiati (2013: 3-4) melaporkan
jumlah amphibi ordo anura yang ditemuka yaitu 13 jenis dan total individu 189 di Kawasan Kampus
Universitas Riau Pekanbaru.
Program Serjana Gizi Universitas Tuanku tambusai Pekanbaru
Katak Chalcorana chalconota dan Polypedates leucomystax dijumpai pada tiga Titik Sampling di
bagian hulu (Gambar 2), keduanya juga memiliki jumlah individu terbanyak di bagian hulu, hal tersebut
menandakan bahwa kondisi hulu Sungai Gadjah Wong banyak digenangi air dan dengan bebatuan
ditepian sungai serta vegetasi riparian yang cukup lebat. Keberadaan empat individu Ingerophrynus
biporcatus pada bagian hulu menandakan bahwa di hulu merupakan area dengan tumbuhan yang lebat
mirip seperti hutan sekunder maupun perkebunan dengan air sungai yang menggenang.
Hasil penelitian dari donan dkk, 2013. Katak dan kodok (Amphibia: Anura) di sepanjang sungai
Gadjah Wong terdapat enam jenis dan semuanya merupakan jenis asli (native species) Indonesia. Semua
katak dan kodok tersebut adalah jenis yang umum dijumpai di sekitar kita. Berdasarkan jenis yang
ditemukan tersebut dapat diketahui habitatnya yaitu: 3 jenis katak akuatik dan semi-akuatik, yaitu:
Chalcorana chalconota, Fejervarya limnocharis dan Occidozyga sumatrana; dan 1 jenis katak arboreal,
yaitu Polypedates leucomystax; serta 2 jenis katak terrestrial, yaitu Duttaphrynus melanostictus, dan
Ingerophrynus biporcatus termasuk jenis ampibi takson ordo anura .

REFERENSI :

Ereshefsky, M. 2007. Systemic and Taxonomy. University of Ucalgary Setyanto, Haqiqi., Amin, M.,
Umie Lestari. 2016.
Widiyadi, Emeraldy. 2009. Penerapan Tree Dalam Klasifikasi Dan Determinasi Makhluk Hidup. Jurusan
Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung
Winata yudha egi, purnama anthonius arief dan karno ria. 2015. Jenis – jenis kata (amphibi:anura) didesa
kepenuhan hulu kecamatan penenuhan hulu kecamatan rokan hulu propinsi riau.
Yudha satria donan dkk, 2013. Keanekaragaman jenis katak dan kodok (ordo anura) di sepanjang sungai
opak propinsi daerah istimewa Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai