Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Al-Qur’an dan Pancasila


Kandungan Surat; Al-Maidah, Al-An’an, Al-A’raf.

DOSEN PEMBIMBING
Sudarto

Oleh:

Kelas E
1. Nama: Farah Dila Anastasia
NIM: 18523274
2. Nama: Juliana Roshinta
NIM: 18523267
3. Nabiilah Nuur Ainii
NIM: 18523252

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK INFORMATIKA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Al
Quran dan Pancasila” ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,yang telah membimbing kami dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.
Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka. Makalah
ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila pada semester I
Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang
berperan dalam penyusunan makalah ini.Dengan menggunakan makalah ini semoga
kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah pengetahuan. Kami
sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai tingkat kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon maaf apabila ada kesalahan cetak
atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.Aamiin.

Yogyakarta, 1 Desember 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….………………...………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..……………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................... 2
2.1 Surat Al Maidah...................................................................................................................................2
2.2 Surat Al Anam.....................................................................................................................................5
2.3 Surat Al Araf.........................................................................................................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................................................ 10


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................10
3.2 Kritik dan Saran..................................................................................................................................10

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.
Yakni agama yang berkeyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di sisi lain, Indonesia juga
memilki yang namanya Pancasila, yang merupakan dasar negara Indonesia yang dijadikan
pandangan hidup dan filsafat bangsa. Yang menjadikan benteng dari arus globalisasi yang
saat ini sedang melanda dunia ini.
Didalam agama yang dianut oleh setiap pemeluknya memiliki ajaran-ajaran di dalamya yang
harus djalankan sebagai pemeluk yang taat. Namun saat ini ketaatan pemeluk umat
beragama tidak sepenuhnya dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Hanya dijadikan
status dan memenuhi kebebasannya untuk memeluk agama yang tercantum dalam UUD
1945 Pasal 29 ayat 2. Ajaran agama pun kadang diabaikan sehingga dalam setiap
kehidupannya tidak berlandaskan ajaran agama. Hal ini berakibat adanya penyimpangan-
penyimpangan, melemahnya moral, dan norma yang terjadi di Indonesia.
Antara Islam dan Pancasila, masing-masing memiliki nilai-nilai tersendiri. Dalam Islam
nilai yang paling menonjol adalah nilai religious, karena Islam sendiri merupakan agama yang
bersumber dari Allah swt. Sedangkan dalam Pancasila nilai yang paling menonjol
sebagaimana yang ada pada kelima silanya, yakni ; ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan, dan keadialan sosial.
Nilai-nilai yang ada pada Pancasila tersebut memiliki keselerasan dengan ajaran agama
Islam, yang banyak terdapat dalam al-Qur’an. Akan tetapi, masih ada juga ormas-ormas
Islam di Indonesia yang menginginkan mendirikan negara Islam kerena faktor-faktor
tertentu. Hal ini menunjukan perlu adanya kesadaran sejati yang harus dimiliki bangsa
Indonesia dengan melihat realitas historis, budaya, dan tradisi bangsa serta subtansitas
terhadap agama yang telah diyakini kebenarannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana terjemahan ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah, Al Anam, dan Al Araf ?
2. Bagaimana hubungan antara kandungan dalam surat Al Maidah, Al Anam, dan Al Araf
dengan nilai-nilai Pancasila?

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan terjemahan ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah, Al Anam, dan
Al Araf.
2. Untuk menjelaskan isi kandungan dalam surat Al Maidah, Al Anam, dan Al Araf yang
berhubungan dengan nilai-nilai Pancasila

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Surat Al Maidah

Sila 1
a. Ayat 73:

Artinya:
”Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang
dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara
mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”

Al maidah ayat 73
“..... padahal tidak ada tuhan(yang berhak disembah) selain Tuhan yang maha esa. ...”
Dalam penggalan ayat ini sudah sangat jelas seperti yang tercantum pada pancasila sila ke 1
‘ketuhanan yang maha esa’. Dengan prinsip yang sama yaitu manusia yang beragama
dengan tuhan yang hanya satu, tuhan yang maha esa.
Sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa bermakna bahwa bangsa Indonesia
berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk
memilih satu kepercayaan, dari beberapa kepercayaan yang diakui oleh negara. Dalam
konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min Allah, yang merupakan sendi tauhid
dan pengejawantahan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Al-Qur’an dalam
beberapa ayatnya menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu
mengesakan Tuhan.
Dalam Islam, ibadah dan hukum yang dibawa tiap-tiap nabi yang diutus berbeda sesuai
dengan kondisi pada saat itu. Namun ada yang tidak berubah yaitu semua nabi mengajarkan
Tauhid yaitu mengesakan Tuhan.

2
Sila 2
a. Ayat 2:

Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu
dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.”

Sila kedua yang berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab bermakna bahwa bangsa
Indonesia menghargai dan menghormati hak-hak yang melekat pada pribadi manusia. Dalam
konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah hablun min al-nas, yakni hubungan antara sesama
manusia berdasarkan sikap saling menghormati. Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya
menyebutkan dan selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menghormati dan
menghargai sesama

3
Sila 5
a. Ayat 8:

Artinya:
”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

b. Ayat 42:

Artinya:
”Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang
haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka
putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling
dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu
memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil,
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.”

Sila kelima berbunyi Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bermakna bahwa Negara
Indonesia sebagai suatu organisasi tertinggi memiliki kewajiban untuk mensejahterakan
seluruh rakyat Indonesia. Dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan istilah adil. Al-Qur’an
dalam beberapa ayatnya memerintahkan untuk selalu bersikap adil dalam segala hal, adil
terhadap diri sendiri, orang lain dan alam secara luas dan menyeluruh, Allah memerintahkan
kepada orang orang yang beriman, supaya berlaku adil, karena keadilan dibutuhkan dalam
segala hal, untuk mencapai dan memperoleh ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan
dunia dan akhirat. Oleh karena itu berlaku adil adalah jalan yang terdekat untuk mencapai
tujuan bertakwa kepada Allah.

4
2.2 Surat Al Anam

Sila 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Ayat :19

Ayat :103

Pada ayat 103 Allah menjelaskan hakikat dan keagungan diri- Nya sebagai penegasan
dari sifat-sifat-Nya yang telah dijelaskan pada ayat yang baru, yaitu bahwa Allah di atas
segala-galanya. Zat-Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh manusia, karena indera
manusia itu memang diciptakan dalam susuna yang tidak siap untuk melihat zat-Nya.
Sebabnya tidak lain karena manusia itu diciptakan dari materi, dan inderanya yang hanya
menangkap materi-materi belaka dengan perantara materi pula, sedangkan Allah bukanlah
materi. Maka wajarlah apabila Dia tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Yang
dimaksud dengan Allah tidak dapat dijangkau dengan idera manusia, isalah sesama manusia
masih hidup di dunia
Sendangkan pada ayat 19 menjelaskan bahwa Allah sebagai saksi antara Nabi
Muhammad SAW dengan umatnya. Peran Nabi Muhammad SAW dalam ayat tersebut juga
dijelaskan bahwa beliau diutus oleh Allah SWT sebagai pemberi peringatan kepada umatnya
yang melalui kitab suci Al-Quran. Dalam ayat tersebut juga dijelaskan bahwa sesungguhnya
Allah SWT tidak didampingi oleh tuhan-tuhan yang lain, atau dalam kata lain tidak ada yang

5
bisa mempersekutukan Allah SWT. Serta Nabi Muhammad SAW bersabda dalam kalimat
“Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa”
Dalam ayat-ayat yang lalu Allah menunjukan bukti keEsan-nya dengan menerangkan
sifat-sifat dan kejadian Makhluk-Nya yang ada di langit ataupun di bumi,salah satunya dalam
ayat tersebut. Dan dalam penjelasan didapat dilihat adanya keterkaitan antara sila pertama
Pancasila yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” dengan ayat tersebut. Yaitu menerangkan slah
satu keEsaan Allah dalam konteks ketuhanan yang dijadikan sebagai dasar sila- sila yang
lainnya.

Sila 3 “Persatuan Indonesia”

Ayat 159

Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.” Namun secara
lahiriyah, ayat di atas bersifat umum, berlaku bagi setiap orang yang memisahkan diri dari
agama Allah dan menentang-Nya. Karena sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya
dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan atas segala agama,
dan syari’at-Nya hanyalah satu yang tidak ada pertentangan dan perpecahan di dalamnya.
Barangsiapa berselisih mengenai agama itu.
Dalam penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ayat tersebut ada kaitannya dengan sila
ke-3 Pancasila yaitu mengenai persatuan Indonesia. Dalam penjelasan di atas menerangkan
bahwa sesungguhnya perbedaan bukanlah suatu penghalang bagi suatu Bangsa untuk
mencapai tujuan serta cita- cita Nasional. Karena dengan adanya berbagai perbedaan
menjadi suatu tantangan bagi kita, karena dengan turunnya AL-Quran sebagai penolong
seluruh umat dalam meyatukan antara umat yang satu dengan yang lainnya, sehingga
Persatuan Indonesia selalu tetap terjaga

6
2.3 Surat Al Araf
Ayat 29

َ‫صيْنَ لَهُ ال ِّديْنَ ەۗ َك َما بَ َداَ ُك ْم تَعُوْ ُدوْ ۗن‬


ِ ِ‫ْج ٍد وَّا ْد ُعوْ هُ ُم ْخل‬ ِۗ ‫قُلْ اَ َم َر َرب ِّْي بِ ْالقِس‬
ِ ‫ْط َواَقِ ْي ُموْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم ِع ْن َد ك َمس‬

Katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada
setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-
Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula.(29)

Mengandung Sila ke 2(kemanusian yang adil dan beradap)karna didalam al qur’an


ALLAH SWT menyuruh kepada seluruh umatnya untuk berlaku adil.

Ayat 59

‫َظي ٍْم‬ َ ‫ُه اِنِّ ْٓي اَخَ افُ َعلَ ْي ُك ْم َع َذ‬aۗٗ‫ال ٰيقَوْ ِم ا ْعبُدُوا هّٰللا َ َما لَ ُك ْم ِّم ْن اِ ٰل ٍه َغ ْير‬
ِ ‫اب يَوْ ٍم ع‬ َ َ‫لَقَ ْد اَرْ َس ْلنَا نُوْ حً ا اِ ٰلى قَوْ ِم ٖه فَق‬

Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai
kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya
aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat). (59)

Mengandung sila ke 1 ( Ketuhanan yang maha esa)karna di ayat itu mengatakan tidak
ada tuhan selain ALLAH SWT yang berhak disembah,yang maha esa(satu).

Ayat 73

‫ْأ‬ ٰ ‫هّٰللا‬ ۤ ۗ ٰ ‫هّٰللا‬ ۘ ‫ص ِل‬


ٰ ‫َواِ ٰلى ثَ ُموْ َد اَخَ اهُ ْم‬
ِ ْ‫ال ٰيقَوْ ِم ا ْعبُدُوا َ َما لَهّٰللا ُك ْم ِّم ْن ِال ٍه َغ ْير ُٗه قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم بَيِّنَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ۗ ْم ٰه ِذ ٖه نَاقَةُ ِ لَ ُك ْم ايَةً فَ َذرُوْ هَا تَ ُكلْ ِف ْٓي اَر‬
‫ض‬ َ َ‫حًا ق‬
‫ْأ‬
‫ِ َواَل تَ َمسُّوْ هَا ِبس ُۤوْ ٍء فَيَ ُخ َذ ُك ْم َع َذابٌ اَلِ ْي ٌم‬
 
Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku!
Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah
datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai
tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu
akan mendapatkan siksaan yang pedih.” (73)

Mengandung sila ke 1 ( Ketuhanan yang maha esa)karna di ayat itu mengatakan tidak
ada tuhan selain ALLAH SWT yang berhak disembah,yang maha esa(satu).

Ayat 85

َ َّ‫ال ٰيقَوْ ِم ا ْعبُدُوا هّٰللا َ َما لَ ُك ْم ِّم ْن ِا ٰل ٍه َغ ْير ٗ ُۗه قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم بَيِّنَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم فَاَوْ فُوا ْال َك ْيلَ َو ْال ِميْزَ انَ َواَل تَبْخَ سُواالن‬
‫اس‬ َ َ‫َواِ ٰلى َم ْديَنَ اَخَ اهُ ْم ُش َع ْيب ًۗا ق‬
‫ض بَ ْع َد اِصْ اَل ِحهَ ۗا ٰذلِ ُك ْم خَ ْيرٌلَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم ُّمْؤ ِمنِي َْۚن‬ ْ‫َر‬ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫ف‬
ِ ‫ا‬ ْ‫و‬‫د‬ُ ‫س‬
ِ ‫ف‬ْ ُ ‫ت‬ ‫اَل‬‫و‬َ ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬ ‫ء‬
َ ۤ َ‫اَ ْشي‬
‫ا‬
ِ
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata,
“Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah
takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu
jika kamu orang beriman.” (85)

Mengandung sila ke 1 ( Ketuhanan yang maha esa)karna di ayat itu mengatakan tidak

7
ada tuhan selain ALLAH SWT yang berhak disembah, yang maha esa(satu).

Ayat 89

ْ ‫ يَ ُكوْ نُ لَنَٓا اَ ْن نَّعُوْ َد فِ ْيهَٓا آِاَّل اَ ْن يَّش َۤا َء هّٰللا ُ َربُّن َۗا َو ِس َع َربُّنَا ُك َّل ش‬a‫قَ ِد ا ْفت ََر ْينَا َعلَى هّٰللا ِ َك ِذبًا اِ ْن ُع ْدنَا فِ ْي ِملَّتِ ُك ْم بَ ْع َد اِ ْذ ن َٰجّ ىنَا هّٰللا ُ ِم ْنهَ ۗا َو َما‬
‫َي ٍء ِع ْل ًم ۗا‬
َ‫ق َواَ ْنتَخَ ْي ُر ْالفَا ِت ِحيْن‬ ِّ ‫َعلَى هّٰللا ِ ت ََو َّك ْلن َۗا َربَّنَا ا ْفتَحْ بَ ْينَنَا َوبَيْنَ قَوْ ِمنَا ِب ْال َح‬

Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami
kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami
kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami
meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah
keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan
terbaik.”(89)

Mengadung sila ke 5 (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) Kerena ALLAH SWT
itu maha adil untuk seluruh umatnya dan makhluk hidup yang dimuka bumi ini.

Ayat 159

ِّ ‫َو ِم ْن قَوْ ِم ُموْ ٰ ٓسى اُ َّمةٌ يَّ ْه ُدوْ نَ بِ ْال َح‬


َ‫ق َوبِ ٖه يَ ْع ِدلُوْ ن‬
Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia)
dengan (dasar) kebenaran dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil menjalankan keadilan.
(159)
Mengandung Sila ke 2(kemanusian yang adil dan beradap) Karena didalam al qur’an kita
disuruh untuk berlaku adil dan menjalakan keadilan sesama makhluk hidup.

Ayat 160

‫َوقَطَّع ْٰنهُ ُم ْاثنَت َْي َع ْش َرةَ اَ ْسبَاطًا اُ َم ًم ۗا َواَوْ َح ْينَٓا‬


َ ْ َّ َ ۗ ْ
‫س َّمش َربَهُ ْم َوظللنَا َعل ْي ِه ُم‬ ُ ْ َ ۗ
ٍ ‫ت ِم ْنهُ ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينا قد َعلِ َم كلُّ انَا‬
ُ ً ْ ‫صاكَ ْال َح َج ۚ َر فَا ۢ ْنبَ َج َس‬ َ ‫اِ ٰلى ُموْ ٰ ٓسى اِ ِذ ا ْستَس ْٰقىهُ قَوْ ُمهٗ ٓ اَ ِن اضْ ِربْ بِّ َع‬
ْ ُ ْ َ ٓ ُ ْ ٰ َ َ ۗ
َ‫ت َما َر قنك ْم َو َماظل ُموْ نَا َول ِكن كَان ْوا انف َسهُ ْم يَظلِ ُموْ ن‬ُ ٰ ْ َ‫ز‬ ِ ‫ َواَ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم ْال َمنَّ َوالس َّْل ٰوى كلوْ ا ِمن طيِّب‬ ‫ْال َغ َما َم‬
ٰ َ ْ ُ ُ ۗ

Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing berjumlah besar,
dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, (sila 4) “Pukullah
batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap
suku telah mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka dengan
awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa. (Kami berfirman), “Makanlah
yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi
Kami, tetapi merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri. (160)

Mengandung Sila ke 4 (Kerakyatan yang dipimpin olehhikmah kebijaksanaan dalam


permusywaratan dan perwakilan.) Di dalam ayat ini Musa sebagai pemimpin untuk
menuntun kaumnya sebagagai perwakilan dari ALLAh SWT(di wahyukan).

Ayat 181

8
ِّ ‫َو ِم َّم ْن خَ لَ ْقنَٓا اُ َّمةٌ يَّ ْه ُدوْ نَ بِ ْال َح‬
َ‫ق َوبِ ٖه يَ ْع ِدلُوْ ن‬

Dan di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk
dengan (dasar) kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil.(181)

Mengandung Sila ke 2(kemanusian yang adil dan beradap) Karena didalam alqur’an kita
disuruh untuk berlaku adil dan menjalakan keadilan sesama makhluk hidup.

Ayat 206

ٗ‫اِنَّ الَّ ِذيْنَ ِع ْن َد َربِّكَ اَل يَ ْستَ ْكبِرُوْ نَ ع َْن ِعبَا َدتِ ٖه َويُ َسبِّحُوْ نَهٗ َولَه‬
۩ َ‫يَ ْس ُج ُدوْ ن‬

Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk
menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.
(206)
Mengandung sila ke 1 ( Ketuhanan yang maha esa)karna di ayat itu mengatakan tidak
ada tuhan selain ALLAH SWT yang berhak disembah,yang maha esa(satu).

9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, Jelas kiranya bahwa sila sila pancasila merupakan ajaran
ajaran islam. Oleh Karena itu, Negara dan pemerintahan yang berasaskan pancasila tidaklah
bertentangan, tetapi sejalan dengan agama islam. Dengan demikian tidaklah tepat kalau
segolongan kecil umat masih mempertentangkan Negara pancasila dengan al-qur’an.
Semoga suatu saat nanti terwujud kebersamaan antara golongan nasionalis, (kebangsaan)
dengan golongan islam, sehingga terwujud suatu masa ketika pancasila bertasbih
Dengan demikian Pancasila tidak bertentangan dengan syariat Islam dan mengamalkan
Pancasila sama dengan mengamalkan sebagian dari syariat Islam. Sila pada Pancasila
tersebut bersifat universal dan bisa diamalkan oleh penganut agama dan kepercayaan lain.
Pengamalan Pancasila secara murni dan konsekuen dapat menjadi solusi permasalahan
bangsa Indonesia. Sila Kedua secara teori solusi permasalahan kepastian hukum. Sila Ketiga
secara teori solusi disintegrasi bangsa dan ego sektoral. Sila Keempat secara teori solusi dari
masalah pemilu,pilkada, dan keriuhan negatif pendukung calon pimpinan baik presiden,
gubernur, bupati/walikota, kepala desa. Sila Kelima secara teori adalah solusi dari
kesenjangan kesejahteraan ekonomi.
Berdasarkan penjelasan di atas, sebenarnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
memiliki keselarasan dengan ajaran Islam. Sikap umat Islam di Indonesia yang menerima
dan menyetujui Pancasila dan UUD 1945, dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari
segala segi pertimbangan.
Dengan demikian sudah semestinya tercipta kebersamaan antara golongan nasionalis
dan
golongan Islam di bumi pertiwi ini.

3.2 Kritik dan Saran


Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan ini meskipun  penulisan ini jauh dari
sempurna minimal para pembaca dapat mengimplementasikan tulisan ini. Selain itu,
makalah ini masih banyak memiliki kesalahan dari segi penulisan, sumber materi, dan
lainnya, karena penulis juga merupakan manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam
hadits “al insanu minal khotto’ wan nisyan”, dan  juga  butuh saran serta kritik agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.

10

Anda mungkin juga menyukai