Anda di halaman 1dari 2

P

isang merupakan buah yang dikenal di


semua wilayah di Indonesia. Buah pisang
mudah didapatkan dan harganya terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat. Buah yang tinggi
kandungan karbohidratnya ini digemari karena
rasanya cenderung manis. Budi daya pisang di
Indonesia dilakukan hampir di semua wilayah,
karena tidak relatif sulit syarat tumbuhnya. Akan
tetapi, jika serangan penyakit terjadi maka dapat
menimbulkan kerugian yang sulit dihindarkan. Salah Gejala busuk pada buah pisang akibat layu bakteri
satu penyakit tanaman pisang yang cukup menjadi
perhatian yaitu layu bakteri.
diduga bahwa serangan terjadi melalui jantung
Penyakit layu bakteri atau penyakit darah akibat aktivitas serangga vektor dan serangga
disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum pengunjung bunga jantan/jantung.
Gejala tanaman pisang yang terkena penyakit layu bakteri
atau lebih dikenal dengan nama Blood Disease
Bacterium (BDB). Penyakit ini telah menyebar
hampir di seluruh pertanaman pisang di Indonesia. Penyebaran Penyakit Layu Bakteri
seolah-olah akan matang, akhirnya buah akan
Serangan penyakit dapat terjadi pada semua fase Penyebaran patogen/penyakit layu bakteri dapat
menghitam dan kering. Gejala serangan akan terlihat
pertumbuhan pisang. Anakan pada induk terserang terjadi melalui bibit (anakan pisang) yang terinfeksi,
jelas bila buah dipotong, dimana akan terlihat daging
akan segera memperlihatkan gejala sangat tajam tanah, alat-alat pertanian yang digunakan, dan
saat anakan berumur 3-4 bulan. buah membusuk berwarna coklat kehitaman
(Gambar b). Tandan buah juga terlihat kekuningan serangga-serangga yang mengunjungi bunga
dan bulu halus pada tandan menjadi kusam, jika pisang.
Gejala Serangan Penyakit
dipotong juga akan terlihat bagian yang menghitam.
Gejala awal serangan penyakit terlihat pada daun Gejala juga terlihat pada jantung (bunga jantan), Pengendalian Penyakit Layu Bakteri
yang paling muda (umumnya daun kedua dan kelopak jantung tidak lepas seperti pada pisang
1. Penggunaan benih sehat
ketiga). Daun terlihat berwarna kuning pucat, dan sehat, kelopak jantung ini tetap akan menggantung,
penguningan diikuti oleh daun-daun yang lebih tua. mengkerut, dan akhirnya seluruh jantung mengering. Mencegah penyakit layu bakteri pada pisang dapat
Tangkai daun patah di sekeliling batang semu, dimulai dengan penggunaan benih yang sehat.
Gejala lain dari penyakit ini, yaitu sering
penguningan daun terjadi menyeluruh, tanaman Benih ini dapat berasal dari hasil kultur jaringan atau
ditemukan pohon dengan penampilan sehat dan
menjadi layu dan akhirnya mati (Gambar a). Jika dari rumpun pisang sehat.
kokoh serta buah kelihatan sehat, namun jika buah
batang semu dipotong melintang, empulur terlihat
dipotong ditemukan gejala bagian buah menjadi 2. Penggunaaan peralatan yang bersih
berwarna coklat kehitaman dan mengeluarkan
hitam, kuning dan keras, serta bagian-bagian isi Alat-alat yang digunakan (parang, pisau, sabit)
eksudat atau masa bakteri (Gambar c).
buah yang terpisah sehingga membentuk rongga. harus dipisahkan antara tanaman sehat dan
Gejala serangan pada buah terlihat dari Akan tetapi jika batang dipotong, pembusukan pada tanaman sakit.
tampilan kulit buah yang layu, kusam, dan kuning empulur belum ditemukan secara jelas. Hal ini
3. Penggerondongan tandan 6. Penggunaan Biofumigan
Penggerodongan tandan bertujuan menghindari Biofumigan digunakan pada media tanam yang akan
hinggapnya serangga vektor atau serangga ditanami pisang. Media tanam terdiri dari campuran
pengunjung bunga. Penggerodongan jantung tanah, arang sekam, dan kompos tongkol jagung
dilakukan segera setelah jantung pisang muncul atau (3:1:1) dengan berat 6 kg dimasukkan ke dalam
menggantung. Apabila buah sudah terbentuk polybag ukuran 20 x 25 cm. Polybag disusun di
seluruhnya segera potong sisa jantung (bunga rumah pembibitan. Ke dalam masing-masing
jantan). polybag diberikan biofumigan Brassicaceae yang
berasal dari famili kubis-kubisan seperti sawi hijau,
4. Eradikasi
kubis, atau kembang kol dengan dosis 375 g/kg
Eradikasi yaitu membunuh dan membuang tanaman media tanam yang dipotong-potong dengan ukuran 1
sakit agar tidak menjadi sumber inokulum untuk x 1 cm. Potongan sawi, kubis, atau kembang kol
penyebaran ke tanaman lain. Teknik eradikasi tersebut dimasukkan ke dalam blender yang berisi
diantaranya menginjeksi tanaman yang sakit dengan 100 ml air lalu dihaluskan. Selanjutnya, disiramkan
minyak tanah atau herbisida sampai tanaman mati. ke dalam media tanam. Seluruh polybag yang telah
Setelah itu dapat dikubur di tempat dan dibakar berisi media tanam tersebut ditutup dan diinkubasi
dengan sekam padi. Penggunaan sekam padi agar selama 14 hari dengan cara menutup polybag
api tidak keluar, namun panasnya mampu dengan lembaran plastik untuk memaksimalkan Mengenal dan Mengatasi
mematikan patogen penyakit sekaligus mengisolasi proses fumigasi. Dua minggu setelah inkubasi,
patogen agar tidak berpindah ke tempat lain. dilakukan pemindahan bibit dan pada saat Layu Bakteri pada Pisang
bersamaan dilakukan pemupukan dengan Urea,
5. Menanam pisang yang toleran
NPK, dan KCl. Pemupukan dilakukan sekali sebulan
Hampir semua pisang komersial dapat terserang dengan 25 % dosis rekomendasi. Untuk 1 ha pisang
layu bakteri. Pisang Kepok adalah jenis yang paling memerlukan 207 kg Urea, 138 kg NPK, dan 608 kg
rentan karena bunganya sangat disukai oleh KCI. Bibit disiram setiap hari, penyiangan gulma dan
serangga pengunjung bunga sehingga kemungkinan pengendalian hama dilakukan secara mekanik.
tertular melalui serangga vektor lebih besar. Sebagai
pengganti pisang Kepok yang rentan disarankan
menanam pisang varietas Kepok Tanjung. Pisang
Kepok Tanjung toleran terhadap penyakit layu bakteri
karena tidak memiliki bunga jantan atau sisa jantung, Untuk memperoleh informasi lebih lanjut hubungi:
sehingga semua bunga akan menjadi buah. Hal ini Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu)
menyebabkan serangga vektor tidak ada yang Jalan Raya Solok Aripan Km. 8 Solok,
berkunjung dan membawa penyakit. Sumatera Barat 27351
Telepon : (0755) 20137 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Faksimile : (0755) 20592 Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Email : balitbu@litbang.pertanian.go.id 2021

Anda mungkin juga menyukai