Makala PPD Kelompok 1
Makala PPD Kelompok 1
DISUSUN OLEH
Kelompok 1 :
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Rina surya s.pd, m.pd
dan juga Kepada pihak yang sudah menolong dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, penulis menyampaikan
banyak terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar..........................................................................................................................................1
Daftar isi....................................................................................................................................................ii
BAB 1 (pendahuluan)................................................................................................................................1
1.4. Manfaat..............................................................................................................................................2
BAB 2 (Pembahasan).................................................................................................................................3
HAKEKAT TEORI
TEORI PERKEMBANGAN
BAB 3 (penutup).........................................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................................................................16
1
BAB I
(PENDAHULUAN)
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG
Guna mewujudkan hasil perkembangan yang sangat diharapkan itu tidak ada cara lainkecuali
dengan mengefektifkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab para pendidik (orang tuadan guru)
dalam membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak baikdirumah, diluar
rumah maupun di sekolah, karena pada hakikatnya memperoleh bimbingan ataupendidikan yang baik
itu adalah hak si anak dari pendidiknya.
1
1.3. TUJUAN MASALAH
1.4. MANFAAT
1
BAB II
(PEMBAHASAAN)
2.1. Arti Perkembangan
Dan ada juga pengertian dari parah ahli, Perkembangan merupakan pola
perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat
dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992). Dengan demikian perkembangan
berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel
telur dan berlangsung sampai akhir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan
dalam diri individu. Dan ada beberapa arti pengrtian menurut para ahli di antarnya
Menurut Monks dkk yang mengartikan perkembangan suatu proses ke arah lebih
sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk perubahan bersifat
tetap dan tidak dapat untuk diputar kembali.Selain itu, Monk yang mengungkapkan bahwa
perkembangan diartikan sebagai proses kekal dan tetap menuju ke arah organisasi tingkat
integrasi yang lebih tinggi, menurut pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
1
3. Pengertian Perkembangan Menurut Desmita
4.Spikier (1966)
Terjadinya suatu perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ–
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan
berkreasi)
Terjadinya suatu perubahan dalam proporsi baik dari aspek fisik (proporsi tubuh
anak beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan juga dari aspek psikis
(perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas).
Lenyapnya tanda-tanda yang lama. Maksud dari ini adalah tanda-tanda fisik
(lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar anak – anak) seiring dengan bertambahnya
usia) aspek psikis (hilangnya tingkah lagu kanak-kanak dan juga dalam perilaku
impulsif.
Didapatnya suatu tanda-tanda yang baru. Maksud dari hal ini adalah suatu tanda-
tanda fisik berupa pergantian gigi dan karakter seks pada usia remaja. Selain itu
tanda-tanda psikis dengan berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan,
moral, interaksi dengan lawan jenis.
1
2.3. Prinsip-Prinsip perkembangan
Fase perkembangan merupakan penahapan atau periodesasi rentang kehidupan
manusia yang di tandaioleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu.meskipun anak-
anak masa perkembangan yang berlainansatu sama lain, apabila di pandang secara umum ,
ernyataterdapat tanda-tanda atau ciri-ciri perkembangan yanghampir sama antara anak
yang satu dengan yang lain.
Fase I: Yaitu pada usia 0-7 tahun yang disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase ini
hanya bermain.
Fase II: Yaitu pada usia 7– 14 tahun yang disebut masaanak atau masa sekolah dimana
kegiatan anak mulai belajar di sekolah dasar.
Fase III: Yaitu pada usia 14 – 21 yang disebut denganmasa remaja atau pubertas, masa ini
adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa.
1
Perkembangan Peserta Didik berdasarkan Fase Didaktis
Masa Bayi Baru Lahir (New Born),Masa ini dimulai dari sejak bayi lahir sampai bayi
berumur kira-kira 10 atau15 hari,dimana dalam perkembangan manusia masa ini
merupakan fase pemberhentian (Plateau stage) artinya masa tidak terjadi pertumbuhan
atau perkembangan.
Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood). Akhir masa kanak-kanak ataumasa anak
sekolah ini berlangsung dari umur 6 tahun sampai umur 12tahun, masa kanak-kanak akhir
atau masa anak sekolah ini dengan masaintelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan disekolah dan perkembangannya berpusat pada aspek intelek.
Masa Puber (Puberty). Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindihKarena
mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahunawal masa remaja. Yaitu
umur 11 atau 12 tahun sampai umur 15 atau 16tahun. Kriteria yang sering digunakan
untuk menentukan permulaan masa puber adalah haid yang pertama kali pada anak
perempuan dan basahmalam pada anak laki-laki.
Teori psikoanalisis adalah salah satu teori yang membahas tentang hakikat dan
perkembangan bentuk kepribadian yang dimiliki oleh manusia. Unsur utama dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek kepribadian lainnya. Dasar teori psikoanalisis adalah
mengasumsikan bahwa kepribadian akan mulai berkembang saat terjadi konflik- konflik dari
aspek- aspek psikologis itu sendiri. Gejala tersebut biasanya terjadi pada anak- anak atau usia
dini. Kemudian pendapat Sigmund Freud tentang kepribadian manusia ini didasarkan pada
pengalaman- pengalaman yang dialami pasiennya.
Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena gagasannya tentang
kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang
berbagai literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman inilah yang
menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud atau kita kenal juga dengan
1
teori psikoanalisa. Bagi Freud, teori ini cenderung mengikuti observasi dalam konsep
kepribadian, sehingga akan terus mengalami revisi, bahkan sampai 50 tahun terakhir hidupnya.
Karena teorinya yang terus berevolusi, Freud menegaskan teori ini tidak boleh jatuh ke dalam
eklektisisme. Itulah sebabnya para pengikutnya yang memiliki pandangan berseberangan dari
ide- ide dasar teori psikoanalisis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan profesional oleh Freud.
Ia menganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia memiliki definisi yang berbeda tentang ilmu
dibandingkan kebanyakan psikolog saat ini.
Perkembangan kognitif dapat dipahami sebagai proses yang terjadi secara internal
pada pusat susunan saraf ketika manusia tengah berpikir. Seorang psikolog Jean Piaget
pertama kali mengemukakan teori perkembangan kognitif yang bersifat konstruktivisme,
namun teori perkembangan kognitif ini ada dua yaitu konstruktivisme kognitif dan
konstruktivisme sosial.
Dalam teori perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Piaget, ia menjelaskan mengenai
skema-skema atau mengenai bagaimana seseorang memberikan serta menjelaskan
persepsi tentang lingkungannya dalam beberapa tahapan perkembangan. Selain Piaget, Lev
Vygotsku pun mencetuskan teorki perkembangan kognitif versi dirinya. Lebih lanjut, simak
artikel perkembangan kognitif hingga akhir ya
Dalam dunia psikologi, teori perilaku yang direncanakan merupakan suatu teori
terkait hubungan antara keyakinan dan perilaku. Teori inilah yang menyatakan bahwa
sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku, bersama-
sama membentuk niat perilaku individu (Manuntung, 2018).
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan baru dari
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura.
Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan
1980-an. Ide pokok dari pemikiran Bandura (Bandura, 1962) juga merupakan
pengembangan dari ide Miller dan Dollard tentang belajar meniru (imitative learning).
Pada beberapa publikasinya, Bandura telah mengelaborasi proses belajar sosial dengan
faktor-faktor kognitif dan behavioral yang memengaruhi seseorang dalam proses belajar
sosial. Teori ini sangat berperan dalam mempelajari efek dari isi media massa pada
khalayak media di level individu.
1
Teori kognitif sosial juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan sang
"pengamat" untuk menampilkan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan yang
dipunyainya untuk menampilkan perilaku trsebut. Kepercayaan ini disebut dengan self-
efficacy atau efikasi diri(Bandura, 1977a)dan hal ini dipandang sebagai sebuah prasayarat
kritis dari perubahan perilaku.
Teori ekologi dicetuskan oleh Urie Bronfenbrenner (1917-2005). Dalam teori ini
lebih mengedepankan faktor lingkungan daripada faktor biologis. Teori ini menekankan
pentingnya dimensi mikro dan makro dari lingkungan yang menjadi tempat hidup anak.
Teori ekologi Bronfenbrenner (Bronfenbrenner, 1986, 2004; Bronfenbrenner & Morris,
1998, 2006) menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan pengaruh dari sejumlah
sistem lingkungan.[1] Adapun sistem lingkungan yang diidentifikasi dalam teori ini yaitu
mikrositem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.
a. Mikrosistem, yaitu lingkungan tempat individu hidup. Konteks ini dapat mencakup
struktur dan proses yang berlangsung pada setting tatap muka individu (immediate
settings), misalnya keluarga, kawan-kawan sebaya, sekolah, ruang bermain, lingkungan
sekitar, dan lain sebagainya. Dalam mikrosistem ini terjadi interaksi langsung antara
individu dengan agen-agen sosial, misal interaksi seorang anak dengan orang tuanya,
seorang anak yang bermain dengan kawannya di Sekolah, seorang murid dengan gurunya,
dan lain sebagainya. Dalam setting ini, individu tidak dipandang sebagai seorang yang pasif
namun lebih berperan dalam membangun lingkungan.
b. Mesositem, yaitu konteks penghubung (mata rantai) dan proses yang berlangsung
dalam dua setting atau lebih dari individu. Dengan kata lain, mesositem merupakan sistem
dari mikrosistem yang terdiri dari relasi antar mikrosistem atau koneksi diantara beberapa
konteks. Contohnya hubungan rumah dengan sekolah, pengalaman sekolah dengan
keagamaan. Sebagai contoh, anak-anak yang orang tuanya menolak relasi dengan mereka
akan mungkin mengalami kesulitan untuk mengembangkan relasi positif dengan guru
mereka.
c. Eksositem, yaitu konteks yang berkaitan antara lingkungan sosial, prosesnya terjadi di
dua setting atau lebih dan individu yang berkembang tidak berperan aktif melainkan
event-event yang terjadi dapat mempengaruhi proses yang berlangsung pada immediate
setting. Contohnya relasi antara rumah dengan lingkungan kerja orang tua. Misal, bagi
seorang suami atau anak yang dirumah, sedangkan ibunya bekerja dan memperoleh
kenaikan jabatan yang menuntutnya untuk lebih banyak bepergian, sehingga hal ini
1
memungkinkan terjadinya peningkatan konflik dengan suaminya dan mengubah pola
interaksi dengan anaknya.
d. Makrosistem, adalah budaya tempat individu hidup. Konteks ini mencakup pola-pola
ideologi dan organisasi institusi sosial dalam suatu budaya atau sub-budaya, dimana
budaya merujuk pada pola-pola perilaku, keyakinan, dan semua produk dari sekelompok
manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan adanya perbandingan antara
budaya yang satu dengan yang lainnya memberikan informasi mengenai generalisasi
perkembangan. Dalam makrositem ini mencakup ketiga konteks diatas, yakni mikrosistem,
mesosistem, dan eksosistem.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan pikiran suatu individu yang
disebabkan oleh pengalaman.
3.2 Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang
kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu kami harapkan
agar pembaca bisa mencari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang
kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
1
DAFTAR PUSTAKA
https://artikelsiana.com/pengertian-perkembangan-ciri-contoh-faktor-perkembangan/
https://idoc.pub/documents/jurnal-pertumbuhan-dan-perkembanganpdf-3no799eyw5ld
https://id.scribd.com/presentation/372975407/Fase-fase-Perkembangan-Peserta-Didik
https://www.gramedia.com/literasi/teori-psikoanalisis/
https://www.gramedia.com/literasi/perkembangan-kognitif/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_Kognitif_Sosial
https://www.kompasiana.com/nimas.safriyanti/5535ba636ea834b52bda4315/teori-kontekstual-
dalam-psikologi-perkembangan
http://makalahpendidikanku.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-teori-kontekstual.html?
m=1