Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Ekonomi Pembangunan

TRANSFORMASI STRUKTURAL
DAMPAK MODERNISASI , PERUBAHAN SOSIAL, DAN TEKNOLOGI MODERN
TERHADAP AKTIVITAS PERTANIAN DI DESA BABAKAN

NAMA : IBNU KHUSAYI


KELAS : 2/C
NIM : 200501108

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
MATARAM
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

A. Cover……………………………………………………………………………………….

B. Daftar isi…………………………………………………………………………………...

C. Latar belakang masalah…………………………………………………………………..

D. Kajian teori dan empiris………………………………………………………………….

E. Analisis dan pembahasan…………………………………………………………………

F. Kesimpulan dan saran…………………………………………………………………….

G. Refrensi…………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MAKALAH

Kehidupan dalam masyarakat seringkali kita menemui perubahan-perubahan dalam


segala segi kehidupan termasuk perubahan pada masyarakat itu sendiri karena pada dasarnya
tidak ada masyarakat yang statis selalu ada perubahan perubahan dalam masyarakat secara
dinamis entah perubahan tersebut membangun dalam artian berdampak positif kedepannya bagi
masyarakat atau sebaliknya malah membawa dampak buruk bagi masyarakat.
Pertanian adalah salah satu wujud dari pembangunan nasional yang merupakan salah satu
keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan serta
pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional pada dasarnya berorientasi dengan
kemajuan dalam segala aspek kehidupan yang terdapat dikehidupan rakyat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan nasional ialah
dengan cara memperkokoh ketahanan pangan yaitu melalui sektor pertanian. Indonesia adalah
negara agraris yang sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Para petani biasanya
memiliki lahan berupa sawah ataupun ladang sebagai tempat untuk mengolah berbagai macam
tanaman yang menjadi bahan pokok seperti padi, jagung, gandum, dan sebagainya. Dalam
penerapannya pengolahan sawah biasanya terjadi semacam perjanjian tentang bagi hasil tanah
pertanian antara pemilik tanah dengan penggarap sebagai buruh tani. Hubungan antara manusia
dengan tanah sangat erat sekali, sehingga dirasakan memiliki kaitan yang mendasar dalam
hubungannya dengan hukum, sosial dan ekonomi serta kebudayaan. Dalam kehidupan sehari-
hari tanah juga 2 dapat menimbulkan masalah, menimbulkan sengketa yang dapat berlarut-larut
dan sengketa tanah juga dapat menimbulkan gangguan ketenangan dan ketertiban masyarakat,
apabila tidak ditangani secara sungguh-sungguh, secara terencana dan berkesinambungan.
Seiring perkembangan zaman terjadi perubahan dalam egati pertanian biasanya orang
menggunakan alat tradisional seperti cangkul, bajak kerbau, dan sabit sudah tidak dilakukan
lagi karena di mana masyarakat sudah berkembang.
Adanya teknologi masuk di DESA BABAKAN menyebabkan perubahan bagi
masyarakatnya dalam arti cara berinteraksi nya mulai berkurang dulunya masyarakat saling
membantu tetapi sekarang saya amati tidak seperti dulu dimana sekarang itu masyarakat saling
cuek dan hanya mementingkan diri sendiri.
Segala kegiatan yang dilakukan di pertanian perlahan-perlahan dialihkan untuk
menggunakan alat teknologi modern menggantikan peralatan tradisional sebelumnya dengan
adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil
pertanian serta memudahkan bagi para pengelola egati pertanian untuk mendapatkan hasil kerja
yang optimal.
Teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum sesuai untuk diterapkan
secara keseluruhan karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam
tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan serta pengetahuan masyarakat tentang teknologi
pertanian
B.RUMUSAN MASSALAH.

1). Modernisasi dan perubahan social nasyarakan desa Babakan

2). Dampak modernisasi alat-alat pertanian terhadap perubahan petani di desa babakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN TEORIS
A. Sejarah masyarakat pertanian
sejarah pertanian telah mencatat bahwa pola pertanian masyarakat petani menanam
berbagai benih tanaman pangan sebatas untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari mereka
menanam berbagai biji-bijian antara lain padi gandum jagung ataupun tanaman yang lainnya
dengan demikian bentuk pertanian yang ada sangat individual.
Perkembangan kultural petani adalah terbentuknya komunitas kecil yang menyerupai desa
dalam bentuk dan struktur yang sederha. Masyarakatnya tidak bersifat menetap karena
berpindah-pindah mengikuti arah yang baru tempat mereka memperoleh sumber makanannya
dan solidaritas diantara mereka tampil dalam bentuk gotong-royong baik bermaksud tolong-
menolong secara spontan karena sikap bakti maupun wujud saling membutuhkan satu dengan
yang lainnya egati pertanian semacam ini belum mempunyai konsep kepemilikan.
2. Ciri-ciri masyarakat petani
Pertanian adalah sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas
menyediakan bahan makanan bagi manusia. Dalam arti sempit pertanian adalah “bercocok
tanam”. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian tanaman, perkebunan, perikanan, peternakan
dan kehutanan.
Ciri-ciri suatu kegiatan pertanian adalah:
1. dalam proses produksi harus terbentuk bahan-bahan organik dari zat anorganik dan bantuan
tumbuhan atau hewan
2. adanya usaha manusia untuk memperbaharui proses produksi yang bersifat “reprodukti” dan
“budiday
2. Ciri-ciri masyarakat bercocok tanam
• hidup menetap
• mempunyai rumah tempat tinggal
• berternak dan berladang
• food producing
• telah terbentuk perkampungan
• mengenal pembagian kerja
• mengenal pakaian gerabah dan peralatan kerja
• mengenal kepercayaan
• terbentuk masyarakat
• pembagian kerja secara jelas
• gotong-royong
b. Ciri-ciri budaya masyarakat pertanian.
1). Lebih maju dalam penggunaan bahasa.
2). Aktivitasnya telah menggunakan bahasa komunikasi.
3). Menggunakan bahasa untuk mendistribusikan pekerjaan.
4). Perkembangan tradisi menghormati orang yang lebih tua.
5). Membuat bangunan megalitikum sebagai manifestasi kepercayaan.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS

Jika dilihat dari paparan materi di atas Bahwa memang teknologi sangat
mempengaruhi pola hidup masyarakat di desa Babakan yang sebelumnya hanya menggunakan
bajak kerbau untuk menggemburkan tanah yang belum siap untuk di tanamkan tanaman, dan
sekarang menggunakan mesin traktor untuk membajaknya, yang dulunya juga menggunakan
alat kayu untuk merampek padi dan sekarang menggunakan mesin perontok padi yang di
sawah, dan juga dahulu hanya menggunakan mantok dalam bentuk batu-batuan untuk
menumbuk padi dan sekarang menggunakan mesin Heller untuk menjadikannya menjadi beras.
Selain itu banyak masyarakat yang dirugikan dengan adanya alat modern
terutama bagi buruh tani di mana dengan 10 sampai 15 orang sekarang hanya dibutuhkan 5 orang
saja untuk merontokkan padi, rakyat-rakyat biasa yang biasanya mengambil sisa-sisa padi sudah
tidak ada sama sekali, karena mesin yang digunakan sama sekali tidak menyisakan sedikit padi
atau sisa yg ada di bawah perontok oleh karena itu adanya alat modern dalam dunia pertanian
ada juga sisi negative dan positifnya untuk para rakyat miskin dan buruh tani.
B. PEMBAHASAN
1). Moderissasi dan perubahan social di desa Babakan
Modernisasi merupakan proses perubahan corak kehidupan masyarakat yang tradisional
menjadi masyarakat yang modern terutama berkaitan dengan teknologi dan organisasi pertanian.
Teknologi modern muncul dalam kehidupan masyarakat. Dan banyak dari masyarakat
merasakan kecanggihan dari teknologi modern tersebut. Dulu masyarakat menggunakan alat
tradisonal dan sekarang mulai beralih menggunakan kecanggihan teknologi modern.
Modernisasi ini mulai masuk dalam dunia pertanian, banyak teknologi modern yang muncul dan
membawa beberapa teknologi mesin pertanian modern. Dan dari modernisasi ini timbullah
perubahan teknologi dalam pertanian. Yang dulu para petani memakai alat tradisional yang
masih sederhana, dengan adanya alat teknologi modern ini para petani mulai beralih untuk
memakai teknologi canggih tersebut.
Dari perubahan tersebut menuntut petani untuk menggunakan alat tersebut, supaya
mereka tidak tertinggal akan perubahan zaman dari setiap tahunnya. Banyak sekali mesin-mesin
dari luar yang dibuat guna untuk memudahkan para petani dalam menggarap sawah. Contohnya
seperti THRESHER
Dengan ini para petani Indonesia bisa merasakan kecanggihan dari alat tersebut. Dari alat
mesin pompa air yang memudahkan para petani dalam proses pengairan sawah, mesin traktor
yang digunakan para petani dalam proses pembajakan sawah, sehingga petani tidak perlu lagi
menggunakan kerbau dalam pembajakan sawah danadanya mesin tleser yang memudahkan
petani dalam proses pengambilan padi.
Dengan modernisasi ini pertanian banyak mengalami perkembangan dalam segi
pertanian, dapat dilihat segi pemilihan bibit yang pada zaman dulu masyarakat menggunakan
bibit padi seadanya yaitu dari benih miliknya sendiri tanpa menghitungkan hasil panen yang
didapatkan, dan sekarang para petani mulai memilih bibit unggul yang tahan akan serangan
hama, hasil panennya lebih banyak, proses perawatannya yang mudah dan memiliki waktu panen
yang lebih singkat.
Dan juga pada proses pemupukan, yang dulu para petani harus mencari pupuk kandang
dan sekarang sudah ada pupuk pestisida yang dalam penggunaanya yaitu secukupnya sesuai
dengan kebutuhan lahan tanah.

Contoh buruh tani yang dahulu nya memerlukan banyak buruh tani , dan sekarang setelah
masuknya alat modern hanya dengan 2 atau 3 orang saja terselesaikan semua.
2).Dampak modernisasi alat-alat pertanian terhadap perubahan

Modernisasi yang merubah semua kehidupan manusia juga tidak terlepas di bidang
pertanian juga mengalami perkembangan dengan seiring majunya perkembangan modernisasi.
Modernisasi membantu mempercepat proses tanam-menanam dan pemanenan tanaman
pertanian. Masuknya modernisasi pertanian di Desa Babakan dengan digunakannya traktor, alat
penyemprot hama, alat penggiling padi, dengan modernisasi alat-alat pertanian tersebut merubah
pertanian tradisional ke pertanian modern. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui
modernisasi alat-alat pertanian di Desa Babakan; Mengetahui perubahan di Desa; Mengetahui
dampak modernisasi alat-alat pertanian terhadap di Desa . Menurut Giddens istilah modernisasi
berkaitan dengan diferensiasi dan spesialisasi fungsional tidak sesuai untuk menjelaskan
fenomena pengumpulan ruang dan waktu . Menurut Giddens modernitas itu berubah dan diberi
ciri oleh kondisi-kondisi baru, kekuatan-kekuatan baru. Untuk memperoleh data maka dilakukan
penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah
sumber data primer dengan dua jenis informan yaitu iforman pangkal dan informan kunci,
sedangkan sumber data sekunder yaitu melalui buku-buku, dokumen yang berkaitan dengan
teori. Untuk mengumpulkan data dilakukan observasi dan wawancara serta studi kepustakaan.
Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Babakan Kecamatan Sandubaya Kabupaten Kota
Mataram lokasi ini dipiih karena lokasi tersebut salah satu daerah yang masyarakatnya bermata
pencaharian petani. Dari hasil penelitian, modernisasi alat-alat pertanian di Desa Pasirgeulis
ditandai dengan adanya traktor, alat penyemprot hama, alat penggiling padi. Perubahan di
masyarakat Desa Babakan yaitu berubahnya kegiatan masyarakat Desa karena tidak sedikit yang
mencari pekerjaan ke kota, rasa kekeluargaan dan kekompakan petani yang semakin kuat, dan
interaksi antar petani yang semakin intens. Dengan adanya modernisasi alat-alat pertanian
tersebut memberikan dampak diantaranya memudahkan proses bertani petani, perubahan dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, dampak selanjutnya bahwa bertani tidak
dijadikan sebagai mata pencaharian pokok di Desa Pasirgeulis karena sekarang banyak dari
masyarakat di Desa Babakan mencari pekerjaan di kota-kota besar. Selain dampak positif yang
dihasilkan dari modernisasi ada juga dampak negative salah satunya yaitu modal yang besar
yang harus disiapkan oleh petani untuk menyewa traktor ataupun membeli alat-alat pertanian
yang modern.
Contoh perubahan alat teknologi yang dahulunya hanya bajak kerbau, dan sekarang tealh
berubah menjadi traktor maupun yabg lebih canggih pada gambar di bawah ini :

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Modernisasi dalam bidang pertanian di Indonesia, ditandai dengan perubahan mendasar
pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara yang lebih modern.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain 6 pengolahan tanah,
penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, penggunaan saranasarana produksi pertanian
Modernisasi pertanian merubah bentuk pertanian dari cara-cara tradisional menjadi cara-
cara yang lebih modern. Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain dalam
pengolahan tanah, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, penggunaan sarana-sarana
produksi pertanian, dan pengaturan waktu panen. Dalam bidang pertanian, perubahan-perubahan
sosial petani akibat dari modernisasi adalah dengan diperkenankannya teknologi baru dalam
bertani.
Teknologi baru dalam bertani yang diterapkan, merupakan teknologi untuk meningkatkan
produktivitas, peningkatan mutu dan baik untuk skala kecil, menengah maupun besar. Teknologi
digunakan ini, meliputi kegiatan on farm maupun off farm. Pada kegiatan on farm, pemanfaatan
teknologi meliputi teknologi biologis untuk menghasilkan benih, varietas unggulan termasuk
penggunaan teknologi untuk pertanian organik, serta teknologi pengadaan peralatan dan mesin
pertanian. Sementara pada kegiatan off farm, teknologi yang diterapkan meliputi teknologi
pengolahan, pengawetan, pengemasan, pengepakan dan distribusi.
Modernisasi pertanian merupakan suatu proses perubahan sosial, implementasinya tidak
hanya ditunjukkan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus
juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia, baik secara ekonomi,
sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan
(growth), dan perubahan (change). Tujuan utama dari modernisasi dalam bidang pertanian
adalah untuk meningkatkan hasil pertanian, peningkatan hasil pertanian tersebut dapat terwujud
melalui perubahan dari berbagai faktor dalam proses bertani, baik dalam penggunaan alat
pertaniannya, maupun dalam penggunaan cara bertaninya. Peningkatan hasil pertanian yang
diperoleh petani, secara langsung dapat mngakibatkan perubahan sosial dalam masyarakat.
Perubahan sosial merupakan segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompokkelompok dalam masyarkat4 . Perubahan
sosial berarti modifikasi atau perubahan institusi sosial atau pola-pola sosial, yang ditekankan
disini adalah perubahan penting dala perilaku sosial atau perubahan dalam sistem sosial yang
lebih besar, bukan perubahan yang kecil dalam kelompok kecil. Jika perubahan merujuk kepada
perubahan dari segi hubungan sossial yang ada, seperti dalam kehidupan keluarga, ekonomi atau
agama.5 Dampak dari perubahan sosial tersebut, munculah modernisasi. Modernisasi merupakan
konsep dari perubahan sosial. Modernisasi di bidang pertanian di Indonesia ditandai dengan
perubahan yang mendasar pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara
yang lebih maju. Dalam bidang pertanian, perubahanperubahan sosial petani akibat dari
modernisasi. Modernisasi dalam bidang pertanian membawa dampak yang positif bagi petani,
yaitu semakin majunya kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial pada dasarnya merupakan
suatu bidang atau lapangan usaha praktek pekerjaan sosial, program-program dan kegiatan
sosial, program-program dan kegiatan sosial lainnya dalam bidang kehidupan manusia. Konsep
kesejahteraan sosial sebagai suatu program berhubungan dengan berbagai keterampilan ilmiah
B. SARAN
Dari hasil penelitian saya ada beberapa saran yang ingin saya berikan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan dengan cara trandisional, agar tersambungnya tali silaturrahim kita sesame petani
karena di situ kita akan menyewa orang untuk membantu kita
2. Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan motivasi petani mempertahankan sistem
tradisional adalah pendidikan formal dan pengalaman berusahatani sistem tradisional
sedangkan pendidikan non formal, persepsi petani terhadap sistem tradisional usahatani padi,
luas lahan garapan, jumlah tanggungan keluarga, tidak berhubungan nyata dengan motivasi
petani mempertahankan sistem tradisional. Faktor yang berhubungan nyata dengan motivasi
petani mempertahankan sistem tradisional (sistem tadah hujan, bibit lokal dan penanaman
setahun sekali) sebaiknya dijadikan bahan pertimbangan bagi petani dalam mempertahankan
sistem tradisional padi sawah sehingga petani dapat mengambil sikap yang bijak. Perlu kajian
yang mendalam mengenai sistem tradisional dimasa yang akan datang, sehingga akan
menyadarkan berbagai kalangan khususnya pemerintah setempat mengenai kesejahtera yang
akan diterima oleh petani dalam panjang dari berbagai aspek
3. Melestarkan cara tradisional agar kita lebih dekat dengan alam dsekita dan kita tahu kondisi
alam saat ini

REFRENSI

Abdullah, Taufik. Sejarah Masyarakat. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1987.


Ali, Sayuthi. MetodePenelitian Agama dan PendekatanTeori dan Praktek. Cet.I; Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada, 2002.
Bugin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. Cet. 5 ; Jakarta: Putra Grafika, 2011.
Bustanul, Arifin. Analisis Ekonomi pertanian Indonesia. Jakarta : PT. kompas Media Nusantara,
2004.
Dapid Hapgood, dan Yusuf Milikkan. Dilema Pertanian di Negara-Negara Terbelakang.
Jakarta: 1999.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2007),hlm.261.
Taufik Rahman, Glosari Teori Sosial,(Bandung:Ibnu Sina Press,2011),hlm.96.
Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial,(Bandung: Refieka Aditama,2012),hlm.1

Anda mungkin juga menyukai