Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

ACARA XI

“LATTE ART”

Dosen Pengampu:
Ir. Inkorena G. S. Sukartono, M.Agr & Prof. Drs. Edy Yuwono, Ph.D

Disusun Oleh:

Fariz Chairil Umam


195001516048

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Robusta adalah salah satu jenis tanaman kopi dengan nama ilmiah Coffea
canephora. Nama robusta diambil dari kata “robust“, istilah dalam bahasa Inggris
yang artinya kuat. Sesuai dengan namanya, minuman yang diekstrak dari biji kopi
robusta memiliki cita rasa yang kuat dan cenderung lebih pahit dibanding arabika.
Biji kopi robusta banyak digunakan sebagai bahan baku kopi siap saji (instant)
dan pencampur kopi racikan (blend) untuk menambah kekuatan cita rasa kopi.
Selain itu, biasa juga digunakan untuk membuat minuman kopi berbasis susu
seperti capucino, cafe latte dan macchiato.

Biji kopi robusta dianggap inferior dan dihargai lebih rendah dibanding
arabika. Secara global produksi robusta menempati urutan kedua setelah arabika.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi robusta terbesar di dunia.
Sebagian besar perkebunan kopi di negeri ini ditanami jenis robusta, sisanya
arabika, liberika, dan excelsa.

Latte art adalah seni dalam menghias tampilan minuman menggunakan susu.
Latte dalam bahasa Itali berarti susu, latte art sendiri termasuk kedalam seni
kuliner. Latte art mulai dikenal di Amerika pada akhir tahun 1980 dimana pada
saat itu kopi sedang sangat diminati. Di Amerika, Latte art dipopulerkan oleh
David Schomer seorang barista yang juga pemilik café espresso ”Vivace”. Barista
dalam bahasa Italia mempunyai arti orang yang bekerja dibelakang meja. David
Schomer merupakan pengembang microbubble, micro-bubble digunakan untuk
membuat latte art pada minuman. David Schomer disebut juga sebagai bapak latte
art dunia karena David Schomer mampu memperkenalkan latte art pada dunia. Di
Indonesia latte art mulai masuk pada tahun 2009 akan tetapi pada saat itu latte art
belum begitu populer dikalangan barista Indonesia hal ini terlihat dari masih
sedikit gerai kopi yang menggunakan latte art sebagai hiasan dalam menu kopi
mereka, dan mulai populer dikalangan barista Indonesia pada tahun 2010 hingga
sekarang.

Pada gerai-gerai kopi umumnya latte art disajikan oleh seorang barista pada
menu minuman yang diisajikan panas berbahan dasar kopi seperti espresso yang
menggunakan susu yang telah disteam sehingga menghasilkan microbubble
sebagai bahan campurannya beberapa menu yang biasanya dapat diaplikasikan
latte art yaitu coffee latte, moccachino dan cappuccino, akan tetapi latte art tidak
hanya dapat diaplikasikan pada minuman yang menggunakan bahan dasar kopi
saja, minuman yang disajikan panas dan menggunakan bahan dasar cokelat bubuk
dan teh hijau bubuk dapat juga dijadikan media aplikasi latte art namun tentu saja
tampilan yang dihasilkan akan berbeda, selain itu juga tingkat kerumitan pada
setiap menu berbeda-beda, hal ini dikarenakan jumlah campuran susu dan
ketebalan micro-bubble yang digunakan pada setiap menu berbedabeda tentu saja
hal ini akan mempengaruhi proses pembetukan pola gambar.

Fungsi latte art sendiri selain menambah keindahan pada minuman itu sendiri
latte art juga menambah nilai lebih untuk seorang barista dan kemampuan seorang
barista dalam menyajikan menu minuman yang mengaplikasikan latte art menjadi
salah satu persyaratan wajib yang harus dimiliki bagi beberapa kedai kopi di
Indonesia. Pembuatan pola gambar pada latte art pun bermacammacam mulai dari
pola yang berulang ulang seperti rosetta dan hati hingga pola yang memiliki
tingkat kesulitan tinggi seperti lukisan wajah. Dalam membuat latte art hal yang
harus diperhatikan bukan hanya keindahan pola pola gambar saja, akan tetapi rasa
yang dihasilkan juga harus tetap diperhatikan. Latte art bukan hanya sekedar
memberikan keindahan dalam secangkir minuman tetapi juga untuk mendapatkan
secangkir minuman dengan rasa yang tetap terjaga. Karena dalam membuat latte
art ini dibutuhkan pengalaman dan juga keahlian sehingga biasanya pembuatan
latte art ini dikerjakan oleh barista yang sudah profesional. Dalam tahapan
menjadi barista profesional, seorang barista harus mampu mengaplikasikan latte
art pada minuman yang disajikannya, dibutuhkan proses belajar dan latihan untuk
dapat menguasai latte art, namun pada saat ini di Indonesia media informasi
pembelajaran latte art masih sangat terbatas.

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan memberikan


keterampilan mahasiswa dalam membuat latte art.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latte Art

Latte art merupakan metode pembuatan kopi yang dibuat dengan menuangkan
susu yang dikukus atau steam milk di permukaan espresso dan menghasilkan pola
atau desain pada permukaan yang dihasilkan latte. Latte art dapat memberikan
kesan keindahan dalam secangkir minuman dengan tetap memperhatikan rasa dari
minuman tersebut. Salah satu faktor penting sebuah latte adalah kualitas frothing
susu yang berfungsi untuk meningkatkan dan memperkuat rasa kopi.

Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan dalam pembuatan latte art, yaitu:

1. Free Pouring
Free pouring merupakan teknik menciptakan pola selama menuangkan
busa susu dan pola gambar yang paling umum. Pola gambar yang
dihasilkan adalah dari proses penuangan microfoam susu ke dalam
espresso. Dalam teknik free pouring ini perlu memperhatikan beberapa
hal, seperti menjaga keseimbangan, kemiringan cangkir dan ayunan
tangan pada saat menuangkan busa susu pada cangkir yang berisikan
espresso. Pola yang umumnya dibuat dengan teknik ini, yaitu pola hati,
rosetta, dan tulip.
2. Etching
Teknik etching merupakan teknik mengukir pola gambar dengan
menggunakan latte artpen. Pada teknik ini memungkinkan untuk
membuat pola yang lebih rumit seperti gambar hewan, bunga, dan
berbagai motif rumit lainnya.
3. Latte Art Tiga Dimensi
Latte art tiga dimensi yaitu latte art berbentuk timbul atau tiga dimensi.
Pada teknik ini menciptakan bentuk suatu objek menggunakan microfoam
susu yang umumnya dibantu dengan alat berupa latte artpen dan sendok.
Latte art tiga dimensi merupakan pengembangan dari teknik
penggabungan antara teknik free pouring dengan teknik etching.

Dalam membuat latte art yang harus dimiliki oleh seorang barista yaitu steam
pitcher dan termometer. Steam pitcher merupakan alat terpenting dalam membuat
latte art. Hal tersebut dikarenakan selain digunakan sebagai wadah penampung
susu pada saat proses frothing, steam pitcher juga digunakan sebagai alat untuk
melakukan teknik latte art yaitu teknik free pouring. Sedangkan termometer
digunakan untuk mengetahui suhu yang tepat pada saat proses frothing, karena
suhu merupakan indikator penting yang menentukan keberhasilan dalam
membuat microfoam.

Bahan yang paling utama dalam latte art adalah susu. Susu menjadi bahan
utama karena susu merupakan material yang membentuk pola gambar dalam
minuman. Selain itu, espresso juga menjadi bahan utama dalam pembuatan latte
art. Espresso yang digunakan untuk membuat latte art harus espresso dengan
crema yang sempurna yaitu crema yang tebal dan tidak memiliki lubang ataupun
pecah, lapisan crema yang akan membuat kopi menjadi lebih kental dan mudah
untuk dibentuk pada saat susu dituangkan. Crema merupakan buih lembut yang
berada pada bagian permukaan espresso.
BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah Teko listrik, Termometer, Timbangan, Gelas,


Sendok, French Press, Steam pitcher, Frother sedangkan untuk bahan yang
digunakan adalah Kopi nescafe/robusta, Air panas, Susu UHT.

3.2 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini, antara lain:
1. Ditimbang kopi sebanyak 4 gram
2. Dipanaskan air hingga suhu 90°C
3. Dituang air sebanyak 50 ml ke dalam cangkir yang berisi kopi bubuk
4. Diaduk kopi hingga merata
5. Dipanaskan susu hingga suhu 60°C
6. Dituang susu sebanyak 130 ml ke dalam French press atau steam
pitcher menggunakan frother hingga membentuk microfoam susu yang
silky
7. Dituang secara perlahan susu ke dalam segelas kopi hingga
membentuk sebuah latte art
8.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dokumentasi Keterangan

Pembuatan microfoam
menggunakan frother

Pembuatan pola gambar


latte art

Hasil latte art


4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan latte art menggunakan espresso
dan susu sebagai bahan utamanya. Latte art atau seni latte merupakan metode
mempersiapkan kopi yang diciptakan dari menuang susu yang telah dikukus ke
espresso dan menghasilkan pola atau desain pada permukaan kopi. Proses
pembuatan latte art dilakukan dengan menggunakan alat-alat seperti steam
pitcher, frother, gelas, termometer, dan French press. Steam pitcher merupakan
alat berbentuk seperti gelas yang memiliki mulut yang memudahkan dalam
mengontrol tuangan/pouring susu sehingga dapat menciptakan pola seni susu atau
latte art yang menarik dan indah. Steam pitcher ini digunakan sebagai wadah
untuk membuat susu microfoam dan juga dilakukan untuk menciptakan pola seni
dengan menuang susu ke dalam espresso. Frother merupakan alat yang digunakan
untuk membuat buih atau busa (foam) dari suatu produk seperti susu.

Berdasarkan dari pembuatan latte art yang sudah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa foam yang dibuat menggunakan frother mengalami kegagalan. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti susu yang di steam dan
media untuk steaming yang digunakan kurang baik. Susu yang digunakan harus
susu segar dingin tetapi tidak beku dengan kualitas yang bagus atau menggunakan
susu yang diolah dengan suhu rendah dan proses pemanasannya lebih lama karena
dalam melakukan proses frothing untuk menghasilkan microfoam kandungan
lemak dalam susu tidak boleh pecah atau terpisah karena dapat menentukan
sempurna atau tidaknya microfoam yang dihasilkan.

Pada proses steaming, suhu yang digunakan harus diperhatikan yaitu pada
suhu 65-70°C. Panas yang berlebih dapat mengubah sifat protein di dalam susu
dan menyebabkan tekstur dan rasa dari susu berkurang. Selain itu, teknik yang
digunakan masih kurang tepat karena pada saat pembuatan pola, jarak gelas
pitcher dan cangkir yang digunakan untuk membuat pola terlalu dekat serta
penuangan susu terlalu lambat sehingga susu tampak terpisah dalam gelas dan
muncul gelembung-gelembung udara dari kopi yang dibuat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Latte art merupakan metode pembuatan kopi yang dibuat dengan menuangkan
susu yang dikukus atau steam milk di permukaan espresso dan menghasilkan
pola atau desain pada permukaan yang dihasilkan latte.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan latte art menggunakan
espresso dan susu sebagai bahan utamanya. Berdasarkan dari pembuatan latte
art yang sudah dilakukan, diperoleh hasil bahwa foam yang dibuat
menggunakan frother mengalami kegagalan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti susu yang di steam, media untuk steaming yang
digunakan, teknik yang kurang tepat serta jarak dalam pembuatan pola yang
terlalu dekat.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, M. A. N. 2017. Elemen Artistik Pada Penyajian Latte Art Pada


Beberapa Cafe di Makassar. Skripsi. Universitas Negeri Makassar.

Mujanah, S., & Yustini, R. 2022. Pendampingan Manajemen Usaha dan TTG
“Omah Kopi” dalam Pengembangan Wisata Kampung Adat Segunung
Wonosalam Jombang. Jurnal Abdi Mas TPB, 4(1), 68-74.

Sukartono, I. G. S., & Yuwono, E. 2022. Penuntun Praktikum Budidaya


Tanaman Perkebunan. Jakarta: Fakultas Pertanian Universitas Nasional.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai