Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH MANAJEMEN KAFE DAN BARISTA

PEMBUATAN LATTE ART

Disusun Oleh:

Nama : Maldini Sindu Palupy

NIM : A44200672

Golongan :A

PROGRAM STUDI D-IV PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2023
ACARA PEMBUATAN COFFEE LATTE

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu membuat minuman kreasi espresso berupa coffee latte
2. Mahasiswa dapat membuat steamed milk dan membuat latte art
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin espresso.

B. Tinjauan Pustaka
Espresso merupakan kopi yang dihasilkan dari proses penyeduhan kopi dengan
tekanan dan suhu tinggi. Kopi espresso dibuat dengan menggiling kopi hingga halus, lalu
dipadatkan atau biasa disebut “tamping”, kemudian kopi diseduh dengan tekanan tinggi
dengan suhu yang tinggi, sehingga menghasilkan ekstrak kopi yang kental. Rasanya yang
tebal dan teksturnya yang kental itu menjadikannya base atau dasar untuk pembuatan
berbagai menu kopi, seperti cappuccino, americano dan juga caffé latte (nescafe, 2022).
Latte Art adalah suatu metode pembuatan kopi dibuat dengan menuangkan susu
yang dikukus atau steam milk di permukaan espresso dan menghasilkan pola atau desain
pada permukaan yang dihasilkan latte. Meskipun Latte Art merupakan aspek estetika dalam
penyajian kopi yang akan memberikan nilai tambah pada secangkir minuman, akan tetapi
Latte Art bukan hanya berfungsi sebagai hiasan saja, tapi juga rasa yang dihasilkan juga
harus tetap diperhatikan. Latte Art bukan hanya sekedar memberikan keindahan dalam
secangkir minuman tetapi juga untuk mendapatkan secangkir minuman dengan rasa yang
tetap terjaga.
Latte art tak lahir dari sekedar menuangkan susu ke dalam espresso. Latte art terjadi
karena bantuan susu yang dipanaskan dengan steamer atau frother dan
membentuk microfoam. Kehadiran microfoam ini mengubah karakteristik dari susu cair
biasa. Dalam bahasa ilmiah proses ini disebut denaturasi. Susu terdiri dari lemak, gula dan
protein. Ketika susu diuapkan maka lemak mengurai dan memecah gula yang ada padanya
dan membuat susu terasa lebih manis. Susu yang telah menghasilkan microfoam inilah
yang dituangkan barista ke dalam espresso dan bisa dibentuk menjadi berbagai desain
dalam latte art (Otten, 2015).
C. Metodologi Penelitian
1. Waktu dn Tempat
Praktikum pengoerasian peralatan barista ini dilakukan pada:
Hari : Jumat, 19 Mei 2023
Waktu : 07.30 – selesai
Tempat : Tefa Bakery and Coffee Politeknik Negeri Jember
2. Alat dan Bahan
• Alat
1. Mesin espresso
2. Portafilter
3. Gelas
4. Milk jug
5. Temper
6. Sendok cupping
7. Mesin grinder
8. Timbangan
9. Kain lap
• Bahan
1. Biji kopi arabika
2. Biji robusta
3. Air
4. Susu fresh milk
3. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
b. Timbang biji kopi arabika 8 gram dan biji kopi robusta 10 gram kemudian
blending
c. Grinder biji kopi yang telah di blend dengan mesin grinder ukuran fine
d. Bersihkan portafilter dengan kain lap
e. Masukkan bubuk kopi kedalam portafilter
f. Ratakan bubuk kopi dengan tamper kemudian tekan hingga bubuk kopi padat
sempurna pada portafilter
g. Hidupkan mesin espresso kemudian flush
h. Masukkan portafilter dengan arah masuk seperti jam 7 kemudian putar menuju
arah jam 6
i. Taruh gelas dibawah spout sebagai wadah hasil ekstraksi kopi
j. Tarik kedua tuas ke atas secara perlahan, air panas secara otomatis akan membasahi
permukaan bubuk kopi dengan merata
k. Posisikan tuas dengan gerakan yang seimbang supaya tekanan air panas ke bubuk
kopi merata sempurna
l. Espresso secara perlahan akan turun melalui spout dan mengisi gelas yang telah
disediakan.
m. Timbang susu sebanyak 170 ml kemudian masukkan kedalam milk jug
n. Steam susu dalam milk jug hingga menghasilkan foam tetapi jangan sampai
terlalu panas
o. Tuangkan susu yang telah di steam kedalam espresso dengan Teknik memutar dan
bentuk art di akhir tuangan.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Tabel resep espresso
Grind size 1 mesh (mesin N500)
Dose in 18 gram (9 gram Arabika dan 9 gram Robusta)
Dose out 36 ml
Brew time 40 detik
Susu 170 ml

2. Pembahasan
Latte art adalah seni melukis di atas kopi dengan menggunakan susu yang
telah di steam. Alat yang digunakan untuk membuat latte art ini adalah milk jug, dimana
milk jug yang mempermudah barista dalam melukis di atas espresso adalah milk jug
yang memiliki ujung lebih runcing. Pada praktikum kali ini, espresso yang digunakan
sebanyak 36 ml. Crema pada espresso yang akan digunakan juga mempengaruhi hasil
latte art, crema yang baik adalah crema yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal
karena dapat menahan latte dengan baik. Susu yang digunakan sebanyak 170 ml di
steam menggunakan steamer pada mesin espresso hingga terbentuk foam yang
berkilau. Proses steaming susu ini dengan cara memasukkan steamer kedalam milk jug
kemudian nyalakan steamer dan tunggu hingga terbentuk foam, pada saat proses
steaming jangan sampai susu menjadi terlalu panas karena foam yang dihasilkan akan
semakin tebal dan padat sehingga sulit untuk dibentuk. Pada saat penuangan steam milk
pada espresso posisi milk jug sedikit dimiringkan kurang lebih 60 derajad agar
mempermudah barista dalam membuat latte art dan presisinya tepat ditengah. Pada saat
penuangan susu pada espresso sebaiiknya dilakukan dengan cara yang konsisten agar
dapat menghasilkan art sesuai yang diinginkan.

E. Kesimpulan
Pada pembuatan latte art yang harus diperhatikan adalah based coffee atau espresso,
proses steaming susu, dan pada saat penuangan susu kedalam espresso. Espresso yang aik
untuk membuat latte art adalah yang memiliki crema tidak terlalu tebal dan tidak terlalu
tipis. Tingkat steam susu yang baik digunakan dalam latte art adalah yang memiliki foam
berkilau tidak terlalu tebal dan padat atau terlalu cair.
DAFTAR PUSTAKA

Hatmi T. H, Rizky N. K. (2023). ”Buku Kerja Praktik Mahasiswa Teknik penyeduhan dan
Penyajian Kopi”. Politeknik Negeri Jember.

Otten Coffee, (2015). “5 Hal yang Perlu Kami Ketahui Tentang Latte Art”. PT. Otten Coffee
Indonesia. Diakses pada 6 Juni 2023.

Pratita Dian Galuh., Rosdiana E., Farhan., (2023). Buku Kerja Praktik Mahasiswa: Manajemen
kafe dan barista. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi:
Politeknik Negeri Jember. Jember
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai