Disusun Oleh :
RAHMI MEDIANA
NIM: 2018450056
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
i
RINGKASAN
Kata Kunci: Service Quality (Servqual), Model Kano Dan QFD (Quality
Function Deployment)
ii
DAFTAR ISI
Ringkasan ..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perhitungan Nilai Gap Pada Kinerja Tiap Atribu ........................................ 2
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tabel 1.1 Perhitungan Nilai Gap Pada Kinerja Tiap Atribut
Gap (Kesenjangan) Tiap Atribut
NO Pernyataan Kinerja Harapan Gap Rank
Fasilitas dan Penampilan Personil Secara Fisik (Tangibles )
1 Penampilan pekerja (mengunakan perlengkapan safety ) saat bekerja 3.59 4.73 -1.14 11
2 Pekerja selalu ditempat bila dibutuhkan 3.68 4.73 -1.05 5
3 Kelengkapan dan kesiapan peralatan kerja 3.95 4.73 -0.77 1
Pekerja selalu memperhatikan kebersihan dan kenyamanan lingkungan
4
kerja 3.73 4.77 -1.05 6
Mean 3.74 4.74 -1.00
Keandalan Pelayanan (Reliability )
5 Kesesuaian pelayanan yang diberikan terhadap permintaan kebutuhan 3.59 4.77 -1.18 13
6 Keandalan pekerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan 3.91 4.77 -0.86 2
7 Memberikan pelayanan secara tepat 3.55 4.73 -1.18 14
8 Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan 3.41 4.73 -1.32 18
Kemampuan pekerja untuk melaksanakan pekerjaan tanpa melakukan
9
kesalahan 3.68 4.77 -1.09 9
Mean 3.64 4.75 -1.11
Daya Tanggap (Responsiveness )
10 Kecepatan pekerja dalam menanggapi permasalahan kerja 3.45 4.73 -1.27 17
11 Pekerja langsung memberikan bantuan saat diminta bantuan 3.82 4.77 -0.95 4
12 Cepat dalam memberikan solusi 3.55 4.73 -1.18 15
Mean 3.61 4.74 -1.14
Kemampuan Terhadap Pelayanan (Assurance )
13 Pekerja selalu berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan 3.68 4.73 -1.05 7
14 Pekerja selalu konsisten bersikap sopan 3.82 4.73 -0.91 3
Pekerja mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
15
pekerjaan 3.68 4.77 -1.09 10
16 Kepedulian pekerja terhadap keluhan keluhan dari Customer 3.73 4.77 -1.05 8
17 Kesesuaian hari dan jam kerja dengan waktu kerja Customer 3.09 4.77 -1.68 20
Mean 3.58 4.76 -1.18
Kepuasan Personal Terhadap Pelayanan (Empathy )
18 Menginformasikan hasil dalam setiap pekerjaan 3.64 4.77 -1.14 12
19 Memberikan evaluasi dari setiap hasil pekerjaan 3.45 4.77 -1.32 19
20 Memberikan kesan yang baik dalam setiap pekerjaan 3.59 4.77 -1.18 16
Mean 3.56 4.77 -1.21
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh di PT. TKN
kepada pelanggan ?
2. Bagaimana atribut pelayanan dan apa saja yang perlu diperbaiki
agar sesuai dengan keinginan pelanggan pada di PT. TKN dengan
usulan ?
3
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perasaan saat melaksanakan penelitian di PT. TKN, maka
didapatkan manfaat bagi Mahasiswa, Perusahaan dan Universitas
Muhammadiyah Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Mampu memberikan pengalamam baru dan menambah pemahaman
serta wawasan lebih dengan pengaplikasian ilmu yang selama ini
dipelajari secara teori pada saat perkuliah dibidang Teknik industri
khususnya pada bidang kualitas.
2. Bagi Tempat Penelitian
Manfaat bagi perusahaan menerima mahasiswa penelitian adalah
memperoleh evaluasi kinerja karyawan dan mengurangi kesalahan-
kesalahan yang terjadi khususnya pada bagian Service agar dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.
3. BagiUniversitas
Manfaat bagi Universitas adalah menjadi bahan referensi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan Quality serta sebagai bahan
pengajaran terhadap mahasiswa supaya lebih berkembang lagi dalam
segi kreativitas.
4
C. BAB III (METODE PENELITIAN)
BAB III menjelaskan mengenai metode yang digunakan dan terlampir
pada tinjauan pustaka.
D. BAB IV (PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA)
BAB IV menjelaskan mengenai data-data yang dikumpulkan serta
pengolahan data yang dilakukan dari permasalahan berdasarkan
metode yang digunakan.
E. BAB V (ANALISIS)
BAB V menjelaskan tentang analisis pembahasan hasil pengolahan
data pada bab sebelumnya.
F. BAB VI (KESIMPULAN DAN SARAN)
BAB VI menjelaskan tentang kesimpulan keseluruhan dari
permasalahan tersebut dan pemberian saran dalam menanggulangi
permasalahan yang terjadi.
G. DAFTAR PUSTAKA
H. LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas
Definisi kualitas terus berubah seiring dengan tumbuh dan berkembangnya
profesi yang berkualitas. Baik bisnis maupun konsumen tidak setuju pada definisi
universal kualitas karena kualitas adalah konsep yang berbeda untuk setiap orang.
Beberapa orang merasa kualitas sulit untuk didefinisikan, sementara yang lain
melihat kualitas sebagai “kepuasan pelanggan” dan “memuaskan pelanggan”
(Syduzzaman et al., 2014). Syduzzaman et al (2014) merangkum definisi kualitas
yang paling umum digunakan, sebagai berikut:
1. Kesesuaian dengan spesifikasi yang menunjukkan seberapa baik
produk atau layanan memenuhi tujuan dan toleransi yang
dinyatakan.
2. Kesesuaian Penggunaan menunjukkan seberapa baik suatu produk
melakukan fungsi atau tujuan yang dimaksudkan.
3. Value for money adalah definisi kualitas yang sering digunakan
untuk menggambarkan kegunaan suatu produk atau jasa.
4. Layanan tambahan yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas
barang atau jasa. Kualitas diukur tidak hanya oleh produk atau jasa
itu sendiri, tetapi juga oleh orang, proses dan lingkungan.
5. Kriteria psikologis yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas
produk atau jasa. Faktor yang digunakan dalam evaluasi meliputi
faktor lingkungan dan biaya produk.
6
service). Jika pelayanan yang diterima sesuai dengan yang diharapkan,
maka kualitas pelayanan dianggap baik atau memuaskan. Namun jika
pelayanan yang diterima kurang dari yang diharapkan, maka kualitas
pelayanan dianggap buruk atau buruk. Oleh karena itu, baik buruknya
kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan atau keinginan pelanggan (Kurniasih, 2012). Pelanggan menilai
kualitas layanan sesuai dengan apa yang mereka inginkan atau butuhkan.
Klien akan lebih memahami kebutuhannya dan akan memilih penyedia
layanan lain yang dapat memberikan layanan yang lebih baik (Saidani &
Arifin, 2012).
2.1.2 Dimensi Kualitas Jasa
Parasuraman mengembangkan metode servqual dari 10 pengukuran
pada tahun 1985 menjadi 5 pengukuran pada tahun 1988 (CamgozAkdag et.
al., 2013). Ukuran kualitas pelayanan menurut parasuraman dibagi menjadi
lima dimensi kualitas yaitu keandalan, kepercayaan, jenis, empati dan daya
tanggap (Izwaan, 2012). Deskripsi masing-masing dimensi berikut (Gupta
& Srivastava, 2012):
1. Tangibles merupakan bentuk realitas fisik yang meliputi benda-
benda fisik, peralatan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi
atau informasi.
2. Reability kemampuan untuk memberikan layanan yang dijanjikan
secara akurat, memuaskan, dan andal.
3. Responsiveness keinginan untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan bijaksana terhadap keluhan
pelanggan.
4. Assurance rasa hormat, kesopanan dan kepercayaan diri karyawan,
serta kemampuan untuk memberikan rasa aman dan rasa aman dari
bahaya.
5. Empathy kepribadian dan kemampuan untuk memperhatikan setiap
klien.
7
2.2 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tingkat kepuasan pelanggan setelah
membandingkan kinerja penyedia layanan dengan harapan (Kotler & Keller, 2006).
Pelanggan akan puas jika kinerja penyedia layanan memenuhi harapan. Dan jika
kinerja penyedia layanan lebih tinggi dari yang diharapkan, pelanggan Anda akan
sangat senang. Namun, jika kinerja penyedia layanan lebih rendah dari yang
diharapkan, pelanggan akan menjadi tidak puas atau frustrasi. Nilai kepuasan
pelanggan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Wiryawan,
2015):
Nilai Kepuasan = Tingkat Kepentingan x (Kenyataan-Haapan)
....................................................................................................................................
(2.1)
Jika nilai kepuasan positif, pelanggan dianggap puas. Pelayanan yang perlu
dipertahankan dan ditingkatkan. Tetapi, Jika nilai kepuasan negatif, layanan yang
diberikan tetap rendah. atau tidak puas dengan pelayanan yang diberikan pelanggan
(Wiryawan, 2015).
8
kinerja atribut layanan yang buruk menghasilkan kepuasan pelanggan
yang lebih rendah.
c. Attractive atau excitement quality
Kepuasan pelanggan sangat ditingkatkan oleh kinerja atribut layanan.
Namun, pelanggan tidak akan kecewa jika atribut layanan ini tidak
diberikan.
Selain ketiga kategori di atas, ada dua kategori lain yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pelanggan, yaitu ketidakpedulian dan sebaliknya.
Untuk kategori ketidakpedulian, kepuasan pelanggan tidak tergantung pada kinerja
atribut layanan. Untuk kategori sebaliknya, keluhan pelanggan tentang peningkatan
kinerja atribut layanan semakin meningkat. Selain itu, ada kategori dipertanyakan
bahwa konsumen mungkin merasa puas atau tidak puas jika atribut layanan
diberikan atau tidak diberikan.
Model Kano mengklasifikasikan atribut layanan menjadi dua pertanyaan:
pertanyaan fungsional dan pertanyaan fungsional. Pertanyaan fungsional
menanyakan apakah atribut layanan dapat dipenuhi, sedangkan pertanyaan
fungsional menanyakan emosi konsumen ketika atribut tidak dapat dipenuhi
(Mikulic & Prebezac, 2011). Setelah itu, data dianalisis terhadap taksonomi kano.
Berikut adalah tabel dengan matriks klasifikasi untuk atribut kualitas kano (Ho et
al., 2013):
Tabel 2.1 Klasifikasi Kategori Kano
9
Dimana A = Attractive, O= One-dimensional, M= Must-be, I= Indifferent,
R= Reverse, dan Q =Questionable (Ho et al., 2013).
10
QFD memungkinkan penyedia layanan untuk memprioritaskan kebutuhan
pelanggan, mengidentifikasi tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan, dan
memprioritaskan perbaikan untuk efisiensi optimal.
11
Gambar 2.2 House of Quality (HOQ)
Sumber: Russel & Taylor (2003)
Di sisi kiri HOQ adalah apa yang dibutuhkan pelanggan (customer need)
"what". "What" menggambarkan apa yang dibutuhkan pelanggan. Persyaratan klien
juga diterjemahkan ke dalam "How" disebut kondisi referensi yang ditempatkan di
sisi atas di bawah atap. Ketika menerjemahkan "What" menjadi "How", itu harus
dapat diukur. Setelah "What" dan "How" didefinisikan, hubungan di antara mereka
harus didefinisikan dan dimasukkan ke dalam tubuh HOQ (relationship matrix).
Sisi atap memiliki matriks korelasi yang menggambarkan hubungan antara
persyaratan teknis. Prioritas kebutuhan pelanggan ditampilkan di sisi kanan kedua
HOQ dan prioritas kebutuhan teknis ditampilkan di sisi bawah HOQ (Rahmana et
al., 2014).
12
atribut peningkatan layanan benar-benar meningkatkan kepuasan pelanggan
(Kosasih et al., 2016).
Oleh karena itu, metode servqual diintegrasikan dengan metode KANO
untuk menentukan atribut perbaikan prioritas untuk peningkatan kualitas layanan.
kano model Atribut-atribut tersebut digunakan untuk mengklasifikasikan atribut-
atribut jasa menurut caranya memuaskan konsumen (Utami, 2015). Untuk model
kano, kategori A (attractive) dan O (one-dimensional) dipilih, yang secara
signifikan dapat berkontribusi pada peningkatan kepuasan pelanggan.
Metode Quality Feature Deployment (QFD) digunakan untuk memberikan
saran perbaikan. QFD adalah teknologi yang digunakan untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan dengan mengubah kebutuhan pelanggan menjadi spesifikasi
persyaratan teknis (Kosasih et al., 2016).
Kunci untuk mengintegrasikan ketiga metode ini adalah dengan
menentukan nilai akhir importance level of what yang ada di dalam QFD.
Penentuan importance level of what dilakukan dengan mengintegrasikan nilai
servqual dan kano yang diperoleh dari kuesioner servqual dan kano. Nilai akhir
tingkat kepentingan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Nilai Servqual = Gap score x Tingkat Kepentingan
........................................................................................................................
(2.2)
Nilai Akhir importance level = Nilai Servqual x Kano Score
........................................................................................................................
(2.3)
13
BAB III
METODE PENELITIAN
14
3.4 Flowchart Penelitian
MULAI
Tujuan Penelitian
Pembatasan Masalah
Pengumpulan Data :
1. Total Customer Kontrak
2. Data Komplain
Kuisioner Kuisioner
Servqual KANO
Penyebaran Kuisioner
Tidak
Pengolahan data
Ya
Uji Reliabilitas
Ya
15
A
SELESAI
16
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu data atau informasi yanng didapatkan
berupa pernyataan yang didapatkan dari perumusan masalah. Tujuan
penelitian ini yang dilakukan berdasarkan masalah yang elah
dirumuskan pada perumusan masalah.
4. Pembatasan Masalah
Pembatasan penelitian ini dilakukan guna membuat batasan-
batasan pada penelitian yang dapat membatasi pernyataan sehingga
tidak menyimpang dari pokok pembahasan.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi yang diperoleh berdasarkan arsip Perusahaan yang berupa
dokumen data komplain dan total jumlah pelanggan kontrak.
6. Penyusunan dan Pembutan Kuesioner
Dalam penelitian ini, menggunakan alat ukur kuesioner sebagai
pengumpulan data yang diperoleh dari responden, kuesioner disusun
berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan sesuai dengan
keadaan Perusahaandan berdasarkan 5 dimensi pada metode Service
Quality dan KANO.
7. Penyebaran Kuesioner
Kuesioner yang disusun berdasarkan pernyataan-pernyataan pada
permasalahan yang telah ditentukan, maka kuesioner langsung
dibagikan kepada responden. Responden pada penelitian ini yaitu
pelanggan kontrak pada Perusahaan dengan total pelanggan kontrak
Perusahaan sebanyak 22.
8. Pengolahan Data Servqual
Pengolahan data Servqual telah di lakukan dalam Laporan Kerja
Praktek.
9. Pengolahan Data
A. Pengolahan data dengan model Kano
Pengolahan dengan metode Kano dilakukan dengan
mengkategorikan atribut pelayanan sesuai degan kategori kano
17
berdasarkan hasil dari kuesioner kano. Berikut ini adalah langkah-
langkah dalam menentukan kategori Kano:
a. Mengklasifikasi atribut pelayanan berdasarkan tabel klasifikasi
atribut kualitas kano (Ho et al., 2013):
18
C. Pengolahan data dengan integrasi servqual dan kano ke dalam
metode QFD salah satu alat QFD yang digunakan adalah house of
quality (HOQ). Langkah-langkah pembuatan HOQ adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan atribut perbaikan (whats)
Atribut yang memiliki skor kepuasan negatif dan termasuk ke
kategori KANO M (Must be), A (attractive) dan O (one-
dimensional) adalah atribut yang perlu dilakukan perbaikan
(voice of customer).
b. Menentukan nilai prioritas perbaikan (important level of what)
Hasil dari metode servqual dan model kano dijadikan sebagai
elemen penyusun HOQ untuk menentuksn bobot dari kebutuhan
pelanggan. Untuk menghitung bobot dari tiap elemen atribut
adalah sebagai berikut (Jing-Hua et al., 2009):
19
Tabel 3.2 Relationship matrix
20
11. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran adalah langkah akhir dalam penelitian yang
dimana mampu memberikan anjuran ataupun saran kepada
Perusahaandalam upaya meningkatkan pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Baki, B., Basfirinci, C. S., Cilingir, Z., & Murat AR, I. (2009). An application of
integrating SERVQUAL and Kano's model into QFD for logistics services: A case
study from Turkey. Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics, 21(1), pp.
106-126.
Berger, C., Blauth, R., Bolster, C., Burchill, G., DuMouchel, W., Pouliot, F., . . . and
Walden, D. (1993). Kano’s methods for understanding customer defined quality.
The Center for Quality Management Journal, 2(4), pp. 336.
Camgoz-Akdag, H., Tarim, M., Lonial, S., & Yatkin, A. (2013). QFD application using
SERVQUAL for private hospitals: a case study. International Journal of
Leadership in Health Services, 26(3), pp. 175-183.
Chen, C.-C., & Chuang, M.-C. (2008). Integrating the Kano model into a robust design
approach to enhance customer satisfaction with product design. International
Journal of Production Economics, 114(2), pp. 667-681.
Gupta, P., & Srivastava, R. K. (2012). Integrating SERVQUAL and Kano model into
QFD for customer satisfaction of the hotel service industry. MIT International
Journal of Mechanical Engineering, 2(1), pp. 45-54.
Hartono, M., Chuan, T. K., & Peacock, J. B. (2013). Applying kansei engineering, the
Kano model and QFD to services. International Journal Services, Economics and
Management, 5(3), pp. 256-274.
Ho, L.-H., Peng, T.-F., Feng, S.-Y., & Yen, T.-M. (2013). Integration of Kano’s model
and SERVQUAL for enhancing standard hotel customer satisfaction. African
Journal of Business Management, 7(23), pp. 22572265.
Kosasih, N. V., Sari, Y., & Hadiyat, M. A. (2016). Upaya perbaikan kualitas layanan
dengan menggunakan integrasi metode servqual, model kano, dan QFD di
Restoran Kapulaga Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
5(1), hal. 1-17.
Kotler, P., & Keller, K. (2006). Marketing Management. New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Mikulic, J., & Prebezac, D. (2011). A critical review of techniques for classifying quality
attributes in the Kano model. International Journal of Managing Service Quality,
21(1), pp. 46-66.
Muthia, D., Arto P, S., & Ginting, R. (2013). Integrasi metode kano dengan quality
function deployment untuk meningkatkan mutu pelayanan hotel. Jurnal Teknik
Industri FT USU, 3(4), hal. 29-34.
Rahmana, A., Kamil, M., Soemantri, E., & Olim, A. (2014). Integration of SERVQUAL
and KANO model into QFD to improve quality of simulation-based training on
project management. International Journal of Basic and Applied Science, 2(3),
pp. 59-72.
Saidani, B., & Arifin, S. (2012). Pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap
kepuasan konsumen dan minat beli pada ranch market. Jurnal Riset Manajemen
Sains Indonesia, 3(1), Hal. 1-22.
Syduzzaman, Rahman, M., Islam, M., Habib, A., & Ahmed, S. (2014). Implementing
total quality management approach in garment industry. European Scientific
Journal, 10(34), pp. 341-358.
Tan, K. C., & Pawitra, T. A. (2001). Integrating SERVQUAL and Kano’s model into
QFD for service excellence development. Journal of Managing Service Quality,
11(6), pp. 418-430.
Utami, E. (2015). Pendekatan model kano pada quality function deployment (QFD) untuk
perbaikan kualitas kegiatan belajar mengajar. Jurnal JITI, 14 (2), hal. 187-195.
Wiryawan, I. (2015). Penerapan integrasi kano, kansei dan servqual ke dalam QFD untuk
meningkatkan kualitas layanan di BCA KCP Wlingi, Blitar. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya, 4(1), hal. 1-19.