Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS INDONESIA

MATA KULIAH
MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

HILWAN GIVARI
1406617950

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
DEPOK
Mei, 2017
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

 Jawaban soal No. 1: Persoalan Penegakan HAM di Indonesia Dalam Konteks


Pelanggaran HAM Berat Pada Kasus Semanggi, Aceh, Papua dan Timor-Timur.
Dengan memperhatikan wacana perkembangan beberapa kasus dugaan
pelanggaran HAM berat pada era reformasi seperti kasus Semanggi, Aceh, Papua dan
Timor Timur yang sampai saat ini seperti belum menemukan titik terang dalam hal
penyelesaian hukum, sepertinya kita akan mendapatkan gambaran bahwa faktor utama
dari penyebab muncul dan sulitnya memperkarakan pelanggaran-pelanggaran HAM
berat tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, dari segi faktor kemunculan. Jika dilihat
dari berbagai pernyataan yang disampaikan oleh Komnas HAM, persoalan HAM berat
yang menyertakan aparat keamanan dalam empat kasus tersebut sangat jelas berkorelasi
dengan masih terbatasnya pemahaman dan kemauan mereka untuk melindungi HAM
masyarakat yang di dihadapinya.1 Kendati di liputi oleh suasana konflik yang mungkin
saja membahayakan, akan tetapi jika dilihat dari runutan kronologi atas keempat kasus
tersebut, semuanya tampak memperlihatkan keberadaan posisi aparat dalam status yang
aktif sebagai pelaku penyerangan dan bukan mempertahankan diri. Bahkan dalam kasus
Semanggi dan Timor-timur yang masing-masing mengakibatkan korban jiwa 17 Orang
(dalam kasus Semanggi), ratusan ribu (dalam kasus Timor Leste), penyerangan tersebut
juga di duga mengaitkan perintah dari para pejabat tinggi dalam struktur kemiliteran
pusat yang saat ini memiliki posisi penting dalam kancah dunia perpolitikan nasional
sehingga bisa menyebabkan instabilitas bilamana di proses di peradilan. 2
Kedua, dari segi faktor penyelesaian. Jika melihat laporan tahunan Komnas
HAM yang dikeluarkan pada periode 2012-2013, sepertinya kita dapat memahami
kemudian bahwa faktor penyebab dari masih terkendalanya upaya penyelesaian hukum
atas keempat kasus pelanggaran HAM yang menyertakan aparat keamanan Indonesia
tersebut, akan mengerucut pada dua bentuk persoalan yang sampai saat ini masih
berlangsung, yaitu: (1) Masih terbatasnya kewenangan yang dimiliki Komnas HAM –
sebagai komisi Independen yang melaksanakan penegakan HAM di Indonesia – untuk

1
Hukum online.com (2013) Komnas HAM Selidiki Pelanggaran HAM di Aceh: Sedikitnya ada lima kasus
dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu yang terjadi di Aceh. Dalam
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt51fa478dcfc46 Diakses pada 24 Maret 2017 Pukul 03:25 WIB;
BBC Indonesia (2017) Bagaimana kronologis tiga kasus 'pelanggaran HAM berat' di Papua? Dalam
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39031020 Diakses pada 24 Maret 2017 Pukul 03:27 WIB; DW.com
(2006) Pelanggaran HAM di Timor Leste: PBB tak lagi berhak ikut campur dalam hubungan Indonesia
dengan Timor Leste. Dalam http://www.dw.com/id/pelanggaran-ham-di-timor-leste/a-2935465 Diakses pada
24 Maret 2017 Pukul 03:23 WIB; Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2013) Laporan Tahunan 2013.
Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Hlm. 27-30
2
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2013) Ibid.
1
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

meng-akses data-data terkait kasus guna dilakukan investigasi yang lebih mendalam
sementara itu pihak TNI sebagai pihak yang terlibat terlihat kurang kooperatif dalam
memberikan akses kepada Komnas HAM; serta (2) Belum tersedianya Mahkamah HAM
Adhoc (seementara) untuk menangani kasus-kasus HAM berat tersebut. Mengingat
sampai saat ini sistem peradilan Indonesia masih kurang memperhatikan persoalan
pelanggaran HAM oleh Militer, tak ayal bila kemudian upaya penyelesaian hukum
terhadap kasus-kasus seperti Semanggi, Aceh, Papua dan Timor Timur, masih
mengandalkan ranah hukum peradilan militer yang keberlakukan sanksi-nya hanya
terbatas pada penyalahgunaan standar-prosedur operasi dan sistem TNI namun tidak
pada pelanggaran HAM yang sejatinya lebih bersifat fundamental.3

 Jawaban No. 2: Peran Negara Dalam Menghadapi Perekonomian Liberal.


Sebagai sebuah ideologi dominan, keberlakuan liberalisme yang mengglobal
seperti sekarang, jelas memberikan pengaruh kepada berbagai kehidupan negara-bangsa
di dunia termasuk Indonesia. Dengan membawa serta prinsip-prinsip kebebasan mencari
keuntungan, persaingan sempurna, serta minimalisasi peran negara dalam sector
perekonomian, ideologi ekonomi yang pertama kali di perkenalkan oleh Adam Smith
melalui karya-nya “The Wealth of Nation” ini tampak terus bertumbuh di Indonesia
melalui agen-agen seperti badan moneter dunia seperti IMF dan World Bank, serta
Multi-national Corporations (MNC`s) yang mulai berkembang menanamkan
investasinya di Indonesia sejak periode orde baru. Kendati memang investasi yang di
hadirkan mereka dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
jumlah lapangan kerja nasional, akan tetapi bilamana tidak dikoordinir dengan baik oleh
pemerintah sebagai badan yang diberikan kewenangan oleh konstitusi untuk
mengaturnya, perkembangan perekonomian jelas akan mengarah pada ketimpangan
dengan penguasaan atas sector-sektor produksi yang berhubungan dengan hajat hidup
masyarakat oleh pihak privat pemegang modal besar, terutama dari mereka yang berasal
dari luar negeri.
Untuk mendapatkan solusi yang komprehensif atas persoalan tersebut, kiranya
jelas, bahwa dengan mengedepankan cara pandang kedaulatan negara sebagai badan
yang diberikan amanat oleh UUD untuk menguasai sector-sektor perekonomian yang
vital demi kepentingan rakyat secara keseluruhan, peran negara dalam hal ini mesti

3
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2013) Ibid.
2
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

dilihat dalam dua bentukannya, yaitu: Pertama, sebagai regulator. tanpa harus
menganggap investasi swasta dalam perekonomian sebagai hal yang negatif, negara
dalam hal ini mesti bisa menciptakan aturan-aturan hukum yang membatasi ruang ingkup
proses pengakumulasian kapital yang dilakukan mereka demi untuk kepentingan
nasional. Dengan mengambil contoh beberapa peraturan seperti penerbitan Undang-
Undang Investasi, Corporate Social Responsibility, hingga Peraturan Pemerintah
Tentang Pengupahan Tenaga Kerja – yang sampai saat ini masih memunculkan
perdebatan di wacana – kiranya kita akan memahami bahwa meski saat ini telah
memiliki aturan-aturan hukum, akan tetapi pelaksanaan pengaturan aktivitas
perekonomian yang dilakukan pihak Swasta oleh negara masih kerap memunculkan
kerugian di pihak negara hingga warga negara yang menjadi stakeholder utama nasional.
Contoh saja beberapa persoalan kekinian seperti: (1) Persoalan kontrak kerja antara
Pemerintah dan MNC yang kerap menguntungkan pihak MNC namun merugikan
pemerintah dalam kasus PT Freeport di Papua4, (2) Kontribusi dari pihak investor kepada
masyarakat disekitar yang kurang, dan malah justru terkadang menimbulkan konflik dan
kerusakan lingkungan, seperti yang muncul dalam kasus Pembakaran Hutan oleh
korporasi di Sumatera Selatan.5 Serta (3) Masih minimnya gaji buruh yang ditetapkan
oleh Pemerintah Nasional dan Daerah meski telah disusun berdasarkan regulasi setingkat
Peraturan Pemerintah.6
Kedua, sebagai pelaku aktivitas perekonomian. Dengan modal besar yang
bersumber dari Pajak, dan sebagainya, negara jelas mesti bertindak sebagai agen pelaku
perekonomian dengan berbagai BUMN yang dimilikinya. Selain demi untuk
mempertahankan sector-sektor perekonomian vital seperti air, listrik, transportasi, dan
lain sebagainya dari penguasaan sector privat yang mungkin saja bertentangan sistem
pengelolaannya dengan hajat hidup masyarakat luas, keberadaan negara yang berperan
sebagai pelaku ekonomi juga diperlukan untuk memaksimalkan pendapatan nasional
yang kemudian dapat dipergunakan kembali untuk membiayai pos-pos anggaran subsidi

4
Tribun Bali (2017) Mengapa Freeport Ngotot Tak Mau Penuhi Status Kontrak Karya Menjadi IUPK? Ini
Bedanya. Dalam http://bali.tribunnews.com/2017/02/22/mengapa-freeport-ngotot-tak-mau-mengubah-status-
kontrak-karya-menjadi-iupk-ini-bedanya Diakses pada 13 Mei 2017 Pukul 18:26 WIB.
5
BBC Indonesia (2015) Polisi tetapkan 12 perusahaan tersangka pembakar hutan dan lahan. Dalam
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151012_indonesia_tersangka_pembakaran Diakses
pada 13 Mei 2017 Pukul 18:28 WIB.
6
Liputan6.com (2015) Ini Rincian PP Pengupahan yang Ditolak Buruh. Dalam
http://bisnis.liputan6.com/read/2355295/ini-rincian-pp-pengupahan-yang-ditolak-buruh Diakses pada 13 Mei
2017 Pukul 18:30 WIB.
3
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

dalam APBN demi untuk peningkatan kesejahtraan masyarakat seperti pendidikan,


kesehatan, bahan pangan dan lain sebagainya. Hanya saja dari realita yang ada selama
ini, keberadaan BUMN seringkali masih di warnai oleh berbagai persoalan terkait
inefisiensi yang diakibatkan oleh korupsi para pejabat-pejabatnya.7 Sehingga, dengan
adanya persoalan yang lebih diistilahkan di media sebagai “sapi perah” poliitisi ini,
keuangan yang dikelola oleh BUMN masih dianggap lebih banyak berkontribusi bagi
peningkatan keuntungan para politisi dan partai politik secara tidak adil, ketimbang bagi
peningkatan kesejahtraan Rakyat Indonesia secara keseluruhan sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar.

 Jawaban No. 4: Dampak Globalisasi Cyber Community da Upaya Mengatasi Dampak


Negatifnya.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi (ICT) yang disertai dengan
globalisasi jelas mesti dilihat sebagai pedang bermata dua yang secara sekaligus
menghadirkan dampak positif dan negatif bagi keberadaan cyber community (komunitas
dunia maya) yang berkembang luas di Indonesia pada era kekinian. Jika di sisi positif,
kita bisa melihat beberapa dampak yang memang dibutuhkan seperti: (1) Keterbukaan
atas akses informasi yang membuat masyarakat dapat mengetahui secara lebih cepat dan
mudah akan pelbagai data yang memang diperlukan mereka dalam kehidupannya; (2)
Peningkatan ruang diskusi publik yang dapat berkontribusi positif terhadap komunikasi,
sikap saling kenal-mengenal antar masyarakat lintas negara, hingga kesadaran demokrasi
mereka atas isu-isu penting yang di bahas di dalamnya; serta (3) Keterbukaan atas akses
literatur-literatur ilmiah yang membuat para peserta didik termasuk guru hingga dosen
yang selama ini tidak mampu menjangkau situs jurnal internasional berbayar, menjadi
berkemampuan mendapatkannya berkat file upload yang diberikan oleh orang-orang
yang terkumpul dalam situs atau forum cyber community.
Sementara itu, dengan melihat keberadaannya selama ini, cyber community dan
globalisasi yang menyertainya juga mesti disadari memilki beberapa dampak negaif bagi
kehidupan masyarakat Indonesia, seperti misal: (1) Mudahnya membuat masyarakat
terjerat dalam kesalahpahaman atas fakta dari kasus yang dibahas oleh sebuah cyber
community karena data-data maupun argument yang diberikan di dalamnya seringkali

7
Antikorupsi.org (2009) BUMN Bisa Terus Jadi Sapi Perah; Ditolak, BUMN Jadi Badan Publik. Dalam
http://www.antikorupsi.org/id/content/bumn-bisa-terus-jadi-sapi-perah-ditolak-bumn-jadi-badan-publik Diakses
pada 13 Mei 2017 Pukul 18:30 WIB.
4
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

tidak didasari oleh sumber yang valid; (2) Diskusi yang dihadirkan dalam sebuah forum
cyber community seringkali mudah memicu konflik di masyarakat akibat dari ketiadaan
regulasi atas argument dan penyortiran peserta diskusi yang membuat pernyataan yang
muncul bisa jadi merupakan fitnah maupun buah pemikiran dari orang-orang yang
sebenarnya tidak kompeten dalam menjelaskan persoalan. (3) Membuat masyarakat
Indonesia mudah terjerat dengan pelanggaran atas hukum internasional terkait dengan
hak cipta mengingat berbagai data, informasi, atau file yang diberikan secara gratis
dalam sebuah forum cyber community bisa jadi merupakan hasil maupun bagian dari
proses yang sebenarnya merugikan orang atau lembaga yang memang telah memiliki hak
untuk memperoleh keuntungan bilamana terjadi proses transfer data terkait dengannya.
Maka dengan melihat sejumlah dampak negatif tersebut, upaya-upaya yang
mungkin bisa dilakukan untuk dapat mengatasinya adalah sebagai berikut. Pertama,
menciptakan regulasi yang memungkinkan Pemerintah dapat melakukan berbagai upaya
penindakan semisal pemblokiran situs. Melalui badan terkait seperti Kementrian
Komunikasi dan Informasi, Kepolisian, dan sebagainya, Pemerintah bisa saja melakukan
upaya penindakan kepada berbagai situs forum cyber community yang di duga telah
melanggar hukum, baik berupa fitnah, pencemaran nama baik, hingga penyalahgunaan
royalti atau hak cipta dengan berbagai bukti berupa pelaporan dari masyarakat maupun
informasi yang diretas sendiri secara intelijen. Kedua, Meningkatkan pemahaman dan
daya pikir kritis masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berbagai informasi yang
beredar di dalam forum cyber community. Dari upaya yang semestinya di motori oleh
kalangan akedemisi untuk mengisi forum-forum cyber community yang ada itu, kita
semua dapat berharap kemudian bahwa percakapan yang ada selalu di dasari oleh
pemikiran ilmiah sehingga masyarakat luas yang meng-aksesnya dapat lebih bisa
memilah mana informasi yang merupakan fakta, argumen yang di buat-buat, atau malah
justru fitnah yang dilancarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab di dalam
forum.

 Jawaban No. 5: Cara Penggunaan Media Sosial Agar Bisa Menjadi Sarana Integrasi.
Dengan mempehatikan beragam diskusi soal pemilihan Presiden hingga Gubernur
DKI Jakarta di media sosial yang kerap menyertakan isu-isu SARA, sepertinya kita bisa
menyadari bahwa sebagai bangsa, manusia-manusia Indonesia yang saat ini sudah bisa
melengkapi kehidupannya dengan telephone pintar, tampak masih belum bisa dewasa

5
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

dalam melontarkan pendapat atau pernyataan politik yang dimunculkannya dalam media
sosial. Sekalipun dipahami bahwa dorongan faktor kampanye yang dilakukan oleh tim
sukses pasangan di media sosial juga ikut menjadi pemicu persoalan, akan tetapi di sisi
lain, jika melihat dari konten SARA dalam banyak pernyataan hingga perdebatan yang
dimunculkan oleh masyarakat awam di dalam sosial media terkait dengan dua perhelatan
politik besar tersebut, sepertinya persoalannya sudah bisa dikatakan lebih besar daripada
problem politik semata melainkan sudah mengarah pada isu multikulturalitas kebangsaan
Indonesia yang secara historis telah diyakini tersusun atas beragam suku, dan agama
yang berkedudukan sama di hadapan hukum dan politik.
Dengan adanya dua contoh kasus perdebatan di media sosial terkait dengan
kampanye politik tersebut, sepertinya masyarakat Indonesia perlu dipahamkan kembali
bahwa media sosial yang bisa diakses secara personal dari perangkat telephone pintar
dan komputer masing-masing, sejatinya merupakan ruang publik yang diisi oleh beragam
masyarakat dengan latar belakang suku, agama, hingga kepentingan politik yang
berbeda-beda. Dengan demikian, bilamana hendak mengeluarkan berbagai pernyataan,
hingga dukungan politik terhadap satu pasangan tertentu dalam konteks Pemilihan
Umum atau PILKADA yang sedang berlangsung, konten-konten yang disampaikan
dalam media sosial mesti bisa selalu diarahkan kepada persoalan-persoalan publik yang
sifatnya objektif, terukur, dan dapat dipertanggung jawabkan secara sosial dan hukum
tanpa sama sekali menyinggung soal-soal SARA yang dapat meruntuhkan sendi-sendi
kehidupan bangsa. Mengingat jika dilihat secara nasional kekinian, sepertinya sebagian
besar dari bangsa ini masih tidak bisa menerima prinsip Bhineka Tunggal Ika dalam
Pancasila secara utuh dalam konteks kepemimpinan nasional yang dicontohkan dengan
banyak bermunculannya isu SARA di masyarakat bilamana ada seseorang dari kalangan
minoritas namun kapabel muncul menjadi salah satu calon pemimpin dalam proses
Pemilihan Umum atau PILKADA.

Referensi

Antikorupsi.org (2009) BUMN Bisa Terus Jadi Sapi Perah; Ditolak, BUMN Jadi Badan
Publik. Dalam http://www.antikorupsi.org/id/content/bumn-bisa-terus-jadi-sapi-perah-
ditolak-bumn-jadi-badan-publik Diakses pada 13 Mei 2017 Pukul 18:30 WIB.
BBC Indonesia (2015) Polisi tetapkan 12 perusahaan tersangka pembakar hutan dan lahan.
Dalam http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151012_indonesia
Diakses pada 13 Mei 2017 Pukul 18:28 WIB.

6
Jawaban UAS Matakuliah Manusia dan Masyarakat Indonesia Kelas H.101
Hilwan Givari (1406617950)

BBC Indonesia (2017) Bagaimana kronologis tiga kasus 'pelanggaran HAM berat' di
Papua? Dalam http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39031020 Diakses pada 24
Maret 2017 Pukul 03:27 WIB

DW.com (2006) Pelanggaran HAM di Timor Leste: PBB tak lagi berhak ikut campur dalam
hubungan Indonesia dengan Timor Leste. Dalam http://www.dw.com/id/pelanggaran-
ham-di-timor-leste/a-2935465 Diakses pada 24 Maret 2017 Pukul 03:23 WIB

Hukum online.com (2013) Komnas HAM Selidiki Pelanggaran HAM di Aceh: Sedikitnya ada
lima kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu yang terjadi di Aceh. Dalam
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt51fa478dcfc46 Diakses pada 24 Maret
2017 Pukul 03:25 WIB

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (2013) Laporan Tahunan 2013. Jakarta: Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia.

Liputan6.com (2015) Ini Rincian PP Pengupahan yang Ditolak Buruh. Dalam


http://bisnis.liputan6.com/read/2355295/ini-rincian-pp-pengupahan-yang-ditolak-
buruh Diakses pada 13 Mei 2017 Pukul 18:30 WIB.

Tribun Bali (2017) Mengapa Freeport Ngotot Tak Mau Penuhi Status Kontrak Karya
Menjadi IUPK? Ini Bedanya. Dalam http://bali.tribunnews.com/2017/02/22/mengapa-
freeport-ngotot-tak-mau-mengubah-status-kontrak-karya-menjadi-iupk-ini-bedanya
Diakses pada 13 Mei 2017 Pukul 18:26 WIB.

Anda mungkin juga menyukai