Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
Latar Belakang.............................................................................................................................
Rumusan Masalah........................................................................................................................
Tujuan Penelitian.........................................................................................................................
Temuan yang ditargetkan.............................................................................................................
Luaran yg diharapkan...................................................................................................................
Manfaat Penelitian.......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................
Konsep Dasar Gagal Ganjung......................................................................................................
Inovasi........................................................................................................................................
BAB III TAHAP PELAKSANAAN.............................................................................................
BAB IV Biaya dan Jadwal Kegiatan.............................................................................................
Anggaran Biaya..........................................................................................................................
Jadwal Kegiatan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................................
Lampiran 1 Biodata....................................................................................................................
Biodata Anggota.....................................................................................................................
Biodata Pendamping...............................................................................................................
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................................................
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Pelaksana&Pembagian Tugas........................................
Lampiran 4 Surat Pernyataan.....................................................................................................
Lampiran 5 Desain Produk........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup
ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas dan/atau saat
tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai bawah membengkak. Penyebab utama
gagal jantung adalah penyakit arteri koroner dan hipertensi (Riskesdas, 2013).
WHO (2016) menyatakan bahwa jumlah angka kematian di dunia sebesar 17,5
juta atau 31% dari 58 juta dipengaruhi oleh penyakit jantung. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi gagal jantung kongestif di Indonesia yang
didiagnosis dokter adalah sebesar 1,5% atau sekitar 1.017.290 penduduk
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018)
menunjukkan bahwa prevalensi CHF di Indonesia sejumlah 0,3% dari total penduduk
Indonesia. Kota Yogyakarta menduduki urutan pertama dengan angka gagal jantung
sebesar 0,25%, kemudian diikuti Provinsi Jawa Timur sejumlah 0,19%, dan Provinsi
Jawa Tengah menduduki urutan ke tiga sejumlah 0,18%.
Gagal jantung dapat menyebabkan beberapa masalah yang merugikan pasien,
gejala awal yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung yakni dyspnea (sesak
napas), mudah lelah dan adanya retensi cairan (Nurkhalis, 2020). Sesak napas
merupakan gejala yang paling sering dirasakan pasien gagal jantung. Sesak nafas
(dyspnea) adalah suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif
mengenai ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda
intensitinya (Hasniati, 2018). Factor resiko yang bisa menyebakan sesak napas adalah
gangguan pada paru-paru seperti penyakit Asma, penyakit paru obstruktif kronik,
penyakit paru interstisial, bronkiektasis, asbestosis, kanker paru-paru. Dan gangguan
pada jantung seperti penyakit Penyakit jantung coroner, Aritmia, Penyakit katup
jantung, pericarditis serta gagal jantung kongestif (Handayani, 2020).
Pasien yang mengalami gagal jantung ini akan merasakan sesak napas dan
cemas bahkan sulit tidur karena napas yang pendek. Oleh karena itu untuk menurangi
sesak napas pada pasien, tenaga medis memberikan intervensi yaitu dengan
memberikan posisi semi fowler pada pasien yang mengalami sesak napas. Semi
fowler adalah memposisikan pasien pada posisi setengah duduk dengan menopang
bagian kepala dan bahu menggunakan bantal, bagian lutut ditekuk dan ditopang
dengan bantal, serta bantalan kaki harus mempertahankan kaki pada posisinya (Ruth,
2015). Posisi semi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala,
dada dan bahu setinggi 450-900 tanpa fleksi lutut. Pemberian posisi semi fowler dapat
diberikan selama 25-30 menit. Adapun tujuan dari pemberian posisi semi fowler yaitu
untuk menurunkan konsumsi oksigen dan menurunkan sesak nafas, meningkatkan
dorongan pada diafragma sehingga meningkatkan ekspansi dada dan ventilasi paru
serta memperlancar gerakan pernafasan pada pasien yang bedrest total (Ruth, 2015).
Muzaki (2020) meneliti tentang penerapan posisi semi fowler terhadap
ketidakefektifan pola nafas pada pasien gagal jantung. Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil bahwa penerapan posisi semi fowler (posisi duduk 450) selama 3x24
jam sesuai dengan SOP dapat membantu mengurangi sesak nafas dan membantu
mengoptimalkan respirasi pada klien sehingga masalah ketidakefektifan pola nafas
dapat teratasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka kami terinspirasi membuat produk inovasi
untuk pemberian posisi semi fowler dengan sajadah duduk. Hal ini bertujuan untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan pola napas pada pasien gagal jantung kongesif
karena sandaran pada sajadah duduk akan membantu mengoptimalkan pernapasan
pada pasien. Selain itu juga, sajadah duduk mudah untuk dibawa dan pemilihan bahan
dari sajadah duduk mengutamakan keselamatan pasien sehingga pasien akan terasa
aman dan nyaman.
B. Rumusan Masalah
Menurut Riskesdas (2018) prevalensi penyakit gagal jantung di Kota
Yogyakarta sangat tinggi dengan angka 0,25%. Oleh karena itu, perusumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu perlunya inovasi untuk memberikan intervensi
dalam asuhan keperawatan agar mengurangi sesak napas pada pasien gagal jantung.
Selain memberikan inovasi dibutuhkan pemberian informasi yang lebih jelas terkait
cara mengurangi sesak napas yang dirasakan pasien gagal jantung.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membuat inovasi untuk
mendukung intevensi keperawatan sehingga dapat mengurangi sesak napas pada
pasien gagal jantung dengan memberikan posisi semi fowler.
D. Temuan yang ditargetkan
Dalam program PKM-KC ini diharapkan dapat menciptakan produk inovatif
kreatif berupa sajadah duduk untuk melakukan latihan posisi semi fowler. Produk ini
diharapkan dapat menjadi pilihan khususnya pada pasien gagal jantung dalam
melakukan latihan semi fowler.
E. Luaran yg diharapkan
Dapat menghasilkan publikasi dalam jurnal maupun seminar baik nasional
atau internasional. Selain itu dapat menghasilkan produk inovatif, kretif berupa
sajadah duduk untuk latihan semi fowler. Serta dapat menjawab permasalahan
dikalangan masyarakat khususnya pada pasien gagal jantung dalam melakukan semi
fowler.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Masyarakat
Intervensi ini dapat dilakukan untuk mengurangi sesak napas pada
masayarakat termasuk orang tua dan lansia, serta orang yang memiliki
penyakit gangguan paru-paru dan jantung yang gejalanya adalah sesak napas.
Dengan memberikan posisi semi fowler bisa mengurangi sesak napas dan
posisi ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan bantuan sajadah
duduk.
b. Bagi Peneliti
Manfaat yang didapat bagi peneliti adalah mengaplikasikan dan
mengembangkan ilmu dalam menangangi pasien dengan gejala sesak napas
sebagai wahana pengetahuan yang didapat dari perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar CHF
1. Definisi CHF
Menurut Aspani (2016) gagal jantung kongestif atau congestive heart
failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakan
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh,
untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan
tekanan pengisian kedalam jantung masih cukup tinggi. Gagal jantung
kongestif adalah sindrom klinis progresif yang disebabkan oleh
ketidakmampuan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh (Dipiro, 2015).
2. Etiologi
Menurut Aspani (2016) etiologi dari gagal ganjung antara lain:
a. Disfungsi miokard merupakan ketidakmampuan otot jantung untuk
berkontraksi dengan sempurna mengakibatkan ini sekuncup (stroke
volume) dan curah jantung (cardiac output) menurun (Tao and
Kendall, 2013).
b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (sistolic overload).
1) Volume: defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus
arteriosus paten
2) Tekanan: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta
3) Disritmia atau aritmia merupakan gangguan irama jantung
yang merujuk kepada setiap gangguan frekuensi, regularitas,
lokasi asal atau konduksi impuls listrik jantung.
c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolic overload).
d. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload).
3. Faktor Resiko
a. Kerusakan katup jantung
Sistem peredaran darah di dalam tubuh bisa diibaratkan dengan
jalan satu arah. Oleh karena itu, ketika terjadi kerusakan pada katup
jantung, aliran darah bisa terbendung dan menyebabkan gangguan
pada jantung. Seiring waktu, jantung yang dipaksa untuk kerja berat
akan melemah dan menyebabkan jantung tidak mampu lagi memompa
darah secara normal, sehingga terjadilah gagal jantung. (Karyatin,
2019)
b. Diabetes Diabetes melitus menjadi faktor risiko indepen terjadinya
gagal jantung melalui efek langsung terhadap terjadinya kardiomiopati
diabetes. Terminologi kardiomiopati diabetes diperkenalkan oleh
Rubler dkk., yang awalnya menemukan adanya hipertrofi ventrikel kiri
dan fibrosis pada autopsi pasien dengan diabetes dan gagal jantung
tanpa adanya penyakit jantung koroner ataupun hipertensi. Secara
klinis, jantung pasien diabetes akan mengalami disfungsi diastolik
dengan preserved ejection fraction. Perubahan ini terjadi akibat adanya
proses remodelling pada jantung (Paramita, 2021).
c. Hipertensi yang tak terkontrol dan berkepanjangan dapat menyebabkan
berbagai perubahan dalam struktur miokard, pembuluh darah koroner
dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini pada gilirannya dapat
menyebabkan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (LVH), penyakit
arteri koroner (CAD), berbagai penyakit sistem konduksi, serta
disfungsi sistolik dan diastolik dari miokardium, yang bermanifestasi
klinis sebagai angina atau infark miokard, aritmia jantung (terutama
fibrilasi atrium), dan gagal jantung (Triswanti, 2016).
d. Merokok.
Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Merokok mempercepat denyut jantung, merendahkan kemampuan
jantung dalam membawa dan mengirimkan oksigen, menurunkan level
HDL-C (kolesterol baik) di dalam darah, serta menyebabkan
pengaktifan platelet, yaitu sel-sel penggumpalan darah. Pengumpalan
darah tersebut cenderung terjadi pada arteri jantung, terutama jika
sudah ada endapan kolesterol di dalam arteri (Ma’arif, 2013).
4. Patofisiologi
Menurut Nurkhalis (2020) patofisiologi dari gagal jantung adalah
terjadinya gagal jantung diawali dengan adanya kerusakan pada jantung atau
miokardium. Hal tersebut akan menyebabkan menurunnya curah jantung. Bila
curah jantung tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, maka
jantung akan memberikan respon mekanisme kompensasi untuk
mempertahankan fungsi jantung agar tetap dapat memompa darah secara
adekuat. Bila mekanisme tersebut telah secara maksimal digunakan dan curah
jantung normal tetap tidak terpenuhi, maka setelah akan itu timbul gejala gagal
jantung.
Terdapat tiga mekanisme primer yang dapat dilihat dalam respon
kompensatorik, yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis,
meningkatnya beban awal akibat aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron
(RAAS), dan hipertrofi ventrikel. Menurunnya volume sekuncup pada gagal
jantung akan membangkitkan respon simpatis kompensatorik. Hal ini akan
merangsang pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf adrenergik jantung dan
medula adrenal. Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk
menambah curah jantung. Selain itu juga terjadi vasokonstriksi arteri perifer
untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi volume darah untuk
mengutamakan perfusi ke organ vital seperti jantung dan otak. Aktivasi sistem
renin angiotensin aldosteron akan menyebabkan retensi natrium dan air oleh
ginjal, meningkatkan volume ventrikel dan regangan serabut. Peningkatan
beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium sesuai dengan
mekanisme Frank Starling. Respon kompensatorik yang terakhir pada gagal
jantung adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya ketebalan otot
jantung. Hipertrofi akan meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel
miokardium. Sarkomer dapat bertambah secara paralel atau serial bergantung
pada jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan gagal jantung. Awalnya,
respon kompensatorik sirkulasi ini memiliki efek yang menguntungkan.
Namun, pada akhirnya mekanisme kompensatorik dapat menimbulkan gejala
dan meningkatkan kerja jantung. Hasil akhir dari peristiwa di atas adalah
meningkatnya beban miokardium dan terus berlangsungnya gagal jantung.
5. Klasifikasi gagal jantung
Klasifikasi gagal jantung menurut Nurkhalis (2020) sebagai berikut.
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk berkembang Tidak terdapat batasan dalam melakukan
menjadi gagal jantung. Tidak terdapat aktifitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari
gangguan struktural atau fungsional tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi
jantung, tidak terdapat tanda atau gejala. atau sesak nafas.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur jantung Terdapat batasan aktifitas ringan. Tidak
yang berhubungan dengan perkembangan terdapat keluhan saat istrahat, namun
gagal jantung, tidak terdapat tanda atau aktifitas fisik sehari-hari menimbulkan
gejala. kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Stadium D Kelas IV
Penyakit jantung struktural lanjut serta Tidak dapat melakukan aktifitasfisik tanpa
gejala gagal jantung yang sangat keluhan. Terdapat gejala saat istrahat.
bermakna saat istrahat walaupun sudah Keluhan me ningkat saat melakukan
mendapat terapi medis maksimal aktifitas.
(refrakter).
B. Inovasi
Inovasi Penerapan Semi Fowler pada Pasien CHF
Menurut Ruth (2015) posisi semi fowler adalah memposisikan pasien dengan
posisi setengah duduk dengan menopang bagian kepala dan bahu menggunakan bantal,
bagian lutut ditekuk dan ditopang dengan bantal, serta bantalan kaki harus
mempertahankan kaki pada posisinya. Pemberian posisi semi fowler 45° pada pasien
gagal jantung ini dapat mengembangkan ekspansi paru meningkat, lalu mempengaruhi
perubahan curah jantung pada pasien, dan ini akan meningkatan pertukaran gas sehingga
asupan oksigen pun meningkat dan akan mengoptimalkan kualitas tidur pasien.
Tujuan tindakan memberikan posisi semi fowler adalah untuk menurunkan
konsumsi oksigen dan meningkatkan ekspansi paru yang maksimal, serta untuk mengatasi
kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolus
(Doengoes, 2012). Pengaturan posisi tidur pasien dengan posisi semi fowler 45 o dapat
membantu mengatasi kesulitan pernapasan dan kardiovaskular dan dapat membantu
merelaksasikan tubuh (Wongkar, 2015)
Penerapan posisi semi fowler (posisi duduk semi fowler 45o) selama 3x24 jam
sesuai dengan SOP membantu mengurangi sesak nafas dan membantu mengoptimalkan
pernapasan pada klien sehingga masalah ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi.
Pemberian posisi semifowler dapat diberikan selama 15-30 menit dalam 1 minggu 3 kali
(Muzaki, 2020).
Menurut Majampoh (2015) indikasi pemberian posisi semifowler dilakukan pada
pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekresi atau cairan pada saluran
pernafasan, pasien dengan tirah baring lama, pasien yang memakai ventilator, pasien yang
mengalami sesak nafas, dan pasien yang mengalami imobilisasi. Kontraindikasi
pemberian posisi semi-fowler tidak dianjurkan dilakukan pada pasien dengan
hipermobilitas, efusi sendi, dan inflamasi (Santoso 2020).
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
BAB IV
B. Jadwal Kegiatan
Yuli Ani Ahmad Muzaki. 2020. “Penerapan posisi semi fowler terhadap
ketidakefektifan pola nafas pada pasien congestive heart failure (CHF)”.
http://journal.akperkabpurworejo.ac.id/index.php/nsj/article/view/16. Diakses
pada Rabu 06 April 2022 pukul 16.00 WIB.
Fajriah Nur Rahmadhani. 2020. "Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gagal Jantung
Kongestif (Chf) Yang Di Rawat Di Rumah Sakit". KTI FAJRIAH NUR R.Pdf
(Poltekkes-Kaltim.Ac.Id). Diakses Pada Rabu 06 April 2022 Pukul 16.00
WIB.
Dewi Ita Sari. 2018. "Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Congestive Heart
Failure (Chf) Di Ruang Flamboyan Rsud Arifin Achmad Pekanbaru". Dewi Ita
Sari_compressed (1).pdf (pkr.ac.id). Diakses pada Rabu 06 April 2022 pukul
16.00 WIB.
Nurkhalis, dan Rangga Juliar Adista. 2020. “Manifestasi Klinis dan Tatalaksana
Gagal Jantung. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika”. Vol 3. No 3.
https://sg.docworkspace.com/d/sAFEYYaSTybZUzYuXuaynFA. Diakses
Pada Rabu 10 April 2022 Pukul 16.00 WIB.
Anenci Boki Majampoh, et al. 2018. “Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler
Terhadap Kestabilan Pola Napas”. Ejournal Keperawatan (E-Kp) Volume 3.
Nomor 1. https://sg.docworkspace.com/d/sAB4hiXOTybZUqOGVuaynFA.
Diakses Pada Rabu 10 April 2022 Pukul 16.00 WIB.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 BIODATA
A. Biodata Anggota 1
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sri Wulandari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 20200320072
5 Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 20 Februari 2003
6 E-mail Wsri23243@gmail.com
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
(Sri Wulandari)
B. Biodata Anggota 2
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nur Avni Atikah Dewi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 20200320020
5 Tempat dan Indramayu, 17 Juli 2002
Tanggal Lahir
6 E-mail Nuravni2019@gmail.com
7 Nomor 088218608754
Telepon/HP
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
C. Biodata Anggota 3
Yogyakarta, Tgl Bulan 2021
1. Identitas Diri Anggota Tim
1 Nama Lengkap Dila Gustiana Handayani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 20200320035
5 Tempat dan Tanggal Lahir Selorteno, 9 Agustus 2002
6 E-mail dilagustiana745@gmail.com
(Nur Avni Atikah Dewi)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
Yogyakarta, Tgl Bulan 2021
Anggota Tim
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC Yogyakarta, 10 April 2022
Anggota Tim
(Ayu Nurmalasari)
E. Biodata Anggota 5
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Nurul Fajrin
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 20200320095
5 Tempat dan Tanggal Lahir Baralau, 30 Maret 2002
6 E-mail nurulfajrin3005@gmail.com
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
Yogyakarta, 10 April 2022
Anggota Tim
(Nurul Fajrin)
F. Biodata Anggota 6
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Syabina Aghna Najuba
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi PSIK
4 NIM 20200320087
5 Tempat dan Tanggal Lahir Banjarnegara, 13 Desember 2020
6 E-mail aghnasyabina@gmail.com
G. Biodata Anggota 7
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Nahdiyatul Ummah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu keperawatan
4 NIM 20200320030
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kendal,21 mei 2003
6 E-mail nahdiyatulummah09@gmail.com
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
H. Biodata Anggota 8
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Tiara Alvin Azizah Putri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu keperawatan
4 NIM 20200320140
5 Tempat dan Tanggal Lahir Brebes, 23 September 2002
6 E-mail tiaraputri1323@gmail.com
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
(Taqiyya Nasyiatunnisa)
J. Biodata Anggota 10
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Syatriando Alfirnandes
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi Ilmu Keperawatan
4 NIM 20200320100
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lubuk layang, 4 januari 2003
6 E-mail Syatriando.alvirnandes@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085266885590
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM –
KC
(Syatriando Alfirnandes )
BIODATA PENDAMPING
A. Identitas diri
1. Nama : Ambar Relawati, S.Kep.,Ns., M.Kep
2. Tempat,Tanggal Lahir :
3. Agama : Islam
4. Instansi : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
5. Alamat Kantor : Gedung Siti Walidah F3 Lantai Kasihan, Bantul, 4
Kampus Terpadu UMY JL. Brawijaya,Bantul,
Yogyakarta 55183
6. Jabatan : Lektor
7. NIDN : 0504068601
8. Email : ambar@umy.ac.id
B. Riwayat pendikan :
Nama institut Tahun Lulus
(Sarjana) Universitas Muhammadiyah 2008
Yogyakarta
(megister) Universitas Muhammadiyah 2013
Yogyakarta
(Profesi))Universitas Muhammadiyah 2010
Yogyakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
Pengusul,
Harga Satuan
Jenis Pengeluaran Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Perlengkapan yang
1
diperlukan
a. Karpet 1 buah Rp 600.000,00 Rp 600.000,00
Harga Satuan
2 Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
(Rp)
Harga Satuan
3 Perjalanan Volume Nilai (Rp)
(Rp)
a. Transport Lokal 4x Rp15.000,00 Rp 60.000,00
Harga Satuan
4 Lain-Lain Volume Nilai (Rp)
(Rp)
a. Biaya tempat
penyuluhan 1x Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
Total Rp 1.103.000,00
1. Karpet polos atau kain untuk mengganti kain sajadah. Bagian atas kita akan
menggantinya dengan karpet polos atau kain. Selain harga yang terjangkau,
karpet atau kain ini dapat dicari dengan mudah.
2. Lem untuk merekatkan kain dan tripek supaya kain tidak lepas dari alasnya.
3. Engsel pintu untuk bagian tengah tengah untuk menyatukan teriplek agar
dapat di buat sadaran dan mudah di lipat dan di bawa kemana mana.
4. Triplek untuk bagian alas dan mengganti besi di sajadah duduk. Selain harga
yang terjangkau, bahan triplek tidak berat sehingga mudah untuk dibawa.
5. Tali diletakkan di bagian tengah ujung atas dan ujung bawah yang berguna
untuk memudahkan membawa sajadah saat berpergian.