Dosen Pembimbing:
Disususun Oleh:
KELOMPOK 2
Putera Anugerah Sareng (L1A019094)
Putri Wiyanita (L1A019097)
Raudaton Munawarah (L1A019099)
Rifqiah Ramadhani S (L1A019101)
Rismawati (L1A019103)
Tara Febriani Khaerunnisa (L1A019110)
Tri Fujiarti (L1A019112)
Ilmu perbandingan politik adalah salah satu cabang studi politik dan ilmu politik.
Studi perbandingan politik mempelajari kegiatan-kegiatan politik dalam cakupan lebih luas,
termasuk mengenai pemerintahan dan berbagai lembaganya dan juga aneka organisasi yang
tidak secara langsung berhubungan dengn pemeritahan (seperti suku bangsa, masyarakat,
asosiasi-asosiasi, dan berbagai perserikatan). Istilah perbandingan politik juga diartikan
sebagai upaya membandingkan segala bentu kegiatan politik, baik itu yang berkaitan dengan
pemerintahan maupun yang tidak erhubungan dengan pemerintahan. Oleh karena itu para
spasialis perbandingan politik cenderung mengartikan perbandingan politik sebagai studi
tentang segala sesuatu yang berbau politik. 1
Secara garis besar tinjauan di dalam perbandingan ilmu politik dari awal
perkembangannya sampai dengan kondisi politik yang mutakhir, terdapat beberapa teori yang
mendukungnya yakni: yang pertama teori sistem, seperti apa yang di jelaskan oleh David
Easton di dalam bukunya “The Political System”, yang memuat mengenai konsep input dan
output politik, tuntutan dan dukungan serta upman balik terhadap keseluruhan sistem yang
saling berhubungan3. Kedua, Teori-teori budaya. Pendekatan kebudayaan dalam
perbandingan politik marak selama 1960-an. Konsep budaya politik di kaitkan ke konsep
negara, atau budaya-budaya nasional. Dalam hal ini budaya politik dilihat sebagai
penjelmaan kembali konsep lama karakter nasional. Budaya politik juga berkaitan dengan
sistem. Budayapolitk terdiri dari serangkaian keyakinan, simbol-simbol dan nilai-nilai yang
melatar belakangi situasi dimana suatu peristiwa poltik terjadi. Jenis budayapolitik
merupakan ciri dari sistem politik yang bersangkutan, misalnya budaya politk
1
Andrias, darmayadi. “Teori Perbandingan Politik”. Diakses dari https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://elib.unikom.ac.id/download (diakses pada 5 November 2020)
2
Satria. 2017. Apa itu Perbandingan Politik. Diakses dari https://id.scribd.com/document/340849169/Apa-Itu-
Perbandingan-Politik. (diakses pada 5 November 2020).
3
Anonym. BAB II URAIAN TEORITIS PERBANDINGAN POLITIK. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle (diakses pada 5 November 2020).
parokial,budaya politik subjek, dan budaya politik partisipan. Jenis-jenis budaya politik ini
merefleksikan orientasi psikologis dan subjektif dari orang-orang yang menjadi warga
negara/ masyarakat terhadap sistem nasional mereka. Ketiga,Teori-teori
pemangunan( development theories). Perhatian terhadap pembangunan di dorong oleh
munculnya negara-negara baru dunia ketiga. Almond memandang penting untuk mengaitkan
gasan-gagasannya tentang hakikat sistem politik dan tentang budaya politk pembangunan.
Kepustakaan perbandingan politik tentang pembanunan dapat dipilah sekurang-kurangnya
menjadi lima kategori yaitu
Adapun tokoh dalam kategori pertama ini adalah Almond dkk, yang mencoba untuk
memanfaatkan konsep-konsep tradisional seperti demokrasi dan demokrasi ppolitik,
serta mengolah dan menampilkan kembali dalam sosok yang lebih canggih, dan
terkadang abstrak.
Kategori kedua berfokus pada konsepsi pembangunan bangsa. Studi-studinya
mencoba memadukan konsepsi lama seperti nasionalisme dan penafsiran aru tentang
makna pembangunan itu sendiri.
Kategori ketiga berfokus pada modernisasi.
Kategori keempat mencakup studi-studi perubahan.
Kategori kelima meliputi studi-studi kritis kemudian memunculkan teori-teori
pembangunan etnosentris. Studi-studi ini berfokus pada keterbelakangan di negara-
negara miskin, yang dilihat sebagai korban pembangunan dan industrialisasi
kapitalistik di negara-negara maju.
Terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan dalam studi perbandingan politik yaitu
Pendekatan tradisional, Pendekatan perilaku (behavioral approach), dan Pendekatan pasca
behavioral. 4
B. Sistem Politik
a. Pengertian Sistem Politik
Sistem politik adalah sekumpulan pendapat dan prinsip yang membentuk satu
kesatuan satu sama lainnya untuk mengatur pemerintahan dan melaksanakan, serta
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok induvidu satu
sama lainnya atau negara dan hubungan negara dengan negara lain. Konsep sistem politik
merupakan suatu sistem interaksi yang ada dalam semua masyarakat yang bebas dan merdeka
yang dimana menjalankan fungsi integraksi dan adaptasi dalm suatu masyarakat dan fungsi
tersebut yang dijalankan dalam sistem politik biasanya memiliki tujuan untuk mencapai
kesataun dan persatuan dalam masyarakat yang bersangkutan. Sistem politik sangat penting
dalam suatu negara yang dimana digunakan sebagai tata cara atau pedoman dalam
menjalankan berbagai organisasi politik, baik itu pemerintahan dan hal lainnya. sistem politik
digunakan sebagai suatu cara kerja yang memiliki fungsi untuk mempersatukan segala
4
Andrias Darmayadi. “Teori Perbandingan Politik”.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://elib.unikom.ac.id/download.php (dikases
pada 5 November 2020).
perbedaan dan mengatur pemerintahan untuk bisa mencapai tujuan yang bisa dikatakan
berhasil. Perbandingan politik, mempelajari berbagai kegiatan politik secara lebih luas yang
digunakan untuk mengetahui berbagai perbedaan dan membandingkan apapun yang berkaitan
dengan pemerintah dan yang tidak berkaitan. Perbandingan sistem politik di dua negara yaitu
Swedia dan Folandia.
Sistem politik Swedia, Swedia dikenal dengan negara konstitusional yang diartikan
sebagai sebuah negara yang mengakui adanya keberadaan raja dan ratu dalam suatu negara
sebagai pemimpin dan kepala pemerintahannya yaitu perdana menteri, perdana menteri
biasanya yang menjabat sebagai kepala partai politik terbesar atau pemimpin koalis terbesar
di dalam parlemen. Pada saat ini negara Swedia memiliki raja sebagai pemimpin mereka
yang bernama Carl Gustaf Folke Hubertus, tetapi bagi negara Swedia pemimpin atau kepala
negara tidak memiliki kekuasaan penuh atas negara melainkan raja hanya sebatas fungsi
representatif dan seremonial. Sistem politik yang ada di negara Swedia yaitu konstitusi,
eksekutif dan legislatif.
Swedia dikenal dengan negara yang berhasil dalam berbagai bidang yang membuat
negaranya terkenal akan kemajuannya. Partai demokrat adalah satu-satunya partai yang
berhasil memperoleh atau memenangkan pemilu, semenjak didirikannya suatu gerakan yang
bernama "Swedia hanya untuk Swedia" pada tahun 1979 beberapa partai di Swedia berhasil
memenangkan pemilu seperti partai demokrat yang berhasil meraih 20 kursi majelis.
sebelumnya partai demokrat yang berdiri pada tahun 1988 tidak pernah mendapatkan
dukungan dari rakyat Swedia dan partai ini dinilai sangat tidak baik bagi pandangan rakyat,
tetapi partai demokrat mulai bangkit yang ditandai ketika pertai tersebut mulai menyusun
berbagai program dan gerakan yang lebih memojokan agama islam dan akhirnya melalui
program dan gerakan ini banyak rakyat yang mulai mendukung partai demokrat sehingga
partai ini bisa meraih 20 kursi dalam majelis.
Finlandia adalah republik dan pemerintahannya yang didasarkan pada konstitusi pada
tahun 2000yang telah direvisi. Presiden dan kepala negara yang dipilih untuk menjabat
selama 6 tahun dalam mempin rakyat Finlandia dan presiden memegang kekuasan eksekutif
dengan kabinet atau dewan negara. Sistem kabinet Finlandia yaitu menggunakan sistem semi-
presidensial dengan parlemen yang diaman presiden bertanggung jawab terhadap suatu
kebijakan luar negeri sedangkan kekuasaan eksekutif dijalankan oleh kabinet yang terdiri dari
perdana menteri dan menteri untuk berbagai departemen.
Sistem politik Finlandia tidak jauh beda dengan sistem politik yang ada di Swedia.
tetapi yang memebdakan sistem politik dari kedua negara tersebut adalah oknum atau aktor
yang menduduki fungsi input ataupun output dari sistem politik. sistem pemerintahan
Finlandia adalah sistem pemerintahan parlementer yang dimana kepala negara diduduki oleh
Raja atau Ratu sebagai pemempin dan kepala pemerintahan diduduki oleh perdana menteri.
partai politik yang dianut oleh Finlandia juga sama dengan Swedia yaitu multi partai.
Finlandia dalam melaksanakan pemilihan umum dilakukan selama tiga tahun sekali dan masa
suatu parlementer selama dua setengah tahun. dalam melaksanakan pemilihan umum di
Finlandia biasanya dilakukan ketika Gubernur Jendral menyetujui permintaan dari perdana
menteri yang menentukan tanggal pemilihan umum. Kemudian, lembaga-lembaga yang
bertugas dalam badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. dalam badan eksekutif Finlandia
diduduki oleh parlemen yang dimana perlemen tersebut diduduki oleh majelis tinggi yaitu
Senate. kemudian badan yudikatif diduduki Mahkamah Agung dan pengadilan federal-federal
lainnya, dan untuk mencapai suatu kebarhasilan dari tujuan maka dalam menjalakan tugas
harus didampingi dengan komunikasi yang baik dengan berbagai lembaganya. Kemudian,
dalam partai politik di Finlandia menganai tentang pemilu dan hasil pemilu yang
dilaksanakan di Finlandia yang dimana sistem proporsional Finlandia telah banyak
mendorong partai politik dan mengakibatkan koalisi lemari. semenjak tahun 1980 tren yang
ada membawa aturan koalisi yang sama untuk seluruh periode antara pemilu yang ada,
padahal dulu sempat terjadi kemunduran pemerintahan koalisi. Dari penjelasan tersebut
bahwa dapat diambil sebuah perbandingan politik dari sistem politik yang dijalankan dalam
masing-masing negara yang mungkin tidak jauh beda. perbedaan dari sistem politik yang
dijalankan oleh kedua negara tersebut terletak pada oknu yang menjalankan atau menduduki
pemerintahan seperti badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. kemudian, sistem politik
Swedia dan Finlandia sama dan untuk hasil akhir yang didapatkan tergantung dari bagaimana
menjalankan baik atau buruknya sistem politik tersebut. dampak dari sistem politik juga
tentunya akan dirasakan oleh maisng-masing rakyatnya, karena rakyat adalah salah satu
bagian terpenting dalam menjalankan sistem politik yang ada dalam negara baik itu sistem
ekonomi, sosial, budaya, kepercayaan, politik dan lainnya.
Hal-hal yang ingin dicapai oleh negara Skandinavia dalam konsep ini adalah
bertanggung jawab secara penuh dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya, menurunkan
angka perbedaan pendapatan, memperjuangkan kesetaraan gender, memperjuangkan
ketenagakerjaan secara utuh bagi setiap individu dan juga mewujudkan kesetaraan hak-hak
sosial masyarakat
Krisis pengungsi yang pernah terjadi pada tahun 2015-2016 menimpa banyak negara
di kawasan Eropa. Gelombang pengungsi terus yang terus saja berdatangan ke kaqwasan
Eropa pada saat itu menimbulkan berbagai macam masalah domestik di pada negara-negara
Eropa, Swedia serta Finlandia adalah salah satu dari negara tersebut.
Krisis pengungsi yang menimpa Swedia serta Finlandia pada tahun 2015, memicu
terjadinya beberapa permasalahan domestik, yang mana hal ini kemudian berdampak pada
perkembangan opini publik yang cenderung negatif. Opini publik ini secara umum menolak
kebijakan imigrasi pemerintah kedua negara tersebut yang dianggap terlalu terbuka pada para
pengungsi.
Aksi penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Swedia pada para pengungsi dapat
dilihat dari demonstrasi yang dilakukan pada 24 November 2015, yakni saat massa Partai
Demokrasi Swedia secara terang-terangan menolak kehadiran pengungsi di depan Kantor
Parlemen Swedia. Pendemonstari menyuarakan secara tegas bahwa No Jobs and No Welfare
untuk pengungsi yang masuk ke Swedia. Untuk menanggapi opini masyarakat, pemerintah
Swedia kemudian menetapkan kebijakan pintu tertutup pada para pengungsi, dimana
kebijakan ini dikenal sebagi kebijakan U-Turn. Sedangkan, di Finlandia sendiri, masyarakat
melakukan penolakan terhadap pengungsi dengan melakukan aksi demonstrasi pada 2
September 2015. Karena hal ini, pemerintah Finlandia juga mengubah arah kebijakan
migrasinya dari kebijakan pintu terbuka menjadi pintu tertutup pada tahun 2016.
Pengungsi dewasa yang telah mendapatkan izin tinggal di Swedia melalui program
pemukiman kembali secara hukum berhak untuk mendapatkan pendidikan bahasa Swedia
dalam program Swedish for Immigrants (SFI). Program ini didanai oleh pemerintah dalam
tingkat kota, dimana pengungsi yang bersangkutan tinggal. Program SFI terbagi dalam tiga
tingkatan yang berbeda, yakni SFI, SFI 2, dan SFI 3. SFI 1 ditujukan untuk pengungsi yang
tidak pernah menempuh jalur pendidikan dan buta huruf. SF2 ditujukan untuk pengungsi
yang pernah menempuh pendidikan di negara asalnya (minimal selama lima tahun) sehingga
mereka diharapkan dapat belajar berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Swedia
lebih cepat dibanding dengan SFI 1. Dan SFI 3 ditujukan untuk pengungsi yang sebelum
datang ke Swedia pernah menempuh pendidikan setidaknya selama 12 tahun.
Selanjutnya, dalam aspek kesehatan, Beralih pada aspek kesehatan, diketahui bahwa
banyak pengungsi dewasa yang tiba di Swedia mengalami depresi dan gangguan stress akibat
trauma karena kondisi negara asal mereka yang cenderung terlibat konflik, dan mereka
cenderung mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal Swedia yang
berbeda kebudayaan. Karena hal ini mereka mengalami isolasi sosial dari masyarakat lokal
yang berakibat semakin membuat kondisi psikis para pengungsi terganggu.
Dan aspek terakir adalah kesejahteraan sosial. Pengungsi yang status suakanya telah
diterima oleh pemerintah Swedia mempunyai hak untuk menerima tunjangan selama dua
tahun pertama, dengan syarat mereka wajib memenuhi seluruh persyaratan yang diajukan
oleh Layanan Ketenagakerjaan Publik Swedia. Tidak hanya itu, mereka juga berhak
menerima pendidikan dasar bahasa Swedia agar kemudian para pengungsi ini dapat mencari
pekerjaan dan mencukupi kebutuhan mereka sendiri dikemudian hari.
Selanjutnya, dalam aspek kesehatan para pengungsi yang status pengajuan suakanya
diterima oleh pemerintah Finlandia mempunyai hak untuk mengakses layanan kesehatan
secara gratis. Para pengungsi akan diberikan kartu Kela, dimana melalui kartu ini para
pengungsi berhak untuk mendapatkan asuransi kesehatan nasional sehingga mereka dapat
mengakses layanan kesehatan di Finlandia secara gratis. Sedangkan untuk para pengungsi
yang pengajuan suakanya ditolak oleh pemerintah Finlandia dapat mengakses layanan
kesehatan jika mereka membayar kebutuhan layanan kesehatan dengan menyisihkan sebagian
dari dana tunjangan yang mereka terima dari pemerintah Finlandia
Dan yang terakhir adalah aspek kesejahteraan sosial. Selama para pengungsi
menunggu hasil suaka dari Layanan Imigrasi Finlandia, pengungsi yang tiba dan terdaftar
secara resmi di Finlandia berhak mendapatkan tunjangan yang disebut dengan reception
allowance. Tunjangan ini diberikan oleh pemerintah Finlandia, melalui Kementerian Dalam
Negeri Finlandia untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi yang berada di pusat
penerimaan. Jumlah tunjangan yang diberikan kepada setiap pengungsi berbeda-beda
tergantung keadaan pengugnsi tersebut.
Sebelum tahun 1990 badan eksekutif Finlandia ingin negara Finlandia menjadi negara
baru dalam bidang teknologi. Sehingga tahun 1990 Finlandia melakukan desentralisasi
pendidikan serta mengadakan kebijakan utama dalam pendidikan kurikulum nasional di ubah
menjadi sangat fleksibel. Kurikulum ini ditangani oleh komite pelatihan tripartit yaitu badan
yang berada dia bawah kementerian pendidikan untuk memberikan rancangan serta
mengembangkan pendidikan termasuk pendidikan kejuruan dan pelatihan. Akan tetapi
perubahan politik tidak merubah kebijakan pendidikan, program yang dilakukan oleh
pemegang kekuasaan tentang kebijakan pendidikan dapat terus berjalan, alhasil dalam 14
tahun Finlandia menjadi negara dengan pendidikan nomer satu di dunia.
2. Guru
Di Finlandia guru merupakan profesi yang sangat dihargai meskipun gaji mereka
tidak tinggi sekitar 42 juta rupiah per bulan. Dikarenakan sistem seleksi dalam pengretruitan
guru sangat ketat sehingga guru menjadi profesi yang prestisius. Calon guru yang ada di
Finlandia berasal dari mahasiswa 10 besar di kampus yang di saring ketat. Sekolah menengah
atas memilih fakultas keguruan menjadi fakultas yang terbaik setelah itu baru kedokteran
dan teknik. Training yang dilakukan oleh para calon guru akan di bimbing oleh para senior
mereka. Guru memiliki peran penting dalam penyusunan dan perubahan kurikulum. Penilaian
hasil belajar siswa lebih dilakukan oleh guru. Bukan dengan sistem ujian nasional.
Dikarenakan guru itu lebih mengenal kemampuan siswanya secara mendetail dan
menyeluruh.
Guru tidak hanya sebagai pengajar Bakan tetapi mereka juga ahli di bidang
kurikulum, kurikulum di Finlandia berbeda antar sekolah tetap berjalan di bawah Panduan
pemerintah. Dalam satu kelas terdapat tiga guru, dua guru menyampaikan materi dan satau
orang menemani siswa yang tertinggal dalam pelajaran. Pemerintah menetapkan standar
tinggi untuk profesi guru. Guru yang ada di Finlandia harus bergelar master stata atau Stata
satu. Proses seleksi guru tenaga pengajar sangat ketat hanya yang menempati siswa yang
mendapat rangking 10 besar dari perguruan tinggi yang bisa diterima menjadi guru. Finlandia
percaya guru adalah modal utama untuk menghasilkan siswa atau warga negara yang unggul.
3. Proses pendidikan
Pendidikan Finlandia menekankan pentingnya diagnosis dan intervensi terhadap
kesulitan dan hambatan yang di hadapi. Berbeda dengan negara lain yang hanya mendeteksi
kesulitan dan mengadakan evaluasi yang hanya mengukur satu komponen. Finlandia
bertindak dengan berbeda mereka menekankan diagnosis atau deteksi dan intervensi sebagai
proses belajar. Setiap anak yang mengalami kesulitan belajar, sehingga anak yang mengalami
kesulitan dalam belajar akan lebih cepat di deteksi dan akan dibantu secara individual untuk
menangani masalah. Guru di Finlandia hanya mengajar 4 jam dalam sehari dan tambahan
waktu 2 jam untuk pengembangan diri.
4. Budaya pendidikan
Di Finlandia pendidikan sangat di hargai apalagi profesi guru. Dikarenakan rasa
kekeluargaan yang sangat dekat antara orang tua murid dan guru. Hanya sedikit orang tua
yang memaksakan anaknya berprstasi tinggi dan harus ada jangkauan yang wajar. Filsafat
pendidikan Mendapatkan jangkauan yang sangat wajar dengan filsafat pendidikan. Orang
memiliki yang disumbangkan dan mengalami kesulitan di mata pelajaran semestinya tidak di
tinggalkan. Orang tua siswa memiliki andil dalam prestasi sekolah. Mengajar adalah karir
prestisius di Finlandia.
5. Biaya pendidikan
Anggaran pendidikan Finlandia sedikit tinggi dari rata-rata negara Eropa. Pemerintah
menyediakan 5.200 Euro atau sekitar RP 70 juta untuk siswa pertahun. Dengan demikian
angaran pemerintah untuk pendidikan dasar mencapai 3,64 pertahun. Indonesia memiliki
anggaran sebesar 21 triliun dari total pendidikan nasional 44.4 triliun pertahun. Untuk di bagi
ke jutaan murid di Indonesia.
b. Pendidikan Swedia
1. Biaya pendidikan
Sampai sekarang ini tidak ada biaya kuliah di Swedia. Namun, setiap siswa wajib
menjadi anggota. Organisasi Mahasiswa setempat dan biayanya berkisar SEK 300 – 500 per
semester (SEK 1 = Rp. 1300). Bila Anda tidak terdaftar maka nilai Anda tidak akan bisa
dimasukkan dalam data base universitas. Biaya anggaran pendidikan yang ada di Swedia
sekitar 400 Euro
Untuk mendapatkan ijin tinggal di Swedia, Anda akan diminta untuk menunjukkan
kemampuan financial sebesar SEK 7300 per bulan untuk minimal 10 bulan pertama. SEK
7300 lebih dari cukup untuk biaya akomodasi, makan, hiburan, komunikasi, dan
perlengkapan kuliah dan tergantung dari gaya hidup masing – masing siswa. Biasanya akan
ada uang sisa yang bisa disimpan.
2. Proses pendidikan
Salah satu sistem pendidikan di Swedia yang dapat diterapkan di Indonesia pada
tingkat pendidikan menengah adalah’yrkesutbildning’ atau ‘vocational education’. Swedia
memiliki ‘yrkesutbildning’ pada tingkat ‘gymnasiet’ atau sekolah menengah, dan dilanjutkan
ke tingkat ‘yrkeshögskolan’. Tujuan dari pendidikan ini adalah mempersiapkan tenaga kerja
terampil siap kerja untuk level operasional dan administrasi.
Indonesia menetpakan sistem pendidikan sama antara sekolah kejuruan dan program
diploma. Akan taapi siswa diindonesia kurang minat karena gaji yang di dapatkan dibandikan
dengan lulusan sarjana. Faktor lain yang menyebabkan vocTional educatis adalah kurangnya
kesadaran masyarakat akan langsung masuk kedalam sekor industri untuk laju pertumbuhan
ekonomi.
3. Sistem penilaian
Mayoritas negara Eropa memiliki sistem penilaian di Swedia melakukan sekali.
Dengan beberapa assignmet, paper atau project report. Terdapat berbagai variasi tergantung
disiplin ilmu dari universitas. Beberapa mata kuliah hanya menekankan pada paper dan
project report, sementara beberapa disiplin ilmu juga menerapkan ujian oral kepada
mahasiswanya.
Adanya rencana untuk mengadopsi sepenuhnya Bologna Process akan menyebabkan
sistem penilaian di Swedia mentransfer atau mengubah semua nilai ke dalam angka atau
huruf, kecuali untuk tesis/internship/ lab yang biasanya hanya berupa pass atau fail (P/F).
Perubahan ini ditujukan untuk mempermudah transfer kredit antara universitas- universitas di
Eropa.
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Ridhwan M. “Sistem Pendidikan Finlandia Suatu Alternatif Sistem Pendidikan Aceh”
Jurnal Pendidikan PIONIR 8, No 2 (2020,) pp. 21-36.
https://ilmupengetahuanumum.com/profi-negara-swedia-sweeden/
https://medium.com/@aldycavalera/sistem-pemerintahan-di-finlandia.
Widya, Mareta Dwi. “Kebijakan Same Sex Marriage di Swedia” (2016). Ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id.