Anda di halaman 1dari 11

DOI: http://dx.doi.org/10.32419/jppni.v6i3.

290

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA KEPERAWATAN


TERHADAP COMPLEMENTARY AND ALTERNATIVE MEDICINE

Luh Nita Noviantari, I Gede Putu Darma Suyasa*, Ni Wayan Manik Parwati
Fakultas Kesehatan, Institut Teknologi dan Kesehatan Bali, Denpasar, Kode Pos 80226, Indonesia
*)E-mail: putudarma.stikesbali@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan
ITEKES Bali terhadap Complementary and Alternative Medicine (CAM). Metode: Desain penelitian ini deskriptif
korelatif dengan pendekatan cross-sectional dengan populasi seluruh mahasiswa tingkat IV Program Studi Sarjana
Keperawatan. Jumlah sampel sebanyak 152 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mengukur
pengetahuan dan sikap (yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya) serta dianalisis menggunakan Spearman’s rho.
Hasil: Dari 152 responden, mayoritas adalah perempuan (84,9%) dan rata-rata berusia 21,44 tahun. Temuan menun-
jukkan 70,40% responden berpengetahuan baik dan 73,70% responden bersikap baik terhadap CAM. Ada hubungan
signifikan yang positif dengan kekuatan korelasi sedang antara 2 variabel, n = 152, p < 0,05, r = 0,520. Semakin baik
pengetahuan, maka semakin baik sikap terhadap CAM. Diskusi: Mayoritas responden tidak mengetahui konsep dan
regulasi CAM. Mayoritas responden beranggapan CAM dapat menyembuhkan segala penyakit dan sebagian besar
efektivitasnya dipengaruhi efek plasebo. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan
dan variabel sikap terhadap CAM. Mahasiswa Keperawatan diharapkan meningkatkan pengetahuan terhadap CAM.

Kata Kunci: Complementary and Alternative Medicine, Pengetahuan, Sikap

Correlation between Knowledge and Attitude of Nursing Students towards Complementary and
Alternative Medicine

ABSTRACT
Objective: This study aimed to analyze the correlation between knowledge and attitudes of ITEKES Bali
nursing students towards Complementary and Alternative Medicine (CAM). Method: This research used descriptive
correlative design with cross-sectional approach. The population was all students in level IV, Bachelor of Nursing Study
Program. There were 152 respondents. The research instrument used was an questionnaire to measure knowledge and
attitude that has passed validity and reliability test. The data were analyzed using Spearman’s rho. Result: From all
the 152 respondents, the majority were women (84.9%) and average age 21,44 years old. The findings indicated that
70.40% of respondents have good knowledge and 73.70% of respondents have a good attitude toward the CAM. There
was a significant, moderate, positive correlation between the two variables (n = 152, p <0.05, r = 0.520). The better the
knowledge, the better the attitude towards CAM. Disscussion: The majority of respondents didn’t know CAM’s concept
and regulation. Most of them thought that all of CAM modalities can cure all of illness and its effectiveness affected by
placebo effect. Conclusions: There is a significant correlation between the knowledge and attitude towards CAM, thus
the nursing students are expected to increase their knowledge of CAM.

Keywords: Attitude, Complementary and Alternative Medicine, Knowledge

LATAR BELAKANG yang didasari oleh sistem kepercayaan,


Pengobatan komplementer dan pengetahuan lokal, dan digunakan sebagai
alternatif atau Complementary and Alternative terapi atau pencegahan penyakit, terutama
Medicine (CAM) adalah serangkaian praktik penyakit kronis (Khan, dkk, 2020). Di
perawatan kesehatan yang bukan merupakan Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan
bagian dari pengobatan konvensional/modern Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018
JPPNI Vol. 06/No.03/Desember 2021-Maret 2022

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan minimnya SDM yang ahli dalam otoritas
Tradisional Komplementer menyebutkan bahwa kesehatan nasional dan badan pengawas, serta
pelayanan kesehatan tradisional komplementer minimnya mekanisme untuk mengontrol dan
adalah penerapan kesehatan tradisional yang meregulasi praktik CAM menjadi penyebab
memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural minimnya penelitian tentang CAM (World
dalam penjelasannya serta manfaat dan Health Organization /WHO, 2019).
keamanannya terbukti secara ilmiah (Badan Belum adanya penelitian yang
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber membahas tentang pengetahuan dan sikap
Daya Manusia Kesehatan/BPPSDMK, 2018). mahasiswa keperawatan terhadap pengobatan
Pada praktiknya, perawat jarang komplementer dan alternatif di Indonesia,
mengkaji terapi CAM yang pernah atau sedang namun pengetahuan dan sikap yang baik
dijalani oleh klien. Menurut penelitian yang terhadap CAM dituntut dari calon perawat
dilakukan oleh Shorofi & Arbon (2017) di untuk memberikan pelayanan yang holistik dan
Australia, hanya 15,8% perawat yang selalu komprehensif bagi pasien ke depannya, maka
bertanya kepada pasien tentang penggunaan dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi
obat-obatan herbal sebagai bagian pengambilan hubungan pengetahuan dan sikap mahasiswa
data riwayat kesehatan. Penelitian lainnya keperawatan terhadap pengobatan
oleh Christina, dkk (2018) di Indonesia juga komplementer dan alternatif.
menyatakan perawat memiliki pengetahuan
yang rendah terhadap CAM karena kurangnya METODE
paparan informasi CAM, skeptis terhadap Desain penelitian ini deskriptif
penggunaan CAM, dan merasa ragu dalam korelatif dengan pendekatan cross-sectional
merekomendasikan CAM yang tepat pada dengan populasi seluruh mahasiswa tingkat IV
klien. Program Studi Sarjana Keperawatan. Penelitian
Sebagai calon perawat, mahasiswa telah dilakukan di Kampus II Institut Teknologi
keperawatan dituntut peka terhadap isu- dan Kesehatan Bali secara online. Tempat ini
isu CAM di masyarakat. Namun, menurut dipilih karena sejarah pendidikan keperawatan
penelitian yang dilakukan oleh James, Bah, yang panjang sejak tahun 1983 dan tingkat
& Kondorvoh (2016) dengan melibatkan IV dipilih karena dianggap telah mendapat
3 program studi (kedokteran, farmasi, dan cukup informasi tentang CAM selama masa
keperawatan) juga menyatakan pengetahuan pembelajaran.
mahasiswa keperawatan terhadap CAM masih Jumlah sampel sebanyak 152
rendah dan sikap mahasiswa keperawatan responden. dengan total sampling. Instrumen
terhadap CAM paling rendah dari 2 program penelitian menggunakan 2 kuesioner.
studi lainnya (kedokteran dan farmasi). Kuesioner terdiri dari kuesioner pengetahuan
Penelitian-penelitian kuantitatif dan dan sikap. Kuesioner pengetahuan terdiri dari
kualitatif mengenai berbagai aspek CAM 20 pertanyaan berskala guttman yang disusun
yang berkolaborasi dengan disiplin ilmu oleh penulis dan kuesioner sikap terdiri dari 11
lainnya penting untuk memperkaya evidence- pertanyaan berskala likert dengan kuesioner
based knowledge di bidang keperawatan baku dari penelitian Rubiyanti (2019).
komplementer. Namun, penelitian tentang CAM Kuesioner telah melewati uji validitas dan
masih minim. Minimnya dukungan finansial reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan
untuk melakukan riset pada pengobatan metode face validity dengan berkonsultasi
komplementer dan alternatif tradisional, pada orang yang ahli dalam bidang CAM

128
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap CAM

dan kuesioner ini telah dinyatakan valid dari 070/451/IZIN-C/DISPMPT, izin penelitian
segi bentuk serta mampu mengukur variabel dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
pengetahuan dan sikap yang hendak diukur. Denpasar dengan nomor surat 070/130/BKBP,
Uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach dan telah dinyatakan layak etik oleh komisi
alpha dengan nilai cronbach alpha pengetahuan etik penelitian ITEKES Bali dengan nomor
0,67 dan sikap dengan nilai 0,83. Semua data 03.0076/KEPITEKES-BALI/II/2021.
dianalisis menggunakan software SPSS 20 for
windows dan data disajikan dengan analisis HASIL
univariat dan bivariat. Analisis univariat Setelah dilakukan analisis univariat
ditampilkan dengan tabel dan pie chart serta pada karakteristik responden, ditemukan
analisis bivariat diuji dengan Spearman’s rho bahwa 84,9% responden adalah perempuan,
serta ditampilkan dengan tabel dan scatter plot. 98,7% responden berasal dari Provinsi Bali,
Penelitian ini telah mendapatkan dan rata-rata umur responden adalah 21,44
izin dari Rektor ITEKES Bali dengan nomor tahun dengan standar deviasi 0,561.
surat DL.02.02.0380.TU.I.2021, rekomendasi Sebanyak 80,3% tidak mengetahui
penelitian dari Badan Penanaman Modal dan bahwa CAM bukan merupakan pengobatan
Perizinan Provinsi Bali dengan nomor surat konvensional/modern, 93,4% tidak mengetahui

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pernyataan Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan ITEKES Bali


terhadap CAM pada (n=152).

Benar Salah
No Pernyataan
n (%) n (%)
1 CAM/terapi komplementer dan alternatif adalah 152 0
keberagaman sistem, praktik, dan perawatan medis (100) (0)
serta kesehatan yang dihasilkan dari pengetahuan
lokal, sistem kepercayaan, dan terapi yang digunakan
berbagai negara untuk pengobatan atau pencegahan
berbagai penyakit.
2 CAM merupakan bagian dari pengobatan 122 30
konvensional/modern (80,3) (19,7)
3 CAM merupakan pelengkap dari pengobatan 135 17
konvensional/modern (88,8) (11,2)
4 CAM bermanfaat untuk meningkatkan derajat 146 6
kesehatan masyarakat (96,1) (3,9)
5 Manfaat pengobatan komplementer dan alternatif 143 9
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan, (94,1) (5,9)
mencegah, menyembuhkan, dan memulihkan
kesehatan.
6 Penggunaan CAM atau terapi komplementer dan 56 96
alternatif hanya ada di Indonesia (36,8) (63,2)
7 Terapi natural adalah bentuk pengobatan yang 142 10
menggunakan produk dari tanaman yang berguna (93,4) (6,6)
untuk mengobati dan mencegah penyakit serta
meningkatkan kondisi kesehatan.

129
JPPNI Vol. 06/No.03/Desember 2021-Maret 2022

8 Terapi CAM dibagi menjadi keterampilan dan 140 12


ramuan. (92,1) (7,9)

9 Salah satu jenis terapi herbal adalah jamu. 149 3


(98) (2)
10 Terapi herbal tidak diatur oleh BPOM. 66 86
(43,4) (56,6)
11 Regulasi terapi CAM di Indonesia belum jelas. 76 76
(50) (50%)
12 Intervensi musik dapat digunakan untuk 143 9
meminimalisir rasa nyeri. (94,1) (5,9)
13 Pijat bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah. 148 4
(97,4) (2,6)
14 Akupresur berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit. 144 8
(94,7) (5,3)
15 Terapi yoga tidak dapat meningkatkan fleksibilitas 62 90
tubuh. (40,8) (59,2)
16 Imajinasi terbimbing dapat meminimalisir stress. 147 5
(96,7) (3,3)
17 Terapis CAM dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan 142 10
yang memiliki kompetensi melalui pelatihan oleh (93,4) (6,6)
lembaga terakreditasi.
18 Perawat mengintegrasikan seni merawat pasien 146 6
dengan terapi komplementer. (96,1) (3,9)
19 Perawat bertugas mengkaji kebutuhan pasien dalam 139 13
praktik komplementer. (91,4) (8,6)
20 Mengintegrasikan pengobatan konvensional dan 145 7
komplementer membuat asuhan keperawatan (95,4) (4,6)
menjadi lebih holistik.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pernyataan Sikap Mahasiswa Keperawatan ITEKES Bali terhadap
CAM pada (n=152).

SS S KS TS STS
No Pernyataan n n n n n
(%) (%) (%) (%) (%)
1 Perawatan pasien yang terbaik harus 62 89 1 0 0
menggabungkan antar pengobatan (40,8) (58,6) (0,7) (0) (0)
konvensional dengan Complementary
and Alternative Medicine (CAM)
2 CAM merupakan ide dan metode obat- 59 90 3 0 0
obatan yang bermanfaat (38,8) (59,2) (2) (0) (0)

130
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap CAM

3 Semua pengobatan CAM mendekati dan 38 100 13 1 0


menjanjikan untuk perawatan gejala dan (25) (65,8) (8,6) (0,7) (0)
atau penyakit
4 Kesembuhan penyakit oleh CAM dari 42 87 20 2 1
banyak kasus adalah karena efek plasebo (27,6) (57,2) (13,2) (1,3) (0,7)
(sembuhnya pasien dengan memakan
obat kosong/plasebo, efek ini muncul
karena ketidaktahuan pasien tentang obat
tersebut namun sugesti bisa membuat
obat itu benar-benar manjur seperti obat
asli)
5 Terapi CAM yang tanpa bukti ilmiah 55 75 16 5 1
harus dikurangi/dihilangkan (36,2) (49,3) (10,5) (3,3) (0,7)
6 CAM tidak memiliki pengaruh terhadap 22 47 50 28 5
gejala, kondisi, dan / atau perawatan (14,5) (30,9) (32,9) (18,4) (3,3)
suatu penyakit
7 CAM adalah ancaman bagi kesehatan 18 34 32 51 17
masyarakat (11,8) (22,4) (21,1) (33,6) (11,2)
8 Saya berharap mendapatkan pelatihan 65 82 3 2 0
praktek CAM untuk memberikan asuhan (42,8) (53,9) (2) (1,3) (0)
keperawatan yang holistik pada pasien
nanti
9 Pakar kesehatan harus memberikan saran 52 92 6 2 0
kepada pasien tentang metode CAM (34,2) (60,5) (3,9) (1,3) (0)
10 Praktek CAM harus lebih diintegrasikan 54 92 5 1 0
dalam kurikum pendidikan (35,5) (60,5) (3,3) (0,7) (0)
11 Pengetahuan tentang CAM penting bagi 82 68 2 0 0
saya sebagai mahasiswa (53,9) (44,7) (1,3) (0) (0)

bahwa terapi natural bukan hanya bersumber pernyataan bahwa semua pengobatan CAM
dari tanaman, dan 50% tidak mengetahui mendekati dan menjanjikan untuk perawatan
bahwa regulasi terapi CAM di Indonesia sudah gejala dan atau penyakit serta 57,2% mendukung
jelas (Tabel 1). pernyataan efek yang diberikan oleh CAM
Sebanyak 65,8% mendukung merupakan efek plasebo (sembuhnya pasien

Gambar 1. Grafik Kategori Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan ITEKES Bali terhadap Com-
plementary and Alternative Medicine (n=152).

131
JPPNI Vol. 06/No.03/Desember 2021-Maret 2022

dengan memakan obat kosong/plasebo, efek ini (Tabel 2).


muncul karena ketidaktahuan pasien tentang Sebanyak 70,40% memiliki tingkat
obat tersebut namun sugesti bisa membuat pengetahuan yang baik, 27% memiliki tingkat
obat itu benar-benar manjur seperti obat asli) pengetahuan yang cukup, dan 2,60% memiliki

Gambar 2. Grafik Kategori Sikap Mahasiswa Keperawatan ITEKES Bali terhadap Complementa-
ry and Alternative Medicine (n=152).
Tabel 3. Korelasi Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Keperawatan ITEKES Bali
terhadap Complementary and Alternative Medicine
Total Total
Pengetahuan Sikap
Spearman’s Total Correlation 1,000 ,520**
rho Pengetahuan Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000
N 152 152
Total Sikap Correlation ,520** 1,000
Coefficient
Sig. (2-tailed) ,000
N 152 152
tingkat pengetahuan yang kurang terhadap terhadap CAM. Tidak ada responden yang
CAM (Gambar 1). memiliki sikap yang kurang terhadap CAM
Sebanyak 73,70% memiliki sikap yang (Gambar 2).
baik dan 26,30% memiliki sikap yang cukup Setelah dilakukan uji korelasi non

Gambar 3. Scatter Plot Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Keperawatan ITEKES
Bali terhadap CAM.
132
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap CAM

parametrik dengan spearman’s rho, didapatkan yang berkategori baik. Karakteristik umur
hasil nilai significant (p-value) adalah 0,000 < responden penelitian ini berbeda dengan
α-level 0,05. Dari hasil analisis data tersebut, karakteristik umur responden penelitian yang
maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dilakukan oleh Olegario, dkk (2020), yang
yang menunjukkan terdapat hubungan yang menggunakan mahasiswa fakultas kesehatan
signifikan antara pengetahuan dan sikap tingkat II dengan rentang umur 17 sampai 19
mahasiswa keperawatan ITEKES Bali ter- tahun. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
hadap CAM. tingkat pengetahuan responden terhadap CAM
Hubungan ini ditunjukkan dengan masih terbatas.
kekuatan korelasi (r=0,520) yang termasuk ke Menurut Kwakye & Nor (2016),
dalam kategori sedang (0,40-0,599), dengan lingkungan sosial memengaruhi proses berbagi
arah korelasi positif (+), yang berarti semakin pengetahuan. Bali termasuk ke dalam 10 provinsi
baik pengetahuan, maka semakin baik sikap dengan penggunaan tanaman obat keluarga
mahasiswa keperawatan terhadap CAM. (TOGA) terbanyak di Indonesia. Persentase
Hasil scatter plot menunjukkan adanya penggunaannya mencapai 40% (Kemenkes RI,
pergerakan koordinat pengetahuan dan sikap 2018). Jadi, pemanfaatan Complementary and
dari arah bawah ke atas. Hal ini menunjukkan Alternative Medicine di Bali masih besar. Hal
adanya korelasi yang positif antara pengetahuan ini menunjukkan pengaruh lingkungan sosial
dan sikap mahasiswa keperawatan ITEKES yang tinggi dalam penyebaran pengetahuan
Bali terhadap CAM. (Gambar 3). tentang Complementary and Alternative
Medicine.
DISKUSI Walaupun sebagian besar tingkat
Hasil penelitian pada variabel pengetahuan responden terhadap CAM baik,
pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian ada beberapa konsep CAM yang tidak diketahui
besar responden (70,40%) memiliki tingkat oleh responden. Sebanyak 80,3% responden
pengetahuan yang baik terhadap CAM. tidak mengetahui bahwa CAM bukan
Menurut Dharmawati & Wirata (2016), faktor merupakan pengobatan konvensional/ modern.
yang memengaruhi tingkat pengetahuan adalah Menurut Kautsar, dkk (2016), beberapa aspek
tingkat pendidikan dan informasi. Responden yang membedakan pengobatan konvensional
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan modern dilihat dari tidak terintegrasinya
ini adalah mahasiswa keperawatan tingkat IV CAM dengan pengobatan konvensional,
Program Studi Sarjana Keperawatan, yang regulasi, dan kurangnya saintifikasi CAM.
mana tingkat IV merupakan tingkat akhir Sebanyak 93,4% tidak mengetahui bahwa
dari program Sarjana Keperawatan. Hasil terapi natural bukan hanya bersumber dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian tanaman. Menurut Lindquist, Snyder, & Tracy
besar mahasiswa keperawatan sudah teredukasi (2014), terapi natural merupakan produk alami
dengan baik akan CAM melalui proses belajar memanfaatkan substansi yang ditemukan dari
mengajar di kampus ITEKES Bali. alam, seperti obat-obatan herbal, vitamin,
Menurut Retnaningsih (2016), faktor mineral, suplementasi diet, dan probiotik.
umur juga dikatakan memengaruhi tingkat Sebagian responden (50%) tidak mengetahui
pengetahuan individu. Pada penelitian ini, bahwa regulasi terapi CAM di Indonesia sudah
karakteristik umur responden dimulai dari jelas. Peraturan tersebut mulai dari peraturan
rentang 20 hingga 24 tahun dengan hasil sebagian menteri kesehatan, keputusan menteri
besar responden memiliki tingkat pengetahuan kesehatan, dan undang-undang (Satria, 2013)

133
JPPNI Vol. 06/No.03/Desember 2021-Maret 2022

Pada variabel sikap, sebagian besar sebagai mind body medicine bekerja melalui
responden (73,70%) memiliki sikap yang baik manfaat-manfaat positif dan ditimbulkan dari
terhadap CAM. Menurut Jismulatif (2016), praktik meditasi baik secara jasmani maupun
salah satu komponen sikap adalah kognitif. rohani. Dalam istilah kesehatan, pikiran,
Komponen kognitif merupakan kepercayaan keyakinan, dan persepsi positif yang timbul
seseorang mengenai apa yang berlaku atau dari praktik meditasi ini disebut sebagai efek
apa yang benar bagi objek sikap (Donsu, plasebo (Arta, 2019). Sedangkan contoh
2017). Hal ini berkaitan dengan hasil analisis metode CAM yang dipercaya efektif karena
tingkat pengetahuan responden terhadap CAM. kandungan aktif dalam produknya adalah
Sebagian besar tingkat pengetahuan responden kandungan minyak atsiri dan kurkumin pada
baik terhadap CAM dan hasil ini berkaitan rimpang kunyit yang memiliki efektivitas
dengan hasil sikap terhadap CAM. Sebagian antibakteri (Cahyani, 2020).
besar responden memiliki sikap yang baik Pada penelitian ini, terdapat hubungan
terhadap CAM. yang signifikan antara pengetahuan dan sikap
Walaupun secara umum, sikap yang mahasiswa keperawatan ITEKES Bali terhadap
ditampilkan dalam hasil penelitian baik, ada CAM dengan arah korelasi yang positif
beberapa pernyataan yang keliru ditanggapi dan kekuatan korelasi yang sedang. Hasil
oleh responden. Sebanyak 65,8% responden penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
mendukung pernyataan bahwa semua dilakukan oleh Betty & Amalia (2019) dengan
pengobatan CAM mendekati dan menjanjikan judul “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap
untuk perawatan gejala dan atau penyakit. Perawat dalam Memberikan Edukasi Terapi
Menurut Satria (2013), metode CAM seringkali Komplementer pada Pasien Stroke di Rumah
memiliki saintifikasi yang lemah. Kalimat yang Sakit Umum Kabupaten Tanggerang”. Hasil
sering dimunculkan dalam kajian ilmiah adalah penelitiannya menunjukkan  dari 60 perawat,
“belum ada cukup bukti”, “jumlah sampel sebanyak 78,3% perawat memiliki tingkat
terlalu sedikit”, dan atau “aspek metodologi pengetahuan yang baik dan sebanyak 83,3%
yang lemah”. perawat memiliki sikap yang baik terhadap
Sebanyak 57,2% mendukung terapi komplementer. Terdapat hubungan
pernyataan efek yang diberikan oleh CAM pengetahuan dengan sikap perawat dalam
merupakan efek plasebo (sembuhnya pasien memberikan edukasi terapi komplementer pada
dengan memakan obat kosong/plasebo, efek pasien stroke di RSU Kabupaten Tanggerang.
ini muncul karena ketidaktahuan pasien Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang
tentang obat tersebut namun sugesti bisa maka semakin baik sikap dalam pemberian
membuat obat itu benar-benar manjur seperti edukasi terapi komplementer.
obat asli). Plasebo pada awalnya merupakan Profesi perawat memiliki sejarah
sebuah pengobatan yang tidak berdampak panjang dalam merawat klien secara holistik
atau penanganan palsu yang bertujuan untuk dan mengintegrasikan seni penyembuhan
mengontrol efek dari pengharapan. Beberapa (terapi nonkonvensional) dengan perawatan
metode CAM yang memberikan efek plasebo, konvensional. Integrasi tersebut mampu
namun ada juga yang memberikan efek positif menghasilkan asuhan keperawatan yang lebih
karena kandungan aktif di dalam metode komprehensif (Hajbaghery, 2018). Oleh karena
tersebut. itu, perawat penting memiliki pengetahuan
Contoh metode CAM yang memberikan dan sikap yang baik terhadap CAM agar dapat
efek plasebo adalah terapi meditasi. Meditasi menjalankan tugasnya di bidang komplementer

134
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap CAM

dengan baik, seperti mengkaji kebutuhan pasien di Rumah Sakit Umum Kabupaten
dalam praktik pengobatan komplementer Tanggerang. Edudharma Journal, 3(2),
dan klien diharapkan makin terbuka terhadap 56-63. doi: http://dx.doi.org/10.52031/
penggunaan CAM dalam terapi mereka pada edj.v3i2.7
tenaga kesehatan, sehingga risiko kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
dapat diminimalisir atau dihindari (Halpin, Sumber Daya Manusia Kesehatan.
dkk, 2019). (2018). Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
SIMPULAN 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
Cahyani, A., Anggraini, D. I., Soleha, T. U., &
disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa
Tjiptaningrum,A. (2020). Uji Efektivitas
keperawatan memiliki tingkat pengetahuan
Antibakteri Ekstrak Rimpang Kunyit
yang baik dan sikap yang baik terhadap
(Curcuma domestica Val.) terhadap
CAM. Terdapat hubungan yang signifikan
Pertumbuhan Propionibacterium acnes
antara pengetahuan dan sikap mahasiswa In Vitro. Jurnal Kesehatan, 11(3), 414-
keperawatan terhadap CAM, yang berarti 421. doi: http://dx.doi.org/10.26630/
semakin baik pengetahuan, maka semakin baik jk.v11i3.2241
sikap mahasiswa keperawatan terhadap CAM. Christina, J., Abigail, W., Curthberson, L.
Dari hasil penelitian tersebut, A., Whitehead, D. (2018). Nurses’
peneliti dapat memberikan beberapa saran Knowledge and Attitudes Toward
pada mahasiswa keperawatan agar dapat Complementary and Alternative
meningkatkan pengetahuan di bidang CAM, Medicine for Adult Patients with Cancer
khususnya pada konsep CAM dan regulasi CAM in Bandung, West Java, Indonesia.
sehingga dapat menjalankan tugas keperawatan Journal of Holistic Nursing, 20(10), 130-
komplementer dengan baik nantinya serta 139. doi: 10.1177/0898010118811047
memberikan asuhan keperawatan yang Dharmawati, I.G.A.A. & Wirata, I.N. (2016).
holistik dan komprehensif pada klien. Peneliti Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur,
selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang dan Masa Kerja dengan Tingkat
faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
dan sikap mahasiswa keperawatan terhadap Mulut pada Guru Penjaskes SD di
CAM atau menambah serta menganalisis Kecamatan Tampak Siring, Gianyar.
variabel-variabel lainnya seperti perilaku atau Jurnal Kesehatan Gigi, 4(1), 1-5.
hambatan dalam penggunaan CAM di kalangan Donsu, J. D. T. (2017). Psikologi Keperawatan.
mahasiswa kesehatan atau profesi keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Hajbaghery, M. A. & Mokhtari, R. (2018).
DAFTAR PUSTAKA Complementary and Alternative
Arta, I. K. Y. (2019). Meditasi sebagai Mind Medicine and Holistic Nursing
Body Medicine. Jurnal Sanjiwani, Care: The Necessity for Curriculum
10(2), 65-76. doi: http://dx.doi. Revision. Journal of Complementary
org/10.25078/sjf.v10i2.1516 Medicine, 5(4), 1-2. doi: 10.19080/
Betty & Amalia, D. K. (2019). Hubungan JCMAH.2018.05.555666
Pengetahuan dan Sikap Perawat Halpin, S. N., Potapragada N. R., Bergquist, S.
dalam Memberikan Edukasi Terapi H., & Jarret, T. (2020). Use and Factors
Komplementer pada Pasien Stroke Associated with Non-Disclosure

135
JPPNI Vol. 06/No.03/Desember 2021-Maret 2022

of Complementary and Alternative Knowledge Sharing. Advance in Social


Medicine Among Older Adults. Sciences Research, 3(2), 20-28. doi:
Educational Gerontology, 46(1), 397- https://doi.org/10.14738/assrj.32.1729
403. doi: https://doi.org/10.1080/0360 Lindquist, R., Snyder, M., Tracy, M.F. (2014).
1277.2019.1698184 Complementary and Alternative
James, P. B., Bah, A. J., & Kondorvoh I. M. Therapies in Nursing. New York:
(2016). Exploring Self-Use, Attitude and Springer Publishing Company.
Interest to Study Complementary and Olegario, N. B. C., Catrib, A. M., Silva, G.
Alternative Medicine (CAM) Among P., Abdon, A. P. V., Mont’alverne,
Final Year Undergraduate Medical, D. G., Saintrain, M. V., & Barros, N.
Pharmacy and Nursing Students In F.  (2020). Knowledge and Attitude
Sierra Leone: A Comparative Study. about Complementary and Alternative
BMC Complementary and Alternative Medicine: Perceptions of Brazilian
Medicine, 16(121), 1-8. doi: 10.1186/ Health Care Students. International
s12906-016-1102-4 Journal of Advance Engineering
Jismulatif. (2016). Sikap Bahasa dan Motivasi Research and Science (IJAERS),
Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA 1 7(5), 487-494. doi: https://dx.doi.
Bantan Bengkalis. Jurnal Pendidikan, org/10.22161/ijaers.75.60
7(1), 28-35. doi:  http://dx.doi. Retnaningsih, R. (2016). Hubungan
org/10.31258/jp.7.1.28-35 Pengetahuan dan Sikap tentang
Kautsar, A. P., Melly, N., & Widianto, S. Alat Pelindung Telinga dengan
(2016). Hubungan Sikap, Persepsi, dan Penggunaannya pada Pekerja di PT.
Hambatan terhadap Complementary X. Journal of Industrial Hygiene and
and Alternative Medicine (CAM). Occupational Health, 1(1). 67-82.
Farmaka, 14(2), 58-72. doi: https://doi. doi: http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.
org/10.24198/jf.v14i2.9295 v1i1.607
Khan, A., Ahmed, M. E., Aldarmahi, A., Rubiyanti, R. (2019). Hubungan sikap dan
Zaidi, S. F., Subahi, A. M., Shaikh, hambatan terhadap persepsi mahasiswa
A., Alghamdy, Z., & Alhakami, L. farmasi tentang Complementary and
A. (2020). Awareness, Self-Use, Alternative Medicine (CAM). Jurnal
Perceptions, Beliefs, and Attitudes Ilmiah Farmasi, 15(1), 28-36. doi:
toward Complementary and Alternative https://doi.org/10.24198/jf.v14i2.9295
Medicines (CAM) among Health Satria, D. (2013). Complementary and
Professional Students in King Saud Alternative Medicine: Fakta atau Janji?.
bin Abdulaziz University for Health Idea Nursing Journal, 4(3), 82-90.
Sciences Jeddah, Saudi Arabia. Shorofi, S.A. & Arbon, P. (2017).
Evidence-Based Complementary and Complementary and Alternative
Alternative Medicine, 2020, 1-11. doi: Medicine (CAM) Among Australian
https://doi.org/10.1155/2020/7872819 Hospital-Based Nurses: Knowledge,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Attitude, Personal and Professional
(2018). Riset Kesehatan Dasar; Use, Reasons for Use, CAM Referrals,
RISKESDAS. Jakarta: Kementerian and Socio-Demographic Predictors
Kesehatan Republik Indonesia. of CAM Users. Complementary
Kwakye, E.O. & Nor, K.M. (2016). The Therapies in Clinical Practice, 27(1),
Effect of Socio-Cultural Diversity on 37-45. doi: https://doi.org/10.1016/j.

136
Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap CAM

ctcp.2017.03.001
WHO. (2019). WHO Global Report on
Traditional and Complementary
Medicine 2019. Retrieved from
https://www.who.int/traditional-
complementary-integrative-medicine
eportOnTraditionalAndComplement
aryMedicine2019.pdf?ua=1

137

Anda mungkin juga menyukai