Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI DIRI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN ALAT PERAGA


TOPIK
AKIDAH ISLAM

TAHUN AJARAN 2020 / 2021


SADAMUKTI – CICURUG – SUKABUMI

DISUSUN OLEH:

YUDI ISKANDAR, S.Pd.I


NIM : 41210199000559

MAHASISWA PPG DALAM JABATAN 2021


ANGKATAN - 2 KELAS AQIDAH AKHLAK – 3
LPTK UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
A. Latar Belakang

Berbicara tentang akidah, yang paling pertama dan utama adalah konsep
ketuhanan, baru kemudian konsep-konsep akidah yang lainnya yang sesuai dengan
keinginan Allah itu sendiri melalui firman-firmanNya dalam al-Qur’an dan hadis-hadis
nabiNya. Ketika seseorang berakidah Islam, maka pondasi awal untuk membangun
akidah/ keyakinannya adalah keyakinan terhadap Allah sebagai Tuhan yang wajib
disembah, Maha Esa, Pencipta dan Pengatur alam semesta, dan Dzat Ghaib yang
merupakan sumber dari segala hal, termasuk juga kewajiban menjalankan aturan-
aturanNya dalam segala aspek kehidupan baik yang berhubungan dengan ibadah ataupun
muamalah yang erat hubungannya dengan interaksi dengan sesama makhluk. Oleh
karenanya, misi pertama yang diemban oleh tiap rosul untuk disampaikan kepada umat
manusia adalah konsep ketuhanan ini. Sebagaimana firman Allah s.w.t.dalam Q.S. an-
Nahl:36

ُ‫اللَة‬5‫الض‬ ْ َّ‫دَى هَّللا ُ َو ِم ْنهُ ْم َم ْن َحق‬5َ‫وا الطَّا ُغوتَ فَ ِم ْنهُ ْم َم ْن ه‬55ُ‫دُوا هَّللا َ َواجْ تَنِب‬5ُ‫وال َأ ِن ا ْعب‬5‫ ِّل ُأ َّم ٍة َر ُس‬5‫ا فِي ُك‬55َ‫ ْد بَ َع ْثن‬5َ‫َولَق‬
َّ ‫ ِه‬5‫ت َعلَ ْي‬
)٣٦( َ‫ض فَا ْنظُرُوا َك ْيفَ َكانَ عَاقِبَةُ ْال ُم َك ِّذبِين‬
ِ ْ‫فَ ِسيرُوا فِي األر‬
”dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-
orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang
telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”(Q.S. an-Nahl:36)

Akhir-akhir ini dari beberapa artikel dan informasi yang saya baca di situs
https://www.islampos.com/jumlah-umat-islam-di-indonesia-menurun-15590/ menurut
KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2014 Pusat Din Syamsuddin,
menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat Islam Indonesia. Pada sensus penduduk
1990 jumlah umat Islam cuma mencapai 87,6 persen. Angka ini kemudian meningkat
menjadi 88,2 persen pada sensus penduduk 2000.
Pada tahun 2012 jumlah tersebut menurut Menteri Agama Suryadarma Ali
meningkat menjadi 87 persen. Sedangkan pada tahun 2021, sekarang angkanya
menjadi 86.88% seperti yang dimuat dalam situs
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/30/sebanyak-8688-penduduk-
indonesia-beragama-islam
Data-data tersebut menjadi acuan bagi kalangan peneliti dan cendikiawan muslim
di Indonesia khususnya untuk kemudian perlunya mengadakan penguatan-penguatan
akidah Islam khususnya yang melibatkan dunia pendidikan.
Sebagai guru Mapel Akidah Akhlak di Madrasah, yang saya lakukan ketika
penyampaian materi tentang Akidah Islam khususnya pada Kelas VII, selaian mencapai
aspek pengetahuan perlu diimbangi dengan hal-hal berikut:
1. Penguatan konsep akidah khususnya mengenai Iman dari sumber-sumber selain
modeul pembelajaran (Buku Siswa), seperti tafsir, hadits dan kitab-kitab ulama salaf
2. Mengembangkan konsep akidah Islam yang mencakup Iman, Islam dan Ihsan dengan
penguatan yang bersifat konkret seperti penggunaan alat peraga, hal ini sesuai usia
siswa dengan teori perkembangan para ahli.
3. Menyentuh aspek kesadaran kritis dengan mengungkapkan fakta data-data kemudian
menegaskan bentuk pengamalannya di kehidupan sehari-hari.

B. Pembelajaran Akidah Islam


Pada bagian ini, saya berusaha mendeskripsikan bagaimana alur pembelajaran yang saya
lakukan di kelas pada materi pelajaran Akidah Islam:
1. Setelah kegiatan pendahuluan saya melakukan pengecekan dan kesiapan siswa
2. Sebelum memasuki kegiatan inti, saya membagikan soal pretest tentang materi
pelajaran
3. Kemudian saya menyampaikan materi secara urut, dimulai dari pengertian Akidah
Islam, dasar-dasar Akidah Islam, pengertian Iman, Islam dan Ihsan pada kegiatan inti
(materi dan LKPD di lampiran 1)
4. Setelah itu saya menjelaskan hubungan Iman, Islam dan Ihsan dengan sebuah alat
peraga yang saya namai sebagai “Rumah Akidah.” Ibarat sebuah bangunan rumah:
Iman adalah fondasi dasar yang melandasi kokohnya bangunan di atasnya.
Sedangkan Islam adalah bangunan di atasnya, dan Ihsan adalah yang menghiasi dan
memelihara bangunan tersebut. (lampiran 2)
5. Dengan menggunakan alat peraga yang bisa disentuh dan dilihat oleh siswa saya
berharap dapat menggugah kesadaran dan daya berpikir kritis mereka tentang konsep
Akidah Islam. Sebelumnya tanpa menggunakan alat peraga tersebut kegiatan
pembelajaran Akidah Islam dirasakan monoton.
6. Sebelum pembelajaran ditutup, guru dan siswa melakukan refleksi guna menganalisis
bersama faktor-faktor yang menyebabkan kemusyrikan. (lampiran 3)
7. Guru melakukan penguatan dari sisi pencapaian indikator pembelajaran berupa soal-
soal postest tentang materi Akidah Islam yang dikonversi hasilnya dengan hasil
capaian pretest siswa sebelumnya.

C. Suasana Refleksi kegiatan pembelajaran


Jika sebelumnya diungkapkan oleh data-data yang menunjukkan adanya
penurunan pemeluk agama Islam di Indonesia secara umum, maka menanggapi data
tersebut bagi pendidik seperti saya di sekolah tak lain yang saya lakukan adalah
menguatkan Akidah Islam kepada siswa yang menjadi pondasi utama kokohnya Akidah
Islam bagi pemeluknya. Mengajarkan pokok keimanan kepada siswa bukanlah hal yang
mudah sebab perlu dikuatkan dengan upaya konkret mendefinisikannya, maka
penggunaan alat peraga bagi guru dalam pembelajaran Akidah Islam di Kelas VII
sangatlah berpengaruh.

D. Tanggapan Guru dan Siswa

1. Tanggapan siswa
Pembelajaran Akidah Islam sangatlah penting, namun kadang-kadang siswa merasa
ada sedikit kendala untuk memahami konsep. Dengan hadirnya media pembeajaran
dan alat peraga, siswa merasa antusias dalam belajar dan memahami konsep
khususnya hubungan konsep Iman, Islam dan Ihsan. Mereka sebelumnya sudah
terbiasa menghafal rukun Iman dan Islam secara benar dan berurutan, namun belum
memahami Ihsan. Bahkan dianggap Ihsan bukanlah dari rukun agama (arkanuddin).
Padahal ketiga konsep agama itu saling berkaitan, berhubungan dan satu kesatuan
yang utuh.

2. Tanggapan Guru
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran Abad 21 menghendaki guru yang mampu
mengkolaborasikan tekonologi, pedagogi konsep dan pengetahuan secara holistik.
Penggunaan media pembelajaran guna menguatkan pengetahuan dan mengaitkan
konsep dengan pendekatan/model pembelajaran yang tepat. Sedangkan penggunaan
alat peraga dalam pembelajaran akan lebih menimbukan kesan mendalam bagi siswa,
karena dapat disentuh dan dilihat, disamping mendengarkan penjelasan dari guru.
Sehingga dengan penggunaan alat peraga, guru merasa dimudahkan dalam
penyampaian materi atau konsep yang bersifat ilustratif dan imajinatif.
E. Kelebihan dan kekurangan Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
1. Kelebihan
a. Dengan alat peraga guru dimudahkan menjelaskan konsep yang bersifat ilustratif
dan imajinatif
b. Guru dapat memantau kegiatan belajar siswa secara langsung
c. Guru dapat memberi tugas tambahan keada siswa untuk membuat proyek guna
menguatkan konsep secara konkret.
d. Siswa dapat menilai sendiri efektifitas penggunaan alat peraga tersebut
2. Kekurangan
a. Membutuhkan energi yang lebih bagi guru dalam membuat alat peraga
b. Penggunaan bahan yang digunakan untuk membuat alat peraga cenderung
ringkih, sehingga faktor durabilitas penggunaannya tidak terjamin.

F. Penutup
1. Kesimpulan
Pembelajaran materi Akidah Islam dengan menggunakan alat peraga dipandang
efektif untuk menguatkan konsep Akidah Islam khususnya untuk
menggambarkan hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan pada siswa. Bagi siswa,
penggunaan alat peraga sangat berpengaruh dalam menguatkan konsep yang
bersifat ilustratif dan imajinatif yang dijembatani oleh alat peraga secara konkret.
Efektifitas tersebut dapat ditunjukan oleh hasil capaian pretes dan postes siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini.
2. Saran
Dalam proses pembelajaran, penggunaan alat peraga tidaklah menjadi keharusan
adanya, namun dibutuhkan. Selanjutnya, dalam membuat alat peraga sebaiknya
memperhatikan penggunaan bahan-bahan dalam pembuatannya, sehingga faktor
durabilitas terpantau dan dapat digunakan kembali dalam waktu yang panjang.
Lampiran 1
LKPD
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai