Anda di halaman 1dari 19

KOPERASI DAN SISTEM EKONOMI DI INDONESIA

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Koperasi
Dosen Pengampu: Bambang Sri Hartono, M.S.I

Disusun Oleh:
1. Dwi Mukti Rosalita 4121057
2. M. Nafid Himamuna 4121060
3. Taqwa Fauzan 4121063

Kelas B

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2022
PRAKATA

Assalamualaikum wr. wb .

Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Koperasi dan Sistem Ekonomi” tepat waktu dan
sesuai harapan awal. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw. yang kita nantikan syafaat Nya di hari kiamat nanti. Aamiin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekomoni Koperasi. Selain
itu, makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan untuk semua pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Sri Hartono, M.S.I. selaku dosen
pengampu dan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih banyak kekurangan baik dari
materi yang disampaikan maupun dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Waalaikumsalam wr. Wb

20 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA.............................................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Koperasi dalam UUD 1945 ..................................................................................................... 3
2.2 Koperasi Sebagai Sokoguru (Pilar Utama) Perekonomian ..................................................... 4
2.3 Koperasi dalam Trilogi Pembangunan .................................................................................... 6
2.4 Sistem Ekonomi Koperasi ....................................................................................................... 7
2.5 Koperasi dan Tujuan Ekonomi ............................................................................................... 9
2.6 Koperasi dalam Ekonomi Mikro dan Makro ........................................................................ 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 15
3.1 Simpulan ............................................................................................................................... 15
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Sistem perekonomian Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam ketentuan
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menganut prinsip
kekeluargaan, dengan koperasi sebagai perwujudan bentuk usaha yang menjalankan
prinsip tersebut. Dalam perkembangannya, koperasi diharapkan dapat menjadi salah
satu pilar pembangunan ekonomi nasional yang mandiri serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Koperasi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Badan usaha
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan atas asas kekeluargaan ini juga telah
cukup banyak membantu meningkatkan perekonomian masyarakat dan pembangunan
nasional. Sejak pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia, badan usaha
koperasi telah mampu membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
ekonominya melalui kegiatan-kegiatan usaha koperasi.
Prinsip usaha dan karakter koperasi yang berbeda dengan badan usaha lainnya
membuat badan usaha ini disenangi oleh masyarakat Indonesia yang melaksanakan
seluruh kegiatan perekonomiannya berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Sistem
ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia ini memang secara umum sangat cocok
dengan badan usaha yang berbentuk koperasi. Keduanya sama-sama menganut asas
kekeluargaan dan mengedepankan prinsip gotong-royong.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana kedudukan koperasi dalam UUD 1945?
2) Mengapa koperasi disebut sebagai Sokoguru perekonomian nasional?
3) Bagaimana koperasi dalam Trilogi Pembangunan?
4) Bagaimana sistem ekonomi koperasi?
5) Bagaimana tujuan ekonomi koperasi?
6) Bagaimana peran dan fungsi koperasi dalam ekonomi mikro dan makro?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui kedudukan koperasi dalam UUD 1945.
2) Untuk mengetahui koperasi disebut sebagai Sokoguru perekonomian nasional.
3) Untuk menjelaskan koperasi dalam Trilogi Pembangunan.
4) Unntuk menjelaskan sistem ekonomi koperasi.
5) Untuk mengetahui tujuan ekonomi koperasi.
6) Untuk mendeskripsikan peran dan fungsi koperasi dalam ekonomi mikro dan
makro.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Koperasi dalam UUD 1945


Pancasila merupakan falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia.UUD
1945 adalah sebagai bentuk perwujudan strukturnya sedangkan GBHN adalah bentuk
penjabaran operasionalnya UUD 1945 merupakan ketentuan atau tata tertib dasar yang
mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral cita-cita bangsa. Sedangkan
GBHN merupakan rangkaian program-program pembangunan yang menyeluruh,
terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.
UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi, “Perekonomian disusun sebagai
usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan”. Artinya, sistem perekonomian yang
digunakan dan dikembangkan seharusnya tidak menggunakan asas persaingan dan
individualistic.1 Pasal tersebut juga menjelaskan tentang tujuan pembanguan ekonomi
yaitu untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
Dalam pasal 33 Ayat 1 dijelaskan bahwa produksi dikerjakan secara bersama
semua anggota dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat yang
mengutamakan kepentingan bersama bukan individu. Oleh sebab itu perekonomian
yang disusun sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan disebut koperasi.
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1)
sebagai sokoguru atau pilar utama perekonomian nasional, (2) sebagai bagian integral
tata perekonomian nasional. Ditinjau dari sisi badan usaha atau pelaku bisnis, ada 3
kelompok pelaku bisnis dalam sistem perekonomian nasional, yaitu:
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2) Badan Usaha Koperasi
3) Badan Usaha Milik Swasta

Ketiga badan usaha ini disebut sebagai pelaku ekonomi. Dari ketiga pelaku
ekonomi tersebut peran koperasi dalam segala perekonomian nasional diharapkan
dominan atau atau menjadi pilar utama, dalam hal pembentukan produk domestic bruto
(PDB), penyerapan tenaga kerja, pemerataan ekonomi ataupun pertumbuhan ekonomi.

1
Vanya Karunia Mulia Putri. 2021. “Isi Pasal 33 UUD 1945 dan Maknanya”. Kompas.Com
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/05/132235369/isi-pasal-33-uud-1945-dan-maknanya?page=all

3
Menurut amanat konstitusional (UUD 1945) bahwa seluruh pelaku ekonomi
nasional (BUMN, BUK, BUMS) harus bersasakan (1) usaha bersama, dan (2)
kekeluragaan. Artinya, operasionalisasi fungsi dari pelaku ekonomi swasta, negara, dan
kkoperasi harus berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan.

2.2 Koperasi Sebagai Sokoguru (Pilar Utama) Perekonomian


UUD 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian
nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992
tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut,
koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:
1) Koperasi mendidik sikap self-helping
2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan daripada kepentingan diri atau golongan sendiri.
3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.

Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, koperasi tetap dipandang sebagai
sokoguru perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas dari jatidiri koperasi itu sendiri
yang dalam gerakan dan cara kerjanya selalu mengandung unsur-unsur yang terdapat
dalam asas asas pembangunan nasional seperti yang termaktub dalam GBHN. Ada 9
asas pembangunan nasional yang harus diperhatikan dalam setiap pelaksanaan
pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:2

1. Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, segala usaha
dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ke taqwaan terhadapa Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang
menjadi landasan spiritual, moral dan etik dalam rangka pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.
2. Asas manfaat, mengandung arti bahwa segala usaha dan kegiatan pembanguan
nasional memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi kemanusiaan, bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dan pengembangan pribadi warga negara serta
mengu tamakan kelestarian nilai-nilai luhur budaya bangsa dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan yang berkesinambungan dan
berkelanjutan.

2
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Hlm 131-133.

4
3. Asas demokrasi Pancasila, mengandung arti bahwa upaya mencapai tujuan
pembangunan nasional yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan
kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.
4. Asas adil dan merata, mengandung arti bahwa pembangunan nasonal yang
diselenggarakan sebagai usaha bersama harus merata di semua lapisan masyarakat
dan di seluruh wilayah tanah air, di mana setiap warga negara berhak memperoleh
kesempatan berperan dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-
nilai kemanusiaan dan darma baktinya yang diberikan kepada bangsa dan negara.
5. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan dalam peri kehidupan
mengandung arti bahwa dalam pembanguan nasional harus ada keseimbangan antara
berbagai kepentingan, yaitu keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara
kepentingan dunia dan akhirat, material dan spiritual, jiwa dan raga, individu,
masyarakat dan negara, pusat dan daerah serta antar daerah, kepentingan
perikehidupan darat, laut, udara, dan dirgantara serta kepentingan nasional dan
internasional.
6. Asas kesadaran hukum, mengandung arti bahwa dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional setiap warga negara dan penyelenggara negara harus taat
pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran, serta negara diwajibkan untuk
mene gakkan dan menjamin kepastian hukum.
7. Asas kemandirian mengandung arti bahwa pembangunan nasional harus
berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta
bersendikan kepada kepribadian bangsa. Asas ini juga merupakan salah satu sendi
dasar koperasi yaitu swadaya, swakerta, dan swasembada sebagai percerminan dari
pada prinsip dasar percaya pada diri sendiri. Dengan demikian asas ini juga melekat
pada institusi koperasi.
8. Asas kejuangan, mengandung arti bahwa dalam penyelengga raan pembangunan
nasional penyelenggara negara dan masya rakat harus memiliki mental, tekad, jiwa
dan semangat peng abdian serta ketaatan dan disiplin yang tinggi dengan lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas ke pentingan pribadi dan/atau
golongan Dalam koperasi asas ini sangat jelas terlihat pada visi koperasi yaitu satu
untuk semua dan semua untuk satu.

5
9. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi, mengandung arti bahwa agar pembangunan
nasional dapat memberikan kesejahteraan rakyat lahir batin yang setinggi-tingginya,
penyelengaraannya perlu menerapkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi
secara seksama dan bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dalam pengembangan usaha dan lembaganya,
koperasi tidak mengabaikan perkembangan IPTEK tanpa mengorbankan nilai-nilai
luhur bangsa.

Dari seluruh rangkaian asas pembangunan nasional di atas, dapat dilihat bahwa
posisi dan kedudukan koperasi dalam UUD 1945 dan GBHN adalah sangat strategis
dalam upaya mencapai masyarakat adil dan makmur sesuai dengan Pancasila.
Keterkaitan asas-asas pembangunan tersebut di atas dengan nilai-nilai yang dikandung
organisasi koperasi dapat dilihat pada peraga asas pembangunan nasional. Ada 9 asas
pembangunan Indonesia yang dapat berubah sesuai dengan perubahan tuntutan
lingkungan pada Peraga.

2.3 Koperasi dalam Trilogi Pembangunan


Cita-cita pada bidang ekonomi pada hakekatnya juga tercermin dalam Trilogi
Pembangunan yang pada gilirannya dapat mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan
makmur, sejahtera, dan bahagia berdasarkan Pancasila. Trilogi Pembangunan yaitu
menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi, dan stabilitas nasional dan dinamis adalah sangat strategis dan juga harus
dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara,
swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.
Selanjutnya, rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat
digambarkan sebagai berikut.
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan
kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara
normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan
misi yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing
dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang
dimilikinya. Keunggulan koperasi yang dimaksud disini ialah bahwa masing-
masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.

6
Keunggulan komparatif ini dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing
pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan
merupakan suatu perusahan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan
tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan
nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum
untuk memenuhi hajat orang banyak..
Berbeda dengan sektor swasta. Swasta dimiliki dan dikelola secara
perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk
mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin. Lain halnya sektor
koperasi. Sektor koperasi merupakan wadah ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk kepentingan
anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.
Bertitik tolak dari ciri-ciri perilaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan
komparatif yang khas, yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adalah
sebagai berikut.
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis
perekonomian nasional.
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan
ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya.

2.4 Sistem Ekonomi Koperasi


Ekonomi koperasi menekankan dari semua, untuk semua, dan oleh semua.
Dalam ekonomi koperasi setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban. Demokrasi
ekonomi dibentuk melalui usaha bersama oleh masyarakat atas dasar asas kekluargaan
dan tolong menolong untuk mencapai tujuan ekonomi koperasi. Masyarakat diberi
pengertian mengenai koperasi dan menyadarkannya bahwa untuk dapat menaikkan
taraf hidup dapat dicapai dengan kerjasama dalam suatu wadah yang diorganisasikan
seacar teratur.3
Pada sistem ekonomi koperasi berlaku ekonomi pasar. Perbedaan antara
koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya tidak hanya terletak pada landasan
dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usaha yang

3
Bernhard Limbong. 2012. Pengusaha Koperasi. Jakarta: CV. Rafi Maju Mandiri. Hlm 40.

7
dilakukannya. Prinsip-prinsip koperasi ini biasanya mengatur baik hubungan antara
koperasi dan anggotanya, hubungan antara sesama anggota koperasi , pola
kepengurusan organisasi koperasi serta mengenai tujuannya yang ingin dicapai
koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berasas kekeluargaan.
Prinsip-prinsip koperasi pada dasarnya yang membedakan koperasi secara
mendasar dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Prinsip-prinsip koperasi tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan
kesukarelaan.
2) Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggota.
3) Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasi.

Keputusan para pendiri Bangsa untuk menempatkan koperasi sebagai sokoguru


perekonomian Nasional sudah final. Sistem ekonomi berporoskan koperasi merupakan
hasil perenungan dan pergulatan pemikiran yang mendalam. Ide koperasi memang
diadopsi dari luar (Eropa), namun keputusan politik untuk memilih sistem ekonomi
koperasi sesungguhnya hasil penggalian' yang hebat dari bumi Nusantara.
Untuk memahami latar belakang pemikiran para tokoh Nasional pada waktu itu,
kita perlu melihat sejarah gerakan koperasi di dunia yang muncul sebagai reaksi
terhadap dampak dari perkembangan pasar bebas yang didominasi oleh kaum kapitalis
(konsep laissez faire atau kebebasan individu untuk berusaha) me nyusul revolusi
industri di Eropa pada pertengahan abad ke-19.
Kapitalisme dan liberalisme telah mengubah struktur pasar menjadi
monopolitistik. Dalam pasar seperti ini, kaum kapitalis menetapkan harga tinggi dan
membayar faktor produksi dengan harga rendah. Hal ini jelas merugikan konsumen
karena membeli produk yang dikonsumsinya dengan harga tinggi. Lebih dari itu, para
pengusaha kapitalis menindas para pekerja atau kaum buruh karena menerima upah
yang rendah. Akibatnya kaum buruh dan masyarakat menjadi resah.
Dalam lingkungan sosial ekonomi seperti itulah bersemai ide-ide dasar tentang
wadah kerjasama ekonomi yang kelak dikenal sebagai koperasi. Ide dasar dimaksud
adalah konsepsi tentang sebuah struktur organisasi yang sesuai dengan lingkungan
ekonomi sosial para pekerja, para pengrajin, para petani kecil di negara-negara Eropa.

8
Pelopor-pelopor koperasi di berbagai negara diantaranya Luigi Luzatti (1841-
1854) di Italia, Abbe de Lammerais (1782-1854) di Prancis, dan Sir Horace Plunkett
(1854-1932) di Irlandia. Secara organisatoris, perkembangan gerakan koperasi dunia
berjalan relatif sangat cepat, dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang
Namun, karakteristik perkoperasian di setiap negara berbeda sesuai dengan lingkungan
sosial budaya maupun ideologi di masing-masing negara.
Organisasi kerjasama koperasi internasional (ICA) didirikan pertama kali pada
tahun 1895 di London, Inggris. ICA bertujuan mempererat kerjasama, tukar menukar
informasi dan berbagai pengalaman di antara negara-negara anggota.
Bukan hanya di negara-negara maju di Eropa, koperasi pa berkembang di
negara-negara berkembang Di Mesi, misalnya, dipelopori oleh Omar Lunty. Sedangkan
di Indonesia, ide koperasimodern dipelopori dan dikembangkan oleh Mohammad Hatta
yang kemudian dinobatkan sebagai Bapak Koperasi Indonesia.

2.5 Koperasi dan Tujuan Ekonomi


Dalam UU. No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa,
koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka
me wujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.4
Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena itu, setiap koperasi perlu
menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih operasional bagi koperasi sebagai
badan usaha. Tujuan yang jelas dan dapat dioperasikan akan memudahkan pihak
manajemen dalam mengelola koperasi. Pada kasus anggota juga bertindak sebagai
pemilik, pelanggan dan pemodal akan dapat lebih mudah melakukan pengawasan
terhadap proses pencapaian tujuan koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan
tersebut akan dapat lebih cepat diketahui.
Dalam tujuan tersebut dikatakan bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pernyataan ini mengandung
arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama
koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama
dibandingkan dengan masyarakat umum.

4
Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Koperasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Deepublish. Hlm 19-20.

9
Dengan demikian, keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat
diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas
dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu
sama lain. Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang tidak pernah merasa puas,
karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas.
Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh
anggota dilakukan melalui koperasi, sehingga peningkatan kesejahteraannya akan lebih
mudah diukur. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau
masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat
tersebut meningkat pula. Berkaitan dengan jalan pikiran tersebut, maka apabila tujuan
koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan
koperasi itu diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan (riil) para
anggotanya. Dengan demikian, pengertian kesejahteraan yang bersifat abstrak dan
relatif tersebut dapat diubah menjadi pengertian yang lebih konkrit dalam bentuk
pendapatan, sehingga pengukurannya dapat dilakukan secara nyata.
Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal
dan pendapatan riil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang diukur
dalam jumlah satuan uang yang diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah
pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan
yang dapat dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya (uangnya). Apabila
pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga-harga barang/jasa tetap
(tidak naik), maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barang/jasa untuk
memenuhi ke butuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula.
Dalam kondisi seperti di Indonesia, di mana pendekatan pembinaan dan
pengembangan koperasi dengan top-down-approach, banyak koperasi dengan
sejumlah anggota yang kurang mempunyai hubungan ekonomi satu sama lain. Dalam
kata lain partisipasi anggota terhadap koperasinya masih relatif kecil sehingga sulit
untuk mengatakan bahwa peningkatan kondisi sosial ekonomi anggota koperasi sebagai
keberhasilan dari pada koperasi.

10
Selanjutnya, fungsi Koperasi untuk Indonesia tertuang dalam pasal 4 UU. No.
25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umum nya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

Ciri-ciri koperasi di Indonesia ditinjau dari pendekatan yuridis dapat mengacu


pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Kegiatan Koperasi Berdasarkan
Prinsip Koperasi. Prinsip koperasi menurut Pasal 5 UU ini, adalah:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis,
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota,
d. Pemberian balasjasa yang terbatas terhadap modal, serta
e. Kemandirian.
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melakukan pula prinsip
koperasi sebagai berikut:
a. Pendidikan perkoperasian dan
b. Kerjasama antar koperasi.
Menurut pengertian nominalis ciri-ciri umum organisasi koperasi adalah
sebagai berikut:
1) Ada sejumlah individu yang bergabung ke dalam satu kelompok koperasi atas
dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama (disebut
kelompok koperasi),

11
2) Anggota-anggota kelompok koperasi bertekad mewujudkan tujuannya yaitu
memperbaiki kondisi ekonomi sosial mereka melalui usaha usaha bersama dan
saling membantu (disebut : swadaya = self help),
3) Sebagai alat untuk mewujudkan tujuan bersama tersebut dibentuklah
perusahaan (badan usaha) koperasi yang memiliki dan dibina bersama (disebut:
Koperasi sebagai badan usaha), dan
4) Badan usaha koperasi itu mengemban tugas pokok untuk menunjang
kepentingan ekonomi rumah tangga kelompok koperasi dengan cara
menyelenggarakan pelayanan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh anggota
kelompok koperasi (disebut tugas mempromosikan anggota

Ciri-ciri umum organisasi koperasi adalah sebagai berikut: (1) Keanggotaan


koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha
koperasi, (2) Kemandirian, (3) Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan, serta (3) Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota.

2.6 Koperasi dalam Ekonomi Mikro dan Makro


Berdasarkan teori ekonomi mikro dan teori makro terdapat dua konsep
pengembangan koperasi modern, yaitu konsep mikro dan konsep makro. Konsep mikro
menjabarkan bahwa untuk masyarakat yang memiliki sosial ekonomi yang lemah
secara bersama-sama bersatu mendirikan perusahaan yang dimiliki sendiri sehingga
dapat memberikan manfaat pelayanan untuk meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
Dalam konsep makro, dalam pengembangannya tercipta koperasi yang efisien sehingga
dapat meningkatkan perekonomian nasional dan pengembangan sosial ekonomi
masyarakat pada umumnya.5
Sistem perekonomian dipilih oleh suatu Negara untuk mengatasi masalah
perekonomian yang dihadapi oleh negaraa tesebut. Masalah pokok ekonomi bersumber
dari adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan alat
pemuas kebutuhan manusia yang terbatas. Ketidakseimbangan inilah yang
menyebabkan munculnya masalah ekonomi. Masalah yang selalu dihadapi oleh Negara
berkembang antara lain masalah pengangguran, inflasi, ketidakmerataan pendapatan,

5
Muliyati, dkk. 2022. Ekonomi Koperasi. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi. Hlm 32-33.

12
kemiskinan, dan ketergantungan terhadap luar negeri. Untuk mengatasi masalah
tersebut, tiap Negara memilih sistem ekonomi yang diterapkan dalam menjalankan
kegiatan perekonomian negaranya. Sistem ekonomi yang dipilih biasanya didasarkan
pada latar belakang sejarah dan budaya yang dianut oleh negara tersebut.
Sebagai sistem ekonomi, maka koperasi harus bekerja berdasarkan efisiensi
ekonomi dan motif ekonomi. Bersamaan dengan itu cara bekerja koperasi harus
melandaskan pada unsur-unsur social sebagaimana terkandung dalam asas-asas
koperasi.6
Menurut Dawam Raharjo (1997), sistem ekonomi yang diterapkan Negara
Indonesia adalah sistem ekonomi campuran yang dikenal dengan sistem demokrasi
ekonomi. Sistem demokrasi ekonomi merupakan suatu sistem ekonomi yang kegiatan
ekonominya diatur oleh rakyat, dilaksanakan oleh rakyat, dan ditujukan untuk
kesejahteraan rakyat. Dalam sistem demokrasi ekonomi segala produksi yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, sedangkan produksi yang
lainnya diserahkan pada pasar. Peran pemerintah dalam demokrasi ekonomi hanya
sebagai pengawas pasar. Pasal 33 UUD 1945 telah menjabarkan penerapan sistem
demokrasi ekonomi di Indonesia. Pengelolaan kegiatan ekonomi sesuai dengan Pasal
33 UUD 1945 harus dilaksanakan secara kekeluargaan. Dari penjelasan tersebut dapat
dikatakan bahwa koperasi merupakan unit usaha yang sesuai dalam melaksanakan
demokrasi ekonomi.
Pada pasal 4 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
dijelaskan bahwa koperasi mempunyai empat fungsi dan peran, yaitu sebagai berikut:
a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat:
c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;
d. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

6
Hendrojogi. 2012. KOPERASI (Asas-Asas, Teori dan Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hlm 51.

13
Selain peran yang dilihat dari pesan UU No. 25 di atas, peran koperasi dapat
juga dilihat dari sudut pandang ekonomi makro, Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah (KUMKM) dalam perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari:
a) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai
sektor,
b) penyedia lapangan kerja yang terbesar,
c) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan
pemberdayaan masyarakat,
d) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
e) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam
perekonomian nasional sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi
nasional pada masa mendatang.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka me
wujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan koperasi tersebut masih bersifat umum. Karena
itu, setiap koperasi perlu menjabarkannya ke dalam bentuk tujuan yang lebih
operasional bagi koperasi sebagai badan usaha.
Pada kasus anggota juga bertindak sebagai pemilik, pelanggan dan pemodal
akan dapat lebih mudah melakukan pengawasan terhadap proses pencapaian tujuan
koperasi, sehingga penyimpangan dari tujuan tersebut akan dapat lebih cepat
diketahui. Pernyataan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan
anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha.
Berdasarkan teori ekonomi mikro dan teori makro terdapat dua konsep
pengembangan koperasi modern, yaitu konsep mikro dan konsep makro. Dalam
konsep makro, dalam pengembangannya tercipta koperasi yang efisien sehingga dapat
meningkatkan perekonomian nasional dan pengembangan sosial ekonomi masyarakat
pada umumnya. Sebagai sistem ekonomi, maka koperasi harus bekerja berdasarkan
efisiensi ekonomi dan motif ekonomi. Bersamaan dengan itu cara bekerja koperasi
harus melandaskan pada unsur-unsur social sebagaimana terkandung dalam asas-asas
koperasi.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat buat belum sepenuhnya
sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya baik dari segi materi maupun
susunan penulisan. Oleh karena itu, penulis memohon kepada semua pihak untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun dan dengan senang hati kami
menerima saran dan kritik tersebut guna memperbaiki makalah menjadi lebih baik.
Kami mengharapkan kepada para pembaca supaya dalam mempelajari manajemen
operasi ini dengan sungguh-sungguh supaya bisa mendapatkan ilmu dan manfaatny

15
DAFTAR PUSTAKA

Hendrojogi. 2012. KOPERASI (Asas-Asas, Teori dan Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Limbong, Bernhard. 2012. Pengusaha Koperasi. Jakarta: CV. Rafi Maju Mandiri.

Muliyati, dkk. 2022. Ekonomi Koperasi. Padang: PT. Global Eksekutif Teknologi.

Sattar. 2017. Buku Ajar Ekonomi Koperasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Deepublish.

Sitio, Tamba. 2001. Koperasi, Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Vanya Karunia Mulia Putri. 2021. “Isi Pasal 33 UUD 1945 dan Maknanya”. Kompas.Com.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/05/132235369/isi-pasal-33-uud-1945-
dan-maknanya?page=all

16

Anda mungkin juga menyukai