Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI BUDAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP


KOMUNIKASI ORGANISASI
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Organisasi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Johar Permana, M. A

Dr. Cepi Triatna M.Pd.

Disusun Oleh :

Agung Nugroho 2106421


Rafi Krisfiani 2108714
Syafira Yuliani 2106833
Virda Wulan Purnama 2101552

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Universitas Pendidikan Indonesia
2022

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan
rahmat-Nya, kita diberi kemudahan dan kemudahan untuk menyelesaikan karya teori
budaya dan dampaknya terhadap komunikasi organisasi. Artikel ini disusun untuk
tugas mata kuliah komunikasi organisasi yang diampu oleh prof. dr. H. Johar Permana,
M.A dan Dr. Cepi Triatna M.Pd.

Kami memahami bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan dokumen ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya serta
dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan berharap semoga buku teori budaya
dan implikasinya bagi komunikasi organisasi ini dapat bermanfaat dan digunakan
sebagaimana mestinya.

Bandung, September 2022

Penulis

Daftar Isi

2
Contents
KATA PENGANTAR ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Teori Budaya Organisasi 3
B. Peforma Komunikatif 4
C. Pemahaman Etnografi 5
D. Peran Budaya Organisasi 5
E. Implikasi Komunikasi Terhadap Budaya Organisasi 6
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori budaya organisasi adalah teori komunikasi yang mencakup semua simbol
komunikasi (fungsi, rutinitas, dan percakapan) dan makna yang diatribusikan orang
pada simbol-simbol ini. Selain itu, dalam terjemahan Robbins Jusuf Udaya
(199:79) mengemukakan bahwa budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang
tersebar dalam organisasi digunakan sebagai filosofi kerja karyawan, yang menjadi
pedoman politik organisasi dalam manajemen. . dari karyawan dan konsumen.
Dalam konteks perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi
perusahaan untuk mencapai tujuan dan kekuatan. Setiap organisasi memiliki
budaya tersendiri yang menjadi ciri khas organisasi tersebut. Ini adalah salah satu
perbedaan organisasi.

Tidak semua budaya organisasi dapat mendukung suatu organisasi. Budaya


organisasi tidak diperbarui, artinya individu tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dan lebih khawatir jika organisasi tidak mau menyesuaikan
budayanya dengan perkembangan zaman karena merasa berhak. Budaya organisasi
memainkan peran yang sangat penting dalam memotivasi dan meningkatkan
kinerja organisasi sebagai sarana untuk menentukan ke mana arah organisasi,
mengarahkan apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan, mengalokasikan sumber daya
organisasi, dan sebagai alat. untuk menghadapi masalah dan peluang dari
lingkungan internal dan eksternal.

Budaya memberikan kemapanan di sebuah organisasi. Jika budaya organisasi


kurang baik atau tidak sesuai dengan kepribadian anggotanya maka akan
menurunkan efisiensi kerja pegawai, begitu pula sebaliknya jika budaya organisasi
baik atau sesuai dengan kepribadian pegawai. . anggota, itu mengarah pada
peningkatan efisiensi kerja karyawan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori budaya organisasi ?
2. Apa peforma komunikatif ?
3. Apa pemahaman etnografi ?
4. Apa peran budaya organisasi ?
5. Apa implikasi komunikasi terhadap budaya organisasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori budaya organisasi
2. Untuk mengetahui peforma komunikatif

1
3. Untuk mengetahui pemahaman etnografi
4. Untuk mengetahui peran budaya organisasi
5. Untuk mengetahui implikasi komunikasi terhadap budaya organisasi

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Teori Budaya Organisasi
Teori budaya organisasi adalah teori komunikasi yang mencakup semua hal
dalam komunikasi (tindakan, rutinitas, dan percakapan) makna yang diterapkan
orang terhadap simbol tersebut (West dan Turner,2009). Dalam dunia perusahaan,
budaya organisasi adalah salah satu strategi dari perusahaan dalam menggapai
tujuan dan kekuasaan. Untuk memahami kehidupan organisasi melampaui budaya
lain termasuk nilai-nilai, kisah, tujuan, praktik dan filosofi perusahaan, Michael
Pacanowsky dan Nick O’DonnellTrujillo mengonseptualisasikan teori budaya
organisasi Michael Pacanowsky dan Nick O’DonnellTrujillo merasa bahwa
organisasi akan sangat baik dipahami dengan menggunakan visualisasi budaya.
Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo memercayai bahwa budaya organisasi
mengindikasikan apa yang menyusun dunia nyata yang ingin diselidiki. Mereka
menjelaskan bahwa budaya organisasi (organizational culture) adalah makna dari
kehidupan organisasi. Mereka menerapkan prinsip-prinsip antropologi untuk
menjelaskan teori mereka. Mereka juga menggunakan pendekatan interprestasi
Simolok yang diperkenalkan oleh Clifford Geertz (1973) dalam model teoritis
mereka. Dalam teorinya Geertz menjelaskan bahwa orang-orang adalah hewan
“yang tergantung didalam jaringan kepentingan”, artinya orang-orang yang
membuat jaring mereka sendiri. Pacanowsky dan O’Donnell Trujilo menambahkan
pernyataan tersebut bahwa jaring ini tidak hanya ada, melainkan sedang dipintal.
Jaring ini dipintal ketika orang sedang menjalankan usaha mereka membuat dunia
mereka menjadi didapat dipahami. Maksudnya ketika mereka berkomunikasi,
ketika mereka berbicara, menulis, menyanyi, menari, mereka sedang berkomunikasi
dan membangun budaya mereka. Jaring ini merupakan perantara dari proses
komunikasi.

Kemudian ada sebuah asumsi Teori Budaya Organisasi asumsi pada Teori
Budaya Organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowskydan O’Donnell Trujillo,
yaitu:

1. Anggota organisasi membuat dan mempertahankan perasaan yang dimiliki


bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang
lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi. Asumsi ini berhubungan
dengan pentingnya anggota dalam kehidupan organisasi. Secara khusus,
individu saling berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan kenyataan.
para individu ini mencakup anggota, pengawas dan pemimpin. Inti asumsi ini
adalah yang dimiliki oleh organisasi. Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip
dalam sebuah budaya yang memiliki nilai intrinsik dari sebuah budaya. Nilai
menunjukan kepada anggota organisasi apa saja yang penting. Orang berbagi
dalam proses mencari nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota dari sebuah
organisasi memerlukan partisipasi aktif dalam organisasi tersebut
2. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.
Maksudnya adalah kehidupan dalam organisasi yang ditentukan oleh simbol-

3
simbol. Perspektif ini menandai penggunaan simbol dalam organisasi. Simbol
merupakan representasi untuk makna. Simbol-simbol ini sangat penting bagi
budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup komunikasi verbal dan non verbal
di dalam organisasi. Seringkali simbol-simbol ini menggambarkan nilai-nilai
organisasi. Simbol dapat berbentuk slogan yang memiliki arti. Sejauh mana
simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana
karyawan perusahaan menggunakannya.
3. Budaya bermacam-macam dalam organisasi yang berbeda dan interpretasi
tindakan dalam budaya organiasisi ini juga bermacam-macam. Pengertian
mengenai teori budaya organisasi ini sangat bermacam-macam. Pandangan
mengenai tindakan dan aktivitas dalam budaya-budaya ini juga seberagam
budaya itu sendiri.

B. Peforma Komunikatif
Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo menjelaskan bahwa anggota organisasi
melakukan performa komunikasi tertentu yang menyebabkan pada muncul-nya
budaya organisasi yang unik. Performa komunikatif merupakan salah satu
konsep penting yang dibahas dalam teori budaya organisasi Performa adalah
metafora yang menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku
manusia dalam sebuah organisasi. Performa komunikatif dibedakan menjadi
performa ritual, performa hasrat, performa sosial, performa politis, dan
performa enkulturasi. Performa ritual merupakan semua performa komunikasi
yang terjadi secara teratur dan berulang. Ritual terdairi atas empat jenis,
yakni personal, tugas, sosial, dan organisasi.
Ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan di tempat kerja setiap
hari. Ritual tugas merupakan rutinitas yang dilakukan dengan pekerjaan tertentu
di tempat kerja. Ritual sosial merupakan kegiatan yang melibatkan hubungan
dengan orang lain di tempat kerja. Ritual organisasi merupakan rutinitas yang
berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan. Sedangkan, performa hasrat
merupakan kisah mengenai organisasi yang selalu diceritakan secara serius oleh
para anggota organisasi dengan orang lain. Performa sosial merupakan
perluasan sikap santun dan kesopanan untuk mendukung kerja sama di antara
anggota organisasi. Performa politis merupakan perilaku organisasi yang
mempraktikan kekuasaan atau kendali, dan performa enkulturasi mencakup
perilaku organisasi yang membantu para anggota dalam menemukan arti dari
menjadi anggota suatu organisasi.

C. Pemahaman Etnografi
Pada dasarnya etnografi bukanlah ilmu percobaan, melainkan sebuah
metodologi yang menjelaskan makna. Geertz (1973) menjelaskan untuk
memahami budaya, seseorang harus melihatnya dari sudut pandang anggota
budaya tersebut. Dan satu satunya cara adalah menjadi etnograf, yang secara

4
alami melaksanakan observasi langsung, menjadi bagian dalam budaya tersebut,
dan melakukan wawancara untuk menguak arti budaya tersebut. Karena dalam
memahami suatu budaya tingkat subyektivitasnya sangat kuat, maka, mencari
arti merupakan hal paling penting bagi etnograf. Etnograf menggunakan jurnal
lapangan atau field journal, sebuah catatan pribadi untuk mencatat perasaan
mengenai berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya berbeda, sekaligus
membuat deskripsi lengkap yang berisi penjelasan mengenai hal-hal rumit dari arti
yang menjadi inti sebuah budaya. Dalam prakteknya, seorang etnograf tidak hanya
mempelajari masyarakat tetapi juga belajar dari masyarakat tersebut. Geertz
percaya bahwa tak ada analisis budaya yang lengkap karena semakin
seorang masuk dalam budaya tersebut, makin kompleks pula budaya tersebut.
Selain itu, terkadang arti yang muncul memiliki banyak tafsiran atau multi-tafsir.
Maka tidak mungkin untuk memastikan mengerti mengenai sebuah budaya,
norma, atau nilainya. Teori Budaya Organisasi berakar pada etnografi dan
budaya organisasi hanya dapat diobservasi dengan mengadopsi prinsip-prinsip
etnografi. pada hampir semua anggota di dalam sebuah organisasi. Teori ini
menjadi berguna karena terdiri dari banyak informasi dan teori, memiliki
hubungan langsung bagaimana anggota bekerja dan menganalisis terhadap
lingkungan kerja mereka. Konsistensi logis merujuk pada pemikiran bahwa teori
harus mengikuti peraturan logis dan tetap konsisten. Pancanowsky dan
O’donnell percaya pada keyakinan mereka bahwa budaya organisasi sangat kaya
dan beragam. Walaupun demikian teori ini kurang dalam hal konsistensi. Eisenberg
dan H. L. Goodall mengamati bahwa teori ini bergantung sepenuhnya pada
makna yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota organisasi.

D. Peran Budaya Organisasi


Budaya berperan dan berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan organisasi
atau perusahaan secara keseluruhan. Budaya organisasi memainkan peran penting
dalam mencapai tujuan organisasi, dan banyak penelitian menunjukkan dampak
budaya organisasi terhadap kinerja organisasi.

1. Memiliki anggota organisasi dan menyatukan organisasi. Pada awal


keanggotaan organisasi, untuk dapat diterima sebagai anggota suatu organisasi,
seseorang harus beradaptasi, menerima dan menyesuaikan diri dengan budaya
organisasi dari anggota organisasi tersebut. Anda harus melakukan apa yang
legal dan apa yang tidak. Oleh karena itu, nilai norma, nilai dan kode etik suatu
budaya organisasi mengkoordinasi, mempersatukan dan mengikat para anggota
organisasi.
2. Identitas organisasi. Budaya organisasi menyajikan identitas organisasi kepada
orang-orang di luar organisasi. Budaya organisasi yang berbeda memberikan
identitas yang berbeda dan memberikan kebanggaan.

5
3. Motivasi, budaya organisasi adalah energi yang memotivasi anggota suatu
organisasi untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan organisasi.
4. Mengembangkan rasa memiliki. Budaya organisasi menghubungkan anggota
organisasi, menumbuhkan rasa memiliki, dan mendorong keterlibatan.
Kembangkan pemikiran di luar kepentingan pribadi.
5. Konsistensi dalam budaya organisasi mencakup kebijakan, aturan, prosedur,
pola pikir, perilaku, dan perilaku yang menciptakan konsistensi dalam
bagaimana anggota organisasi memenuhi tugas dan tanggung jawabnya.
6. Minimalkan konflik dan perbedaan pendapat. Menggunakan pedoman, pola
pikir, asumsi dan filosofi yang sama dan meminimalkan perbedaan budaya
adalah cara menyelesaikan konflik.
7. Mengurangi ketidakpastian. Budaya menentukan arah yang ingin dicapai dan
cara mencapainya, sehingga mengurangi ketidakpastian, meningkatkan
kepastian, dan membentuk sistem manajemen organisasi.
8. Keunggulan Kompetitif. Budaya organisasi yang kuat dan mapan mendorong
konsistensi, motivasi kerja, efisiensi dan efektivitas, mengurangi ketidakpastian,
dan mengarah pada keunggulan kompetitif.
9. Penampilan organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi
berupa semangat kerja, motivasi, kepuasan kerja dan keunggulan bersaing
dihasilkan oleh budaya organisasi yang mapan dan kuat. Budaya organisasi
memainkan peran besar dalam meningkatkan kinerja. Menurut Terrence Deal
dan Allan A. Kennedy (2000), perusahaan yang fokus pada budaya dapat
meningkatkan pendapatan rata-rata sebesar 682%, sedangkan yang kurang
memperhatikan budaya hanya tumbuh 166% selama 11 tahun.

E. Implikasi Komunikasi Terhadap Budaya Organisasi


Budaya organisasi tercermin dalam proses kerja dan komunikasinya. Dengan kata
lain, cara struktur organisasi bekerja (batas, proses manajemen, nilai-nilai) dan kontak
informal dan gaya komunikasi tidak secara langsung berhubungan dengan pekerjaan
(misalnya minum kopi dengan rekan kerja atau "berbincang dengan teman"). dll.).
pesta, percakapan di tempat parkir, dan acara informal lainnya) mencerminkan dan
menciptakan budaya organisasi. Interaksi tersebut sebenarnya tertanam dalam hubungan
informal, namun tetap dapat membentuk budaya organisasi. Interaksi yang terjadi pada
setiap peristiwa tersebut juga merupakan proses komunikasi yang membentuk karakter
dan budaya suatu organisasi. Oleh karena itu, bentuk-bentuk komunikasi yang
dilakukan dalam suatu organisasi menentukan bagaimana budaya organisasi itu
dibentuk dan diimplementasikan dalam semua perilaku, aktivitas dan perilaku
organisasi. Alangkah baiknya jika budaya organisasi perusahaan meresap ke setiap
anggota organisasi dan menerapkannya dalam tindakan mereka sehari-hari.

6
Untuk komunikasi antar budaya dan organisasi, ambil contoh komunikasi lintas budaya.
Ini karena tren organisasi saat ini datar, dan banyak perusahaan terdiri dari
multikulturalis global. Fakta ini menjadi tantangan dalam memimpin tim multikultural.
Bekerja di Indonesia yang terdiri dari banyak suku merupakan pengalaman belajar
karena rekan kerja yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena
itu, semua anggota organisasi membutuhkan keterampilan komunikasi dan kecerdasan
budaya yang efektif.

Komunikasi antarbudaya adalah proses komunikasi antara orang-orang yang berbeda


budaya. Perilaku sering digunakan untuk memahami keyakinan dan sikap tentang
orang-orang dalam budaya yang berbeda. Komunikasi yang lancar membutuhkan
fasilitas untuk proses komunikasi, memanfaatkan fasilitas seperti pelatihan antar
budaya, pelatihan komunikasi, interaksi dan perilaku antar budaya. melalui pendidikan.

Implementasinya kompleks dan kompleks dalam hal negosiasi komunitas lintas budaya.
Kami memiliki model kecerdasan sosial untuk membimbing kami.

1. Menggunakan pengetahuan, mempelajari nilai-nilai budaya bangsa tentang


individu dan kelompok, menyadari perbedaan, dan menggunakan komunikasi
dan negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan.
2. Kesadaran yang membantu kita memanfaatkan keragaman dan mengamati
pentingnya perilaku kelompok budaya lain.
3. Melihat permasalahan yang ada dalam beradaptasi dengan norma, konvensi dan
gaya budaya lainnya, mengembangkan kemampuan beradaptasi dan kemampuan
melakukan penyesuaian diri untuk membangun hubungan yang baik dan
nyaman.

Berkomunikasi secara efektif melibatkan mendengarkan dengan seksama, memahami


apa yang dikatakan orang lain, melihat kondisi dan standar yang berlaku,
mengungkapkan pendapat, dan merespons dengan cepat.

Contoh komunikasi efektif yang berkaitan dengan budaya antara lain:

1. Lakukan komunikasi tatap muka atau briefing dan amati apakah mereka
memperhatikan budaya tersebut. Apakah tim di kedua sisi siap?
2. Melakukan tindak lanjut pertemuan untuk mendapatkan umpan balik.
3. Cari masukan, informasi dan komunikasi yang sedang berlangsung.
4. Buat catatan singkat untuk memperjelas bahwa etika komunikasi harus dilihat
sejalan dengan norma dan budaya.
5. Mengadakan rapat rutin dengan agenda dan waktu rapat yang jelas.
6. Berikan presentasi dan penjelasan yang baik.
7. Kami dengan cepat dan akurat menyebarkan informasi seperti kebijakan
manajemen.
8. Komunikasi dua arah jelas, normatif, dapat dipahami, dan mengadopsi budaya.

7
8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam konteks komunikasi Organisasi budaya merupakan suatu teori yang
mencakup semua simbol dalam komunikasi. Setiap organisasi mempunyai ciri khasnya
tersendiri dan itu telah menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lain.
Budaya organisasi mempunyai roleplay peran penting terutama untuk mendorong dan
membantu meningkatkan kinerja dalam organisasi sehingga berjalan dengan efektif.

salah satu konsep yang ada di teori budaya organisasi yaitu performa komunikatif,
performa ini dibedakan menjadi lima, yaitu : peforma ritual, hasrat, sosial, politis, dan
enkulturasi, kelimanya merupakan konsep penting yang ada dalam teori budaya
organisasi Budaya organisasi memiliki peran dan berhubungan erat dengan berbagai
aspek kehidupan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Teori organisasi
berawal pada etnografi dan budaya organisasinya yang dapat dilihat juga diamaati
dengan mengadopsi berbagai prinsip yang ada pada etnografi.

Komunikasi antar budaya merupakan sebuah proses komunikasi antara individu


dari budaya yang satu dengan budaya lain. Agar terjadi proses komunikasi yang lancar
maka diperlukannya fasilitas komunikasi yang menggunakan sarana, yaitu :
intercultural training, training tentang bagaimana melakukan komunikasi, interaksi,
dan bagaimana berperilaku pada budaya lain.

B. Saran
seperti yang sudah dijelaskan diatas teori-teori dalam budaya dan komunikasi
sangat mempengaruhi keberlangsungannya organisasi terutama unsur - unsur budaya
yang juga menjadi aspek penentu dalam keberhasilannya sebuah organisasi. maka dari
itu pernulis berharap agar semua organisasi dapat menerapkan teori budaya ini karena
budaya oganisasi mempunyai peranan penting terhadap kinerja para anggota.

berikut saran yang dapat penulis dapat sampaikan semoga dengan adanya
makalah ini penulis berharap akan memberikan manfaat kepada semua pembaca, dan
atas segala kekurangannya penulis mohon maaf yang sebesarnya, kami berharap
siapapun yang membaca makalah ini akan lebih banyak lagi menggali dan membaca
buku yang berkaitan dengan Teori Budaya dan Implikasinya Terhadap Organisasi agar
pengetahuan yang didapat bisa bertambah lebih luas lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Pacanowsky, Michael E. & Nick O’Donnell -Trujilllo, Organizational Communication

as Cultural Performance, 1974, Cornell University Press, New York.

Priyono, B.S., (2004), Pengaruh Derajat Kesesuaian Hubungan Strategi, Struktur,

Sistem Karir dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja, Disertasi. UGM.

Widowati D, Membangun Budaya Organisasi Melalui Komunikasi. Jurnal Komunikasi,

Volume 2, Nomor 1, halaman 22 -28 dari Universitas Serang Raya

Schein, E.H.,1958, Organizational Culture, American Psychologist 4(2):109-119

Nirman, U… (1997), Perilaku Organisasi. Surabaya: CV Citra Media

Harahap, P.. (2011) Budaya Organisasi. Semarang: Semarang University Press

Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi, 2008, Salemba Empat, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai