Anda di halaman 1dari 53

-------

2021

RENCANA KONTIJENSI BIDANG KESEHATAN


BENCANA BANJIR

KECAMATAN MAJAPAHIT
KABUPATEN PODOJOYO
PROVINSI PODOJOYO

Podojoyo, 5 Januari 2021

PUSAT KRISIS KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
2021

1
-------
2021

BAB I
GAMBARAN UMUM

A. Geografi

Secara Geografis wilayah kerja Puskesmas Majapahit merupakan dataran


Tinggi dan dataran rendah. Luas wilayah Puskesmas Majapahit adalah 215,96
KM2 terbagi dalam dua kawasan, yaitu kawasan pegunungan dan kawasan tanah
liat yang masing-masing kawasan memiliki sumber daya alam yang berbeda
walaupun ada yang serupa. Pemanfaatan tanah antara lain sebagai
pekarangan/tegalan, bangunan/rumah dan lain-lain. Batas administratif wilayah
kerja Puskesmas Majapahit adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Ti
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Dun
 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Bi
 Sebelah Barat Berbatasan dengan Kec.Pulubala dan Kecamatan B

Wilayah kerja Puskesmas Majapahit terdiri dari 15 desa dengan 56 dusun, yaitu :
1. Desa A (Desa Biasa) terdapat 2 Dusun;
2. Desa Hua (Desa Biasa) terdapat 2 Dusun;
3. Desa Dela (Desa Terpencil) terdapat 6 Dusun;
4. Desa FF (Desa Sangat Terpencil) terdapat 5 Dusun.
5. Desa BE (Desa Sangat Terpencil) terdapat 4 Dusun
6. Desa R (Desa Sangat Terpencil) terdapat 3 Dusun

a. Kondisi klimatologi

Klimatologi merupakan keberadaan iklim di suatu wilayah. Kondisi iklim


terkait dengan rata-rata curah hujan, temperatur udara, kelembaban udara, arah
angin maupun kisaran rata-rata matahari. Kecamatan Majapahit memiliki iklim
tropis dengan dua jenis musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang
secara rata-rata berganti kurang lebih setiap 6 (enam) bulanan. Musim kemarau
terjadi pada kisaran bulan Juni sampai November sedangkan musim hujan di
Kecamatan Majapahit turun pada bulan Desember sampai Mei, Kelembaban
udara relatif tinggi, rata-rata kelembaban udara mencapai 86% dan kecepatan
angin berkisar antara 1 – 4 knot, Curah hujan rata‐rata 378 mm/tahun dan jumlah
hari hujan 204, temperatur udara rata-rata 31,8º C, Suhu udara pada siang hari
berkisar atara 30,9 - 33,4 derajat celcius dan suhu pada malam hari antara 26,7 –
27,5 derajat celcius,. Suhu tertinggi (32,9 ºC) terjadi pada bulan Mei dan terendah
(22, 8 ºC) pada bulan Agustus.

b. Kondisi Geologi

Wilayah Kecamatan Majapahit secara geologis terdiri atas litologi (jenis


batuan) yang relatif belum terkompaksi dengan kuat. Umumnya batuan
penyusunnya adalah vulkanik muda, terdapat pula endapan danau, batu gamping,
deorit bone, dan batu gunung api dengan litologi terdiri atas granosdisrite, rhiolite,
andesit, basalt, recent alluvium, istuarinemarine dan fandeposite. Lapisan-lapisan
bebatuan tersebut umumnya di bagian selatan Kecamatan Majapahit.

c. Kondisi hidrologi

Kecamatan Majapahit memiliki 12 buah sungai besar dan kecil dengan total
panjang sungai dan anak sungai tersebut sebesar 47.5 Km. Terdapat satu Daerah
aliran Sungai ( DAS) utama yang mengalir di wilayah ini yaitu DAS yang berawal
dari desa Kayumerah yang berakhir di desa Dulamayo. Sumber air untuk
keperluan penduduk disuplai melalui BPSPAM, namun sebagian besar
masyarakat masih menggunakan air sumur gali serta sebagian yang lainnya masih
menggunakan air sungai. Kedalaman air tanah di suatu wilayah antara lain

2
-------
2021
ditentukan oleh tinggi wilayah dari permukaan laut, jenis batuan induk dan
sebagainya.
Dari total luas wilayah Kecamatan Majapahit, 215,96 KM2 untuk peruntukan
kawasan hutan lindung yang dalam kenyataannya juga merupakan kawasan
resapan air. Curah hujan wilayah Kecamatan Majapahit pada umumnya tergolong
cukup tinggi, Sebagai faktor fisik bersifat dinamis karena dipengaruhi oleh waktu
maka besar kecilnya curah hujan akan mempengaruhi faktor fisik yang lain,
seperti menyebabkan terjadinya erosi, adanya genangan air pada daerah-daerah
tertentu. Dengan pengaruh kedua faktor fisik tersebut sekaligus akan
mempengaruhi kawasan resapan air yang mutlak diperlukan untuk mendukung
tindakan budidaya baik terhadap teknik pengolahan tanah maupun pemilihan jenis
komoditi yang akan dibudidayakan dalam bidang pertanian.

Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Majapahit

3
-------
2021

B. Sumber Daya Kesehatan

1. Sarana Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Majapahit merupakan ujung tombak dalam
pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya dan pelayanan kesehatan
peroangan pada khususnya. Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan
murah. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah
dalam rangka memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
dengan penyediaan fasilitas kesehatan terutama puskesmas dan puskesmas
pembantu karena kedua jenis fasilitas tersebut dapat menjangkau segala
lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil. Jumlah fasilitas penunjang
kesehatan yang ada di Kecamatan Majapahit adalah 1 Puskesmas Induk, 9
Puskesmas Pembantu, 5 Poskesdes.

2. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam peningkatan pelayanan
kesehatan di Kecamatan Majapahit, kuantitas dan kualitas menjadi faktor utama yang
harus terus mendapatkan perhatian oleh pemerintah daerah dan pusat, peningkatan
kuantitas masih di perlukan disebabkan sebagian tenaga yang bekerja di unit-unit
pelayanan dasar dan rujukan masih dalam status pegawai honorer. Bila peningkatan
kuantitas dan kualitas dapat di jalankan secara merata terhadap tenaga kesehatan
maka peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai sepenuhnya

Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kecamatan Majapahit dapat dilihat
pada tabel berikut :
No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 1
3 Bidan 21
4 Perawat 22
5 Farmasi 2
6 Kesehatan Lingkungan 1
7 Kesehatan Masyarakat 3
8 Nutrisionist/Ahli Gizi 3
9 Analis Kesehatan 1
10 Admin 5
11 Akuntansi 1
12 Driver 1
13 Clining Servis 2
Jumlah 64 orang

C. Potensi Bencana
Potensi bencana yang terjadi di Kecamatan Majapahit antara lain : Banjir, gempa dan Tanah
Longsor.

D. Peta Respon

4
-------
2021

Potensi bahaya banjir

5
-------
2021

Titik Kumpul

Jalur evakuasi

TK Mootilango
dulamayo

Poskesdes
HUntulohulaw
a

Kantor desa
Upomela

Kantor desa
Tohupo

posko komando

BAB II

PENILAIAN RISIKO DAN PENENTUAN KEJADIAN

2.1 Penilaian Risiko

6
-------
2021
Kecamatan Majapahit dihadapkan kepada ancaman bencana Banjir, Tanah
Longsor, Gempa. Dari hasil diskusi sementara untuk penilaian bahaya di
Kecamatan Majapahit berdasarkan probabilitas dan dampak, maka diperoleh
kesepakatan penilaian terhadap kemungkinan dan dampak terjadi bahaya
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini yaitu; Banjir, Tanah Longsor,
Gempa. Ketiga jenis ancaman inilah yang perlu mendapatkan perhatian utama
untuk dibuatkan rencana kontinjensi. Penilaian resiko didasari dengan dua penilaian
ancaman yaitu dengan menilai probability yaitu kemungkinan terjadinya bencana
dan dampak kerugian atau kerusakan ditimbulkan dengan asumsi skoring sebagai
berikut :

2.1.1. Skala probabilitas


 Angka 5 pasti ( hampir pasti 80 % ‐ 99 %)
 Angka 4 Kemungkinan besar (60% ‐ 80 %, terjadi tahun depan, atau
sekali dalam 10 tahun mendatang)
 Angka 3 Kemungkinan terjadi (40%‐60 %, terjadi tahun depan, atau
sekali dalam 100 tahun)
 Angka 2 Kemungkinan Kecil (20 %‐40%, terjadi tahun depan atau sekali
lebih dari 100 tahun )
 Angka 1 Kemungkinan sangat Kecil (hingga 20 %)

2.1.2. Dampak Kejadian yang menimbulkan :


 Angka 5 sangat parah ( 80 % ‐ 99 %, wilayah hancur dan lumpuh total)
 Angka 4 parah (60% ‐ 80 %, hancur)
 Angka 3 sedang (40%‐60 %, Wilayah terkena rusak)
 Angka 2 ringan (20 % ‐ 40%, wilayah yang rusak )
 Angka 1 sangat ringan (kurang dari 20%, wilayah rusak)

Dari instrumen di atas, dapat dihitung probabilitas dan dampak dengan


mengasumsikan bencana yang terjadi di Kecamatan Majapahit dengan matrik sebagai
berikut:
Tabel 1
Penilaian Bahaya
Jenis Bahaya P D

1 Banjir 5 2
2 Tanah Longsor 3 2
3 Gempa 2 1

P=Probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana)


D=Dampak (kerugian/kerusakan yang ditimbulkan)

Penilaian bahaya suatu jenis ancaman didasarkan pada kemungkinan (probabilitas)


terjadinya dan dampak yang ditimbulkan.

2.2 PENENTUAN KEMUNGKINAN KEJADIAN


Penilaian resiko bencana berdasarkan kemungkinan yang dimaksud adalah
frekuensi terjadinya suatu jenis ancaman dalam periode waktu tertentu. Tingkat
kemungkinan terjadinya suatu peristiwa ancaman ini bisa ditinjau dari beberapa faktor

2.2.1 Dampak Resiko


Yang dimaksud dampak dari satu ancaman dapat dilihat dari beberapa aspek
7
-------
2021
seperti penduduk, infrastruktur/aset, ekonomi, pemerintahan dan lingkungan. Dampak
yang ditimbulkan oleh suatu ancaman juga bisa dilihat dari cakupan wilayah yang
terkena.
Banjir menimbulkan dampak kematian dan luka‐luka juga berdampak terhadap
kerusakan infrastruktur/aset, ekonomi, pemerintahan, dan lingkungan. Dengan
pertimbangan‐pertimbangan ini maka banjir menjadi prioritas utama untuk segera
dibuatkan rencana kontinjensinya.

8
-------
2021

Gambar 2
Matriks Skala Tingkat Bahaya Kec. Majapahit

Dmpak

5 BANJIR

3
TANAH Probabilitas
2 LONGSOR

GEMPA
1

1 2 3 4 5

2.2.2 Penentuan Kejadian


Hasil pemetaan lapangan dan analisa citra satelit menunjukkan bahwa zona
kerentanan tinggi terkonsentrasi terutama di daerah selatan Kecamatan Majapahit
didaerah hulu sungai.
Cara penentuan kejadian bencana ditetapkan berdasarkan persetujuan dan
kesepakatan melalui penilaian bahaya atau resiko. Dengan datangnya musim
penghujan, maka di prediksi akan terjadi lagi banjir pada daerah‐daerah yang
memang rawan terjadi banjir. Dengan pertimbangan‐pertimbangan ini maka banjir
menjadi prioritas utama untuk segera dibuatkan rencana kontinjensinya. Tingkat
ancaman yang terjadi dapat berupa ancaman ringan, sedang dan berat. Tingkat
ancaman dalam Rencana Kontinjensi ini adalah ancaman sedang, sehingga
sckenario yang digunakan adalah skenario dengan resiko berat dengan melihat
tempat‐tempat yang akan terkena resiko tersebut. Dampak dari kondisi geografis dan
proses geologi yang ada, maka Kecamatan Majapahit berpotensi terjadi banjir.
Beberapa peristiwa banjir dalam skala ringan sampai berat pernah terjadi di
Kecamatan Majapahit, hingga yang paling fenomenal adalah banjir di desa
Dulamayo, Huntulohulawa, Upomela dan Tohupo. Selain korban banjir
mengakibatkan pula kerugian materi harta benda. banjir terjadi pada tahun 2020
dengan frekuensi banjir sekali dalam 1 (satu) tahun.

9
-------
2021

2.2.3 Tingkat Ancaman Tinggi

Hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan dengan menggunakan data
yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kecamatan Majapahit serta
memperhatikan data spasial berupa peta kejadian banjir, dari 15 desa, terdapat 4 desa merupakan
daerah rawan banjir adalah :
Tabel 2
Desa‐desa pada Wilayah Ancaman Tinggi
No Desa Dusun
1. Loyo
1 Dulamayo 2. Hiyaloluhuto

1. Huntulohulawa
2 Huntulohulawa 2. Dulalowo

1. Batanga 1
3 Upomela 2. Batanga 2
3. Upomela
4. Molonggota
5. Molowato
6. Tomula

4 Tohupo 1. Dulopia Utara


2. Hulia
3. Dulopia Selatan
4. Dudepo
5. Datahu

BAB III

3.1.1 Kejadian Bencana


Kecamatan Majapahit yang terletak di Kabupaten Podojoyo adalah
Kecamatan yang tergolong rawan terhadap banjir. Pada tanggal 10 Desember
2020, pukul 08.10 waktu setempat, terjadi hujan lebat disertai petir selama ± 3
10
-------
2021
jam hampir diseluruh wilayah Podojoyo. Sekitar pukul 23.15 terjadi luapan
daerah aliran sungai (DAS) dibeberapa titik, seperti di desa Dulamayo,
Huntulohulawa, Upomela, dan Tohupo. Luapan DAS terjadi disebabkan selain
hujan yang lebat juga disebabkan oleh pendangkalan dan penyempitan aliran
sungai, semakin padatnya pemukiman, maka akan berdampak pada rusaknya
daerah hulu sungai. Camat Majapahit menetapkan masa tanggap darurat selama
14 hari terhitung sejak kejadian.
Dalam Penanganan Kebencanaan Dinas Kesehatan melalui SK Kepala
Dinas telah membetuk Tim Krisis Kesehatan yang terdiri dari beberapa Klaster
terkait, TRC, RHA, dan Tim Pelayanan Kesehatan.

3.1.2 Perkiraan Dampak Kehidupan Penduduk


Pada skenario dampak kehidupan penduduk ini Jumlah Penduduk terancam
sebagaimana pada pembahasan di atas didasarkan pada desa yang mempunyai
kerawanan bencana banjir tinggi terdapat pada 4 desa yang menjadi daerah
aliran sungai dimana jumlah total penduduk keseluruhan pada 4 desa tersebur
sejumlah 6.956 Jiwa dan 2.231 KK. Sementara dari total 15 dusun yang
terangkum dalam 4 desa tersebut, terdapat 5 dusun yang menjadi daerah rawan
banjir, Selanjutnya skenario aspek kehidupan dapat dilihat pada tabel Berikut:
Tabel 3
Data Jumlah Penduduk yang Terdampak

Penduduk
Desa Jumlah Dusun Terdampak Resiko Terdampak
No
Penduduk Jiwa KK
(Jiwa)
1. 1.595 1. Loyo Tinggi 479 176

2 1.024 1.Huntulohulawa Tinggi 357 109


2. Dulalowo Tinggi 358 108

3. 2.216 1. Upomela Tinggi 258 85


2. Molonggota Tinggi 259 84

4. 2.121 1. Dulopia Selatan Tinggi 297 98


total 6.772 2.008 660
Sumber data Primer Kecamatan Majapahit Tahun 2021

11
-------
2021
Dari tabel di atas dapat diketahui banyaknya penduduk yang terancam terkena
dampak bencana banjir. Skenario yang disusun diperkirakan berada pada kisaran 30
s/d 40% penduduk yang terkena dampak kejadian banjir. Berikut prakiraan penduduk
yang terkena dampak langsung sebagaimana table berikut.
Tabel 4
Dampak Banjir Pada Penduduk Tahun 2020
Dampak
NO Desa Jumlah Terancam
Meninggal Luka Mengungsi Pindah

1 479 - - - -

2 715 - - - -

3 517 - - - -

4 297 - - - -

Total 2.008

Sumber data Primer Kecamatan Majapahit Tahun 2021

3.1.3 Perkiraan Dampak Aspek prasarana


Dampak pada aspek sarana/prasarana, pemerintahan, ekonomi dan lingkungan
diklasifikasikan ke dalam kerusakan tingkat Ringan, sedang, dan Berat, seperti pada table
berikut :
Tabel 5
No Jenis Kerusakan Jumlah Dampak
Terancam Berat Sedang Ringan Tidak Rusak
1 Sekolah/sarana 7 Unit 0 0 7 0
Pendidikan
2 Sarana Ibadah 6 Unit 0 0 6 Unit 0

3 Jalan Desa 4 KM 0 0 4 KM 0

4 Perkantoran 6 Unit 0 0 6 Unit 0

5 Rusaknya irigasi 400 m 0 0 400 M 0

6 Rumah 206 Unit 0 0 206 Unit 0

7 Jembatan 1 Unit 0 I Unit 0 0

Saran dan Prasarana Terdampak

12
-------
2021

Sumber data Primer Kecamatan Majapahit Tahun 2021

13
-------
2021

3.1.4 Perkiraan Dampak Aspek Ekonomi


Disamping dampak aspek sarana dan prasarana mengalami gangguan yang ditimbulkan akibat
dari kejadian banjir yang mengancam 4 desa di Kecamatan Majapahit, sebagai dampak ikutan yang
perlu diperhitungkan adalah aspek ekonomi, dengan perkiraan dampak aspek ekonomi yang
ditimbulkan seperti terhambatnya kerugian hewan ternak, gagal panen, transportasi terganggu.
Sebagaimana dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 6
Dampak Aspek Ekonomi

Terancam Dampak
No Dampak
(unit) Berat (unit) Sedang (unit) Ringan (unit) Tidak Rusak

1 Kerugian hewan ternak 4 hewan

2 Gagal panen 200 ha

3 Transportasi terganggu 4 Km Jalan

Sumber data Primer Kecamatan Majapahit Tahun 2021

3.1.5 Perkiraan Dampak Aspek Pemerintahan


Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan di
Kecamatan Majapahit karena kerusakan gedung perkantoran dan sebagian pegawai
pemerintah daerah Kecamatan maupun tingkat kecamatan dan desa menjadi korban atau
angota keluarganya menjadi korban sebagaimana pada table berikut.

Tabel 7
Dampak pada aspek pemerintahan
Terancam Dampak
No Jenis Kerusakan Berat Sedang Ringan Tidak Rusak
1 Terhentinya atau terganggunya 2 Pustu 0 2 0 0
pelayanan Publik
2 Terhentinya atau terganggunya 1 Ktr Desa 0 1 0 0
aktifitas pembangunan fisik dan
non fisik.
3 PNS yang tidak masuk kerja 30 - - - -

Sumber data Primer Kecamatan Majapahit Tahun 2021

14
-------
2021

3.1.6 Perkiraan Dampak Aspek Lingkungan

Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap lingkungan berupa


berupa kerusakan cukup parah pada lingkungan perkebunan, pertanian dan obyek-obyek
wisata, berikut skenario yang ditimbulkan :

Tabel 8
No Jenis Kerusakan Terancam Dampak
(unit) Ringan (unit) Sedang Berat (unit) Tidak Rusak
(unit)
1 Lahan pertanian / 100 Ha 100 Ha - - -
Perkebunan
2 Tercemarnya sumber 30 Ha 30 Ha - - -
air bersih
Dampak pada aspek lingkungan

15
-------
2021

BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Kebijakan penanganan darurat/tanggap darurat dimaksudkan untuk memberikan


arahan/pedoman bagi sektor‐sektor terkait untuk bertindak/melaksanakan kegiatan
tanggap darurat. Kebijakan bersifat mengikat karena dalam penanganan darurat
diberlakukan kesepakatan‐kesepakatan yang harus dipatuhi oleh semua pihak. Salah
satu contoh kebijakan adalah penetapan lamanya tanggap darurat yang akan
dilaksanakan. Dan layanan perawatan /pengobatan gratis bagi korban bencana.
Sedangkan strategi penanganan bencana/kedaruratan dilaksanakan oleh masing‐
masing sektor sesuai sifat/karakter bidang tugas sektor, strategi bertujuan efektivitas
pelaksanaan kebijakan.

4.1 PENETAPAN KEBIJAKAN

Pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di Kec.


Majapahit, Kabupaten Podojoyo dilaksanakan secara terpadu antar SKPD, dan program
yang terkait, masyarakat dan perusahaan. Kebijakan dan kesepakatan serta komitmen
bersama merupakan perwujudan dari pelaksanaan penanggulangan bencana di
Kecamatan Majapahit. Oleh karena itu, perlu disusun bentuk kebijakan dan strategi
penanggulangan bencana di Pemerintah Kecamatan. Bentuk kebijakan dan strategi
penanggulangan bencana banjir sebagai berikut :
1. Kebijakan Respon penanggulangan bencana dilaksanakan secara terkoordinasi di
bawah komando BPBD Kab. Podojoyo atau Incident Commander yang ditunjuk
langsung oleh Bupati Podojoyo
2. Pengendalian operasi klaster kesehatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan.
3. Seluruh korban yang terdampak akibat bencana harus mendapatkan pelayanan
kesehatan secara cepat dan tepat.
4. Perlindungan terhadap kelompok rentan merupakan salah satu prioritas
penanganan di sektor kesehatan
5. Pengendalian faktor-faktor risiko kesehatan di lokasi terdampak .
6. Pendayagunaan seluruh potensi sumber daya kesehatan yang memungkinkan
7. Melakukan koordinasi penanggulangan bencana di tingkat provinsi, Tingkat Kab.
Podojoyo, 4 (empat) desa berisiko atas bencana banjir.
8. Membebaskan biaya kesehatan bagi para korban bencana selama tanggap darurat
di seluruh pusat kesehatan daerah (RSUD dan Puskesmas).
9. Apabila intensitas bencana banjir semakin meningkat, maka pemerintah Kab.
Podojoyo berkoordinasi dengan provinsi Podojoyo (BPBD Provinsi Podojoyo
berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan dan Pemerintah Daerah lainnya).
10. Menetapkan masa tanggap darurat jika bencana masih berkepanjangan Selama 7 hari.

4.2 STRATEGI

Strategi yang diterapkan oleh pemerintah daerah terhadap tanggap darurat (jika
bencana terjadi) berkaitan dengan kondisi daerah yang rawan bencana adalah :
1. Menetapkan Pos Pelayanan Dinas Kesehatan Kab. Podojoyo, Pos Pemantau
dan Satgas wilayah kota yang terdampak bencana.
2. Menetapkan Tim penanganan Krisis Kesehatan melalui Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kab. Podojoyo
3. Melakukan kaji cepat pada lokasi bencana untuk mengetahui dampak bencana
dan kebutuhan kesehatan di lokasi bencana, sesaat setelah kejadian.
4. Mengerahkan SDM penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana sesuai
kondisi bencana.
5. Melaksanakan pelayanan kesehatan rujukan pada Rumah Sakit Umum Daerah
M.M Dunda Limboto.
6. Melibatkan peran masyarakat dan perusahaan dalam hal penanggulangan
bencana hingga ke daerah rawan bencana.
7. Memenuhi kebutuhan logistik korban dan pengungsi yang dilengkapi dapur
umum, kesehatan, air bersih dan sanitasi.
8. Mengkoordinasikan keamanan di daerah bencana, tempat-tempat pengungsian,
gudang logistik dan jalur distribusi.
16
-------
2021
9. Memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang membutuhkan dan
menyebarluaskannya melalui media cetak, dan elektronik.
10.Melakukan pendataan korban dan pengungsi selama tanggap darurat, dan
updating data
11.Melakukan pengelolaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah, ataupun
masyarakat dan lembaga kemasyarakatan lainnya dan berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait bantuan international,.
12. Melibatkan PMI dan LSM Kesehatan lainnya untuk berpartisipasi secara aktif
13.Melibatkan kader pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan upaya
penanganan dampak bencana.

17
-------
2021

BAB V
PERENCANAAN KlASTER KESEHATAN

Apabila terjadi bencana banjir akan terjadi kepanikan terhadap masyarakat dan dapat
mengalamai kerusakan terhadap semua infrastruktur serta aset yang ada, akan terganggunya
roda pemerintahan, terganggunya akses dan hubungan dengan pihak luar baik transportasi
maupun komunikasi dan banyak bantuan dari berbagai pihak dengan berbagai macam bentuk
baik berupa obat-obatan, sandang pangan dan lainnya.

A. Sub Klaster Pelayanan Kedaruratan Medik


1. Situasi
Bencana yang diperkirakan akan melanda wilayah Kecamatan Majapahit akan
berdampak khususnya di desa Dulamayo, Huntulohulawa, Upomela dan Tohupo yang
dengan jumlah perkiraan penduduk terdampar 2.008 jiwa.
Data perkiraan korban yang diakibatkan karena banjir yakni jumlah yang mengungsi
2.008 jiwa, Untuk populasi rawan maka terdapat data sebagai berikut :
a. Bayi 109 jiwa
b. Balita 532 jiwa
c. Bumil 122 jiwa
d. Ibu melahirkan/nifas 122 jiwa
e. Lansia 714 jiwa
f. WUS 886 jiwa.

2. Sasaran / Tujuan
a. Terbentuknya Pos kesehatan di Kecamatan Majapahit sesuai tempat yang telah
ditentukan oleh pemerintah daerah
b. Terlaksananya pelayanan kesehatan operasi tanggap darurat
c. Terbentuknya pos pengendali operasi kesehatan di lokasi bencana.
d. Terlaksananya penilaian cepat (RHA) kebutuhan pelayanan kesehatan, analisis
data (sesuai sasaran)
e. Terlaksananya rencana strategis dan taktis , pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian operasi kesehatan saat tanggap darurat bencana
f. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dan pelayanan rujukan di pos kesehatan.
g. Terpenuhinya SDM kesehatan.
h. Terkoordinasi pemenuhan logistik obat, alkes, BHP sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.
i. Terbentuk alur rujukan pelayanan dan koordinasi pembiayaan kesehatan.

18
-------
2021

No Kegiatan Pelaksana Ket

Membentuk dan menetapkan pusat Puskesmas 0-24 jam


1
pengendalian operasional kesehatan Bongomeme
(pusdalopkes)
Persiapan pelaksanaan ; - Tim PSC, 0-24
disesuaikan
a Menerima laporan dari tim kesehatan - Tim TRC, perkembangan
dan kebutuhan
b Menyiapkan SDM kesehatan dan - Subcluster terkait.
kebutuhan logistik

c Mengirim tim RHA dan


timTRCkesehatan

d Berkoordinasi dengan pihak terkait


tentang lokasi kejadian bencana
2
e Melakukan penilain atas laporan yang
diterima dari tim RHA

f Menyusun rencana operasional yang


akan dilakukan dilokasi bencana
berdasarkan informasi dari tim RHA

g Memastikan keamanan dan


keselamatan tim kesehatan dilokasi
bencana sehingga dapat bekerja
secara optimal

Pelaksanaan operasional kesehatan - Tim TRC, Situasi darurat


tanggap darurat; bencana
- Subcluster terkait.
a menetapkaan posko evakuasi

b menerima korban dari tim resque, dan


melakukan triase pertama sebelum
dievakuasi ke posko lapangan

c memberi pertolongan pertama terhadap


korban

d melakukan evakuasi terhadap korban


ke posko lapangan/evakuasi
3
e Melakukan penanganan terhadap
korban di posko lapangan

f Melakukan trise terhadap korban


diposko lapangan dan selanjutnya
merujuk korban yang membutuhkan
pelayanan serius ke RS terdekat

g Memastikan bahwa seluruh korban


krisis kesehatan akibat becana dapat
tertangani

Mengkoordinir sektor yang terkait dalam - Tim TRC, Setiap saat


memfasilitasi aksesibilitas
4 penanggulangan krisis kesehatan akibat - Subcluster terkait.
bencana

19
-------
2021

Melaksanakan komando dan Setiap saat


pengendalian untuk mengarahkan SDM, - sektor terkait,
5 peralatan dan logistik kesehatan
- Subcluster terkait.

Melaksanakan rencana strategi dan taktis Setiap saat


pengorganisasian, pelaksanaan, dan - Subcluster terkait,
6 pengendalian operasional kesehatan
tanggap darurat bencana - Sektor terkait.

Mengkoordinir seluruh bantuan Setiap saat


penanganan darurat kesehatan sesuai - Subcluster terkait,
7 dengan kebutuhan
- Sektor terkait.

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan di Setiap saat


masing-masing sektor - Subcluster terkait,
8
- Sektor terkait.

Membuat laporan pelaksanaan - Subcluster terkait, Setiap saat


penanganana krisis kesehatan akibat
9 bencana dan tahap pemulihan secara - Sektor terkait.
menyeluruh (komando kesehatan tanggap
darurat bencana)

No Kegiatan Penanggung Jawab Waktu


1. Pemberian pelayanan kesehatan di tiap poskes Puskesmas cq. 1 x 24 jam
sesuai dengan jadwal yang ditentukan Bidang UKP

2. Pengkordinasian pelayanan kesehatan on Puskesmas Setiap hari


spot, pelayanan rujukan, pembiayaan
kesehatan, dan pencatatan pelaporan.

3. Pemberian pelayanan kesehatan khusus Puskesmas Setiap hari


(pendampingan keswa, reproduksi)

20
-------
2021

3. Proyeksi Kebutuhan Kebutuhan Sektor Manajemen dan Koordinasi (Posko)


Tabel 9
Daftar Kebutuhan dan Ketersediaan sector manajemen dan koordinasi posko
Jumlah
Jenis Kebutuhan yang Satuan Kekurangan Rp/ Keterangan
dibutuhkan Ketersediaan satuan Sub total
Barang

Tenda Posko 4 unit - - 7.500.000 30.000.000


Alat Komunikasi
- Rick - unit 4.000.000 8.000.000
- SSB - unit
- HT 2 unit 1
- HP 2 unit 1
Papan Data 4 buah 4 50.000 200.000

Meja 4 buah 4 800.000 3.200.000

Kursi 12 buah 12 20.000 240.000

Televisi 20 Inch 2 unit 0 2 1.250.000 2.500.000


Sound system/TOA 2 unit 0 2 350.000 700.000

Laptop 4 unit 4 8.500.000 34.000.000


Printer 4 unit 4 1.500.000 6.000.000

Peta Lokasi Bencana 4 buah 4 - -


Genset posko 7 hari 4 unit 0 4 250.000 1.000.000
Personil Posko (uang 20 orang 20 0 50.000 1000.000
lelah) 7 hari
Total 86.840.000

21
-------
2021

Tabel 12.
Daftar Ketersediaan Tenaga Medis
Kebutuhan setiap shift untuk
No Jenis Tenaga Pengungsi
1 Dokter 2
2 Bidan 21
3 Perawat 22
4 Apoteker/ Asisten 2
Apoteker
5 Sanitarian 1
6 Gizi 3
7 Kesehatan Masyarakat 3
TOTAL 51

22
-------
2021

Tabel 12
Daftar Kebutuhan obat dan peralatan
Kesehatan
Total
No. Jenis Kebutuhan Satuan Kebutuhan Persediaan Kekurangan Harga Satuan Jumlah Keterangan

1 Obat & bahan habis pakai Paket 5000 50.000 250.000


3 Stetoscope Set 5 5 disediakan

4 Tensimeter Set 5 5 disediakan

6 Ambulance Unit 1 1 disediakan -


8 Tenda Unit 4 4 disediakan - Sarana
7 Sepatu Bot Pasang 20 - 20 disediakan - Sarana
8 Jas Hujan Buah 20 - 20 disediakan - Sarana
9 Helem Hujan Buah 20 - 20 disediakan - Sarana
11 Vel bed Buah 8 8 disediakan - Sarana
13 Genset Unit 1 - 1 disediakan - Sarana
14 Tikar Helai 20 - - disediakan - Logistik
15 Masker Buah 500 - - disediakan - Logistik
16 Sarung Tangan Pasang 500 - - disediakan - Logistik
17 Senter 6 Baterai Unit 10 - 10 disediakan - Logistik
18 Tandu Unit 20 20 disediakan - Sarana
19 Handy Talky Unit 4 - 4 disediakan - Sarana
21 Komputer Unit 1 1 disediakan - Sarana
22 Kamera Digital Unit 1 - 1 disediakan - Sarana
23 Papan Data Buah 4 - 4 disediakan - Logistik
24 Peta Buah 4 - 4 disediakan - Logistik
25 ATK Paket 1 - 1 disediakan - Logistik
26 BBM Liter 200 - - disediakan - Logistik
27 Tenaga Supir - 4 - - 50.000 200.000

23
-------
2021

28 Tim Gerak Cepat - 20 - - 100.000 2.100.000


29 Rujukan ke RS - 50 - - 100.000 500.000
30 Dr. Spesialis Org - 150.000
31 Dr. Umum Org 2 1 1 100.000 200.000
32 Perawat/Bidan Org 10 10 - 50.000 500.000
33 Sanitarian Org 2 1 1 50.000 100.000
34 Ahli Gizi Org 2 2 - 50.000 100.000
35 Relawan PMI Org 4 - 4 50.000 200.000
Jumlah dana yang dibutuhkan 4.150.000

24
-------
2021

B. Sub Klaster Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


1. Sasaran
a. Terlaksananya Kegiatan Pengendalian Vektor (Fogging)
Kecamatan Majapahit termasuk endemis DBD, dalam kondisi ini sasaran
pengendalian vektor (fogging) diberikan di daerah Posko dan Pos-pos pengungsian.
Metode yang digunakan dalam pengendalian nyamuk adalah dengan memutus
sirkulasi hidup nyamuk, dengan membasmi nyamuk dewasa.
b. Terselenggaranya Surveilans Ketat
Surveilans penyakit dan faktor risiko pada umumnya merupakan suatu upaya
untuk menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesehatan di lokasi bencana
dan pengungsian sebagai bahan tindakan kesehatan segera. Secara khusus, upaya
tersebut ditujukan untuk menyediakan informasi kematian dan kesakitan penyakit
potensial wabah yang terjadi di daerah bencana; mengidentifikasikan sedini mungkin
kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB/wabah; mengidentifikasikan kelompok risiko tinggi terhadap suatu penyakit
tertentu; mengidentifikasikan daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu dan
mengidentifikasi status gizi buruk dan sanitasi lingkungan.
Langkah‐langkah surveilans penyakit di daerah bencana meliputi: Pengumpulan
Data, Pengolahan dan Penyajian Data, Analisis dan Interpretasi serta
Penyebarluasan informasi terkait krisis akibat banjir di Kecamatan Majapahit.
c. Terlaksananya Imunisasi Campak Tambahan
Dalam situasi bencana/di lokasi pengungsian, upaya imunisasi harus dipersiapkan
dalam mengantisipasi terjadinya KLB PD3I terutama campak. Imunisasi campak
sebaiknya diberikan sesegera mungkin pada kondisi bencana tanpa menunggu
adanya kasus jika cakupan imunisasi kurang dari 90%, dengan sasaran anak usia 9‐
59 bulan diberi imunisasi campak tambahan. Pemberian imunisasi campak
tambahan diberikan sebanyak 1 dosis atau satu kali pemberian. Pemberian
imunisasi ini terintegrasi dengan pemberian Vit A untuk memberikan peningkatan
perlindungan pada anak. Jumlah anak yang menjadi sasaran kegiatan imunisasi
adalah 30% dari jumlah penduduk yang mengungsi atau sebanyak 372 anak.
C. PROYEKSI KEBUTUHAN
NO URAIAN KEBUTUHAN JUMLAH SATUAN HARGA KETERSEDIAAN KEKURA KETERA
KEGIATAN NGAN NGAN
Untuk 9
Pengendali Alat: Fokus x
1 an Vektor 1 kl
(Fogging)

Mesin
Fogging 1 Unit - 0 Unit 1 Unit

Busi 5 Biji 0 Biji 5 Biji


Baterai
Besar 5 Biji 0 Biji 5 Biji
Bahan: Untuk 2
Bahan Fokus x
Aktif 25 EC 4 Ltr Rp 500.000 0 Ltr 4 Ltr 1 kl

Solar 180 ltr Rp 12.000 0 ltr 180 ltr


Bensin 45 ltr Rp 7.500 0 ltr 45 ltr

Form
Surveilans Lembar Untuk
2 3 Set
Ketat Surveilans 2 Pos
Pengungsi
3 Imunisasi Vaksi 60 Vial
(Vaksinasi) Campak
Spoit 600 Buah Ada di
Safety Box 6 Buah Seksi
Handscund 6 Kotak Farma
Alkohol 6 Kotak si
Swab
Vaksin Carir 1 buah

NO KEGIATAN PELAKSAN A JUMLAH TENAGA SASARAN


1 Pengendalian Tim Fogger 8 Orang (5 Fogger, 4 lokasi

25
-------
2021

Vektor dan Pengawas 2 Pengawas & 1


(Fogging) Sopir)
2 Surveilans Tim Surveilans 1 Orang 4 lokasi
ketat
3 Imunisasi Tim Imunisasi 1 Orang 7.666 anak

26
-------
2021

D. SUBKLASTER AIR BERSIH DAN SANITASI


1. Sasaran
a. Terlaksananya penanganan Higiene dan Sanitasi pada saat pra bencana
b. Terlaksananya Pengawasan Kualitas Air Bersih, Tempat Sampah, Sarana
Air limbah, dan Jamban .
c. Terlaksananya Koordinasi dengan sektor terkait
d. Tersedianya Sarana Sanitasi Dasar dan perlengkapan diri.

2. Kegiatan

No Kegiatan Pelaksana
1 Melaksanakan kerja bakti bersama PJ Kesling
membersihkan lingkungan tempat pengungsian
2 Melakukan Pengambilan Sampel Air Bersih dan PJ Kesling
Air Minum
3 Melakukan Pengawasan terhadap Pengelola PJ Gizi dan PJ Kesling
makanan yang akan disajikan kepada
pengungsi
4 Mengkoordinasikan ketersediaan Pengelolaan PJ Kesling
Limbah Padat dan cair
5 Mengkoordinasikan ketersediaan Sarana Air PJ Kesling
Bersih dan Pengolahan Air Minum
6 Mengkoordinasikan ketersediaan alat pelindung PJ Kesling
diri
7 Mengkoordinasikan ketersediaan Jamban PJ Kesling

8 Mengukur Kepadatan Lalat dan Fogging Lalat PJ Kesling


di TPS terdekat

27
-------
2021

3. Proyeksi Kebutuhan
No Uraian Kebutuhan Ketersediaan Kekurangan Ket
1 Air Bersih Hari I 7 lt/org tabel
= 178.878 lt kebutuhan
Hari II – III, terlampir
15-20
lt/org/hari =
511.080 lt/hari
2 Tandon Tandon tabel
Penampungan penampungan kebutuhan
Air Air terdiri dari terlampir
100 buah
tendon (5000
lt), 1 buah
tendon (2400
lt), 1 buah
tendon (1200 lt)
dan 2 buah
tendon (600 lt)
serta257 kran
air di seluruh
wilayah
pengungsian.
3 Jamban dibutuhkan tabel
portable/kamar 50 jamban kebutuhan
Mandi portable dan terlampir

50 kamar
mandi darurat
(1 kamar mandi
untuk 10 org)

4 Tempat Sampah dibutuhkan 64 tabel


buah tempat kebutuhan
sampah terlampir
berukuran 100
lt di seluruh
area
pengungsian

5 Alat kebersihan 1 paket tabel


lingkungan /pengungsian kebutuhan
seperti : sapu , (50 buah sapu, terlampir
kain lap, sabun dll 100 kain lap, 50
sabun Cair
pembersih )

6 Alat perlengkapan 1 – 2 tabel


diri : Selimut, paket/orang kebutuhan
pakaian, dll sesuai kebutuhan terlampir
dan jumlah
pengungsi

7 Sanitarian Kit 3 paket

28
-------
2021

29
-------
2021

KESEHATAN LINGKUNGAN
Estimasi perhitungan 3 hari

Wilayah Lokasi Jumlah Kebutuhan Air Bersih (lt) Kran Tempat Jamban
Evakuasi Pengungsi Air sampah portable/
mobile TOTA
(jiwa) Hari I Penampung Hari Penampung (kapasita L
an air II- III an air s 100 lt) HARG
(tandon) (tandon) A

TK Mo 479 5.370 1 buah tandon 16.110 3 buah tandon 5 3 buah 22 buah Rp. 78.550.250
(6000 lt) (6000 lt) buah

Poskesdes 715 8.785 2 buah tandon 26.355 5 buah tandon 8 4 buah 36 buah Rp. 96.760.000
Hwa (5000 lt) (5000 lt), 1 buah
buah tandon
(1500 lt)
Kantor Desa 517 7.960 1 buah tandon 23.880 5 buah tandon 7 4 buah 32 buah Rp. 94.550.000
(5000 lt), 1 (5000 lt buah
buah tandon
(3000lt)
Kantor 297 6.315 1 buah 18.945 3 buah tandon 6 4 Buah 25 buah Rp. 82.550.000
Desa T tandon (7000 (6000 lt), 1 Buah
lt tandon (1000)lt
TOTAL 2.008 27.980 85.290 26 15 115 Rp.
352.410.250

30
-------
2021

E. Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Gizi

1. Sasaran
a. Terlaksananya penanganan gizi bagi korban kegagalan tehnologi industry
b. Terlaksananya penanganan gizi bagi kelompok rentan.

2. Proyeksi Kebutuhan Logistik

Tahap Penyelamatan/ Awal


Fase I
Pengungsi baru datang, belum diidentifikasi, pemberian makan sama, maks. 3 hari (setelah
bencana).
Kebutuhan Pangan (Nilai Gizi : ± 2.100 Kkal ; 50 gram protein per orang/hari)

No Jenis Kebutuhan Volume Penambahan Harga Jumlah (Rp)


Kebutuhan per org/ Jumlah Kebutuhan Kebutuhan kebutuhan satuan
hari (gr) Pengungsi pengungsi/ dalam 3 Hr Bahan per kg
hari (kg) (kg) Makanan (Rp)
10% (kg)
1 Biskuit 100 2.008 2.555,3 7.665,9 8.432,5 78.000 657.735.000
2 Mie Instan 320 2.008 8.177 2.4531 26.984.1 24.500 661.110.450
3 Sereal 50 2.008 1.277,7 3.833,1 4.216,4 51.500 217.144.600
(instan)
4 Blended 50 2.008 1.277,7 3.833,1 4.216,4 - -
Food
5 Susu Untuk 40 2.008 1.022,1 3.066,3 3.372,9 114.000 384.510.600
Balita
TOTAL 1.920.500.650

Fase II
Kebutuhan Pangan (Nilai Gizi : ± 2.100 Kkal ; 50 gram protein, 40 gram lemak per orang/hari)
Jumlah pengungsi : 19.227 jiwa,
Standar Paket Bantuan Ransum Fase II Tahap Tanggap Darurat (semua pengungsi )

Bahan Makanan Jumlah/ Orang/ Hari (gr)


Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4 Tipe 5
Sereal (beras,terigu,jagung,bulgur) 400 420 350 420 450
Kacang-kacangan 60 50 100 60 50
Minyak goring 25 25 25 30 25
Ikan/daging kaleng - 20 - 30 -
Gula 15 - 20 20 20
Garam beriodium 5 5 5 5 5
Buah dan sayur - - - - 100
Blended Food (MP-ASI) 50 40 50 - -
Bumbu - - - - 5
Energi (kkal) 2113 2106 2087 2092 2116
Protein (g; %kkal) 58 g; 11% 60 g; 11% 72 g;14% 45 g; 9% 51 g; 10%
Lemak (g; %kkal) 43 g; 18% 47 g; 20% 43 g;18% 38 g; 16% 41 g; 17%
Sumber : Pedoman Kegiatan Gizi dalam Penanggulangan Bencana, 2012

31
-------
2021

Perhitungan Bahan Makanan Mentah Fase II dengan Tipe 2


No Jenis Kebutuhan Volume Penambahan Harga Jumlah
Kebutuhan per org/ Jumlah Kebutuhan Kebutuhan kebutuhan satuan (Rp)
hari (gr) Pengungsi pengungsi/ dalam 10 Bahan per kg
hari (kg) Hr (kg) Makanan (Rp)
10% (kg)
1 Sereal 420 2.008 10.732,3 107.323 11.805,5 13.520 159.610.630
(beras,
terigu,
jagung)
2 Kacang- 50 2.008 1.277,7 12.777 1.405,5 23.400 32.888.700
kacangan
3 Minyak 25 2.008 638,8 6.388 702,7 27.300 19.183.710
Goreng
4 Ikan/ 20 2.008 511,1 5.111 562,2 52.780 29.672.916
Daging
Kaleng
5 Garam 5 2.008 127.8 1.278 140,6 18.200 2.558.920
Beryodium
6 Blended 40 2.008 1.022.12 10.221,2 1.124,3 - -
Food (MP-
ASI)
243.914.606

Menu Hari I sampai V


Untuk Bayi 6 – 8 bulan (650 kkal)
Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji
rasa pisang rasa apel rasa jeruk rasa pisang rasa jeruk
Siang Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Sore Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji
rasa ikan rasa ayam rasa kacang rasa daging rasa kacang
hijau sapi merah

Untuk Bayi 9 – 11 bulan (900 kkal)


Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur siap saji Bubur siap sajiBubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji
rasa pisang rasa apel rasa jeruk rasa pisang rasa jeruk
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Siang Bubur sumsum Bubur sumsum Bubur sumsum Bubur sumsum Bubur sumsum
Selingan Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi Biskuit bayi
Sore Bubur siap saji Bubur siap sajiBubur siap saji Bubur siap saji Bubur siap saji
rasa ikan rasa ayam rasa kacang rasa daging rasa kacang
hijau sapi merah
Catatan : Tambahkan taburia 1 sachet (1 g) setiap dua hari sekali pada salah satu makanan pagi.

Untuk Anak 12 – 23 bulan (1.250 kkal)


Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Setiap Waktu ASI ASI ASI ASI ASI
Pagi Bubur beras Nasi Mie goreng Nasi goreng Nasi Uduk
abon Ikan kaleng campur daging Abon Perkedel
saos tomat kaleng daging kaleng
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Siang Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Sup Jamur Tumis dendeng Sup daging Ikan Sarden Tim teri bumbu
kaleng dan teri manis kaleng sambal goreng tomat
Catatan : Tambahkan 1 sachet (1 g/hr) dalam salah satu makanan anak.

32
-------
2021

Untuk Anak 24 – 47 bulan (1300 kkal)


Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Pagi Bubur beras Nasi Mie goreng Nasi goreng Nasi uduk
Abon Ikan kaleng campur daging Abon Perkedel daing
Susu saus tomat kaleng Susu kaleng
Susu Susu Susu
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll)
Siang Nasi Ikan Nasi Nasi uduk Nasi Nasi
tuna Daging kaleng Abon ikan Sup jamur Tumis dendeng
kaleng tumis bumbu santan kaleng dan teri manis
bawang
Selingan Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll)
Sore Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Sup jamur Tumis Sup daging Ikan Sarden Tim teri bumbu
kaleng dan teri Dendeng kaleng bumbu sambal tomat
Susu manis Susu goreng Susu
Susu Susu
Catatan : Tambahkan 1 sachet (1 g/hr) dalam salah satu makanan anak.

Untuk Anak 48 – 59 bulan (1750 kkal)


Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Pagi Bubur beras Nasi Mie goreng Nasi goreng Nasi uduk
Abon Ikan kaleng campur daging Abon Perkedel
Susu saus tomat kaleng Susu daging kaleng
Susu Susu Susu
Selingan Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll)
Siang Nasi Ikan Nasi Nasi uduk Nasi Nasi
tuna Daging kaleng Abon ikan Sup jamur Tumis dendeng
kaleng tumis bumbu santan kaleng dan teri manis
bawang
Selingan Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit Buah kaleng
Minuman Minuman Minuman Minuman Minuman
manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh, manis (teh,
sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll) sirup, jus, dll)
Sore Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Sup jamur Tumis Sup daging Ikan Sarden Tim teri bumbu
kaleng dan teri Dendeng kaleng bumbu sambal tomat
Susu manis Susu goreng Susu
Susu Susu
Catatan : Tambahkan 1 sachet (1 g/hr) dalam salah satu makanan anak.

Untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui (2200 kkal)


Waktu Makan Menu Hari
I II III IV V
Pagi Nasi kuning Nasi ikan Mie kuah Nasi goring Nasi uduk
Abon kaleng bumbu Tumis daging Perkedel kornet Bakwan ikan
tomat kaleng kaleng
Selingan Bola bola mie Buah kaleng Biskuit Buah kaleng Biskuit
daging Teh manis Teh manis
Teh manis
Siang Nasi Ikan asin Nasi Nasi Nasi Nasi tumis
pedas Mie goreng Ikan bumbu Sup bola Dendeng manis
Opor daging kari daging kaleng
kaleng
Selingan Buah Kaleng Biskuit Buah kaleng Martabak mie Buah kaleng
Teh manis Teh manis

33
-------
2021

Sore Nasi tim ikan Nasi gurih Nasi Mie kuah Nasi sambal Nasi fuyunghai
kaleng Dendeng siram daging goring ikan teri mie ikan sarden
balado kaleng saos tomat
Catatan : Tablet Fe (folat) terus diberikan dan dikonsumsi

F. Kegiatan

1. Berkoordinasi dengan Dinas terkait dalam pelaksanaan Dapur Umum


yang ada di Pos-pos pengungsian.
2. Melaksanakan Pemantauan Makanan bagi para Pengungsi.

Penanganan Gizi Lanjut Usia


Makanan dalam porsi kecil tapi padat gizi dan mudah dicerna. Dalam kondisi
tertentu dapat diberikan bubur atau biscuit.

Kebutuhan Obat Gizi


No Jenis Obat Gizi Sasaran Jumla Keterangan
h
1 Kapsul Vitamin A
Biru (100.000 IU) Bayi 6 – 11 bulan 54 jiwa

Merah (200.000 IU)Balita 1 – 5 tahun 532 jiwa

2 Tablet Fe (besi) Ibu Hamil 122 jiwa


3 Taburia Anak Usia 6 -24 55 jiwa
bln

Kebutuhan Non Pangan


No Jenis Alat Satuan Jumlah Keterangan
1 Panci Bertutup Kepala
Keluarga
2 Baskom Kepala
Keluarga
3 Pisau Dapur Kepala
Keluarga
4 Sendok Kayu Kepala
Keluarga
5 Piring Makan Orang 2.008
6 Sendok Orang 2.008
7 Cangkir Orang 2.008
8 Alat Pengambil Air Kepala
Kapsitas 1 – 20 Lt Keluarga
9 Penyimpan Air Tertutup Kepala
Uk. 20 Lt Keluarga

Tahap Pemulihan
Merupakan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari
surveilans, untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan dan
melaksanakan kegiatan pembinaan gizi sebagai tindak lanjut atau respon
dari informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat.

34
-------
2021

G. Sub klaster Kesehatan Keluarga (Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada


Situasi Darurat Bencana)

1. Situasi

Pelayanan kesehatan reproduksi pada kondisi darurat sering kali tidak


tersedia karena tidak dianggap sebagai kebutuhan yang mendesak dan bukan
merupakan prioritas. Padahal pada kondisi darurat bencana terdapat kondisi -
kondisi yang sangat membutuhkan pertolongan segera, diantaranya :
a. Ibu hamil yang membutuhkan pertolongan,
b. Terdapat kejadian proses kelahiran yang tidak dapat ditunda,
c. Adanya kebutuhan alat kontrasepsi pada layanan keluarga berencana,
d. Serta layanan lainnya yang mengarah pada terjadinya kekerasan
seksual pada wanita.
Data korban yang harus mendapat perhatian dan bantuan baik populasi
rentan maupun non rentan yang harus mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi dalam situasi darurat bencana, meliputi :
a. Bayi 109 jiwa
b. Balita 532 jiwa
c. Bumil 122 jiwa
d. Ibu melahirkan/nifas 122 jiwa
e. Lansia 714 jiwa
f. WUS 886 jiwa

35
-------
2021

Pengalaman di Kecamatan Majapahit untuk penanganan permasalahan


dalam situasi bencana dilapangan yang paling krusial adalah ketidaksiapan lokal
mulai pengurangan dampak resiko melalui kesiapsiagaan hingga rehabilitasi.
2. Sasaran dan Tujuan
a. Sasaran
1) Identifikasi organisasi dan individu untuk memfasilitasi koordinasi dengan
lintas sektor terkait kegiatan reproduksi sejak awal untuk mengatasi
keadaan darurat dan bekerja dibawah koordinator umum penanggulangan
krisis kesehatan akibat bencana.
2) Pencegahan dan manajemen kekerasan seksual dan akibatnya. Semua
petugas yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat harus
sensitive terhadap masalah kekerasan seksual. Langkah-langkah untuk
membantu korban kekerasan seksual, termasuk permerkosaan harus
sudah disusun pada fase awal darurat. Korban kekerasan seksual harus
segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dan pihak berwajib yang harus terlibat
dalam memberikan perlindungan dan dukungan hukum.
3) Menekan penularan HIV melalui:
a) Menekan tindakan kewaspadaan universal (universal precaution).
Dalam keadaan darurat ada kecenderungan mengabaikan tindakan
kewaspadaan universal.
b) Menjamin tersedianya kondom secara gratis.
4) Pencegahan morbiditas dan mortalitas maternal dan bayi baru lahir dengan cara ;
a) Menyediakan alat kit yang berisi alat persalinan yang bersih, untuk
dapat digunakan dalam persalinan yang bersih apabila terpaksa
dilakukan dirumah.
b) Menyediakan kit persalinan untuk menjamin persalinan yang bersih
dan aman. Pada fase awal keadaan darurat, persalinan sering terjadi
diluar fasilitas kesehatan sehingga penting menyediakan kit persalinan
bagi bidan.
c) Memantapkan sistim rujukan untuk mengelolah kasus kegawat
daruratan kebidanan. Oleh karena itu, sisitim rujukan yang mampu
menangani komplikasi kebidanan 24 jam sehari harus segera tersedia.
Diperlukan koordinasi dengan pemerintah mengenai kebijakan dan
prosedur rujukan.
5) Perencanan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif yang
terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dasar.
a) Pengumpulan informasi kematian ibu, bayi baru lahir, prevalensi
IMS/HIV dan prevalensi pemakaian kontrasepsi.
b) Identifikasi faskes yang memadai untuk pelayanan kesehatan
reproduksi komprehensif.
6) Terlaksananya pertolongan persalinan dalam kondisi gawat darurat.
7) Terlaksananya pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi
lainnya termasuk KB.
8) Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan ke
sektor wabah dan bencana.

b. Tujuan

1) Tersusunnya acuan bagi petugas kesehatan dalam penangangan banjir


2) Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak untuk kasus bencana banjir
3) Terbentuknya kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam
penanganan kesehatan ibu dan anak di Rumah Sakit maupun Puskesmas
rujukan pada kasus banjir
4) Terbentuknya pembagian tugas bagi bidan yang bertanggungjawab
sebagai tim bantuan kesehatan, bidan pelaksana pelayanan kesehatan di
pengungsian dan di ambulans GSI

36
-------
2021

3. Sumber Daya Manusia (SDM)


Tenaga bidan yang dibutuhkan pada saat penanganan bencana banjir di tempat
pengungsian sebanyak 8-16 orang
Kegiatan
a. Berkoordinasi dengan porgram yankes dalam penyediaan pos pelayanan
kesehatan reproduksi.
b. Menjangkau sasaran (sweeping ke daerah terisolasi) dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu.
c. Memvisualisasikan alur rujukan maternal perinatal.
d. Melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait.
e. Berkoordinasi dengan program terkait dalam hal hygiene dan sanitasi ibu,
bayi dan balita
f. Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi
lainnya termasuk KB.
g. Melaporkan setiap kegiatan ke sektor wabah dan bencana

37
-------
2021

NO KEGIATAN PELAKU/ WAKTU TAHAPAN


INSTANSI BENCANA

1 Melakukan koordinasi dan Dinas Kesehatan Selama masa Persiapan


pembagian wewenang dan tahapan
tanggung jawab BPBD persiapan
dalampengelolaan obat dan
perbekalan kesehatan
penanggulangan bencanc

2 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas 1 jam Kejadian


TRC dan RHA terkait Bongomeme bencana (tahap
kebutuhan pelayanan penyiagaan)
kesehatan

3 Menyiagakan sumber daya Puskesmas - 1 jam Kejadian


baik manusia maupun logistik Bongomeme Bencana
sesuai dengna analisa data - Mengikuti
lingkungan dan sasaran perkembangan

4 Memberikan informasi ke Puskesmas - 1 jam Kejadian


semua sumber daya yang ada Bongomeme Bencana
dan memobilisasi sumber Mengikuti
daya yang ada sesuai perkembangan
kebutuhan

5 Melakukan koordinasi Bidan Puskesmas Mengikuti Kejadian


yang tergabung dalam Tim Bongomeme perkembangan Bencana
Bantuan Kesehatan terkait
persiapan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir berdasarkan data di
lapangan

6 Melaksanakan koordinasi Puskesmas Mengikuti Kejadian


dengan lintas sektor terkait Bongomeme perkembangan Bencana
dalam memfasilitasi
aksessibilitas penanganan
tanggap darurat bencana
kususnya pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru
lahir

7 Melakukan koordinasi dengan Puskesmas Akhir masa Kejadian


lintas program dan lintas Bongomeme tanggap darurat Bencana
sektor terkait pelayanan
kesehatan dasar di
pengungsian khususnya
kesehatan reproduksi

8 Pendistribusian alkes dan Puskesmas Akhir masa Kejadian


obat ke lokasi pengungsian Bongomeme tanggap darurat Bencana

9 Penyusunan dan pelaksanaan Puskesmas Setiap hari masa Pasca Bencana


stress paska trauma Bongomeme pemulihan
khususnya kegiatan
penyuluhan dan konseling

10 Membuat laporan dan Akhir masa Pasca Bencana


melaporkan penanganan tanggap darurat
darurat bencana tahap dan akhir masa
pemulihan secara menyeluruh pemulihan

38
-------
2021

Tabel 6.11.
Proyeksi Kebutuhan Persalinan dan Obat-obatan Sektor Kesehatan Keluarga
No Perlengka Satuan Posko / Desa TOTAL
pan KEBUTUHAN
Kesehatan dan TK Poskesdes Kantor Desa Kantor Desa
obat- Mootilango Desa Upomela Tohupo
obatan Huntulohula
wa
1 Kit Persalinan Set 3 3 3 3 12
(Steril)
2 Underpad Pcs 75 75 20 20 190
3 Spuit 3 cc Pcs 75 75 20 20 190
4 Oxytocin Ampul 60 60 15 15 150
injeksi
5 Betadhine Btl 75 75 20 20 190
Jarum Jahit Pak 75 75 20 20 190
Kulit
Jarum Jahit Pak 75 75 20 20 190
Otot
6 Cat Gut No. Pcs 75 75 20 20 190
3/0
7 Kasa Steril 16 Ktk 75 75 20 20 190
cm x
16 cm
8 Pisau cukur Pcs 75 75 20 20 190

Obat-obatan
dan
alkes
9 Kontrasepsi Pcs 140 148 36 36 360
Pil
10 Kontrasepsi Vial 140 148 36 36 360
Injeksi
11 Pil Pcs 140 148 36 36 360
Kontrasepsi
Darurat
12 Kondom Box 159 155 40 40 414
13 IUD Kit Set
14 Tensimeter Bh 2 2 2 2 8
15 Stetoskop Bh 3 3 3 3 12
16 Timbangan Bh 2 2 2 2 8
Badan
Dewasa
17 Timbangan Bh 1 1 1 1 4
Badan
Bayi

H. Sub Klaster Farmasi


a. Situasi
Bencana yang diperkirakan akan melanda wilayah Kecamatan Majapahit
khususnya di Desa Dulamayo, Huntulohulwa, Upomela dan Tohupo dengan jumlah
jiwa yang terdampak sebanyak 2.008 jiwa.
Data korban yang diakibatkan karena banjir yakni jumlah mengungsi 2.008 jiwa,
Untuk populasi rawan maka terdapat data sebagai berikut :
1. Bayi 09 jiwa
2. Balita 352 jiwa
3. Bumil 122 jiwa
4. Ibu melahirkan/nifas 122 jiwa
5. Lansia 714 jiwa
39
-------
2021

6. WUS 886 jiwa.


b. Sasaran
1. Tersedianya SDM bidang Farmasi yang profesional
2. Tersedianya jumlah dan jenis obat serta perbekalan kesehatan yang sesuai
dengan bencana dan potensi bencana
3. Terlaksananya penyediaan obat dan alat kesehatan bagi korban bencana
4. Terlaksananya pendistribusian obat dan alat kesehatan ke daerah bencana
5. Terkontrolnya harga obat sesuai kebutuhan
6. Terlaksanaanya koordinasi dengan sektor terkait.

40
-------
2021

c. Kegiatan

No. Kegiatan Pelaksana Ket


1 Melakukan pelayananan informasi obat Apoteker
2 Memantau rasionalisasi pengobatan Apoteker
untuk korban
bencana
3 Pelayanan obat untuk korban bencana Asisten
Apoteker
4 Menjamin ketersediaan sediaan farmasi Asisten
untuk Apoeteker
korban bencana

d. Proyeksi Kebutuhan
1. Obat-Obatan
2. Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai (BAKHP)
3. Barang Penunjang Pelayanan
4. Lain-lain

41
-------
2021

a. Proyeksi Kebutuhan Obat-obatan Seksi Farmasi

No. Jenis Kebutuhan Satuan Total Harga Satuan Total Harga


Kebutuhan
Gangguan Pernafasan
1 Ambroxol 30 mg Syrup botol 6200 R 3.298,90 Rp 20.453.180,00
p
2 Ambroxol Tablet tablet 286000 R 125,07 Rp 35.770.020,00
p
3 Amoksisillin 125 mg Dry botol 6200 R 2.560,00 Rp 15.872.000,00
Syrup p
4 Amoksisillin 500 mg Tab kaplet 286000 R 279,00 Rp 79.794.000,00
p
5 Cefadroxyl 125 mg Dry Syrup botol 6200 R 5.510,00 Rp 34.162.000,00
p
6 Cefadroxyl 500 mg kapsul 190700 R 529,00 Rp 100.880.300,0
p 0
7 CTM 4 mg tablet 286000 R 85,16 Rp 24.355.760,00
p
8 Dexamethasone 0,5 mg Tab tablet 286000 R 68,00 Rp 19.448.000,00
p
9 OBH Syrup botol 19000 R 3.060,00 Rp 58.140.000,00
p
10 Paracetamol 100 mg Drop botol 1100 R 6.710,00 Rp 7.381.000,00
p
11 Paracetamol 120 mg Syrup botol 5100 R 1.535,00 Rp 7.828.500,00
p
12 Paracetamol 500 mg Tab tablet 286000 R 115,50 Rp 33.033.000,00
p
13 Salbutamol 2 mg Tab tablet 172000 R 69,00 Rp 11.868.000,00
p
14 Ventolin Inhaler ca 200 R 70.125,00 Rp 14.025.000,00
n p
Gangguan Pencernaan
15 Antasida Syrup botol 3900 R 2.213,00 Rp 8.630.700,00
p
16 Antasida Tablet tablet 35000 R 78,00 Rp 2.730.000,00
p
17 Attapulgit tablet 35000 R 220,00 Rp 7.700.000,00
p
18 Betahistin tablet 23000 R 1.016,00 Rp 23.368.000,00
p
19 Domperidon Syrup botol 1000 R 13.915,00 Rp 13.915.000,00
p
20 Domperidon Tablet tablet 23000 R 174,00 Rp 4.002.000,00
p
21 Oralit sachet 23000 R 317,00 Rp 7.291.000,00
p
22 Ranitidin Tablet tablet 23000 R 125,00 Rp 2.875.000,00
p
23 Scopamin Tablet tablet 23000 R 800,00 Rp 18.400.000,00
p
24 Zinc 10 Tablet tablet 10000 R 521,00 Rp 5.210.000,00
p
Gangguan Pembuluh Darah
25 Amlodipin 5 mg tablet 5000 R 197,00 Rp 985.000,00
p
26 Captopril 12,5 mg tablet 5000 R 69,00 Rp 42
345.000,00
42
-------
2021

p
27 Captopril 25 mg tablet 10000 R 97,00 Rp 970.000,00
p
Gangguan Persyarafan
28 Mecobalamin 500 mcg kapsul 2500 R 750,00 Rp 1.875.000,00
p
29 Vitamin B-Comp tablet 5000 R 112,00 Rp 560.000,00
p
Iritasi Mata
30 Gentamycin TM botol 4000 R 3.513,00 Rp 14.052.000,00
p
31 Na. Diklofenak 25 mg tablet 10000 R 201,19 Rp 2.011.900,00
p
32 Y-Rins botol 400 R 8.500,00 Rp 3.400.000,00
p
Iritasi / Luka Bakar pada
Kulit
33 Asam Mefenamat 500 mg kaplet 1200 R 122,00 Rp 146.400,00
p
34 Bioplacenton Gel tube 40 R 15.053,50 Rp 602.140,00
p
35 Cetirizine 10 mg tablet 400 R 330,00 Rp 132.000,00
p
36 Gentamycin SK tube 100 R 1.850,20 Rp 185.020,00
p
37 Loratadin 10 mg Tab tablet 400 R 170,00 Rp 68.000,00
p
Psiko
38 Diazepam 2 mg Tablet tablet 400 R 31,90 Rp 12.760,00
p
39 Diazepam5 mg/ml Injeksi ampul 40 R 2.578,00 Rp 103.120,00
p
40 Zypraz 0,5 mg tablet 200 R 2.327,60 Rp 465.520,00
p

43
-------
2021

b. Kebutuhan Bahan Alat Kesehatan Habis Pakai (BAKHP) Seksi Farmasi

No. Jenis Kebutuhan Satuan Total Harga Satuan Total Harga


Kebutuhan
1 Alat Suntik 3 ml 23 G pcs 800 R 1.369,50 R 1.095.600,00
p p
2 Alat Suntik 5 ml pcs 400 R 2.000,00 R 800.000,00
p p
3 Alkohol 70% 1 liter botol 20 R 44.550,00 R 891.000,00
p p
4 Bethadin 10% 300 ml botol 20 R 30.800,00 R 616.000,00
p p
5 Bioplacenton Tulle lembar 40 R 15.950,00 R 638.000,00
p p
6 Cat Gut No. 3/0 pcs 8 R 9.075,00 R 72.600,00
p p
7 Etil Klorida Spray botol 8 R 128.139,00 R 1.025.112,00
p p
8 Face Masker box @50 1000 R 38.500,00 R 38.500.000,00
lembar p p
9 Handscoon Steril pasang 200 R 4.250,00 R 850.000,00
p p
10 Hypavix roll 4 R 321.200,00 R 1.284.800,00
p p
11 I.V. Catheter 18 G pcs 40 R 26.400,00 R 1.056.000,00
p p
12 I.V. Catheter 20 G pcs 40 R 26.400,00 R 1.056.000,00
p p
13 I.V. Catheter 22 G pcs 40 R 26.400,00 R 1.056.000,00
p p
14 I.V. Catheter 24 G pcs 40 R 26.400,00 R 1.056.000,00
p p
15 Infusion Set Anak set 40 R 3.758,00 R 150.320,00
p p
16 Infusion Set Dewasa set 40 R 3.850,00 R 154.000,00
p p
17 Jarum Jahit Kulit pack 4 R 145.200,00 R 580.800,00
p p
18 Jarum Jahit Otot pack 4 R 145.200,00 R 580.800,00
p p
19 Kapas Absorben 250 gr roll 8 R 22.528,00 R 180.224,00
p p
20 Kasa Pembalut 2x80 cm roll 20 R 9.900,00 R 198.000,00
p p
21 Kasa Pembalut 4x15 cm roll 40 R 1.100,00 R 44.000,00
p p
22 Kasa Pembalut 4x3 cm roll 80 R 260,92 R 20.873,60
p p
23 Kasa Steril 16x16 kotak 80 R 10.384,00 R 830.720,00
p p
24 Masker O2 Anak set 160 R 35.200,00 R 5.632.000,00
p p
25 Masker O2 Bayi set 80 R 49.500,00 R 3.960.000,00
p p
26 Masker O2 Dewasa set 40 R 33.000,00 R 1.320.000,00
p p
27 NaCL Infus botol 40 R 5.170,00 R 206.800,00
p p
28 Oxycan botol 40 R 29.755,00 R 1.190.200,00
p p
29 Plester Yard roll 8 R 31.559,00 R 252.472,00
p p
30 Rivanol 300 ml botol 8 R 33.000,00 R 264.000,00
44
-------
2021

p p
31 RL Infus botol 120 R 5.720,00 R 686.400,00
p p
32 Safety Box 5 Liter pcs 8 R 126.280,00 R 1.010.240,00
p p
33 Sarung Tangan Non Steril Uk. box @100 pcs 20 R 55.000,00 R 1.100.000,00
M p p
34 Sarung Tangan Non Steril Uk. box @100 pcs 20 R 55.000,00 R 1.100.000,00
S p p
35 Silk No. 4/0 pcs 8 R 9.317,00 R 4.536,00
p p
36 Spalk Anak pcs 8 R 5.775,00 R 46.200,00
p p
37 Spalk Bayi pcs 8 R 5.555,00 R 44.440,00
p p
38 Spalk Tangan Uk. 30x6 cm pcs 8 R 25.850,00 R 206.800,00
p p
39 Spalk Kaki Uk. 60x10 cm pcs 8 R 29.117,00 R 232.936,00
p p
40 Spalk Kaki Uk. 90x10 cm pcs 8 R 34.925,00 R 279.400,00
p p
41 Tabung Oksigen tabung 20 R -
p
42 Underpad lembar 40 R 34.320,00 R 1.372.800,00
p p

45
-------
2021

c. Kebutuhan Barang Penunjang Pelayanan Seksi Farmasi

No. Jenis Kebutuhan Satua Total Harga Satuan Total Harga


n Kebutuhan
1 Etiket Obat (biru) lembar 100 R 200,00 Rp 20.000,00
p
2 Etiket Obat (putih) lembar 100 R 200,00 Rp 20.000,00
p
3 Kertas puyer rim 2 R 348.000,00 Rp 696.000,00
p
4 Lumpang dan Stamfer set 8 R 30.412,00 Rp 243.296,00
p
5 Plastik Obat/ Klip lembar 8000 R 1,79 Rp 14.320,00
p
6 Regulator O2 set 20 Rp -

d. Kebutuhan Lain-lain Seksi Farmasi

No. Jenis Kebutuhan Satuan Total Harga Satuan Total Harga


Kebutuhan
1 Handuk kecil lembar 4 Rp 7.500,00 Rp 30.000,00
2 Isi staples kotak 20 Rp 3.000,00 Rp 60.000,00
3 Plastik kresek kecil pack 10 Rp 32.500,00 Rp 325.000,00
4 Staples pc 8 Rp 7.500,00 Rp 60.000,00
s

46
-------
2021

47
-------
2021

BAB VII
RENCANA TINDAK LANJUT
1. Rencana kontinjensi banjir Kecamatan Majapahit ini disusun berdasarkan
kesepakatan seluruh unsur baik pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan
masyarakat yang terkait dengan penanggulangan bencana di Kecamatan
Majapahit Kab. Podojoyo.
2. Rencana Kontinjensi ini disetujui dan ditandatangai serta menjadi komitmen
bersama oleh setiap unsur yang terlibat dalam penyusunan.
3. Untuk menguji ketepatan Rencana Kontinjensi yang telah disusun ini maka perlu
dilakukan uji kelayakan dalam bentuk simulasi atau gladi. Dalam gladi ini
diusahakan supaya besaran dan skalanya mendekati peristiwa/kejadian yang di-
skenario-kan. Apabila tidak memungkinkan, dapat diambil sebagian dari luas yang
sesungguhnya.
4. Rencana Kontinjensi ini diaktivasi menjadi Rencana Operasi pada saat terjadi
bencana setelah dilakukan penilaian awal secara cepat, tepat dan akurat serta
penyesuaian komponen kebutuhan sesuai kondisi dan intensitas bencana.
5. Koordinasi secara berkala untuk memperbaharui dokumen Rencana
Kontinjensi ini perlu dilakukan untuk disesuaikan dengan perkembangan termasuk
updating data ketersediaan sumber daya pada masing-masing instansi.
6. Perlu dilakukan identifikasi kerentanan wilayah rawan bencana yang meliputi
berbagai aspek antara lain sosial, perumahan, infrastruktur, dan lingkungan.
7. Inventarisasi persediaan (buffer stock) untuk pemenuhan kebutuhan darurat
perlu diselenggarakan dengan manajemen logistik yang baik.
8. Perlu dibangun jejaring yang lebih luas (termasuk dengan lembaga usaha) agar
seluruh sumber daya di Kecamatan Majapahit dapat dioptimalkan dalam
penanggulanagan bencana baik dalam tahap pra-bencana, saat tanggap darurat,
maupun pasca bencana.
9. Perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana yang mungkin terjadi melalui beberapa kegiatan antara lain sebagai
berikut :
a. Sosialisasi, pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana
pada masyarakat di wilayah rawan bencana.
b. Melengkapi peralatan bencana termasuk menyiapkan jalur evakuasi pada
wilayah rawan bencana.
c. Mengoptimalkan peran fungsi Pusat Pengendalian dan Operasi system

48
-------
2021

(Pusdalops) Kecamatan Majapahit serta melengkapi peralatan komunikasi


sesuai kebutuhan.

10. Mempersiapkan masa siaga darurat ketika menghadapi potensi terjadinya bencana
dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu terjadi bencana atau tidak terjadi bencana.
a. Apabila terjadi bencana:
 Jenis bencana yang terjadi sama/sesuai sebagaimana diperkirakan
sebelumnya, maka rencana kontinjensi diaktivasi/diaplikasikan menjadi
Rencana Operasi Tanggap Darurat.
 Rencana operasi tersebut menjadi pedoman bagi POSKO untuk
penanganan tanggap darurat yang didahului dengan kaji cepat untuk
penyesuaian data dan kebutuhan sumberdaya.
 Jenis bencana yang terjadi tidak sama dengan yang diperkirakan dalam
rencana kontinjensi, maka komponen kebutuhan sumberdaya mengalami
perubahan sesuai dengan jenis ancaman dan kebutuhan berdasarkan hasil
kaji cepat.
Beberapa hal yang perlu dilakukan apabila bencana terjadi:
 Rapat Koordinasi
Segera setelah terjadi bencana, dilakukan rapat koordinasi
penanggulangan bencana untuk melakukan hal-hal berikut:
- aktivasi Pusat Pengendali Operasi system (Pusdalops) menjadi
POSKO.
- penetapan dan pengiriman Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lapangan untuk
melakukan kaji cepat (rapid assessment) untuk pendataan korban,
kerusakan/kerugian, kebutuhan dan kemampuan sumberdaya serta
prediksi perkembangan kondisi ke depan. Hasil kerja TRC menjadi
acuan untuk melakukan tanggap darurat dan pemulihan darurat
prasarana dan sarana vital.
 Pelaksanaan Operasi Tanggap Darurat
Sektor-sektor yang telah dibentuk segera melaksanakan tugas tanggap
darurat sampai dengan kondisi darurat pulih/kembali ke kondisi normal.
 Evaluasi
Evaluasi berkala/rutin dilakukan terhadap pelaksanaan operasi tanggap
darurat, yang hasilnya antara lain berupa:
- pemecahan masalah-masalah yang dihadapi.
- perpanjangan masa tanggap darurat (jika diperlukan).
- pernyataan secara resmi berakhirnya tanggap darurat oleh Kepala Daerah.

49
-------
2021

b. Apabila tidak terjadi bencana:


 Apabila waktu kejadian bencana yang diperkirakan telah terlampaui (tidak
terjadi bencana), maka rencana kontinjensi dapat diberlakukan atau
diperpanjang untuk periode/kurun waktu tertentu berikutnya.
 Apabila setelah melalui kaji ulang dan perpanjangan masa berlaku ternyata
tidak terjadi bencana, rencana kontinjensi dapat di deaktivasi (dinyatakan
tidak berlaku) dengan pertimbangan bahwa potensi bencana tidak lagi
menjadi ancaman. Rencana kontinjensi yang telah di-deaktivasi dapat
diaktifkan kembali setiap saat (aktivasi) jika diperlukan dan dikoordinir oleh
BPBD Kecamatan Majapahit dengan penganggarannya melalui DPA-SKPD
BPBD.

11. Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal (Re-entry)


Re-entry adalah proses kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi
normal. Dilakukan setelah masa kedaruratan berakhir untuk mengetahui
kekurangan/kelemahan apa yang terjadi pada saat melaksanakan operasi tanggap
darurat. Memetik manfaat dari perencanaan kontinjensi untuk memperbaiki
kekurangan- kekurangan dalam sistem penanggulangan bencana melalui berbagai
kegiatan, misalnya penyusunan kebijakan, pembuatan prosedur tetap/SOP,
penyebarluasan/ sosialisasi kebijakan dan kegiatan-kegiatan lainnya, dalam rangka
penyempurnaan upaya penanggulangan bencana.

50
-------
2021

Tabel 14
Matrik Rencana Tindak Lanjut
Penanggung Waktu
Tahapan Rencana Tindak Lanjut Jawab Sektor Pelaku/Pelaksana Pelaksanaan
Kegiatan
Puskesmas, Kecamatan,
Inventarisasi dan pemeliharaan BPBD Pemerintah Desa, PLKB,
Berkala
ketersediaan dan kesiapan Korwil Dikbud, BP3K
6 bulan sekali
sumber daya, sarana dan Pertanian
prasarana
Puskesmas,
Mengkaji ulang pemutakhiran data Kecamatan, Pemerintah Berkala
dan asumsi-asumsi dampak Desa, PLKB, Korwil 6 bulan sekali
BPBD
bencana atau proyeksi kebutuhan Dikbud, BP3K Pertanian
sumberdaya

Puskesmas,
Menyusun prosedur-prosedur tetap Kecamatan,
yang sifatnya dapat mendukung Pemerintah Desa,
BPBD Tahun 2021
pelaksanaan/aktivasi rencana PLKB, Korwil
kontinjensi Dikbud, BP3K
Pertanian
Puskesmas, Kecamatan,
BPBD Pemerintah Desa, PLKB, Minggu
Pemantauan secara periodik
Korwil Dikbud, BP3K pertama
terhadap ancaman dan
Pertanian (setiap bulan)
peringatan dini

Puskesmas, Kecamatan, Minggu


Diseminasi informasi BPBD Pemerintah Desa, PLKB, kedua (setiap
Korwil Dikbud, BP3K bulan)
Pertanian
Menyusun Peraturan Bupati tentang BPBD
rencana Kontijensi Banjir dan tanah Biro Hukum Tahun 2017
longsor

Puskesmas, Kecamatan,
Pemerintah Desa, PLKB,
Melakukan Gladi Posko dan Korwil Dikbud, BP3K
Gladi Lapang Pertanian
BPBD Tahun 2017

Puskesmas, Kecamatan,
BPBD Pemerintah Desa, PLKB, Tahun 2017
Studi dan pemetaan daerah rawan
Korwil Dikbud, BP3K
bencana
Pertanian

Membangun jejaring yang lebih luas BPBD Puskesmas, Tahun 2017


dalam Penanggulangan Bencana Kecamatan,
Pemerintah Desa,
PLKB, Korwil
Dikbud, BP3K
Pertanian
Pengembangan Kesiapsiagaan Puskesmas, Kecamatan,
Darurat Medis Dinas Pemerintah Desa, PLKB, Tahun 2017
Kesehatan Korwil Dikbud, BP3K
Pertanian

51
-------
2021

BAB VI
PENUTU
P

Rencana kontinjensi penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana Banjir di


Kecamatan Majapahit disusun berdasarkan kesepakatan bersama antara lintas
program terkait (Puskesmas dan Pemerintah Kecamatan Majapahit).
1. Rencana kontinjensi ini disetujui dan ditanda tangani serta menjadi komitmen
bersama oleh setiap unsur yang terlibat dalam penyusunan.
2. Rencana kontinjensi ini diaktivasi menjadi rencana operasi pada saat terjadi
bencana setelah dilakukan penilaian awal secara cepat dan penyesuaian
komponen kebutuhan sesuai kondisi dan intensitas bencana.
3. Koordinasi secara berkala apabila diperlukan untuk memperbarui dokumen
rencana kontinjensi ini bila terjadi bencana kegagalan teknologi untuk
disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan termasuk updating data
ketersediaan sumber daya.
4. Studi dan pemetaan daerah rawan bencana perlu dilakukan sebagai acuan.

5. Inventarisasi persediaan (buffer stock) untuk pemenuhan kebutuhan darurat


perlu diselenggarakan dengan manajemen logistik yang baik.
6. Perlu upaya semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi
bencana yang mungkin terjadi melalui beberapa kegiatan antara lain sebagai
berikut : Penyuluhan, pelatihan dan simulasi penanggulangan bencana pada
masyarakat di wilayah rawan bencana.
7. Melengkapi peralatan bencana termasuk menyiapkan jalur evakuasi pada
wilayah rawan bencana.
8. Untuk mengukur kemampuan kontijensi plan dalam kesiapsiagaan darurat
bencana maka harus dilakukan gladi lapangan dan simulasi

52
-------
2021

BAB VII
PENUTU
P

Dokumen renana kontinjensi ini merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
perencanaan penanggulangan bencana yang bersifat kewilayahan, evaluasi dan
penyempurnaan dokumen ini mutlak diperlukan agar upaya tanggap darurat yang
dilaksanakan dalam kerangka rencana operasi dapat terlaksana dengan baik

1 Sekretaris Tim Krisis (......................)


Bencana

2 Bendahara Tim Krisis (......................)


Bencana

3 PJ. Subcluster Yankes (......................)

4 PJ. Subcluster Gizi (......................)

5 PJ. Subcluster Sanitasi (......................)

53

Anda mungkin juga menyukai