Untuk mengatasi masalah yang terjadi di Kabupaten Bangka tersebut dilakukan dengan
pendekatan Pengembangan Organisasi melalui langkah-langkah sebagai berikut :
Mencari, mengetahui dan menganalisis informasi penyebab dan data selengkapnya yang
berkaitan dengan struktur administrasi, interaksi, prosedur kerja serta keterikatan dan
interpendensi diantara berbagai unsur Pemerintah Kabupaten Bangka yang dianggap
mengganggu. Analisis ini yang disebut diagnosis. Hasil diagnosis yang efektif menyediakan
pengetahuan yang sistematis untuk mendesain intervensi perubahan
3. Tahap evaluasi, dengan melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi, terjadi atau
tidaknya perubahan sesuai dengan yang diharapkan. bila terjadi perubahan yang lebih
baik tidak perlu dilakukan perubahan lagi namun sebaliknya jika tidak terjadi perubahan
harus dilakukan umpan balik terhadap treatment yang dilakukan agar diketahui masalah
krusialnya dari mulai tahap diagnosis.
4. Tahap maintenance, dengan menjaga hasil yang telah didapat dari proses perubahan menuju
perbaikan tersebut dapat dipertahankan sekaligus disempurnakan.
1. Tahap Diagnosis, pada tahap ini akan dilakukan penelitian mendalam tentang bagaimana
desain organisasi yang dibuat untuk mengatasi masalah tersebut dan membuat konfigurasi
desain organisasi yang akan digunakan dalam penelitian. Diketahui bahwa Kabupaten
Bangka terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, 9 (sembilan) Kelurahan, 60 (enam puluh) Desa
yang merupakan desa definitif dan didukung 199 (seratus sembilan puluh sembilan)
Dusun/Lingkungan. Jumlah pegawai sebanyak 2.207 yang tersebar di 11 (sebelas) satuan
kerja. Jika dilihat berdasarkan golongan dan kepangkatan, jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang duduk di golongan I sebanyak 81 orang, golongan II sebanyak 958 orang, golongan III
sebanyak 1.007 orang dan golongan IV sebanyak 161 orang. Lakukan penelitian mendalam
terkait dengan desain organisasi yang akan dibuat. Konfigurasi desain organisasi yang akan
digunakan diteliti.
2. Tahap Intervensi, pada tahap ini akan dilakukan pengambilan tindakan berupa penentuan
desain organisasi yang akan digunakan apakah menurut konfigurasi struktur sederhana,
birokrasi mesin, divisional atau struktur matrik dan melakukan penempatan pegawai
berdasarkan kompetensi dan analisis jabatan yang ada di Kabupaten Bangka. setelah dibentuk
struktur baru, melakukan penempatan pegawai di dalam struktur tersebut dengan orang-orang
yang tepat sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Intervensinya adalah melakukan desain organisasi (apakah menggunakan konfigurasi struktur
sederhana, birokrasi mesin, birokrasi professional, struktur divisional, maupun
adhocracy) dan penempatan kembali pegawai yang ada berdasarkan job deskripsi dan analisis
jabatan untuk menempatkan pegawai diseluruh wilayah Kabupaten Bangka. Langkah pertama
yang ditempuh dalam desain organisasi tersebut adalah membuat struktur baru seperti yang
sudah dilakukan. Langkah kedua adalah mengisi struktur baru tersebut dengan orang-orang
yang tepat. Yang dimaksud dengan orang-orang yang tepat adalah orang yang mampu
melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang diembannya karena didukung oleh
pengetahuan, keterampilan, pemahaman lingkungan, dan pengalaman yang memadai.
Tiga pendekatan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka dalam proses
intervensi antara lain :
1. Intervensi struktural
Organisasi yang melakukan perubahan dengan menggunakan bentuk intervensi
struktural bertujuan agar perubahan organisasi yang dilaksanakn dapat berjalan
dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
Intervensi struktural yang dilakukan antara lain :
1) Restrukturisasi organisasi
2) Sistim imbalan baru
3) Mengubah kultur organisasi
2. Intervensi teknikal
Intervensi teknikal dalam rangka melakukan perubahan pada tugas-tugas yang
dilakukan oleh pegawai, penggunaan sarana kerja serta teknologi yang digunakan
untuk mendukung kelancaran tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.
1) Rancang bangun pekerjaan
2) Sistem sosioteknikal
3) Program peningkatan mutu kehidupan kekaryaan
3. Intervensi perilaku
Dalam pengembangan organisasi, berbagai bentuk intervensi yang memiliki focus atau
objek manusia dilakukan dalam rangka mengubah sikap, motivasi maupun perilaku
para anggota organisasi. Pada umumnya kegiatan intervensi terhadap manusia
dilakukan melalui proses komunikasi, pemecahan masalah serta pengambilan
keputusan.
1) Pelatihan kepekaan
2) Umpan balik melalui survey
3) Konsultasi proses
4) Pelatihan
3. Tahap Evaluasi, pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi yang diukur
berdasarkan sejauh mana out put dan out come yang tercapai terhadap peningkatan pelayanan
publik sedangkan untuk anggota organisasi dapat dievaluasi melalui sejauh mana tingkat
kepuasan kerja yang didapat sehingga dapat secara maksimal memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan segala kemampuannya.
Setelah struktur organisasi dibuat dan diisi dengan orang-orang yang tepat [mekanis,birokrasi
mesin, birokrasi professional, struktur divisional)/organis (struktur sederhana,
adhocracy)] maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi
dan anggota organisasi. Kinerja organisasi menunjuk pada sejauh mana out put dan out
come Kabupaten Bangka terhadap peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan publik.
Sedangkan kinerja anggota organisasi menunjuk pada sejauh mana anggota organisasi
Kabupaten Bangka puas bekerja dalam lingkungannya sehingga mau mencurahkan segala
kemampuannya secara maksimal untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
4. Tahap Maintenance, pada tahap ini menjaga hasil-hasil yang baik dari perubahan yang
dilakukan dan terus berusaha untuk disempurnakan. apabila ada kekurangan segera untuk
diperbaiki, namun jika kekurangan tersebut sangat fatal maka sebaiknya dilakukan diagnosis
ulang.
Langkah terakhir adalah menjaga agar capaian-capaian yang sudah baik dipertahankan dan
terus menerus disempurnakan. Sedangkan kekurangan-kekurangan yang ada diperbaiki. Jika
kekurangan-kekurangan tersebut fatal artinya tidak mencapai tujuan organisasi maka perlu
dilakukan diagnosis ulang, intervensi ulang dan restrukturisasi. Tapi jika hanya kurang
sempurna maka cukup dilakukan pembenahan di sana-sini.
Sebagai salah satu sumber hukum tertulis di Indonesia, Peraturan Perundang-undangan bukan
merupakan peraturan yang sempurna. Sebagai bagian dari sebuah sitem hukum Peraturan
Perundang-undangan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Disini tidak membahas
kelebihan tetapi kelemahan. Adapun beberapa Kelemahan Peraturan Perundangan-undangan
antara lain :
• Peraturan Perundang-Undangan tidak fleksibel;
• Tidak mudah menyesuaikan dengan perkembangan masyrakat;
• Pembentukannya membutuhkan waktu dan tata cara tertentu (ada prosedur, dll)
• Terjadi jurang pemisah antara peraturan Peraturan Perundang-Undangan dengan
masyrakat;dan
• Peraturan Peraturan Perundang-Undangan tidak pernah lengkap untuk memenuhi
segala peristiwa hukum atau tuntutan hukum.
Misalnya :
Demikian