Anda di halaman 1dari 29

Peraturan Perusahaan

(& Perjanjian Kerja Bersama)


Perancangan PP
(tidak ada format baku)

Format dasar :
a. Judul
b. Konsiderans Menimbang (Mukadimah)
c. Konsiderans Mengingat
d. Batang Tubuh
e. Penutup
a. Judul
Format dapat mengikuti penulisan judul
pada format peraturan perundang-
undangan
Sekurang-kurangnya memuat :
Nama dokumen hukum : PP
Nama Perusahaan yang memberlakukan
PP
Contoh :
PERATURAN DIREKTUR UTAMA PT. MAKMUR JAYA
NO. 14 TAHUN 2017
TENTANG
PERTURAN PERUSAHAAN PT MAKMUR JAYA
PERIODE 2017-2019

Jika PP yang disusun merupakan PP turunan, maka


harus tegas disebutkan dalam judul bahwa PP tersebut
hanya berlaku pada cabang / anak perusahaan dari
perusahaan tertentu
Contoh judul untuk PP Turunan
PERATURAN KEPALA CABANG
PT. MAKMUR JAYA CABANG BANDUNG
NO. 14 TAHUN 2017
TENTANG
PERTURAN PERUSAHAAN
PT MAKMUR JAYA CABANG BANDUNG
PERIODE 2017-2019
b. Konsiderans Menimbang
(Mukadimah)
Materi muatan
memberi gambaran singkat tetapi lengkap dan/atau memuat
pertimbangan-pertimbangan yang berisi tentang:
- Kondisi umum perusahaan dan pihak-pihak terkait dalam
hubungan industrial di perusahaan (termasuk visi-misi
perusahaan)
- Latar belakang dibuatnya PP
- Hal-hal yang ingin dicapai dengan dibuatnya PP
- Bila PP turunan, harus disebutkan hubungan antara
perusahaan induk dan perusahaan turunan serta keperluan
penyusunan PP turunan dan kedudukan PP turunan tersebut.
- Hal-hal lain yang perlu dimuat dalam bagian ini
Ada pula yang menyebut bagian ini sebagai kata pengantar
Rumusan menimbang :

Rumusan dari yang umum ke khusus


Pada bagian akhir biasanya ditutup
dengan penulisan kalimat :
......maka disusunlah PP ini.
c. Konsiderans Mengingat
Seperti format peraturan perundang-
undangan
Memuat peraturan-perundangan yang
mendasari penyusunan PP
Peraturan publik yang relevan (termasuk
peraturan sektoral) dicantumkan
mendahului peraturan intern perusahaan
yang relevan dengan penyusunan PP.
Batang Tubuh
(Muatannya tergantung pada kebutuhan perusahaan)

Ketentuan Umum
Hubungan Kerja
Pengembangan SDM
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Penggajian
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Kesejahteraan Pekerja
Penyelesaian Keluah Kesah & Perselisihan Hubungan
Industrial (PHI)
Berakhirnya Hubungan Kerja
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Pennutup
Ketentuan Umum
Sama dengan penyusunan peraturan
perundang-undangan
Memuat definisi-definisi, teminologi,
istilah yang digunakaan dalam PP
Penjelasan ruang lingkup berlakunya PP
(misalnya utk cabang tertentu)
Jika merupakan PP turunan, uraikan
hubunngannya denan PP Induk
Hubungan Kerja
(memuat peraturan ttg saat dimulainya hubungan kerja
terbentuk hingga bagaimana hubungan kerja tersebut
dilaksanakan)

Kebijakan dan tata cara oenerimaan pekerja


Kebijakan dan tata cara penempatan pekerja (status calon pekerja,
pengangkatan pekerja dan masa percobaan)
Status pekerja (pekerja tetap, PKWT, outsourcing, full time, part time,
asing dll)
Penggolongan pekerja (jenjang jabatan)
Kebijakan dan tata cara pemindahan pekerja (antar unit kerja, dikenal
juga sebagai mutase)
Kebijakan dan tata cara penaikan jabatan/golongan pekerja (promosi)
Penghargaan kerja
Kebijakan dan tata cara penurunan jabatan/golongan pekerja (demosi)
Masa kerja dan batas usia pension
Perjalanan Dinas
Pengembangan SDM
meningkatkan pengetahuan, keahlian
dan ketrampilan pekerja yang secara
langsung menunjang kinerja
perusahaan, misalnya :
- Pendidikan dan pelatihan bagi pekerja.
- Pembinan karir pekerja yang dikaitkan
dengan formasi pekerja serta tugas dan
kewenangan pekerja.
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
(tentang hak dan kewajiban)
Hak dari pengusaha atas (hasil)
pekerjaan dari pekerja
Kewajiban pengusaha yang harus
dibayarkan oleh pengusaha kepada
pekerja.
Bagian ini sering dimuat di bagian
kesehatan kerja atau ta-tib perusahaan
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Bagian ini berisi :
- Jam kerja maksimal (harus disesuaikan dengan karakter dari
perusahaan dan karakter pekerjaannya missal: seorang staff
administrasi memiliki karakter pekerjaan yang berbeda dengan
pekerja pabrik yang memiliki jadwal kerja)
Jam istirahat minimal
Hari libur
Tata cara kerja lembur dan jam lembur maksimal
Contoh pasal waktu kerja dan
waktu istirahat
Pekerja wanita yang sedang hamil hanya
diperkenankan untuk bekerja antara pukul
23.00 hingga 07.00 bila pekerjaannya tersebut
tidak membahayakan kesehatan dan janin
yang dikandungnya

Setiap pekerja harus bekerja anatar pukul


08.00 16.00 dengan waktu istirahat pukul
12.00 13.00
Cuti
(sering menjadi bagian kesehatan kerja)

Cuti tahunan
Cuti panjang
Cuti haid
Cuti melahirkan
Cuti sakit
Cuti pada hari libur resmi
Cuti menjalankan tugas negara
Cuti menjalankan ibadah agama
Cuti dengan alasan tertentu (alasan keluarga: menikah,
kematian anggota keluarga dll)
Cuti di luar tanggungan perusahaan (pengaturan ttg
perhitungan dalam masa kerja dll)
Tata Tertib Perusahaan
(untuk menjaga disiplin di perusahaan)

Pengaturan ttg seragam


Kewajiban pekerja untuk patuh pada PP dan peraturan lain
Pengaturan jika pekerja mangkir
Pengaturan pelanggaran terhadap perjanjian kerja atau PP termasuk
sanksinya (terbitnya surat peringatan I,II,III ; penjatuhan skorsing)
Tata cara pencatatan kehadiran
Kebersihan, keamanan dan kenyamanan di tempat kerja
Ta-tib administasi
Kewajiban menjaga rahasia atau rahasia jabatan (serta sanksinya
jika dilanggar)
Contoh pasal Ta-Tib
Contoh :
Pekerja yang tidak hadir ditempat kerja tanpa alasan yang sah
dikategorikan pelanggaran berupa mangkir, yang menyebabkan
pelakunya dapat dikenakan sanksi berupa pemotongan hak
cutinya dan atau memperoleh Surat peringatan

Setiap pekerja yang akan meninggalkan pekerjaanya di dalam jam


kerja harus memberitahukannya kepada atasan langsungnya di
Perusahaan
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
(aturan-aturan guna menghindari terjadinya
kecelakaan kerja/penyakit akibat kerja di tempat
kerja)

Penyediaan saran dan prasaran


keselamatan kerja
Penyediaan pelatihan dan stimulasi kerja
Penyediaan tempat kerja yang nyaman,
bersih dan sehat
Pemeriksaan kerja berkala bagi pekerja
dengan resiko kerja tinggi
Pembentukan Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengajian (a)
(tidak muatan besaran gaji)
Komponen gaji (gaji pokok, tunjangan-tunjangan yang
termasuk dalam komponen gaji- misal: tunjangan keluarga dll)
Tunjangan makan, transport, kehadiran, seragam dll
Tunjangan jabatan
Tunjangan Hari Raya
Tanggal pembayaran gaji
Sistem penggajian dan struktur penggajian (misalnya dengan
system merit)
Tata cara kenaikan gaji
Tata cara pembayaran upah lembur
Bonus dan uang penghargaan
Pengajian (b)
(tidak muatan besaran gaji)
Gaji karyawan yang mengalami
skorsing/penghukuman
Gaji karyawan dan mengalami sakit panjang
Gaji karyawan yang dirumahkan
Gaji karyawan yang terlibat kasus pidana
Gaji karyawan yang menjalan tugas negara
Tata cara pemotongan gaji
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
BPJS ketenagakerjaan
sifatnya wajib

Jaminan kecelakaan kerja, jaminan


kematian, jaminan hari tua dan pensiun.
Pengaturan ttg jenis program yang
diselenggarakan untuk pekerja
Jaminan diluar dari BPJS (jika ada)
Fasilitas balai pengobatan/klinik (jika
ada)
Kesejahteraan Pekerja
(dapat mengatur diluar hak-hak normative yang
diperoleh dari peraturan perundang-undangan)

Bantuan social (untuk peristiwa kekeluargaan misal:


kematian, kelahiran, pernikahan dll)
Aturan ttg penyelenggaraan Koperasi karyawan
Fasilitas kepemilikan rumah, kepemilikan kendaran
bermotor, peminjaman uang tanpa bunga
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan rekreasi
Tunjangan-tunjangan lain yang diberikan diluar dari
yang diatur dalam peraturan perundang-undagan
(tunjangan pendidikan anak dll)
Penyelesaian Keluh Kesah & Perselisihan
Hubungan Industrial (PHI)
tata cara penyelesaian masalah di
perusahaan

Prosedur memberi masukan kepada


pengusaha
Prosedur pengajuan aduan
Prosedur penyelesaian keluh kesah
Prosedur penyelesaian PHI
Berakhirnya Hubungan Kerja
(berkaitan dengan masalah yuridis akibat PHK)

Jenis-jenis PHK
Syarat pengakhiran hubungan kerja
Prosedur pengakhiran hubungan kerja
Penetapan uang pesangon, uang penghargaan
masa kerja dan uang penggantian hak
Penyelesaian kewajiban karyawan (hutang-piutang
pinjaman dll)
Pemulangan pekerja yang telah berakhir hubungan
kerjanya.
Ketentuan Peralihan

Ketentuan-ketentuan peralihan PP Lama ke PP


baru
Akibat-akibat hukum pada masa peralihan
Contoh :
Sebelum pengesahan PP ini oleh Dinas
Ketenagakerjaan Kota Bandung, maka PP yang
ditetapkan dalam periode 2015-2017 sebagaimana
yang ditetapkan oleh Direktur Utama PT Makmur
Jaya No. 201 tahun 2015 dinyatakan tetap berlaku
Ketentuan Penutup
Perubahan / penyesuaian PP
Penafsiran terhadap PP
Hubungan antara PP Induk dan PP
Turunan (jika ada)
Masa berlakunya PP
Saat berlakunya PP
Sosialisasi PP & penyebarluasan naskah
PP kepada pekerja
Penutup
Tempat & tanggal PP ditetapkan
Penandatangan PP (termasuk dari
perwakilan karyawan)
Pencantuman nama saksi dari pejabat
Disnaker (tidak bersifat wajib)
Penulisan bagian penutup
pada dasarnya sama dengan penutup
pada peraturan perundang-undangan

Peraturan Perusahaan ini


Ditetapkan di Bandung,
Pada tanggal : 2 April 2017
Direktur PT Makmur Jaya

Tanda tangan

(Nama Direktur)

Anda mungkin juga menyukai