Sumber Rekrutmen
Proses Rekrutmen ini dilakukan apabila ada departemen yang memerlukan
karyawan baru, bisa dikarenakan adanya karyawan yang berhenti kerja ataupun
adanya pekerjaan baru yang harus dikerjakan dan memerlukan penambahan
karyawan. Rekrutmen karyawan untuk mengisi posisi yang masih lowong dapat
dilakukan melalui dua sumber yaitu rekrutmen internal dan rekrutmen eksternal.
1. Sumber Rekrutmen Internal
Metode-Metode Rekrutmen
Perusahaan pada umumnya menggunakan beberapa strategi dan metode dalam
meng-rekrut tenaga kerja. Metode rekrutmen eksternal dapat dilakukan melalui
pengiklanan, rekomendasi dari internal perusahaan, penyedia tenaga kerja, rekrutmen
dari lembaga pendidikan, lembaga pemerintah, inisiatif pelamar dan sosial media.
1. Iklan (Job Advertisements)
Salah satu cara yang paling umum untuk rekrutmen eksternal adalah
menggunakan iklan yang dicetak di koran lokal, nasional ataupun
internasional. Selain media cetak (koran, majalah, tabloid), Iklan untuk
menarik pelamar juga dapat dilakukan pada media lainnya seperti Televisi,
Radio, Website dan Media Sosial seperti Facebook dan Twitter.
2. Rekomendasi dari Internal Perusahaan (Employee Referral)
Teknik Rekrutmen
Teknik-teknik rekrutmen baik disektor publik maupun swasta, dapat dilakukan
melalui cara disentralisasikan atau didesentralisasikan, tergantung kepada keaadan
(besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yanh hendak direkrut
(Gomes.2003:111).
1. Teknik rekrutmen yang disentralisasikan
Tentu saja, pada tahap awal, seleksi kandidat dapat dan harus di lakukan
dengan membaca surat-surat lamaran mereka. Dari informasi yang diberikan
dalam surat lamaran mereka. Dari informasi yang diberikan dalam surat lamaran
dapat dicek secara kasar apakah pelamar tersebut memenuhi persyaratan yang di
tetapkan atau tidak.
2. Tes Mengisi Lamaran
Pada tahap kedua dari proses seleksi yang kita lakukan adalah meminta
pelamar mengisi sendiri formulis lamaran yang telah disiapkan oleh perusahaan.
Bila pekerjaan yang dilamar menuntut kemampuan berbahasa inggris, formulir
tersebut harus disiapkan dalam bahasa inggris. Tujuan pertama, untuk mengetahui
apakah benar pelamar tersebut mempunyai riwayat hidup yang dikirimkan atau
dibuatkan oleh orang lain. Kedua, adalah untuk mengetahui lebih banyak
informasi tentang pelamar yang khusus dibutuhkan untuk tahap seleksi
selanjutnya.
3. Tes Kemampuan dan Pengetahuan
4. Wawancara
Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan calon pegawai sudah menjadi prosedur normal yang
ditetapkan baik dari instansi pemerintah maupun perusahaan. Tujuan utama
pemeriksaan kesehatan calon pegawai adalah untuk meyakinkan bahwa calon tersebut
dalam kondisi fisik dan mental yang sehat dan prima. Tetapi, pemeriksaan kesehatan
juga dapat menyelamatkan perusahaan dari beban biaya pemeliharaan kesehatan yang
berat bila ternyata calon tersebut tidak lama setelah bergabung ternyata mengidap
penyakit yang cukup berat. Saat ini, biaya pemeliharaan kesehatan menjadi beban
yang cukup berat bagi perusahaan.
Pendekatan Perekrutan Lain yang Disarankan
Para manajer penyediaan staf harus menjalin hubungan baik dengan para
konselor dan administrator di SMA-SMA, sekolah-sekolah kejuruan, dan akademi-
akademi dengan jumlah siswa minoritas atau wanita yang besar. Joe Watson, kepala
Strategichire.com, perusahaan pencari eksekutif yang berspesialisasi pada minoritas
dan wanita, berkata, “Ini bukanlah peluang dengan akses instan. Anda tidak bisa
mengabaikan segmen-segmen tertentu dari populasi dan kemudian menghubungi
orang-orang tersebut semata-mata karena inilah waktu melakukan hal tersebut.
Definisi Seleksi
Seleksi adalah kegiatan suatu perusahaan/instansi untuk memilih pegawai yang paling tepat
dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon yang dapat ditariknya.Sebenarnya, antara
analisis jabatan dan seleksi adalah dua hal yang saling tergantung, sebab metode seleksi yang
tepat harus ditunjang oleh analisis jabatan yang tepat, demikian pula sebaliknya.
Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga
kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu
dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat
hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran
antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan.
Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis,
wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
Agar mencapai sasaran dan secara ekonomis dapat dipertanggung jawabkan, metode seleksi
yang digunakan harus dipilihkan yang paling efektif dan efisien.Untuk dapat menjaga
objektivitas, sedapat mungkin seleksi tersebut didasarkan pada angka-angka.Agar seleksi
tidak mengalami kesulitan, sebaiknya selalu memperhatikan peraturan dan ketentuan
pemerintahan yang telah ada.Dan agar mencapai sasaran, petugas seleksi yang jujur dan
objektif merupakan syarat mutlak. Selain itu, keahlian petugas seleksi tidak boleh diabaikan
sama sekali sebab petugas seleksi inilah yang akan mengambil keputusaan diterima tidaknya
karyawan. Dalam seleksi diharapkan kita akan memperoleh orang yang tepat pada tempat
yang tepat. Meskipun demikian, pengertian orang yang tepat pada tempat yang tepat haruslah
diartikan secara dinamis.
Prosedur Seleksi
Prosedur seleksi meliputi beberapa tahapan.Menurut Towers dalam Irianto (2001:45) terdapat
empat fungsi utama dari dalam tahapan seleksi tersebut, yakni:
1.Pengumpulan Informasi
2. Prediksi
Penggunaan informasi masa lalu dan kini tentang karakteristik calon sebagai basis untuk
membuat prediksi tentang proyeksi perilakunya di masa mendatang.
3. Pembuat Keputusan
Penggunaan Prediksi tentang proyeksi perilaku calon di masa mendatang sebagai basis untuk
membuat keputusan tentang penerimaan atau terhadap calon.
4. Pasokan Informasi
Memberi informasi tentang organisasi, pekerjaan, kondisi organisasi kepada calon serat di
sisi lainnya memberi informasi tentang hasil proses seleksi kepada seluruh pihak yang
terlibat, misalnya para manajer lini, spesialis SDM dan sebagainya.
Tujuan Seleksi
Seleksi pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan
memiliki kualifikasi yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang ada atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi/perusahaan.
Tujuan seleksi adalah mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu
jabatan tertentu. Mengarah pada tujuan seleksi yang demikian itu, setiap organisasi yang
bersangkutan senantiasa akan berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan
menggunakan cara yang paling efisien, tetapi efektif.
1. Menjamin perusahaan memiliki karyawan yang tepat untuk suatu jabatan / pekerjaan.
2. Memastikan keuntungan investasi SDM di dalam suatu perusahaan.
3. Mengevaluasi dalam mempekerjakan karyawan dan penempatan pelamar sesuai dengan
minat.
4. Memperlakukan pelamar secara adil dan meminimalkan deskriminasi terhadap pelamar.
5. Memperkecil munculnya tindakan buruk karyawan yang seharusnya tidak diterima.
Adapun tujuan seleksi penerimaan karyawan menurut Hasibuan (2008 : 49) adalah :
Pada dasarnya proses seleksi dimulai setelak kumpulan para pelamar yang memenuhi syarat
diperoleh melalui suatu penarikan atau seleksi. Proses seleksi ini merupakan serangkaian
langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan pelamar diterima atau tidak diterima.
Pada umumnya untuk penarikan dan seleksi ini, organisasi bergabung sebagai employment
function dan depertemen personalia.Suatu analisis pekerjaan, perencanaan SDM dan
perbaikan dilakukan untuk keperluan membantu seleksi personalia. Dengan demikian,
pelaksanaan proses seleksi harus dilaksanakan dengan cara sebaik-baiknya dan sesuai
rencana. Hal ini tidak lain merupakan dasar kebijaksanaan yang harus kita pegang dalam
proses seleksi.
Metode non ilmiah, yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada kriteria, standar
atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan
pengalaman saja. Seleksi ini tidak berpedoman kepada uraian pekerjaan dan spesifikasi
pekerjaan dari jabatan yang akan diisi.
Unsur-unsur yang diseleksi biasanya meliputi; 1) surat lamaran, 2) ijazah terakhir dan
transkrip nilai, 3) surat keterangan pekerjaan dan pengalaman, 4) referensi/rekomendasi dari
pihak yang dapat dipercaya, 5) walk interview, 6) penampilan dan keadaan fisik, 7) keturuan
dari pelamar dan 8) tulisan pelamar.
Metode ilmiah, yaitu pengembangan seleksi non ilmiah dengan mengadakan analisis cermat
tentang unsur-unsur yang akan diseleksi agar diperoleh karyawan yang kompeten dengan
penempatan yang tepat.
4) berdasarkan kepada job analysis jabatan atau pekerjaan dan ilmu sosial lainnya
Menyangkut prediksi tentang keberhasilan seseorang di masa yang akan datang pada jabatan
tertentu. Melalui proses seleksi dilakukan pemilihan atau pencocokan untuk mengurangi
kemungkinan perusahaan menerima pegawai yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pencocokan tersebut dilakukan dengan membandingkan kualifikasi yang dimiliki calon
pegawai (man specification) dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk suatu pekerjaan
(job specification). Proses seleksi calon tenaga kerja di perusahaan di Indonesia bervariasi.
Namun secara garis besar, proses seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahaan sebagai
berikut:
1. Seleksi atas surat lamaran, berikut adalah langkah-langkah seleksi surat lamaran:
Berdasarkan surat lamaran yang diajukan calon, kemudian dipertimbangkan lagi apakah ia
akan diterima untuk diseleksi pada tahapan seleksi berikutnya atau tidak.
2. Wawancara awal.
Setelah itu diadakan wawancara awal, dalam tahap ini calon pegawai diwawancarai oleh
pegawai/staf dibagian sumberdaya manusia, untuk mendapatkan gambaran umum tentang
kesesuaian calon dengan pekerjaan yang ia lamar. Kepada calon pegawai dijelaskan tentang
pekerjaannya, apa yang diharapkan dari calon pegawai dan apa yang dapat diberikan oleh
perusahaan kepada calon pegawai. Jika calon pegawai tetap bersedia dan dinilai memenuhi
persyaratan umum seperti umur tertentu, pendidikan tertentu, maka ia dapat mengikuti tahap
seleksi berikutnya. Tahap ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Ujian, berupa ujian tertulis tentang pengetahuan dan ketrampilannya yang berkaitan
dengan pekerjaan yang dilamar (jika memang pekerjaan mensyaratkan pengalaman
kerja bagi calon pegawai).
Pemeriksaan psikologis, calon pegawai dievaluasi secara psikologis, yang meliputi
pemberian tes psikologis baik secara perorangan maupun kelompok (klasikal)
Wawancara, calon pegawai diwawancarai oleh pemimpin unit kerja yang memerlukan
tenaganya. Di sini calon diwawancarai oleh atasan dari jabatan yang akan ia duduki
jika ia diterima.
Atasan dapat melihat sejauh mana pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimiliki calon
pegawai tentang pekerjaan yang ia lamar. Dalam tahap ini dapat terjadi bahwa para calon
mengikuti semua sub-tahap (a, b, c ) atau hanya mengikuti sub-tahap berikutnya kalau dinilai
memuaskan pada sub-tahap sebelumnya. Ada juga perusahan yang tidak melakukan sub-
tahap a dan c. Sebaliknya ada perusahaan yang tidak melaksanakan sub-tahap b.
3. Penilaian akhir
Tahapan berikutnya adalah penilaian akhir, pada tahap ini hasil-hasil dari tahapan
sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk sampai diambil keputusan akhir calon mana
yang akan diterima atau ditolak. Para calon tenaga kerja yang diterima kemudian diminta
untuk dites kesehatan secara umum.Dapat terjadi bahwa pada permulaan tahap ini para calon
dites kesehatan dahulu, terutama kalau dipersyaratkan kondisi fisik tertentu, misalnya tidak
boleh buta warna.Hasil tes kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahap sebelumnya kemudian
digunakan sebagai dasar penerimaan atau penolakan calon.
Hasil penilaian pada tahap penilaian akhir diberitahukan kepada para calon.Wawancara akhir
dilakukan dengan para calon tenaga kerja yang diterima, kemudian diterangkan tentang
berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang sumber daya
manusia, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya, ia dapat
diterima bekerja pada perusahaan.
5. Penerimaan
Yang terakhir adalah tahap penerimaan. Dalam tahap ini para calon tenaga kerja mendapat
surat keputusan diterima bekerja pada perusahaan dengan berbagai persyaratan pekerjaan.
Adakalanya tenaga kerja diminta untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.
Sasaran-Sasaran Seleksi
1. Efisiensi, dengan adanya seleksi diharapkan nantinya dapat menghasilkan kinerja yang
tinggi akan dapat diperoleh dengan menyelenggarakan proses seleksi yang ketat dan hati-hati.
2. Ekuitas, aktivitas seleksi merupakan sinyal yang paling terlihat dan paling penting tentang
komitmen organisasi terhadap keadilan dan kepatuhan legal. Aktivitas tersebut merupakan
kontak pertama para pelamar dengan organisasi dan dari situlah nilai ekuitas perusahaan
mulai tertanam.
3. Keakuratan Artinya, kemampuan dari proses seleksi untuk secara tepatdapat memprediksi
kinerja pelamar.
4. Keadilan Artinya, memberikan jaminan bahwa setiap pelamar yang memenuhi persyaratan
diberiakan kesempatan yang sama dalam system seleksi
5. Keyakinan, Artinya taraf orang-orang yang terlibat dalam proses seleksi yakin akan
manfaat yang diperoleh.
Pentingnya Seleksi
1.Kinerja para manajer akan senantiasa tergantung pada kinerja bawahannya. Karyawan yang
tidak mempunyai kemampuan yang baik tidak akan dapat bekerja secara efektif, dan akan
mengurangi kinerja manajernya.
2.Penyaringan harus berjalan efektif karena biaya yang dikeluarkan untuk proses rekrutmen
cukup besar, sehingga harus dipastikan bahw orang yang tepilih untuk menduduki suatu
jabatan adalah orang yang sesuai dan tepat.
4.Apabila dilaksakan sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen SDM secara wajar, maka
proses seleksi akan menghasilkan pilihan karyawan yang dapat diharapkan kelak memberikan
kontribusi yang positif dan baik.
Pendekatan Seleksi
Menurut Rivai (2006), seleksi merupakan proses untuk mencocokkan orang-orang dengan
kualifikasi yang mereka miliki, jenis-jenis seleksi:
a.Seleksi Administrasi, Seleksi administrasi yaitu seleksi berupa surat-surat yang dimilliki
pelamaruntuk menentukan apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang dimintaorganisasi
perusahaan, antara lain: Ijazah, Riwayat hidup, domisili atau keberadaan status yang
bersangkutan, sutar lamaran, sertifikasi keahlian, pas foto, copy identitas, pengalaman kerja,
umur, jenis kelamin, status perkawinan, surat keterangan sehat dari dokter, akte kelahiran.
b.Seleksi secara tertulis, dimana meliputi : Tes kecerdasan, tes kepribadian, tes bakat, tes
minat dan prestasi.
c.Seleksi tidak tertulis dimana meliputi : wawancara, praktek,serta kesehatan atau medis.
Sistem seleksi harus berasaskan efisiensi (uang, waktu dan tenaga) dan bertujuan untuk
memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat.
(1) Succesive-Hurdles, sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing, yakni
jika pelamar tidak lulus pada suatu testing, ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan
pelamar tersebut dinyatakan gugur.
(2) Compensatory-Approach, sistem seleksi yang dilakukan dengan cara pelamar mengikuti
seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau tidak.
Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sebaliknya dinyatakan gugur atau
tidak lulus.
Kendala Seleksi
Tolak ukur, yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan mengukur
kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya; kejujuran, kesetian dan prakarsa dari
pelamar mengalami kesulitan.Bobot nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang
subjektif.
Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan objektif
penilainnya.Penyeleksi sering memberikan nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas
fisis pikirannya, bahkan pengaruh dari efek “halo” sulit dihindarkan.
Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari pelamar.Mereka selalu
berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang baik-baik saja tentang dirinya,
sedangkan yang negatif disembunyikan.
Semakin besar jumlah pelamar yang memenuhi syarat (qualified), maka akan semakin mudah
bagi organisasi untuk memperoleh karyawan yang berkualitas dan sebaliknya. Pada saat
rekrutmen bisa terjadi jumlah calon yang terjaring lebih kecil dari yang diharapkan. Kondisi
tersebut dimungkinkan oleh :
a) Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan yang berat. Keputusan
seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang keputusan.Bila pertimbangan penerimaan
lebih condong karena hubungan keluarga, teman, pemberian komisi/suap dari pada
pertimbangan keahlian/profesional, maka kemungkinan besar karyawan baru yang dipilih
jauh dari harapan organisasi.
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga merupakan tantangan dalam
proses seleksi. Diskriminasi masih sering ditemukan dalam merekrut/menseleksi pegawai
yang disebabkan oleh warna kulit, ras, agama, umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sebagai
contoh kebijaksanaan organisasi (walau tidak tertulis) yang lebih menyukai pegawai pria atau
wanita.Kenyataan ini dapat menghambat proses seleksi secara wajar.
3. Perangkat Organisasi
Selain faktor-faktor di atas, seleksi juga dipengaruhi oleh keberadaan perangkat organisasi
seperti :
a) Analisis Jabatan
Analisis jabatan merupakan semacam pedoman bagi kegiatan proses seleksi. Analisis jabatan
memberikan informasi tentang uraian jabatan, spesifikasi jabatan, standarisasi pekerjaan serta
persayaratan yang harus dipenuhi untuk memegang jabatan tersebut.dengan demikian, seleksi
yang dilakukan harus mengacu pada analisis jabatan. Seleksi tanpa acuan analisis jabatan
(tentu yang benar) niscaya sulit untuk mendapatkan calon pegawai sebagaimana yang
dibutuhkan organisasi. Analisis jabatan ini merupakan arah atau petunjuk tentang target apa
yang hendak dicapai pada saat seleksi.
b) Perencanaan SDM
Dari perencanaan SDM, akan dapat diketahui berapa jumlah calon pegawai yang dibutuhkan
oleh organisasi, pada jenjang apa dan di bagian mana, dan persyaratan apa yang harus
dipenuhi oleh pelamar.
Rekruitmen yang dilakukan akan berpengaruh pada prses seleksi.Qualified tidaknya pelamar
yang akan diseleksi sangat tergantung pada tenaga kerja (rekruitmen).Pengadaan kerja yang
efektif akan menghasilkan tersedianya sejumlah pelamar yang qualified dan sebaliknya. Jenis
dan sifat berbagai langkah yang harus diambil tergantung pada hasil rekruitmen.
1. Orientasi
Orientasi karyawan adalah proses menyediakan karyawan baru informasi-informasi
yang secara ideal harus diketahui oleh karyawan, terutama latar belakang perusahaan,
yang dapat membantu menumbuhkan engagement karyawan baru pada perusahaan.
2. Diklat
Diklat adalah pendidikan dan pelatihan untuk karyawan di dalam suatu perusahaan
3. Pengembangan
Pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam
lingkungan pekerjaan untuk menghadapi berbagai penugasan
4. Perencanaan Karier
Perencanaan karir adalah suatu proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan
mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karirnya.
5. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja karyawan adalah proses untuk menentukan dan
mengkomunikasikan kepada karyawan tentang bagaimana performanya dalam
melakukan pekerjaannya dan idealnya, membuat rencana untuk membangun
kariernya.
6. Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau
tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan
7. Perjanjian Kerja
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja.
8. Pengawasan Personalia
Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja.
I. PLACEMENT
Pengertian Penempatan
Tujuan Penempatan
Penempatan memiliki tujuan yaitu agar karyawan bersangkutan lebih berdaya guna
dalam melaksakan pekerjaaan yang dibebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan sebagai dasar kelancaran tugas.
1. Pendidikan
Pendidikan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan, pendidikan minimum yang
disyaratkan meliputi:
2. Pengetahuan kerja
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan dengan wajar yaitu
pengetahuan kerja sebelum ditempatkan dan yang baru diperoleh pada waktu
karyawan tersebut bekerja dalam pekerjaan tersebut.
3. Keterampilan Kerja
Keterampilan kerja merupakan suatu tindakan yang dapat dipelajari dan didapat
mencakup suatu manipulasi tangan, lisan, atau mental daripada data, orang, atau
benda-benda. Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus
diperoleh dalam praktek, keterampilan kerja ini dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga)
kategori yaitu:
c. Keterampilan sosial, seperti mempengaruhi orang lain, mewarkan barang atau jasa
dan lain-lain.
4. Pengalaman Kerja
Ternyata yang memerlukan pekerjaan itu bukan sumber daya manusia muda yang
baru selesai dan sekolah saja, tetapi juga sumber daya manusia yang sudah
mempunyai umur tua. Hal ini dapat dipahami karena di lapangan yang membutuhkan
pekerjaan bukan saja sumber daya manusia yang berumur muda, tetapi kadang-
kadang orang yang sudah tua pun atau para pensiunan banyak yang memerlukan
pekerjaan untuk menyambung hidup anak dan istrinya. Bahkan dari segi kemanusiaan
para pensiunan itu perlu ditolong karena mereka mungkin masih mempunyai beban
menghidupi anak-anaknya yang masih sekolah. Sedangkan sumber daya manusia
yang masih muda belum mempunyai rasa tanggungjawab keluarga.
Jenis kelamin sumber daya manusia perlu menjadi bahan pertimbangan dalam
penempatan pegawai. Walaupun hasil lulusan seleksi dan pelatihan pra tugas kadang-
kadang tidak memperhatikan jenis kelamin pria dan wanita, untuk pekerjaan yang
membutuhkan gerak fisik tentu yang lebih cocok adalah sumber daya manusia pria,
tetapi untuk tenaga-tenaga sekretariat, loket-loket pelayanan atau operator telepon
yang lebih cocok mungkin sumber daya manusia wanita. Demikian juga untuk bekerja
pada malam hari, undang-undang melarang memperkerjakan wanita pada malam hari,
karena wanita yang dipekerjakan pada malam hari lebih banyak mudarat (rugi) dari
pada manfaat yang diperoleh.
Seseorang akan bekerja dengan rajin dan tekun bila apa yang dikerjakannya itu sesuai
dengan minat dan hobinya. Langkah yang perlu dilakukan oleh menejer sumber daya
manusia bagian penempatan untuk memperoleh informasi tentang minat dan hobi
sumber daya manusia baru adalah yang bersangkutan perlu meminta lagi berkas hasil
seleksi yang sudah ada, atau meminta hasil wawancara yang telah dilakukan jauh
sebelum sumber daya manusia itu diterima sebagai karyawan.
1. Prinsip Kemanusiaan
2. Prinsip Demokrasi
Prinsip ini penting di laksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang
dalam setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi
yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada
kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang di miliki oleh orang yang
bersangkutan.
Pemberian balas jasa karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang di
dapat oleh pegawai yang bersangkutan.
5. Prinsip Kesatuan Arah
Prinsip ini di terapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja
agar dapat melaksanakan tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan
pelaksanaan tugas sejalan dengan program dan rencana yang di gariskan.
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus di fokuskan pada tujuan yang dicapai
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
1) Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar
personalia yang di kembangkan melalui analisis tenaga kerja.
Apabila terjadi salah penempatan (missplacement) maka perlu diadakan suatu program
penyesuaian kembali (redjustment) karyawan yang bersangkutan sesuai dengan keahlian
yang dimiliki, yaitu dengan melakukan :
1) Menempatkan kembali (replacement) pada posisi yang lebih sesuai.
1. Promosi
a. Merit Based Promotion adalah promosi didasarkan atas jasa/prestasi yang telah di
berikan berdasarkan performance appraisal.
Yang di maksud dengan senior adalah pegawai yang paling lama telah bekerja di
perusahaan. Keuntungan cara ini adalah bahwa keputusan yang dibuat akan lebih
objektif. Kelemahan yang sering muncul adalah bahwa tidak ada jaminan orang yang
di promosikan mempunyai kemampuan atau telah menunjukkan hasil kerja yang lebih
baik daripada pegawai lain yang tidak dipromosikan
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan karyawan lainnya
yang ada pada perusahaan. Transfer terjadi jika seorang pegawai di pindahkan dari
suatu jabatan ke jabatan lainnya, yang pembayaran, tanggung jawab serta
tingkat/jenjang jabatannya sama atau relative sama. Melauai transfer, perusahaan
dapat memperbaiki cara pemanfaatan pegawai. Transfer bahkan dapat mempunyai
manfaaat bagi pegawai yang di transfer. Pengalaman yang lebih luas lagi
menunjukkan bahwa transferr menyediakan seseorang dengan keterampilan-
keterampilan baru dan suatu prospektif lain yang membuatnya menjadi calon untuk
dapat di promosikan. Transfer juga dapat memperbaiki tingkat motivasi dan kepuasan
kerja, khususnya jika pegawai menemukan sedikit tantangan pada jabatan lamanya.
Posisi baru, meskipun bukan suatu promosi, bisa menawarkan tantangan-tantangan
baru (baik dari segi teknis maupun hubungan antar pribadi).
Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan
lain yang pembayaran, tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih rendah. Demosi
umumnya mempunayi efek positif yang sangat kecil bagi individu ataupun bagi
perusahaan. Umumnya demosi banyak berkaitan dengan masalah disiplin kerja.
Seorang karyawan di demosi, karena kinerjanya sangat rendah atau tingkat absensinya
terlalu banyak. Satu akibat dari demosi adalah demotivated. Kadang kala demosi
digunakan sebagai suatu cara halus untuk memecat pegawai, dengan harapan pegawai
tersebut mau mengundurkan diri.
1. Efektivitas
2. Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis
disebut hubungan kerja sukarela dan di lanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak
harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir. Hak perusahaan untuk
memberhentikan pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi dikenal sebagai doktrin
pemberi kerja. Doktrin ini menyebutkan bahwa pemilik atau manajemen punya hak
diatas hak pekerja atas pekerjaan mereka. Secara sederhana dikatakan bahwa seorang
pekerja dapat di pecat dengan alasan apa pun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula,
pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini. Namun pemberhentian di larang
oleh:
d. Hak untuk menolak penugasan yang di yakini berbahaya atau mengancam nyawa.
e. Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti kerja sama
dalam penentuan harga.
Larangan ini dapat di terapkan sesuai dengan keadaan dan hukum local.
Pemberhentian dapat ditentang bila di lakukan sewenang-wenang dan tidak adil. Juga
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan public.
II. TRAINING
Definisi Pelatihan (Training)
Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area:
Menurut Procton dan Thornton (1983 : 4) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah:
1. Skill Training
Skill training atau yang dikenal juga dengan pelatihan keahlian adalah jenis training yang
diadakan dengan tujuan agar peserta mampu menguasai sebuah skill atau keterampilan baru yang
berhubungan dengan pekerjaannya. Keahlian yang diajarkan dalam training biasanya akan
diberikan kepada karyawan yang dianggap belum menguasai atau masih kurang nilainya dalam
sebuah keahlian tertentu. Contoh skill training misalnya adalah training manajemen atau training
leadership.
2. Retraining
Retraining atau pelatihan ulang adalah Training SDM yang diberikan kepada karyawan
untuk menghadapi tuntutan kerja yang semakin berskembang. Teknologi, ilmu pengetahuan, dan
dunia yang semakin berkembang memaksa semua orang untuk terus maju dan menyesuaikan diri
tidak terkecuali karyawan perusahaan. Mereka harus selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan
jaman dan inovasi terbaru sehingga mereka memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan
karyawan dari perusahaan – perusahaan lain. Salah satu contoh dari retraining adalah training
penggunaan komputer hingga internet bagi karyawan yang selama ini hanya menggunakan mesin
ketik untuk membuat dokumen – dokumen perusahaan.
3. Cross Functional Training
Cross functional training merupakan training yang dilakukan dengan meminta karyawan
untuk melakukan aktivitas pekerjaan tertentu diluar bidang pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Cross training sangat bermanfaat bagi semua karyawan sehingga mereka mampu
memahami cara kerja organisasi perusahaan secara lebih luas tidak hanya berkutat pada tugas
kerjanya saja. Salah satu contoh cross functional training adalah meminta staff bagian keuangan
untuk membantu tugas staff HRD dalam menyeleksi karyawan baru.
4. Creativity Training
Training kreatifitas merupakan sebuah Training SDM yang bertolak belakang dari
anggapan bahwa kreatifitas sebenarnya bukan bakat melainkan sebuah skill yang bisa dipelajari.
Dalam perusahaan sendiri, ada berbagai posisi dan jabatan yang membutuhkan kreatifitas tinggi
diantaranya adalah marketing, manajer, promosi, supervisor, dan lain sebagainya. Mereka
dituntut untuk bisa kreatif dalam memimpin anak buahnya serta bisa kreatif menelurkan ide – ide
baru yang segar dan inovatif untuk kepentingan perusahaan. Training kreatifitas harus ditunjang
dengan kebebasan berpendapat dan mengeluarkan gagasan selama gagasan dan pendapat tersebut
rasional, penuh perhitungan, dan sudah dikalkulasi untung ruginya bagi perusahaan.
5. Team Training
Dalam sebuah perusahaan karyawan tidak hanya dituntut untuk bekerja sendiri namun juga
bekerja secara tim dalam sebuah divisi, bagian, dan bahkan dituntut untuk bisa bekerja dalam
keseluruhan tim organisasi perusahaan. Training SDM yang satu ini ditujukan bagi sekelompok
karyawan agar mereka bisa terbiasa bekerja dalam tim, mampu menempatkan diri dalam sebuah
tim, dan mampu bekerja sama dengan anggota tim yang lain sehingga pekerjaan dan tujuan bisa
diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.
Vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang disunakan untuk tempat
pelatihan bagi pegawai baru yang akan menduduki suatu pekerjaan. Metode ini merupakan
metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta (pegawai baru) yang dilatih dengan
jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama, misalnya pelatihan pekerjaan,
pengetikan klerek, operator mesin.
Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu pekerjaan atau bagaimana
sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian dan memeragakan sesuatu melalui
contoh-contoh aktivitas pekerjaan.
4. Metode Simulasi
Metode ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk realitas atau imitasi dari
realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai tehnik duplikat yang mendekati kondisi nyata
pada pekerjaan. Metode simulasi yang popular adalah permainan bisnis (bussiness
games). Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat bermanfaat
dan diperlukan dalam pelatihan.
5. Metode Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin atau pertukangan.
Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta mendapatkan bimbingan umum
dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
1. Rotasi jabatan
Perpindahan pekerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dalam satu unit kerja pada satu
peusahaan.
2. Instruksi pekerjaan
Petunjuk-petunjuk pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan yang digunakan
terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka
sekarang.
3. Magang (apprenticeships)
Proses belajar dari seorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman, pendekatan
ini dapat di kombinasikan dengan latihan off the job.
4. Coaching
Atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada karyawan dalam pelaksanaan
pekerjaan rutin mereka, hubungan nya seperti karyawan sebagai bawahan.
5. Penugasan sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan, karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah-masalah organisasi nyata.
Teknik-teknik off the job, dengan pendekatan ini karyawan peserta latihan menerima
representasi tiruan (articial) suatu aspek organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti
dalam keadaan sebenarnya. Dan tujuan utama teknik presentrasi (penyajian) informasi adalah
untuk mengajarkan berbagai sikap, konsep atau keterampilan kepada para peserta. Metode yang
bisa digunakan adalah:
1. Metode studi kasus
Deskripsi tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata disediakan.
2. Kuliah
Suatu metode tradisional dengan kemampuan penyampaian informasi melalui diskusi
atau pembahasan dikelas banyak peserta dan biaya lebih murah
3. Studi sendiri
Teknik ini biasanya menggunakan manual-manual atau modul tertulis dan kaset atau
video tanpa rekaman, studi sendiri berguna bila para karyawan tersebar secara atau bila
proses belajar hanya memerlukan sedikit intruksi
4. Program computer
Metode ini menggunakan komputer untuk memperkenalkan kepada peserta topik yang
harus dipelajari dan merinci serangkaian langkah umpan balik langsung pada
penyelesaian setiap langkah, intruksi-intruksi dipersiapkan oleh para ahli dari berbagi
disiplin ilmu (psikologi, pendidikan, dll) spesialisasi bidang tertentu menyusun teks dan
kasus pemrograman menterjemahkan masalah-masalah kedalam bahasa komputer
5. Komperensi
Tujuan nya adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan serta untuk mengubah sikap karyawan, proses latihan hampir
selalu berorientasi pada diskusi tentang masalah atau bidang minat baru yang telah
ditetapkan sebelumnya
6. Presentasi
Metode ini biasaanya digunakan sebagai bahan atau alat pelengkap bentuk-bentuk latihan
lainnya.
1. Gaji atau upah dan waktu yang terpakai oleh para Trainer (pelatih)
2. Gaji atau upah dan waktu yang terpakai oleh para karyawan yang dilatih
3. Biaya Material untuk pelatihan (training Material cost)
4. Biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk para Trainer (pelatih) dan Trainee (yang dilatih)
5. Biaya-biaya fasilitas dan Peralatan untuk pelatihan
6. Hilangnya produktivitas saat melakukan pelatihan
III.DEVELOPMENT
Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan cara efektif untuk menghadapi
beberapa tantangan, termasuk keusangan atau ketertinggalan karyawan, diversifikasi tenaga kerja
domestik dan internasional. Dengan dapat teratasinya tantangan-tantangan (affirmative action)
dan turnover karyawan, pengembangan sumber daya manusia dapat menjaga atau
mempertahankan tenaga kerja yang efektif.
Pengembangan merupakan suatu cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan yang
di hadapi oleh banyak organisasi besar. Tantangan-tantangan ini mencakup keusangan karyawan,
perubahan-perubahan sosioteknis dan perputaran tenaga kerja. Kemampuan untuk mengatasi
tantangan-tantangan tersebut merupakan faktor penentu keberhasilan departemen personalia
dalam mempertahankan sumber daya manusia yang efektif (Handoko, 2008:117).
Pengembangan mempunyai lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih terfokus pada
kebutuhan umum jangka panjang organisasi. Hasilnya bersifat tidak langsung dan hanya dapat
diukur dalam jangka panjang. Pengembangan juga membantu para karyawan untuk
mempersiapkan diri menghadapi perubahan dipekerjaan mereka yang dapat diakibatkan oleh
teknologi baru, desain pekerjaan, pelanggan baru, atau pasar produk baru.
Secara pragmatis program pelatihan dan pengembangan memiliki dampak positif baik
bagi individu maupun organisasi. Smith (1997) menguraikan profil kapabilitas individu berkaitan
dengan keterampilanl yang diperoleh dari pelatihan dan pengembangan. Seiring dengan
pengusaan keahlian atau keterampilan penghasilan yang diterima individu akan meningkat. Pada
akhirnya hasil pelatihan dan pengembangan akan membuka peluang bagi pengembangan karier
individu. Dalam konteks tersebut peningkatan karier atau promosi ditentukan oleh pemilikan
kualifikasi keterampilan.
Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut (Martoyo dalam Sudayat, 2011 )
adalah dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota organisasi
sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan
organisasi. Menurut Manullang (1980) (dalam Sudayat, 2011), tujuan pengembangan pegawai
sebenarnya sama dengan tujuan latihan pegawai. Sesungguhnya tujuan latihan atau tujuan
pengembangan pegawai yang efektif, untuk memperoleh tiga hal yaitu :
1. menambah pengetahuan;
2. menambah ketrampilan;
3. merubah sikap.
Manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan sumber daya manusia menurut Schuler (1992),
yaitu :
1. Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk Dalam hal ini kegiatan
pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang dirasakan kurang dapat
bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana
yang diharapkan oleh organisasi.
2. Meningkatkan produktivitas Pegawai yang mengikuti pengembangan berarti pegawai
juga memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi
pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan demikian diharapkan juga secara tidak langsung
akan meningkatkan produktivitas kerja.
3. Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja Dengan semakin banyaknya ketrampilan
yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan mudah untuk menyesuaikan diri
dengan kemungkinan adanya perubahan pada lingkungan organisasi. Misalnya bila
organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu
lagi menambah pegawai yang baru, karena pegawai yang dimiliki sudah cukup
memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.
4. Meningkatkan komitmen karyawan. Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai
diharapkan akan memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak
langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta dapat memotivasi mereka
untuk menampilkan kinerja yang baik.
5. Mengurangi turn over dan absensi. Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai
terhadap organisasi akan memberikan dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn
over absensi. Dengan demikian juga berarti meningkatkan produktivitas organisasi.
Dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengembangan pegawai,
pada umumnya agar :
1. pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.
2. pegawai lebih cepat berkembang untuk kariernya,.
3. pegawai.memiliki kepedulian terhadap pekerjaan.
a. Kebutuhan fisiologis : kebutuhan dasar bagi manusia yang masih bersifat fisik atau
kebendaan (sandang, pangan, papan)
b. Kebutuhan jaminan keamanan : secara naluri manusia membutuhkan rasa aman untuk
bebas dari segala bentuk ancaman baik secara fisik maupun psikologis dan social.
d. Kebutuhan yang bersifat pengakuan atau penghargaan : manusia pada dasarnya ingin
dihargai dan memperoleh pengakuan dari orang lain atau kelompoknya sehingga ia
merasa memiliki harga diri.
1. Misi dan tujuan organisasi. Untuk mencapainya perlu perencanaan yang baik serta
implementasi perencanaan tersebut harus secara tepat sehingga diperlukan kemampuan
tenaga dan hanya dicapai dengan pengembangan SDM.
2. Strategi pencapaian tujuan. Kemampuan karyawan dalam memperkirakan dan
mengantisipasi keadaan diluar yang mempunyai pengaruh terhadap organisasinya
sehingga dapat memperhitungkan dampak yang akan terjadi.
3. Sifat dan jenis kegiatan. Pelaksanaan kegiatan yang dibuat oleh organisasi akan
mempengaruhi pola pengembangan sumber daya manusianya. Contoh kegiatan teknis
akan berbeda dengan kegiatan ilmiah.
4. Jenis teknologi yang digunakan.Sarana dan prasarana pendukung SDM dalam bekerja di
oraganisasi menjadi perhatian pula.
b. Faktor Eksternal
Adapun bentuk pelatihan on the job training antara lain, sebagai berikut:
a) Coaching/Pendampingan
Karyawan dibimbing, diarahkan oleh atasan / supervisor / karyawan lain yang
lebih berpengalaman. Hungan mereka serupa dengan hubungan karyawan- tutor. Cara ini
dapat berjalan efektif apabila periode selama bimbingan dan umpan balik diperpanjang.
b) Rotasi Pekerjaan
c) Magang/Apprenticeship Training
e) Planned Progression
Trainer/Instruktur harus lebih trampil dalam mengajar, karena tidak ada tuntutan
pekerjaan yang lain. Trainer/karyawan terhindar dari kekacauan dan tekanan situasi
kerja, sehingga mampu konsentrasi lebih baik/ lebih terfokus perhatiannya. Tidak
mengganggu proses produksi yang sedang berjalan di perusahaan. Waktu dan
perhatian lebih memadai. Adapun bentuk dari metode Off the Job Trainingsebagai
berikut:
Metode Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama simulasi yang
melibatkan simulator yang bersifat mekanik (mesin) yang mengandalkan aspek-aspek
utama dalam suatu situasi kerja. Simulasi mengemudi yang digunakan dalam kursus
mengemudi adalah suatu contoh. Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan
dan pengembangan, metode ini sering berupa games atau permainan. Para pemain
membuat suatu keputusan, dan komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai
dengan kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer. Teknik ini umumnya
digunakan untuk melatih para manajer, yang mungkin tidak boleh menggunakan
metode trial and error untuk mempelajari pembuatan keputusan.
Metode kasus adalah metode pelatihan yang menggunakan deskripsi tertulis dari
suatu permasalahan riil yang dihadapi oleh organisasi atau organisasi lain. Manajemen
diminta mempelajari kasus untuk mengidentifikasi menganalisis masalah, mengajukan
solusi, memilih solusi terbaik dan mengimplementasikan solusi tersebut. Peranan
instruktur adalah sebagai katalis dan fasilitator. Seorang instruktur yang baik adalah
instruktur yang dapat melibatkan setiap orang untuk mengambil bagian dalam
pengambilan keputusan.
b. Role Playing
c. Management Games
Metode Praktik Laboratorium
Metode Pendidikan
Apakah perubahan yang serupa terjadi pada partisipan yang baru dalam program
pelatihan yang sama?