Kelas : 3 C Manajemen
NPM : 02042211097
Mata Kuliah : Manajemen SDM
RECRUITMENT
A. Definisi Rekrutmen
Rekrutmen adalah proses mencari, menyaring, dan mempekerjakan orang
secara aktif untuk suatu posisi atau pekerjaan. Proses perekrutan mengacu pada
seluruh prosedur, mulai dari perencanaan hingga onboarding karyawan baru menjadi
bagian dari tim perusahaan.
Saat ini, banyak pemilik bisnis masih menjalankan sistem rekrutmen in-
house yang menyumbang rata-rata 15% hingga 20% dari proses rekrutmen
mereka. Rekrutmen karyawan dalam usahanya dapat dilakukan dengan empat
cara, yaitu:
1) Naik Jabatan atau promosi, suatu lowongan diisi oleh seorang pegawai
yang sebelumnya berada pada posisi yang lebih rendah.
2) Rotasi, mengisi lowongan dengan pegawai yang sebelumnya menduduki
jabatan setara.
3) Demosi, juga dikenal sebagai demosi, lowongan diisi oleh karyawan yang
diturunkan dari posisi yang lebih tinggi ke posisi yang lebih rendah.
4) Re-employing, Reinstatement atau mempekerjakan kembali mantan
karyawan Memasuki rekrutmen internal karena mantan karyawan dianggap
sudah familiar dengan organisasi.
b) Sumber rekrutmen eksternal :
1) Iklan lowongan kerja yang ditujukan kepada para pencari kerja secara
publik.
2) Referensi atau rekomendasi nama dari karyawan Anda.
3) Institusi pendidikan sering memasukkan proses magang yang dilanjutkan
dengan perekrutan.
4) Instansi pemerintah seperti kementerian atau agen tenaga kerja yang
menyelenggarakan bursa kerja dan pembukaan job center.
5) Agen perekrutan atau headhunter sangat efektif dalam mencocokkan
kandidat potensial berdasarkan kualifikasi profesional mereka.
E. Definisi Seleksi
Seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau
menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada
pekerjaannya.
Menurut (Jimmy, 2014), seleksi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan atau organisasi untuk dapat mengambil keputusan tentang siapa-
siapa dari calon pegawai yang paling tepat (memenuhi syarat) untuk bisa diterima
menjadi pegawai dan siapa-siapa yang seharusnya ditolak untuk diterima menjadi
pegawai.
F. Kendala Seleksi
Pada saat proses perekrutan, pelamar tentu menghadapi masalah mereka
sendiri untuk bisa meyakinkan perusahaan akan kemampuan mereka. Tapi bukan
hanya pelamar, tim perekrut pun memiliki hambatan dan tantangan rekrutmen mereka
sendiri. Berikut ini kendala dalam rekrutmen yang biasa dihadapi perusahaan :
1) Employer Brand Tidak Kuat, bukan hanya pelamar kerja yang harus
menunjukkan kualitas dan brand mereka, tapi employer brand atau brand
perusahaan juga penting. Pelamar kerja yang sudah memenuhi kualifikasi
akan melihat perusahaan dari brand yang ditampilkan. Solusi membuat
employer brand yang kuat adalah ciptakan laman resmi perusahaan yang
menarik.
2) Kurangnya Kandidat yang Berkualitas, sebelum proses perekrutan, sudah
terdapat rencana untuk merekrut kandidat berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Tapi, ternyata tantangan saat proses rekrutmen adalah
kurangnya kandidat yang berkualitas. Pelamar kerjanya mungkin banyak, tapi
yang berkualitas belum tentu ada.
3) Jangkauan Kandidat Terlalu Sempit, masih berhubungan dengan poin yang
kedua, kurangnya kandidat yang berkualitas bisa jadi disebabkan karena
jangkauan kandidat yang terlalu sempit. Sebabnya mungkin karena promosi
lowongan kerja yang kurang. Jadi tak banyak orang yang tahu bahwa
perusahaan tersebut sedang mencari tenaga kerja.
4) Menargetkan Kandidat yang Pasif, tidak semua orang bersikap aktif saat
mencari kerja. Bahkan menurut riset yang pernah dilakukan LinkedIn,
sebanyak 70% pencari kerja di seluruh dunia merupakan kandidat pasif. Jadi
mereka yang aktif mencari kerja jumlahnya hanya 30% saja. Kandidat pasif
tidak mencari, tapi mereka cenderung menunggu tawaran.
5) Menarik Kandidat Tidak Tepat, ini adalah masalah terbesar yang banyak
dialami tim rekrutmen. Menarik kandidat yang tidak tepat biasanya baru
disadari setelah karyawan sudah direkrut. Karena selama proses tes dan
wawancara, waktu yang dihabiskan bersama pelamar kerja hanya sebentar.
6) Terbatasnya Staf Rekrutmen, agar berhasil melakukan proses rekrutmen yang
tepat sasaran, ini tidak hanya berlangsung saat tes atau wawancara. Dari sana
tim rekrutmen bisa menentukan bagaimana mereka akan melakukan promosi
lowongan kerja. Masalahnya, terkadang perusahaan kekurangan staf
rekrutmen. Sementara perusahaan sedang membutuhkan proses rekrutmen
besar-besaran. Kalau ini yang terjadi, mungkin saja perusahaan akan sangat
kesulitan mengatur proses selanjutnya. Hasilnya bahkan jadi kurang akurat,
akibatnya kandidat yang direkrut jadi kurang tepat untuk posisi yang
ditawarkan.
7) Proses Rekrutmen Terlalu Rumit, proses rekrutmen memang harus dilakukan
dengan perencanaan yang baik dan detail agar lebih tepat sasaran serta bisa
mendapatkan kandidat yang diinginkan. Tapi bukan berarti proses rekrutmen
itu harus rumit. Justru kalau terlalu rumit, ini akan menyulitkan pelamar kerja
dan staf rekrutmen sendiri.
8) Kualifikasi Terlalu Tinggi dan Tidak Realistis, inilah pentingnya perencanaan
dalam proses rekrutmen. Staf rekrutmen seharusnya bisa menentukan
kualifikasi yang tepat untuk posisi yang dicari. Tidak perlu menyertakan
kualifikasi yang terlalu tinggi dan tidak realistis, karena ini justru membuat
lowongan kerja jadi terlihat tidak menarik.
9) Kurangnya Pengalaman Staf Rekrutmen, meski staf rekrutmen ada dan cukup,
tapi mungkin belum berpengalaman. Akibatnya proses rekrutmen jadi berjalan
kurang efisien. Karena itulah beberapa perusahaan menggunakan jasa
outsourcing. Keunggulan jasa ini adalah mereka memang ahlinya dalam
perekrutan, jadi tahu betul cara merekrut yang efisien.
G. Tahapan Seleksi
Untuk menemukan calon kandidat yang cocok maka perlu dilakukan proses
seleksi yang sesuai prosedur. Jika proses seleksi tidak dilakukan dengan tepat, maka
kemungkinan memilih kandidat yang salah bisa terjadi. Hal ini akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan dari segi waktu maupun biaya. Berikut tahapan seleksi
yang perlu dilakukan :
Ada berbagai jenis sistem dan perangkat lunak HRIS. Karena Human
Resource Information System mencakup semua fungsi untuk SDM, semua fungsi
yang terpisah merupakan bagian dari sistem. Fungsi-fungsi ini meliputi:
2) Payroll (Penggajian)
Modul ini mengumpulkan data waktu dan kehadiran dari karyawan. Ini sangat
relevan untuk pekerja shift di mana karyawan masuk dan keluar. Dahulu,
karyawan sering menuliskan jam kerja mereka di selembar kertas. Kemudian,
manajer akan memasukkan data tersebut secara manual ke dalam sistem
pencatatan waktu. Berdasarkan data ini, perintah pembayaran dibuat dan
dibayarkan kepada semua karyawan. Saat ini, para pekerja sering kali masuk kerja
dengan sidik jari atau kartu yang disinkronkan dengan HRIS. Hal ini memberikan
waktu yang tepat untuk kedatangan dan keberangkatan sehingga masalah
keterlambatan dapat dengan mudah dideteksi.
5) Training (Pelatihan)
Modul yang lebih jarang ditemukan dalam sistem HRIS adalah pelaporan dan
analisis. Sistem modern memungkinkan pembuatan laporan HR otomatis tentang
berbagai topik seperti pergantian karyawan, ketidakhadiran, kinerja, dan banyak
lagi. Analisis melibatkan analisis wawasan ini untuk pengambilan keputusan yang
lebih baik.
Selain fungsionalitas dasar HRIS modern, sistem berbasis cloud lebih mudah
diintegrasikan dengan sistem yang sudah ada. Sistem ini dapat diskalakan dan dapat
dengan mudah ditambah dengan inovasi baru dan fitur keamanan. Berikut adalah
beberapa manfaat umum dari sistem Human Resource Information
System cloud yang terintegrasi :
1) Membuat admin HR lebih cepat dan akurat. Ketika berurusan dengan mata
pencaharian orang, tidak ada margin kesalahan. Dengan kemampuannya
untuk mengotomatisasi dan merampingkan tugas-tugas admin, perangkat
lunak HRIS dapat membebaskan tim HR dari penundaan dan ketidakakuratan
yang disebabkan oleh sistem manual dan berbasis kertas.
2) Meningkatkan pengalaman karyawan. Perusahaan terkadang lupa betapa
pentingnya bagi tim mereka untuk dapat melihat status tunjangan,
pembayaran, dan cuti mereka. Alat HRIS memungkinkan karyawan untuk
secara langsung mengakses informasi pribadi mereka, membuat laporan, dan
mengajukan permintaan – semua tanpa ketidaknyamanan dan waktu yang
diperlukan untuk melalui departemen HR.
3) Meningkatkan efisiensi. Solusi HRIS menawarkan berbagai macam alat bantu
layanan mandiri yang sangat meminimalisir kebutuhan akan email dan
formulir berbasis kertas serta proses persetujuan. Jadwal, alur kerja,
permintaan cuti, dan banyak lagi – dapat diotomatisasi dan dikelola
secara real time, dan dengan cepat.
4) Mendukung upaya kepatuhan. Dengan meningkatnya pekerjaan jarak jauh dan
pergeseran budaya ke arah sensitivitas dan litigasi yang lebih besar,
perusahaan harus memastikan bahwa mereka berada di sisi yang benar dari
peraturan ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan global. Cloud HRIS
membantu memastikan bahwa semua aktivitas HR berada dalam batas-batas
kepatuhan dan membantu mendukung tenaga kerja mereka.
5) Menjaga segala sesuatunya tetap aman. Di dalam file HR terdapat beberapa
data yang paling sensitif dan berharga di perusahaan Anda – termasuk catatan
medis dan keuangan karyawan serta rinciannya. Di masa lalu, ketika data ini
disimpan di laptop atau database yang tidak aman, ada risiko yang selalu ada.
Sistem HRIS terintegrasi saat ini memiliki protokol keamanan canggih yang
dibangun untuk membantu meminimalkan risiko keamanan cyber.