Anda di halaman 1dari 29

, >

· }'
1
1~1 Al (.)d ;. 1 l, . I

A. Pengertian Al-Quran
1. Pengertian Etimologi (Bahasa)
Para ulama telah berbeda pendapat di dalam menjelaskan kata AI-Quran
dari sisi: derivasi (isytiqaq), cara melafalkan (apakah memakai hamzah atau
tidak), dan apakah ia merupakan kata sifat atau kata jadian. Para ulama
yang mengatakan bahwa cara melafalkannya menggunakan hamzah pun telah
terpecah menjadi dua pendapat:
a. Sebagian dari mereka, di antaranya AI-Lihyani, berkata bahwa kata "AI
Quran" merupakan kata jadian dari kata dasar "qara'a" (membaca)
sebagaimana kata rujhan dan ghufran. Kata jadian ini kemudian
dijadikan sebagai nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi kita, Muhammad SAW. Penamaan ini masuk ke dalam kategori
"tasmiyah al maf ul bi al-mashdar''(penamaan isim maf ul dengan isim
mashdar). Mereka ·· merujuk firman Allah pada surat AI-Qiyamah [75]
ayat 17-18:

j'A ,,!,,, , JI! t'"',( ,.,.,.,,!,,,,l'..-,,,.,("o\.,


. ,\&k \; :et - ·
-4.1,\. \V ! l ..<al' ►
Artinya:
"Sesu atas Ull1(J(JUJ1fJ'lff Ktrmi-lah mengumpulkann ( i OOM»tU) oon(membuatmu
pmwalJ me»fuca Apabila Kami telah selesai menfucakann , maka ik.utilah baCMnn
itu."(Q.s. Al mal,.17-18)
ulum Al-Ouran 31
b. Sebagian dari mereka, di antaranya AI-Zujaj, menjelaskan bahwa kata
"Al.. Quran" merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar ''al-qar'
"( \) yang artinya menghimpun. Kata sifat ini kemudian dijadikan
nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad,
karena kitab itlA menghimpun surat, ayat, kisah, perintah, dan larangan.
Atau karenakitab
ini menghimpun intisari kitab-kitab suci sebelumnya.
Para ulama yang mengatakan bahwa cara melafalkan kata "AI-Quran" dengan
tidak menggunakan hamzah pun terpecah menjadi dua kelompok:
a. Sebagian dari mereka, di antaranya adalah AI-Asy'ari, mengatakan
bahw& kata AI-Quran diambil dari kata kerja "qarana" (menyertakan)
karena Al, Quran menyertakan surat, ayat, dan huruf-huruf.
b. Al-Farra' menjelaskan bahwa kata "AI-Quran" diambil dari kata dasar "qara'in"
(penguat) karenaAI-Quran terdiri dari ayat-ayat yang saling menguatkan,
dan terdapat kemiripan antara satu ayat dan ayat-ayat lainnya.1
Pendapat lain bahwa AI-Quran sudah merupakan sebuah nama personal
(a/-'a/am asy-syakhsy1), bukan merupakan derivasi, bagi kitab yang telah
diturunkan kepada Muhammad SAW.2 Para ulama telah menjelaskan
bahwa penamaan itu menunjukkan bahwa Al-Ouran telah menghimpun intisari
kitab.. kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada. Hal itu
sebagaimana telah diisyaratkan oleh firman Allah pada surat An-Nahl [16]:89
dan surat AI-An'am [6]:38:

Artinya:
"Dan I<ami turunk.an kepa mu Al-I<itab (Al-Quran) untuk menjelaskan 5e(Jtlla sesuatu." (Q.S.
An-NabfBg)

Artinya:
"Tia3alab Kami alpakan sesuatu pun ; alam Al-Kitab. (Q.S. Al-An'am: 38)
11

1. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah, AI-Madkhal Ii Dirasat AI-Ouran Al-Karim, Maktabah As-Sunnah.
Kairo,.1992, him. 19-20.
2. Ibid., him. 20.

32 ulum Al-ouran
2. Pengertian Terminologi (lstilahi)
a. Menurut Manna' AI-Qaththan:1

Artinya:
"KitAb Allah:9a"9 lJituru.tk.an-baik laf azh maupun mak_nan:9a-kepaba Mbi terakhir,
Mu/Jammal, SAW1 ng lJiriwa tkan secara mutawatir1:9akni lJenean penuh kepastian
lJan ke:9akma11 (akan kesesuaiann:9t1lJeJ19t1n apa ;9t{"fJ lJituru.tk.an kepalJa MuhammalJ)1
:9ang 3itulis pa3a musbaf mulai lJari awal surat Al-Fatibah [I] sampai ak/fir surat An-
Nas [114111

3. Mama• AI-Oaththan, Mabahits ff 'UltJm AI-OJnJn, Mansyurat Al-'Ashr AI-Hadis, ttp., 1973, him. 2t
4. AI-Jurjani, At-Ta'rifat, Ath-Thaba'ah wa An-Nasyr wa At-Tauzi', Jeddah, t.t., him. 174.
5. Abu Syahbah, op. cit., him. 7.

ulwn Al-ouran 33
d.

Artinya:
"Kalam Allah an9 itumnkan kepa?Ja Nabi-N , Mubammab, a11(J lafaz.b-lafazbnJJa
mettfjQH ff9 multjizat, membacan mempun ai nilai ;baaab, 11(J 3iturunkan secara
mutawatir17 oon a119 itu{is paoo musbaf, mulai aari awal surat Al-Fatibab (IJ sampai
akbt, surat An-Nas[u4i"

B. Hikmah Diwahyukannya Al-Quran secara Berangsur


Angsur
AI-Quran diturunkan dalam tempo 22 tahun 2bulan 22 hari, yaitu mulaimalam
17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhinah Haji Wada'
tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 1O H.8
roses turunnya AI-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. adalah melalui
tiga tahapan, yaitu:9
Pertama, AI-Quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-mahfuzh10,
yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan
kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. AI-Buruj (85) ayat
21-22:

Artinya:
1
'Babkan l19 takan merek.a ialab Al-Quran H9 mulia.Yaff9 (tersimpan) alam lauh al
mahfuzh,1. (Q.S. Al-Buruj: n-2.i)

6. Ibid., him. 20.


7. Disampaikan oleh sejumlah periwayat yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan
bersepakat untuk dusta.
8. Hudhari Bik, Tarikh Al-Tasyri' Al-lsl mi, terj. Mohammad Zuhri, Rajamurah AI-Qana'ah, 1980, him. 5-6.
9. Ibid., him. 45; Subhi Ash-Shalih, Mabahits ff 'Ulum AJ-Quran, D4r AI-Oalam Ii AI-Malayyin, Bairut, 1988,
him. 51.
10. Lauh mahfuzh adalah sebuah catatan yang di dalamnya terdapat catatan mengenai segala sesuatu
yang eksis clan yang ditulis semenjak zaman azali.

34 ulum Al-0trmt


Oiisyaratkan pula oleh firmanAllah suratAI-Waqi'ah (56) ayat 77-80:

Artinya:
mi aoolah bar.amt MBsanoat mulia, paookitab 11fJ ie-rpelibara
''Sesu ;9(,t A(-Qurmt
(faub mahfu.zbl, tiook men;<Jentuhtt a,kecuali bamba-bamba l19 jsucikan. Diturunkan l>ari
Tuban semesta alam. (QS. Al-waqi'ah: n= 8o)
11

Tahap kedua, AI-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh ituke bait al-izzah
(tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah
dalam surat A -Qadar [97] ayat 1:

Artinya:
"SesultfJeuhn Kami tefah menumnkann a (Al--Quran) ptroa malam kemuliaa11. (Q.S. Al
11

Qabar:1)
Juga diisyaratkan dalam Q.S. surat Ad-Dukhan [44] ayat 3:

Artinya:
' Kamimenunmkann paoo suatu malam mberkahi wises Kami-
U:, 119 memheri perineatan." (Q.s. Ab-oukban: ,) .
Tahap ketiga, AI-Quran diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati
Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya satu
ayat, dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turun
dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam Q.S. Asy-Syu'ara' [26] ayat 193-195:

Ullfffl Af..ou,"" 35

..
Artinya:
"- Dia aibawaturun oleb ar-rub al-amm Uibrili ke oolam batimu (Muhamma3) r
menjam salah searang lnantara ora"{J H{J memberi tan,oongan habasa Arab ,.
(Q.S. As S a:193-195) ,.
AI-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat J ril
I

tidak secara sekaligus, melainkan turun sesuai dengan kebutuhan. Bah n


I

sering wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan
kepada Nabi atau untuk membenarkan tindakan Nabi SAW. Di samping itu,
banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar
belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.
Dalam kenyataan tersebut terkandung hikmah dan faedah yang besar
.

sebagaimana dijelaskan dalam AI-Quran suratAI-Furqan [25] ayat 32:11 •


"i, f--
. 1it ',•1t "/ !. ft\",
(
/
,::j
/ J l.J'
• Vv-"-' /... O:.,,LJ ...-'
,,, " ,,/ I, '1',; ,,,_
-1.n:u 1 ► --'l;-:i,,.JA ·4 J-'..!l t, -
,,-J

·:·,,
Artinya:
"Berk.atalab oran:g-ora'1(J JJm1fJ ka{ir,'Me11(Jtlpa Al-Quran itu tiook mturunkan kepaMn sekali
turun saja?j Demikianlab supa Kami perk.uat batimu oonoann a 3an Kami membacakann
secara t.artil{teratur 3an benar1." {Q.S. Al-Furqan:32.1
Di samping hikmah yang telah diisyaratkan ayat di atas, masih
banyak hikmah yang terkandung dalam hal diturunkannya AI-Quran secara
berangsur angsur, antara lain sebagai berikut:12
1. Memantapkan hati Nabi
Ketika menyampaikan dakwah, Nabi sering berhadapan dengan para
penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan
tersendiri bagi Nabi untuk terus menyampaikan dakwah.
2. Menentang dan melemahkan para penentang AI-Quran;
Nabi sering berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang
dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi. Turunnya
wahyu yang berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan
itu, bahkan menentang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa
dengan·

11. Bandingkan dengan surat At-Baqarah {2):281 dan surat Al-lsra' (17]: 106.
12. AJ-Oaththan, op. cit., him. 107-116. ·

36 · ulu.m Al-ouran
AI-Ouran. Dan ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, haf
itu
sekaligus merupakan salah satu mukjizat AI-Quran.
3. Memudahkan untuk dihapal dan dipahaml;
AI-Ouran pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang umml,
yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan.
Turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk
memahami dan menghapalkannya.
4. Mengikuti setiap kejadian (yang karenanya ayat-ayatAI-Quran turun) dan
melakukan penahapan dalam penetapan syari'at.;
5. Membuktikan dengan pasti bahwa AI-Quran turun dari Allah Yang
Mahabijaksana.
Walaupun AI-Quran turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22
tahun 2 bulan 22 hari, secara keseluruhan, terdapat keserasian di
antara satu bagian dengan bagian AI-Quran lainnya. Hal ini tentunya
hanya dapat dilakukan Allah yang Mahabijaksana.

C. Pengumpulan Al-Quran (Jam' Al-Quran)


Di kalangan ulama, terminologi pengumpulan AI-Quran (Jam' AI-Quran)
memiliki dua konotasi:13 Konotasi penghapalan AI-Quran dan konotasi
penulisannya secara keseluruhan.

1: Proses Penghapalan AI-Quran


Kedatangan wahyu merupakan susuatu yang dirindukan Nabi. Olah
karena itu, begitu wahyu datang, Nabi langsung menghapal dan memahaminya.
Dengan demikian, Nabi adalah orang yang paling peryuna menghapal AI-Quran.
Tindakan Nabi itu sekaligus merupakan suri teladan yang diikuti para
sahabatnya. Imam Al-Bukhari mencatat sekitar tujuh orang sahabat Nabi
yang terkenal dengan hapalan AI-Qurannya. Mereka adalah 'Abdullah bin
Mas'ud, Salim bin Mi'qal (maula'-nya Abu Hudzaifah), Mu'adz bin Jabal, Ubai
bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit, Abu Zaid bin As-Sakan, dan Abu ad-Darda'.14

13. Syahbah, op. cit., him. 236; AJ-Oaththan, op. cit., him. 118.
14. Kepiawalan ketujuh aahabat lni di dalam menghapalkan AI-Ouran cljelaskan oleh rtwayat-riwayat Al
Bukhari berikut lnl:

- c,1.t,--., ,1,...... .;.: t.;,- l..., ·ru- .,.:...-,Ji..,.w .ib. .,


Dlrtwayatkan dart 'Abdullah bin 'Amr Al-'Aah bahwa Rasulullah t,ersabda, •Amt>Hlah AI-Quran dart empat
orang: 'Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz, dan Ubal bin Ka'ab.•

· ulNffl,J-o,r11tt 37
Penyebutan ketujuh sahabat itu kai!8nnya dengan penghapalan AI-Ouran
terkesan tidak rasiopal dan tidak realistis, mengingat selain ketujuh
sahabat itu, tercatat pula sahabat..sahabat lain yang juga ikut menghapalkan
AI-Ouran termasuk ketika Nabi masih ada. Bahkan, ada di kalangan
sahabat wanita
yang juga tercatat sebagai penghapal AI..Quran, seperti 'Aisyah, Hafshah I

Ummu Salah, dan Ummu Waraqah. Untuk menjawab persoalan ini, Syahbah
15

menjelaskan bahwa pembatasan ketujuh sahabat di atas tidak secara otornatis


menunjukkan bahwa tidak ada sahabat lain yang tercatat sebagai penghapal
AI-Quran. Khusus mengenai riwayat Anas, Syahbah menegaskan bahwa
pembatasan itu tidak bersifat mutlak, kecuali Anas telah menjumpai setiap
sahabat dan menanyakan perihal hapalan AI-Qurannya, dan in merupakan
sesuatu yang tidak mungkin dilakukannya.18
Ada pula yang menjelaskan bahwa pembatasan di atas menunjukkan bahwa
ketujuh sahabat itu menghapalkan seluruh AI-Quran dan membacakannya di
hadapan Nabi. Jadi, sanadnya langsung kepada Nabi, sedangkan para penghapal
selain ketujuh sahabat itu tidak memiliki karakteristik tersebut.17

2. Proses Penulisan AI-Quran


a. Pada Masa Nabi
Kerinduan Nabi terhadap kedatangan wahyu tidak saja diekspresikan dalam
bentuk hapalan, tetapi juga dalam bentuk tulisan. Nabi memiliki sekretaris pribadi
yang khusus bertugas mencatat wahyu. Mereka adalah Abu Bakar, 'Umar,
'UtSrnan, 'Ali, Abban bin Sa'id, Khalid bin Sa'id, Khalid bin al-Walid, dan Mu'awiyah

bin Abi Sufyan. Proses pe nulisan AI-Quran pada masa Nabi sangat
sederhana.
Mereka menggunakan alat tulis sederhana dan berupa lontaran kayu, pelepah
kurma, tulang belulang, dan batu.18

- JJ! tt • ;., :,""'.,•' J1J!t: .J µll ,.1',-r·"' ,i:.1..:-..J. ltc:;J, w.,


Oiriwayatkan melalui jafan yang dapat dipercaya dari Anas yang menceritakan bahwa ketika Aasulullah
wata ada empat penghapal AJ-Ouran, yaituAbu Ad-Darda', Mu'adz binJabal, Zaid binTsabit, danAbu Zaid:

iY.;t..., tSJ t.Jt,Jl: t .,tsJ-9 -r- J,, u.!ll' :4;,...,:.,Tdt..:J; ti J


.,j-,._s,J.\:J ; :J\i. ;.i \t ;,
Diriwayatkan dari Oatadah yang bertanya kepada Anas bin Malik mengenai sahabat yang menghapal
AJ Ouran pada masa Rasufullah ada. Anas menjawab, •Ada empat sahabat yang kesemuanya berasal
dari #Calangan Anshar. Mereka itu adalah Ubay bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, dan Abu
Zaid." "Siapa Abu Zaid itu?• tanya Qatadah. "'Salah seo,ang pamanku,• jawab Anas.
16. Syahbah, op. dt., him. 240.
18. /bid., him. 238-239.
17. Al-Oaththan, op. cit, him. 121.
18. Syahbah, op. cit, him. 241.
38 ulum Al-ou,m,
f<egiatan tulis-menulis AI-Quran pada masa Nabi di samping dilakukan
oleh para sekretaris Nabi, juga dilakukan para sahabat lainnya.
Kegiatannya itu didasarkan kepada sebuah hadis Nabi-sebagaimana yang
telah diriwayatkan oleh Muslim:

Artinya:
'1anoanfab kamu menulis sesuatu berasal 3ari{u,kecuali M-Quran.Bartm(J siapa telab menulis
&,rt(U selam.Ai-Quran,bewaklab ia men(!Japusn " (RR Muslim) .
Di antara faktor yang mendorong penulisan AI-Quran pada masa Nabi
adalah:19
1. Mem-back uphapalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya,
2. Mempresentasikan wahyu dengan carayangpaling sempuma, karena bertolak
dari hapalan para sahabat saja tidak cukup karena terkadang mereka lupa
atau sebagian dari mereka sudah wafat. Adapun tulisan akan tetap terpelihara
walaupun pada masa Nabi, AI-Quran tidak ditulis di tempat tertentu.
Uraian di atas memperlihatkan bahwa karakteristik penulisan AI-Quran pada
masa Nabi adalah bahwa AI-Quran ditulis tidak pada satu tempat,
melainkan pada tempat yang terpisah-pisah. Hal ini tampaknya bertolak
dari dua alasan berikut.20
1. Proses penurunan AI-Quran masih berlanjut sehingga ada kemungkinan
ayat yang turun belakangan "menghapus" redaksi dan ketentuan
hukum ayat yang sudah turun terdahulu.
2. Menertibkan ayat dan surat-surat AI-Quran tidak bertolak dari kronologi
turunnya, tetapi bertolak dari keserasian antara satu ayat dengan ayat lainnya,
atau antara satu surat dengan surat yang lain. Oleh karena itu, terkadang
ayat atau surat yang turun belakangan ditulis lebih dahulu ketimbang ayat
atau surat yang turun terlebih dahulu.
b. Pada Masa Khulafa' AI-Rasyldin

1. Pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pada dasamya, seluruh AI-Quran sudah ditulis pada waktu Nabi masih
ada. Hanya saja, pada saat itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan

19. Ibid., him. 242.


20. Syahbah, op. cit., him. 242.

ulum Af-0trM1 39
I .
terpencar-pencar. Dan orang yang pertama kali menyusunnya dalam sat
mushaf adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Oleh karena itu, Abu 'AbdillahAk
Muhasibi21berkata di dalam kitabnya, Fahm As-Sunan, "Penulisan Al·0urar'\
bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, Rasulullah pemah memerintahkannya,
Hanya saja, saat itu tulisan AI-Quran berpencar-pencar pada pelepah
kurrna
I

batu halus, kulit, tulang unta, dan bantalan dari kayu. Abu Bakar kemudiar)
berinisiatif menghimpun semuanya.'122Usaha pengumpulan tulisan AI-Ourar)
yang dilakukan Abu Bakar terjadi setelah Perang Yamamah pada tahun
1 <
H. Peperangan yang bertujuan menumpas habis para pemurtad yangjugq
para pengikut Musailamah AI-Kadzdzab itu ternyata telah menjadikan 700
• orang sahabat penghapal AI-Quran syahid. Khawatir akan semakin hilangnya
para penghapal AI-Quran, sehingga kelestarian AI-Quran juga ikut terancam,
'Umar datang menemui khalifah pertama, Abu Bakar agar segera
menginstruksikan pengumpulan AI-Quran dari berbagai sumber, baik
yang tersimpan di dalam hapalan maupun tulisan.23
Zaid bin Tsabit, salah seorang sekretaris Nabi, berdasarkan riwayat
Al-Bukhari (kitab "Fadh' ii AI-Quran", bab Ill dan IV; kitab "AI-Ahkam", bab
XXXVII), mengisahkan bahwa setelah peristiwa berdarah yang menimpa
sekitar 700 orang penghapal AI-Quran, Zaid diminta bertemu Abu Bakar.
·. .. ut hadir dalam pertemuan itu 'Umar bin AI-Khaththab. Abu Bakar
,nembuk::1 pertemuan itu dengan mengatakan, "'Umar telah mendatangiku
·!,: mengatakan bahwa peperangan Yamamah telah berlangsung sengit
oan mer,1;,;ta korban sejumlah qari' Al-Ouran. Aku khawatir hal ini meluas
kepada para penduduk. Kalau demikian, akan banyak penghapal AI-
Quran yang hilang.Aku memandang perlunya penghimpunanAI-
Quran."
Setelah AbuBakar berbicara, Zaid binTsabit mengajukan keberatannya.
Kalimatnya ia arahkan kepada Umar karena usul penulisan datang
darinya, "Bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang belum
dilakukan Rasulullah?" Umar lalu menjawab, "Demi Allah, ini sesuatu
yang baik." Dan ketika Umar belum selesai mengucapkan kalimatnya, Allah
telah melegakan hati Zaid tentang perlunya penghimpunan AI-Quran.
Kemudian Abu Bakar berkata kepada Zaid, "Kau adalah seorang lelaki yang
masih muda dan pintar. Kami tidak menuduhmu (cacat mental). Dahulu kau
rnenulis wahyu untuk Rasulullah. (Sekarang), lacaklah AI-Quran."
Bagi Zaid, tugas yang dipercayakan Khalifah Abu Bakar kepadanya bukan hal
yang ringan. Hal ini bisa dipahami dari kalimat yang terlontar dari mulutnya di

21. la adalah Al-Harits bin Asad AI-Muhasibi dan diberi kunyah 'Abdullah. Ulama sufi besar yang alim dalam
bidang ushul dan mu'malat, serta menjadi guru bagi kebanyakan muridnya di Baghdad ini wafat
di Baghdad tahun 243 H (Ash-Shalih, 1988:74).
22. Jalaluddin As-Suyuthi, Al-ltqan ti 'Ulum AJ-Quran, Oar AI-Fikr, Beirut, t.t., Jilid I, him. 60.
23. Ash-Shalih, op. cit., him. 74.
40 ulum Al-ouran
hadapan Abu Bakar dan Umar pada waktu itu, "Demi Allah, sekiranya
orang orang membebaniku memindahkan suatu gunung, hal itu tidak lebih
berat daripada apa yang kau perintahkan kepadaku untuk menghimpun AI-
Quran."
Dalam melaksanakan tugasnya, Zaid menetapkan kriteria yang
ketat untuk setiap ayat yang dikumpulkannya. la tidak menerima ayat yang
hanya berdasarkan hapalan, tanpa didukung tulisan.24 Kehati-
hatiannya diperlihatkan oleh ucapannya sebagaimana tertuang pada akhir
hadis yang diriwayatkan Al-Bukhari di atas, "... Hingga aku temukan
akhir surat At Taubah [9] pada tangan Abu Khuzaimah AI-Anshari."
Ungkapannya itu tidak menunjukkan bahwa akhir surat At-Taubah (9] itu
tidak mutawatir, tetapi lebih menunjukkan bahwa hanya Abu
Khuzaimah AI-Anshari yang menulisnya. Zaid dan sahabat-sahabat
lainnya juga menghapalnya, tetapi tidak memiliki tulisannya.
Sikap kehati-hatian Zaid dalam mengumpulkan AI-Quran sebenarnya
atas dasar pesan Abu Bakar kepada Zaid dan 'Umar. Abu Bakar
berkata:25

Artinya:
"Dubuklah k al i a mn pintu masjia. Siapa saja M(J MtaM(J keptroa kalian membawa catatmt
Ai-Quran &«a saks maka catatlah. 11

Riwayat yang berkaitan juga dikeluarkan lbnAbi Dawud26melalui jalan Yahya


bin 'Abdirrahman bin Hatib yang menceritakan bahwa 'Umar berkata:

< J ' - \ :,,,A. t ..A.,\,\v..,....,J


', , , , " / " 1 ,/. \., ,/ 'I ,: /;,1;I /. A/

/ v-"°' ,11 .- I), 1 iJ\C: ·LA

'.' \
'
\

" \\ "
I
V----
V.
.,\
,11

,,. ..
,,,,

.\ ' • ' ..
t
.
j
'-' ..... •\\.=' .) (,) .. '-' ..
/ / / • r ,
/,, /'I/, ,-: , /"/ t/ , / //"
.,} i. : .,
, ;/
_.;.4 Y;:. ;, .L..t l : '1 i,) .J•'-
/"
''111'\
, :
-- F
/ ,
..,,,
24. AI-Oaththan, op. cit., him. 126.
25. As-Suyuthi, loc. cit.
26. la adalah 'Abdullah bin Suleiman bin AI-Asyats Al·Azdl AI-Sijlstani, salah seorang hafizhhadis yang beSar.
Di antara karya-karyanya adalah AI-Mashahif, AI-Musnad, AJ-Sunan, AJ-Tafsir; AJ-Qira'at, An-Nasikh wa
AI-Mansukh. Uhat AI-Qaththan, op. cit., him. 127.

ulum Al-ourat1 41
Artlnya:
"Siapa saja pernahmenoongar seberapa saja a t Al-Quran oori RtlSuluilah, sampa .Jah
(kepaM Zai()). Dan(paoo waktu itu) para sababat telah menulisn paba suhuf, papa,i,batt
t,elcpah kurma. Zail> ti3ak menerima laporan a at l>ari siapa pun sebelum l>iperkitai
bua
si.'121
Di dalam menerangkan pengertian "dua saksi" riwayat ini, perlu
disimak pendapat lbn Hajar. Menurut tokoh hadis kenamaan ini, syahidain
(duasaksi) di sini tidak harus keduanya dalam bentuk hapalan, atau
keduanya dalam bentuk tulisan. Sahabat tertentu yang membawa ayat
tertentu dapat dtterima bila ayat yang disodorkan didukung dua hapalan
dan atau tulisan sahabat lainnya. Demikian juga, suatu hapalan ayat
tertentu yang dibawa oleh sahabat tertentu baru bisa diterima bila
dikuatkan oleh dua catatan dan atau hapalan sahabat lainnya.28
Pemahaman lbn Hajar tentang syahidain sedikit berbeda dengan apa yang
ditangkap As-Sakhawi (w. 643 H.).29 Asy-Syakhawi memandang
bahwa syahidain artinya catatan sahabat tertentu mengenai ayat
tertentu. Ayat tertentu yang disodorkan sahabat dapat diterima jika
memiliki dua saksi yang memberikan kesaksian bahwa catatan itu
memang ditulis di hadapan Nabi.30
Pekerjaan yang dibebankan ke pundak Zaid dapat diselesaikan
dalarn waktu kurang lebih satu tahun, yaitu pada tahun 13 H. dibawah
pengawasan Abu Bakar, 'Umar, dan para tokoh sahabat lainnya.31Tidak
syak lagi, ketiga tokoh yang telah disebut-sebut dalam pengumpulan AI-
Quran pada masa Abu Bakar, yakni Abu Bakar, 'Umar, dan Zaid,
mempunyai peranan yang sangat panting. 'Umar yang terkenal dengan
terobosan-terobosan jitunya menjadi pencetus ide. lni tentunya punya arti
tersendiri. Zaid sudah tentu mendapat kehormatan besar karena ia
dipercaya menghimpun kttab suci AI-Quran yang memerlukan kejujuran,
kecermatan, ketelitian, dan kerja keras. Khalifah Abu Bakar sebagai
decision maker menduduki porsi tersendiri. Tak berlebihan bila 'Ali
bin Abi Thalib memujinya dengan mengatakan:

i 't t ;,,J LJ,/t:/ / /


9\":'9, i)-4V.J \,A•-F"'! "! eU>Ir?.
/ IJ/ /\_ ;' ,/II /

",-," ih
•/.,,. U'

'D. AI.Qaththan, op. cit., him. 1'D.


28. As-Suyuthi, b;. cit.
29. laadalah'AlibinMuhammad bin'Abel Ash-Shamad, yang tet'kenal dengan nama As-8akhawi. lamempunysi
set>uah karya tentang qira'at yang diberi judul As-Sakhawiyyah. Uhat AI-Qaththan, op. cit., him. 127.
30. AI-Suyuthi, toe. cit.
31. Ash-Shalih, op. cit., him. n.

42 U(Mm A.1-0mm
Artinya:
"Se,n,ga Alftib merabmati Alm Bakar.la ora119 ;!)<1"9 pertama kali (fflD19'1mbil keputusa11)
lllellfJllmpu/k.a11kitab Alf_ab!1 (Az-z.a,kas:¢1U, I:2.39
Setelah sempuma, kemudian berdasarkan musyawarah, tulisan AI
Quran yang sudah terkumpul itu dinamakan "Mushar, sebagaimana
disebutkan lbnu Asytah32di dalam kitab A/-Mashahifyang didasarkan pada
riwayat yang sampai kepadanya melalui jalan Musa bin 'Aqabah dari lbnu
Syihab:33

,:
( 1 t.*"' Y"' . _j\(.. --,'( ,,,,:<\"{t\1 \t
I' · .1i( , ., _., .,,,, ( \ _:,
:Y't,J" i) ·

,· ,-,-..., -J•l)\S
U ,,,,,
J_, l 1,
-
> 'fo'•
·'. l,)\Ji-:1 ·.,
11A::
../1... ,, " :':,
,,
.,' .,,.,)·
,
i◄ lle.,,..!,v
,,
1'° "'"
. , .r
,,, , ..,,,

,,i; t,,'l - v . , -- i . .U::-.z,v,


-. , ( ,, ,, . "j. ,
,(/,,t ,., . , ,,, t " '(,.:'' , 1,,,,_ \ •
,.., , , t , , /,, /

• \'-&...., \) o_,_-,VIir" (1(,.'.) It

Artinya:
1'Setefab M-Qura11 te,kumpu' mereka me11ulisk!l1111;!Jtl bi atas ke,t,is. Alm Baktir berkaui,
1carif_abnamlaffltuk.Al-Quran;!)tl"9siwabbitulis mi'Se&igio11 sahabat 11fktmnama '.As-

Sifr'. Alm Bakti,berkaui, 'ltH nama ;!)tl"9 3ilierik.an or O"B Yahiwi' Mereka JIii"
twk -itw.St.bagiansJ,al,at"lam -,,Al-Mws/,af karma 1

ormig-o,0"9 Hahs;¢""" memakai nama itH. Mereka JIIIII alihirn;!Jtl sepakat 00"9'ffl IIOIIIII
ibt!'
Setelah Abu Bakarwafat, suhuf-suhuf AI-Ouran itu disimpan
Khalifah 'Umar dan ketika 'Umar wafat, mushaf itu disimpan Hafsah,
bukan oleh 'Utsman bin 'Affan sebagai khalifah yang menggantikan
'Umar. Timbul pertanyaan, mengapa mushaf itu tidak diserahkan kepada
khalifah setelah 'Umar? Pertanyaan itu logis. Hanya 'Umar, menurut
Zarzur, mempunyai pertimbangan lain, yaitu bahwa sebelum wafat,
'Umar memberikan kesempatan kepada enam sahabat untuk
bermusyawarah memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi
khalifah. Kalau 'Umar memberikan

32. la adalah Muhammad bin 'Abdullah bin Muhammad bin Asylah yang memperolah kunyah Abu Bakar.
la IOCl'ang pakar dalam bldang Hmu Nahwu dan terkenal sebagai seorang mutraqqiq dan 1ep81Caya.
la banyak te ibat langsung dengan ilmu-ilmu AI.Quran. Karyanya yang berjudul Al•Mukhbir
sekaligua ihatkan keluasan ilmunya. Biografinya dapat dilihat pula pada GhayahAn-Nihayah ff
11labaqal AJ.
Ouna·, t:184. Uhat Ibid., him. n.
33. Ibid., him. n-1&.
t1!1D11 Al-0tcr1111 43
mushaf yang ada padanya kepada salah seorang di antara enam
sahabat itu, ia khawatir hal tersebut diinterpretasikan sebagai dukungan
kepada sahabat yang memegang mushaf. Padahal, 'Umar ingin
memberikan kebebasan sepenuhnya kepada enam sahabat itu untuk
memilih di antara rnereka yang layak menjadi khalifah. la menyerahkan
mushaf itu kepada Hafsah yang lebih dari layak memegang mushaf
yang sangat bern,lai.34 Terlebih lagi, ia adalah istri Nabi dan sudah
menghapal AI-Quran secara keseluruhannya.35
2) Pada Masa 'Utsman bin 'Affan
Penjelasan tradisional, berupa hadis Nabi yang diriwayatkan AI-Bukhari,ae
tentang alasan yang menyebabkan diambil langkah selanjutnya dalam
menetapkan bentuk AI-Quran menyiratkan bahwa perbedaan-perbedaan
serius dalam qira'at (cara membaca) AI-Quran terdapat dalam salinan-salinan
AI-Quran yang ada pada masa 'Utsman bin 'Affan di berbagai
wilayah. Dikisahkan kepada kita bahwa selama pengiriman ekspedisi
militer ke Armenia dan Azerbaijan, perselisihan tentang bacaan AI-Quran
muncul di kalangan tentara-tentara Muslim, yang sebagiannya direkrut dari
Siria dan sebagian lagi dari lrak. Perselisihan ini cukup serius hingga
menyebabkan pimpinan tentara Muslim, Hudzaifah, melaporkannya
kepada Khalifah 'Utsman (644-656) dan mendesaknya agar
mengambil langkah guna mengakhiri perbedaan-perbedaan bacaan
tersebut. Khalifah lalu berembuk dengan para sahabat senior Nabi, dan
akhimya menugaskan Zaid bin Tsablt "mengumpulkan" AI-Quran.
Bersama Zaid, ikut bergabung tiga anggota keluarga Mekah
terpandang: 'Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Al-'Ash, dan 'Abd Ar-
Rahman bin AI-Harits.
Satu prinsip yang mereka ikuti dalam menjalankan tugas ini
adalah bahwa dalam kasus kesulitan bacaan, dialek Quraisy -suku dari
mana Nabi berasal- harus dijadikan pilihan. Keseluruhan AI-Quran direvisi
dengan cermat dan dibandingkan dengan suhuf yang berada di tangan
Hafshah

34. Kamaluddin Marzuki, Ulum AI-Quran, Rosdakarya, Bandung, 1992, him, 73.
35. Shalih, op:cit., him. n.
36. lsi lengkap hadis tersebut adalah sebagai berikut, Hudzaifah bin Al-Yaman datang menemui Khalifah 'Utsman.
Sebelumnya, Hudzaifah bersama pasukan dari lrak melakukan ekspedisi ke Syam untuk menguasai daera/1
Armenia dan Azerbaijan. Di Syam, Hudzaifah cikagetkan dengan perbedaancara membaca AJ-Quran. Hudzaf.il
pu,melaporl<annyakepada 'Utsman, 'Wahai Amirul Mukminin, buatlah kebijakan untuk umat ini set,sum
memka berselisih mengenai AJ-Ouran sebagaimana orang-orang Yahudi terhadap kitabsucinya" 'Utsman pun
memoh«I Hafshah meminjamkan mushaf untuk disalin yang kemudian dikembalikan lagi kepadanya. Setelah
mushaf itU berada d tangannya, 'Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit, 'Abdullah binAI-Zubair,
SafdbinAl-'Ash, dan'Alxi Ar-Rahman bin AJ-Harits untuk menyalinnya ke dalam beberapa mushaf. 'Utsman
berl<ata kepada ketiga tokOh Quraisy d atas, "Jika kalian menemukan perbedaan mengenai AJ.Quran dengan
Zaid, tulisJah dengan lsWI
Quraisy, karena sesungguhnya AJ-Quran turun dengan menggunakan lisan orang-orang Quraisy•. MtJai/;/1
t,ekerja tim itu sehingga salinan-salinanmushaf pun rampung ditulis. Salinan-salinan itu kemudan dikirimkan l<8_
t,e,bagai wilayah. Utsman lalu memerintahkan membakarsetiapmushaf yangberbeda dengan mushaf }'af'(Jf8SITW
/tU. Uhat Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, kitab "Fadha'il AI-Quran", bab II dan Ill, Jilict IV, him. 99.
44 u{um Al-ouran
serta dikembalikan kepadanya ketika resensi AI-Quran selesai
digarap. Dengan demikian, suatu naskah otoritatif (absah) AI-Quran,
yang sering juga disebut mushaf 'Utsmani, telah ditetapkan. Sejumlah
salinannya dibuat dan dibagikan ke pusat-pusat utama daerah Islam.
Az-Zarqani mengemukakan pedoman pelaksanaan tugas yang diemban
oleh Zaid bin Tsabit sebagai berikut:
(a) Tidak menulis sesuatu dalam mushaf, kecuali telah diyakini bahwa itu adalah
ayat AI-Quran yang dibaca Nabi pada pemeriksaan Jibril dan tilawah-nya
tidak mansukh.
(b) Untuk menjamin ketujuh huruf turunnya Al-Ouran, tulisan mushaf bebas
dari titik dan syakal.
(c) Lafazh yang tidak dibaca dengan bermacam-macam bacaan ditulis
dengan bentuk unik, sedangkan lafazh yang dibaca dengan lebih satu
qira'at ditulis dengan rasmyang berbeda pada tiap-tiap mushat Mereka
tidak menuliskan bacaan tersebut dalam satu mushaf karena merasa
khawatir akan ada anggapan bahwa lafazh tersebut diturunkan berulang
kali dalam bacaan yang berbeda. Padahal, sebenamya lafazh tersebut hanya
turun satu kali yang dapat dibaca dengan bacaan lebih dari satu macam.
Mereka juga menghindari penulisan lafazh dengan dua rasm dalam satu
mushaf untuk menghindari dugaan bahwa rasmitu merupakan koreksi
untuk yang lainnya.
(ct) Berkaitan dengan terjadinya perbedaan mengenai bahasa, ditetapkan
bahasa Quraisy yang digunakan karenaAI-Quran diturunkan dalam bahasa
tersebut.
lnisiatif 'Utsman untuk menyatukan penulisan AI-Quran tampaknya
sangat beralasan. Betapa tidak, menurut beberapa riwayat, perbedaan
cara membaca AI-Ouran pada saat itu sudah berada pada titik yang
menyebabkan umat Islam saling menyalahkan dan pada ujungnya terjadi
perselisihan di antara mereka. Sebuah riwayat menjelaskan bahwa
perbedaan cara membacaAI-Quran ini terlihat pada waktu pertemuan
pasukan perang Islam yang datang dari lrak dan Syiria. Sementara mereka
yang datang dari Syam (Syiria) mengikuti qira'at Ubai bin Ka'ab, mereka
yang berasal dari lrak membacanya sesuai dengan qira'at lbn Mas'ud.
Tak jarang pula, di antara mereka yang mengikuti qira'atAbu MusaAI-
Asy'ari. Masing-masing pihak merasa bahwa qira'at yang dimilikinya
lebih baik.37
Riwayat lain yang dikeluarkan dari Abu Qulabah menjelaskan bahwa
pada masa Khalifah 'Utsman, seorang guru mengajarkan qira'at tokoh
tertentu,

37
· As-suyuthl, op. cit., him. 61.
ulum A.l-euran 45
dan guru (lainnya) mengajarkan qira'at tokoh (lainnya). Anak-anak bef1ernu
dan berpecah. Persoalan ini terangkat sampai kepada para guru
yangPada gilirannya saling mengafirkan.38
Mengenai jumlah pasti naskah standar yang dibuat dan tempat-tetnpat
pengirimannya, hadis memberikan penjelasan yang berbeda-beda; tetapi
kemungkinannya, satu salinan disimpan di Madinah dan salinan•Salinan
lain dikirim ke kota-kota Kufah, Bashrah dan Damaskus, serta mungkin
juga ke Mekah. Salinan-salinan AI-Quran yang ada sebelumnya, yakni
sebelum adanya resensi 'Utsmahi, diberitakan telah dimusnahkan, sehingga
teks seluruh salinan AI-Quran yang akan dibuat pada masa-
masa selanjutnya didasarkan pada naskah-naskah standar tersebut.
'Utsman memutuskan agar mushaf-mushaf yang beredar adalah mushaf
yang memenuhi persyaratan berikut:
(a) Harus terbukti mutawatir, tidak ditulis berdasarkan riwayat ahad,39
(b) Mengabaikan ayat yang bacaannya dinasakh dan ayat tersebut tidak
diyakini dibaca kembali di hadapan Nabi pada saat-saat terakhir,
(c) Kronologi surat dan ayat seperti yang dikenal sekarang ini, berbeda
dengan mushaf Abu Bakar yang susunan suratnya berbeda dengan
'. mushaf 'Utsman,
(d) Sistem penulisan yang digunakan mushaf mampu mencakupi
qira'at
yang berbeda sesuai dengan lafazh-lafazh AI-Quran ketika turun,
(e) Semua yang bukan termasuk AI-Quran dihilangkan. Misalnya
yang ditulis di mushaf sebagian sahabat yang mereka juga menulis
makna ayat atau penjelasan nasikh-mansukhdi dalam mushaf.40
Perbedaan penulisan AI-Quran pada masa Abu Bakar dan pada
masa 'Utsman bin 'Affan, dapat dilihat berikut ini:

Pada Masa Abu Bakar Pada Masa 'Utsman bin


'Affan
1, Motivasi penulisannya adalah
khawatir, sirnanya AI-Quran 1. Motivasi penufisannya karena
dengan syahidnya beberapa terjadinya banyak perselisihan
penghapal AI-Quran pada di dalam cara membaca AI

_
Perang Yamamah. Quran (qira'at).

........,.,,...

B. AI-Shalih, qo. cit., him. 81.


1, Riwayat yang tidak sampai pada derajat mutawatir.
l Marzuki, qo. cit, him. 76.
ul111n Al-our1m
2. Abu Bakar melakukannya
2. 'Utsman melakukannya dengan
dengan mengumpulkan tulisan
menyederhanakan tulisan
tulisan AI-Quran yang terpencar
mushaf pada satu. huruf dari
pencar pada pelepah kurma, tujuh hurufyang dengannya AI
kulit, tulang, dan sebagainya. Quran turun.41

3) Penyempumaan Penulisan AJ-Quran sete/ah Masa Khalifah


Mushaf yang ditulis atas perintah 'Utsman tidak memiliki harakat dan tanda
titik sehingga dapat dibaca dengan salah satu qira'at yang tujuh. Setetah
banyak orang non-Arab memeluk Islam, mereka merasa kesulitan
membaca mushaf yang tidak berharakat dan bertitik itu. Pada masa
Khalifah 'Abd Al Malik (685--705), ketidakmemadainyamushaf ini telah
dimaklumi para sarjana muslim terkemuka saat itu dan karena itu pula
penyempumaan mulai segera dilakukan. Tersebutfah dua tokoh yang
berjasa dalam hal ini, yaitu 'Ubaidillah bin Ziyad (w. 67 H.) dan Hajjaj bin
Yusuf Ats-Tsaqafi (w. 95 H.). lbn Ziyad
,
diberitakan memerintahkan seorang lelaki dari Persia untuk meletakkan a/if
sebagai pengganti dari huruf yang dibuang. Misalnya, tulisan qalat t::i;)

dan kanat ( ) digami dengan ti dan .;.-. Adapun AI-Hajjaj


melakukan penyempumaan terhadap mushaf 'Utsmani pada sebelas
tempat yang karenanya membaca mushaf lebih mudah.42
Upaya penyempurnaan itu tidak berlangsung sekaligus, tetapi bertahap
dan dilakukan oleh setiap generasi sampai abad Ill H (atau akhir abad
IX M.) ketika proses penyempurnaan naskah AI-Quran (mushaf
'Utsmani) selesai dilakukan. Tercatat pula tiga nama yang disebut-sebut
sebagai orang yang pertama kali meletakkan tanda titik pada mushaf
'Utsmani. Ketiga orang itu adalah Abu AI-Aswad Ad-Da'uli, Yahya' bin
Ya'mar (45-129 H.), dan Nashr bin 'Ashim AI-Laits (w. 89 H.). 43 Adapun
orang yang disebut sebut pertama kali meletakkan hamzah, tasydid, Al-
raum, dan al-isymam adalah Al-Khalil bin Ahmad AI-Farahidi AI-Azdi
yang diberi kunyah Abu 'Abdirrahman (w. 175 H.).44

41. Ada sebuah riwayat hadis diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Al-Nasa'i, AI-Turmudzi,
Ahmad, dan lbn Jarir yang menyatakan bahwa Rasulullah pemah bersabda, "Sesungguhnya AI-Ouran ini
diturunkan dengan menggunakan tujuh huruf (sab·at ahru . Maka, pilihlah satu darinya." Apa yang
dimaksud dengan huruf pada riwayat itu telah menimbulkan beragam pendapat di kalangan para ulama.
Salah satu pendapat
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan huruf ini adalah dialek. Lihat uraiannya lebih lanjut pada al
Oaththan, op. cit., him. 156-169.
42. Shalih, op. cit., him. 89-91.
43. Ibid., him. 93-94.
44. Ibid., him. 98.

ulu:m ,J-0u,an 47
Upaya penulisan Af-Ouran dengan tulisan yang bagus
meruPakan upaya fain yang telah dilakukan generasi terdahulu.
Diberitakan bahwa Khalifah AI-Walid (memerintah dari tahun 86-96 H.)
memerintahkan Khalid
bin Abi AI-Hayyaj yang terkenal keindahan tulisannya untuk menulis '""8hat
AI-Ouran.45Dan untuk pertama kalinya, AI-Quran dicetak di Bunduqptya
pada tahun 1530 M, tetapi begitu keluar, penguasa gereja
mengeluarkan
perintah pemusnahan kitab suci agama Islam ini. Dan baru lahir lagi
C8takan
selanjutnya atas usaha seorang Jerman bernama Hinkelman pada tahun
1694 M. di Hamburg (Jerman). Disusul kemudian oleh Marracci padatahun
1698 M. di Padoue. Sayangnya, tak satu pun dari AI-Quran cetakan
P8rtama,
kedua, maupun ketiga itu yang tersisa di dunia Islam. Dan sayangnya
pula,
perintis penerbitanAI-Quran pertama itu dari kalangan bukan muslim.41
Penerbitan AI-Ouran dengan label Islam baru dimulai pada tahun 1787.
Yang menerbitkannya adalah Maulaya 'Utsman. Dan mushaf cetakan ltu
lahir di Saint-Petersbourg, Rusia, atau Leningrad, Uni Soviet
sekarang. lahir lagi kemudian, mushaf cetakan di Kazan. Kemudian
terbit lagidiIran. Tahun°1248 H./1828 M., negeri Persia ini menerbitkan
mushaf cetakandi kota Teheran. Lima tahun kemudian, yakni tahun
1833, terbit lagimushaf cetakan di Tabriz. Setelah dua kali diterbitkan di
Iran, setahun kemudian (1834) terbit lagi mushaf cetakan di Leipzig,
Jerman.47
Di negaraArab, Raja Fuad dari Mesir membentuk panitia khusus penerbitan
AI-Ouran di perempatan pertama abad XX. Panitia yang dimotori para syekh
AI-Azhar ini pada tahun 1342 H./1923 M. berhasil menerbitkan mushaf
AI Quran cetakan yang bagus. Mushaf yang pertama terbit di
negaraArab ini dicetak sesuai dengan riwayat Hafsah atau qira'at 'Ashim.
Sejak itu, berjuta juta mushaf dicetak di Mesir dan di berbagai
negara.48

Anda mungkin juga menyukai