Social And Economic Problems , Oriented Predominantly Toward The Future, Deeply Concerned With The Relation Of Goals To Collective Decisions And Strives For Comprehensiveness In Policy And Program (Friedman dalam Glasson, 1974:5) Perencanaan Wilayah • Adalah perencanaan penggunaan ruang/ wilayah (termasuk perencanaan pergerakan di dalam ruang wilayah) dan perencanaan kegiatan pada ruang wilayah tersebut. • Perencanaan penggunaan ruang wilayah diatur dalam bentuk perencanaan tata ruang, • Sedangkan perencanaan kegiatan dalam wilayah diatur dalam perencanaan pembangunan. Mengapa perencanaan wilayah diperluakan? (1) • Potensi wilayah selain terbatas juga tidak mungkin lagi diperbanyak atau diperbaharui • Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia • Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat diubah atau diperbaiki kembali • Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya Mengapa perencanaan wilayah diperluakan? (2) • Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian dari masyarakat yang berdomisili di wilayah tersebut, di mana kedua hal tersebut adalah saling mempengaruhi • Potensi wilayah berupa pemberian alam maupun hasil karya manusia di masa lalu adalah aset yang harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam jangka panjang dan bersifat langgeng Tujuan perencanaan wilayah • Menciptakan kehidupan yang nyaman, efisien, berkeadilan serta berkelanjutan, yang pada tahap akhirnya menghasilkan rencana yang menetapkan alokasi dari berbagai kegiatan yang disepakati, baik oleh pihak pemerintah, masyarakat, maupun oleh pihak swasta. JENIS-JENIS PERENCANAAN 1. Perencanaan Fisik VS Perencanaan Ekonomi Perencanaan Fisik VS Perencanaan Ekonomi
Perencanaan untuk Perubahan struktur ekonomi
mengubah atau sesuatu wilayah dan langkah- memanfaatkan struktur fisik langkah untuk memperbaiki suatu wilayah (ex: tingkat kemakmuran suatu perencanaan tata ruang, tata wilayah (KAPET, KADAL,CBD) guna lahan, perencanaan transportasi,komunikasi) 2. Perencanaan Alokatif VS Perencanaan Inovatif
Perencanaan Alokatif VS Perencanaan Inovatif
Berkenaan dengan Menciptakan sistem yang baru
menyukseskan rencana ataupun perubahan-perubahan umum yang telah disusun yang dapat memberikan hasil pada level yang lebih tinggi akhir yang lebih besar atau lebih atau telah menjadi baik kesepakatan bersama (KASIBA, LISIBA) (RUTRRDTR) 3. Perencanaan Bertujuan Jamak VS Perencanaan Bertujuan Tunggal
Perencanaan Jamak VS Perencanaan Tunggal
Perencanaan memiliki Sasaran yang hendak dicapai
beberapa tujuan sekaligus adalah sesuatu yang dinyatakan dengan tegas dalam perencanaan yang bersifat tunggal. (Mis: rencana pemerintah untuk membangun 100 unit rumah dilokasi tertentu) 4. Perencanaan Bertujuan Jelas VS Perencanaan Bertujuan Laten
Perencanaan Bertujuan Jelas VS Perencanaan Bertujuan Laten
Perencanaan dengan Perencanaan yang tidak
menyebutkan tujuan dan menyebutkan sasaran dan tujuan sasaran dari perencanaan secara jelas sehingga sulit tersebut, yang sasarannya dapat dijabarkan diukur keberhasilannya (mis: Insentif pajak tanah untuk Petani) 5. Perencanaan indikatif VS Perencanaan imperatif
Perencanaan Indikatif VS Perencanaan Imperatif
Perencanaan dimana tujuan Perencanaan yang mengatur baik
yang hendak dicapai hanya sasaran, prosedur, pelaksana, waktu dinyatakan dalam bentuk pelaksanaan, bahan-bahan, serta indikasi, artinya tidak dipatok alat-alat yang dapat dipakai untuk secara tegas menjalankan rencana tersebut 6. Top Down VS Bottom Up Planning Top Down Planning VS Bottom Up Planning
Apabila kewenangan utama Kewenangan utama perencanaan
dalam perencanaan berada berada pada institusi yang lebih pada institusi yang lebih tinggi rendah, dimana institusi perencana dimana institusi perencana pada level yang lebih tinggi harus pada level yang lebih rendah menerima usulan-usulan yang harus menerima rencana atau diajukan oleh institusi perencanaan arahan dari institusi yang lebih pada tingkat yang lebih rendah tinggi (sentralistik) (desentralistik) 7. Vertical Planning VS Horizontal Planning
Vertical Planning VS Horizontal Planning
Perencanaan yang lebih Menekankan keterkaitan antar
mengutamakan koordinasi antar berbagai sektor sehingga berbagai berbagai jenjang pada sektor sektor itu dapat berkembang secara yang sama bersinergi (Kab/Kota + Prop) 8. perencanaan yang melibatkan masyarakat secara langsung vs perencanaan yang tidak melibatkan masyarakat secara langsung Melibatkan Masyarakat Secara VS Tidak Melibatkan Masyarakat Langsung Secara Langsung Apabila sejak awal masyarakat Apabila perencanaan bersifat teknis sudah diberi tahu dan diajak pelaksanaan, bersifat internal, ikut serta dalam menyusun menyangkut bidang yang sempit rencana dan secara tidak langsung bersangkut paut dengan kepentingan orang banyak Langkah-langkah Dalam Perencanaan Wilayah (1) • Gambaran kondisi saat ini, identifikasi persoalan baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang • Tetapkan visi, misi dan tujuan umum • Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang • Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable maupun non-controllable • Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, yaitu tujuan yang dapat diukur Langkah-langkah Dalam Perencanaan Wilayah (2) • Mencari dan mengevaluasi berbagai alternatif untuk mencapai sasaran tersebut • Memilih alternatif yang terbaik, termasuk menentukan berbagai kegiatan pendukung yang dilaksanakan • Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan • Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan PENDEKATAN SEKTORAL DAN REGIONAL DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH Pendekatan sektoral biasanya less-spatial (kurang memperhatikan aspek ruang secara keseluruhan) Pada tahap awal seluruh kegiatan ekonomi di dalam wilayah perencanaan dikelompokan atas sektor-sektor
Setiap sektor dilihat potensi dan peluangnya dan menetapkan
apa yang ditingkatkan dan dimana peningkatan tersebut. Pendekatan sektoral dapat diperinci atas daerah yang lebih kecil (ex: analisi sektoral per kabupaten, per kecamatan atau per desa)
Setiap sektor diperinci lagi ke dalam subsektor atas dasar
komoditi
Setelah informasi komoditi didapat selanjutnya dapat
disimpulkan tentang keadaan per sub sektor dan selanjutnya keadaan keseluruhan sektor.
Menghasilkan proyek-proyek yang diusulkan untuk
dilaksanakan. Setelah proyeknya diketahui, barulah dipikirkan dimana lokasi proyek tersebut. Pendekatan sektoral (lanjutan) • Salah satu pendekatan sektoral adalah melihat kaitan pertumbuhan antara satu sektor dengan sektor lainnya dan sebaliknya. • Pendekatan ini digunakan untuk meramalkan pertumbuhan masing-masing sektor, yang kemudian akan dipilih langkah yang paling mungkin untuk dilaksanakan setelah memperhatikan keterbatasan yang dihadapi untuk sektor tersebut Dalam pendekatan sektoral perlu dilakukan analisa (1): • Sektor/komoditi yang memiliki competitive advantage di wilayah tersebut • Sektor/komoditi basis dan non basis • Sektor/komoditi yang memiliki nilai tambah yang tinggi • Sektor/komoditi yang memiliki forward linkage dan backward linkage yang tinggi Dalam pendekatan sektoral perlu dilakukan analisa (2): • Sektor/komoditi yang perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan minimal wilayah tersebut • Sektor/komoditi yang banyak menyerap tenaga kerja satu per satu satuan modal dan per satu hektar lahan
Atas dasar berbagai kriteria tersebut ditetapkan skala
prioritas tentang sektor yang perlu dikembangkan. Penetapan sektor dibutuhkan karena terbatasnya dana yang berasal dari anggaran pemerintah untuk perencanaan pembangunan wilayah Pendekatan regional lebih bersifat spasial dan merupakan jembatan untuk mengaitkan perencanaan pembangunan dengan rencana tata ruang
• Dalam pendekatan regional diperhatikan penggunaan ruang
untuk kegiatan produksi/jasa, serta memprediksi arah konsentrasi kegiatan dan memperhatikan kebutuhan fasilitas untuk masing-masing konsentrasi serta merencanakan jaringan-jaringan penghubung sehingga berbagai konsentrasi kegiatan dapat dihubungkan secara efisien. • Pendekatan ini memandang wilayah sebagai kumpulan dari unit-unit wilayah yang lebih kecil dengan potensi daya tariknya masing-masing (berbeda). • Perlunya analisis dinamik pergerakan dari faktor-faktor produksi (kecuali alam). Memadukan Pendekatan Sektoral dan Regional (1) • Pendekatan sektoral saja tidak akan mampu melihat adanya tumpang-tindih (kecuali melalui pendekatan komprehensif seperti linear programming), juga tidak mampu melihat perubahan struktur ruang yang mungkin terjadi. • Misalnya: tidak mampu melihat wilayah mana yang akan berkembang, wilayah mana yang kurang terbangun, perubahan dari pergerakan arus orang dan barang serta dampaknya terhadap lingkungan Memadukan Pendekatan Sektoral dan Regional (2) • Pendekatan regional lebih bersifat makro sehingga tidak cukup detail untuk membahas sektor per sektor apalagi komoditi per komoditi. • Pendekatan regional saja tidak akan mampu menjelaskan apa yang akan dikembangkan, berapa luas, apakah pasar masih dapat menyerap tambahan komoditi, apakah input untuk pengembangannya masih cukup serta bagaimana tingkah laku para pesaing. • Atas dasar alasan tersebut, pendekatan pembangunan wilayah haruslah gabungan antar pendekatan sektoral dan pendekatan regional