Oleh :
Kelompok :3
LABORATORIUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang mana telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dari
Bapak Rudi Hermawan,S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Korosi
dan Teknik Pelapisan ini dengan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini
karena telah memberikan tugas yang dapat menambah keterampilan kami sebagai
calon pendidik, dan tidak lupa kami ucapkan kepada orang tua dan juga pihak-
pihak terkait yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk melancarkan tugas
ini.
Susunan laporan ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan
demi perbaikan yang akan mendatang dan apapun yang sifatnya membangun,
dengan senang hati kami terima. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan
untuk kita semua.
Penyusun
HALAMAN JUDUL………………………………………..………….... i
KATA PENGANTAR………………………………………................... ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………. iii
BAB I : Judul ……………………………………………………………. 1
A. Tujuan Praktikum ……………….……………………………….
B. Kajian Teori………………………………………………………
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja………………………………..
D. Alat dan Bahan …………………………………………………..
E. Gambar Kerja …………………………………………………….
F. Langkah Kerja………………………………………………...…..
G. Dokumentasi Hasil Praktikum…………………………………...
H. Kesulitan yang dihadapi……………………………………….....
I. Cara Mengatasi Kesulitan ………………………………………...
J. Penutup……………………………………………………...…….
1) Kesimpulan………...………………………………………….
2) Saran…………………………………………………………...
K. Referensi………………………...………………………………..
L. Lampiran………………………...………………………………..
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis korosi.
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi.
3. Mahasiswa mampu spesimen yang lebih cepat dan banyak
perkaratannya dari berbagai macam perlakuan.
4. Mahasiswa mampu mengetahui berat setelah dan sebelum
spesimen mengalami korosi.
5. Mahasiswa mampu mengetahui proses perkaratan spesimen
dengan berbagai perlakuan.
6. Mahasiswa mampu menerapkan K3 di dalam bengkel.
B. Kajian Teori
Korosi merupakan peristiwa yang sering terjadi pada hampir semua logam
dan baja yang digunakan untuk keperluan seharihari, seperti mobil, jembatan,
mesin, pipa, kapal laut, peralatan industri. Beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk memperlambat laju korosi antara lain dengan melapisi permukaan logam,
proteksi katodik, penambahan bahan aditif sebagai inhibitor korosi (Karim,
2012).
Laju korosi adalah kecepatan perubahan massa logam terhadap waktu
karena terjadinya proses korosi elektrokimia. Pengendalian secara preventif untuk
mencegah terjadinya korosi lebih baik dibandingkan dengan memperbaiki. Setelah
terjadi korosi pada logam, akan dibutuhkan biaya yan jauh lebih besar.
Lingkungan sekeliling yang dapat mengakibatkan korosi adalah udara, sinar
matahari, embun, air tawar, air laut, air danau, air sungai, dan tanah yang berupa
tanah pertanian, tanah rawa, tanah kapur, dan tanah pasir berbatu-batu (Handoko,
2012).
Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan peralatan yang
menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin, pipa, mobil,
kapal dan lain sebagainya. Terdapat dua macam proses korosi, yakni :
a. Korosi Proses kimia
b. Korosi Elektrokimia
Korosi proses kimia merupakan serangan korosi secara langsung, tanpa
adanya aliran listrik pada logam. Contohnya adalah berkaratnya baja dalam udara
terbuka. Korosi oleh proses kimia biasanya menyebar secara merata pada seluruh
permukaan logam. Sedangkan korosi elektrokimia terjadi pada permukaan logam
yang akan terbentuk daerah–daerah anoda dan katoda, yang satu dengan yang
lainnya dipisahkan oleh jarak–jarak tertentu. Karena potensial anoda “kurang
mulia” atau tinggi drajatnya dibanding potensial katoda, maka akan terjadi arus
listrik diantara kedua elektroda tersebut, electron–electron akan berpindah dari
anoda ke katoda, sehingga anoda larut dan katoda mendapat perlindungan (Amsori,
2012).
Penambahan bahan ionic dapat larut ke dalam larutan hanya sedikit
penambahan jenis-jenis ion baru yang menjadi tersebar secara ack ke antara
unsure-unsur lain yang sudah ada. Salah bila menggap suatu larutan hanya sebagai
bahan padat yang di tambahkan kedalam air. Bahan padat yang tidak terurai
mungkin saja masih ada dalam, walaupun bahan itu tidak sungguh-sungguh berada
dalam larutan karena distribusi ion-ion dalam zat padat dan dalam larutan tidak
homogen: atau dengan kata lain, bahan padat berada dalam fase berbeda dari
larutan. Gaya tarik menarik antar ion-ion positif dan negative masih ada meskipun
dalam larutan namun gaya ini berkurang banyak sekali akibatkehadiran molekul-
molekul air.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi, yakni sebagai
berikut:
a. Faktor pH
pH netral adalah 7, sedangkan ph < 7 bersifat asam dan korosif, sedangkan
untuk pH > 7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi, laju korosi rendah pada
E. Gambar Kerja
J. Penutup
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan pada saat melakukan
praktikum mata kuliah korosi ini adalah terdapat pengurangan berat pada besi
behel yang terjadi akibat dari reaksi kimia yang terjadi pada besi behel tersebut,
pengurangan pada berat tersebut berbeda beda tergantung sedang di reaksikan
pada cairan apa besi behel tersebut sesuai dengan data yang kami dapat pada saat
melakukan penimbangan berulang selama satu minggu terakhir ini.
2. Saran
a. Kelompok kami sangat menyarankan untuk menggunakan sarung tangan
karet jika perlu karna pada saat pengujian bahan ada yg terkena cairan
pada kulit pergelangan tangan nya dan menyebabkan reaksi gatal pada
kulit
b. Pada saat pemotongan benda kerja diusahakan agar menggunakan
Gerindra dari pada gerjaji tangan untuk mendapatkan benda kerja lebih
rata/lurus sama berat
c. Pada saat penimbangan lakukan penimbangan berulang karna faktor
kotoran yang dapat terjatuh dari benda kerja akibat sudah mengalami
korosi
K. Referensi
Utomo, B., 2009. Jenis Korosi dan Penanggulangannya. Kapal, 2(6): 138-141.