Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 4

Dinianto Aditia

Yati Jumiati

Maria Rambu Bepa

Ramli H Sulu

Suriati L

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK KELOMPOK 4 :

1. bagaimana tanggapan kelompok 4, agar perawat CLPN ini bisa menjadi popular seperti halnya
perawat spesialisasi yang lain, karena sebagaimana kita ketahui adanya gangguan kejiwaan
(mental) pada pasien apalagi yang memiliki penyakit kronis bisa di pastikan akan ketahui adanya
gangguan kejiwaan (mental) pada pasien apalagi yang memiliki penyakit kronis bisa di pastikan
akan mengalami gangguan terkait dengan penyakitnya…? ( zulkifli )

Jawaban kelompok :
Dilihat dari sejarahnya, Consultation Liaison Psychiatry Nursing (CLPN) sudah mulai
dikenal di dunia setelah perang dunia 1 di di Amerika Serikat, kemudian berkembang di
United Kingdom dimulai tahun 1970an, dimana CLPN berkembang pesat sebagai akibat
tingginya angka ancaman bunuh diri. Kemudian muncul sekitar tahun 1980 di Australia,
banyak literatur yang menjelaskan tentang CLPN mulai bermunculan, dimana tulisan
tersebut menekankan pentingnya kolaborasi antara psikiater dan perawat jiwa.
Perawat dituntut memiliki kemampuan dan latihan untuk memahami klien, staf dan RSU
dan mengembangkan kemampuan interpersonal dan analitik, motivasi, objektivitas,
maturity, dan a sense of humour.
Agar CPLN menjadi lebih popular khususnya di Indonesia, perawat harus meningkat
kompetensinya dan menunjukan eksistensinya. Ini adalah tanggungjawab bersama
“Perawat Indonesia”.
2. (Andi fara fadhillah ), mau bertanya kepada kelompok 4 mengenai pendapatnya dimana CLPN
seharusnya diterapkan atau digunakan pada ruangan-ruangan intensif, ruang dengan isolasi
perawatan infeksius, dan ruangan dengan penyakit paliatif tapi pada kenyataannya masih minim
RS yang menerapkan hal tersebut atau yang memiliki perawat CLPN di instansinya.

Jawaban Kelompok:
Gangguan kejiwaan muncul sebagai salah satu penyakit penyerta pada klien dengan
masalah fisik. Sekitar 30-50% klien dengan diagnosa fisik mengalami gejala-gejala
psikiatri(Arolt dan Driessen, 1996)

Tingginya tingkat depresi yang dialami oleh pasien-pasien dengan penyakit fisik,
menuntut seorang perawat jiwa untuk bisa memberikan pelayanan CLPN kepada
pasiennya. kurangnya pengetahuan perawat yang bekerja di RSU untuk mengkaji dan
merawat klien dengan masalah kesehatan jiwa inilah yang menuntut perlunya seorang
CLPN.

Pada kenyataannya masih minim RS yang menerapkan hal tersebut atau yang memiliki perawat
CLPN di instansinya merupakan suatu kondisi yang tidak bisa dipungkiri dan butuh proses agar
semua stakeholder memiliki komitmen yang sama untuk mengedepankan mutu pelayanan.

Sebagai Perawat, kita tidak bisa hanya menyalahkan system yang ada tetapi perawat harus terus
memperbaiki kualitas pelayanan keperawatannya, memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif sesuai standar profesi dan etika keperawatan, mengambil perannya agar semua
pasien mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya termasuk masalah kejiwaannya dn alangkah
mulia apabila dapat membantu pasien terhubung dengan spesialis masalah kejiwaan.

3. ( Syamsiah ).sy ingin bertanya ke klp 4.... sesuai dgn pengertian CLPN, jadi tidak semua perawat
itu bisa menjadi perawat jiwa? maaf bl sy salah tanggap, bisa kah anda menjelaskannya... N
bagaimana caranya agar kita sebagai perawat bisa menjadi CLPN?

Jawaban kelompok :

o jadi tidak semua perawat itu bisa menjadi perawat jiwa?


Semua Perawat bisa menjadi perawat kesehatan jiwa tentu bukan hanya dilihat dari aspek
biologis dan spiritualnya namun dilihat juga dari aspek psikososial pasien sehingga perawat
dikatakan dapat dikatakan perawat jiwa

o bagaimana caranya agar kita sebagai perawat bisa menjadi CLPN?

CLPN atau Consultan -Liaison Psychiatric Nursing merupakan seorang spesialis


dibidang keperawatan jiwa, sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan perawat
yang bekerja di RSU untuk mengkaji dan merawat klien dengan masalah
kesehatan(Bailey, 1988:Brinn,2000: Robert, 1998).
Agar layak menjadi seorang CLPN maka perawat harus meningkatkan
kompetensinya dan sebaiknya melanjutkan Pendidikan ke level S2 keperawatan
jiwa.

4. sy mau bertanya ke kelompok 4, apakah ada perbedaan antara triase pada pasien jiwa dan
pasien umum lainnya? ( Syiaruddin )

Jawaban kelompok :
Triase pada pasien ganggun jiwa adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan seorang
CLPN dimana CLPN harus mampu menentukan pada level mana perawatan psikiatrik yang
dibutuhkan oleh klien. Penjelasan lanjutan mohon arahan dan klarifikasi ibu Dosen. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai