Anda di halaman 1dari 9

14.

TRANSFROMASI Z
14.1 Pendahuluan

Dalam bab sebelumnya, kita telah memperkenalkan dua representasi frekuensi, dinamai DTFS dan DTFT
untuk sinyal DT. Representasi frekuensi tersebut dibuat untuk menentukan respon keluaran sistem LTID.
Sayangnya, DTFT tidak ada untuk semua sinyal (contohnya sinyal periodik). Dalam keadaan tersebut di
mana DTFT tidak ada, suatu tranformasi alternatif, disebut sebagai tranfromasi-z dapat digunakan untuk
menganalisa sistem LTID. Bahkan untuk untaian DT yang DTFTnya ada, tranformasi-z selalu bernilai
riil, fungsi rasional dari variabel bebas z disediakan yang untaian Dtnya riil. Sebagai perbandingan, DTFT
umumnya bernilai kompleks. Karenanya menggunakan transformasi-z menyederhanakan manipulasi
aljabar. Akhirnya, DTFT hanya dapat diterapkan pada sistem LTID yang stabil dalam mana respon
impuls absolut penjumlahan. Saat transformasi-z ada untuk sistem LTID stabil dan tidak stabil,
tranformasi-z dapat digunakan untuk menganalisa suatu cakupan yang luas dari sistem LTID.

Perbedaan antara DTFT dan transformasi-z terletak dalam pemilihan variabel bebas yang digunakan
dalam ranah tranformasi. DTFT X ( Ω) dari untaian DT x [k ] menggunakan eksponensial kompleks e j k Ω
sebagai fungsi dasarnya dan memetakan x [k ] dalam istilah e j k Ω . Transformasi-z X ( z) mengekpresikan
x [k ] dalam istilah z k , di mana variabel bebas z diberikan oleh z=e(σ + jΩ)k . Transformasi-z karenanya
merupakan suatu generalisasi dari DTFT, sedangkan transformasi Laplace merupakan generalisasi dari
CTFT.

14.2 Konsep Dasar Transformasi-z

Pada bagian yang lalu telah ditentukan persamaan sintesis dan analisis dari pasangan DTFT
sebagai berikut :

(14.1)

(14.2)

Untuk menurunkan penulisan untuk transformasi-z bilateral, kita dapat menghitung DTFT dari versi
termodifikasi x [k ] e−σ k dari sinyal DT. Berdasar pada (14.2), DTFT sinyal termodifikasi diberikan oleh

(14.3)

Penggantian pada (14.3) menjadi definisi berikut untuk transformasi-z bilateral :

(14.4)

Perlu dicatat bahwa penjumlahan pada (14.4) hanya merupakan penjumlahan absolut untuk nilai z terpilih
. Untuk nilai z lain, penjumlahan takhingga (14.4) tidak dapat konvergen untuk suatu nilai terhingga dan

Created by Sadiana Putra Page 1


karenanya X ( z) menjadi takhingga. Wilayah dalam bidang-z kompleks, dimana penjumlahan (14.4)
terhingga, diacu sebagai wilayah konvergen (ROC) dari transformasi-z X ( z).

Dengan mengikuti suatu penurunan yang serupa untuk persamaan sintesis DTFT, Persamaan (14.1),
penulisan untuk invers transformasi-z nya adalah

(14.5)

di mana C merupakan suatu kontur tertutup dalam arah berlawanan jarum jam dalam ROC. Penyelesaian
(14.5) melibatkan aplikasi teknik integrasi kontur dan karenanya jarang digunakan langsung. Dalam pasal
selanjutnya, kita akan perhatikan pendekatan alternatif yang didasarkan pada tabel look-up, ekspansi
fraksi parsial untuk mengevaluasi invers tranformasi-z.

Keseluruhannya, persamaan (14.4) dan (14.5) membentuk pasangan transformasi-z bilateral, yang mana
dituliskan oleh

(14.6)

Untuk mengilustrasikan langkah-langkah yang digunakan dalam penghitungan transformasi-z, kita


perhatikan contoh berikut :

Contoh :

Hitung transformasi-z bilateral dari untaian eksponensial

Penyelesaian :

Penggantian dalam (14.4) , diperoleh

Dalam ekspresi di atas, jika transformasi-z bilateral mempunyai suatu nilai takhingga. Dalam
kasus seperti itu, kita katakan bahwa transformasi-z tidak ditentukan. Himpunan nilai z di sekitar
transformasi-z bilateral diacu sebagai ROC terasosiasi dengan ransformasi-z. Dalam contoh ini, ROC
untuk pasangan tranformasi-z

diberikan oleh

Created by Sadiana Putra Page 2


Gambar 14.1 menandakan ROC dengan penyamaran wilayah tertentu dalam bidang-z kompleks.

Gambar 14.1 (a) untaian eksponensial DT (b) ROC

Contoh di atas menurunkan transformasi-z bilateral dari untaian eksponensial

14.3 Transformasi-z Unilateral

Dalam pasal yang lalu, kita telah memperkenalkan transformasi-z bilateral, yang mana dapat digunakan
untuk menganalisa sistem LTID kausal dan non-kausal. Ketika kebanyakan sistem fisis dalam
pemrosesan sinyal adalah kausal, versi yang disederhanakan dari transfromasi-z ada dalam berbagai
kasus. Transformasi-z bilateral yang disederhanakan untuk sinyal dan sistem kausal diacu sebagai
transformasi-z unilateral, dan diperoleh dengan mengasumsikan Persamaan analisis
(14.4) disederhanakan menjadi sebagai berikut :

(14.7)

Meskipun tidak secara ekplisit dinyatakan, kita akan mengasumsikan transformasi-z “unilateral” ketika
mangacu ke transformasi-z. Jika transformasi-z bilateral sedang didiskusikan, kita akan secara spesifik
menyatakannya.

Contoh :

Hitung transformasi-z unilateral untuk untaian impuls satuan .

Penyelesaian :

Dengan definisi,

Pasangan transformasi-z untuk untaian impuls diberikan oleh

Created by Sadiana Putra Page 3


14.4 Invers Transformasi-z

Mengevaluasi invers transformasi-s merupakan suatu langkah penting dalam analisis sistem LTID. Ada
dua metoda yang akan dibahas di sini untuk mengevaluasi invers tranformasi-z :

1. Metoda tabel look-up


2. Metoda ekspansi fraksi parsial

14.4.1 Metoda tabel look-up

Dalam metoda ini, fungsi transformasi-z X ( z) dicocokkan dengan salah satu tabel 14.1 berikut.

Tabel 14.1 Pasangan transformasi-z unilateral

Sebagai contoh, jika invers transformasi-z berupa fungsi

Created by Sadiana Putra Page 4


diperlukan, kita tentukan masukan yang cocok pada tabel di atas yang diberikan oleh pasangan
transformasi berikut :

Ganti invers transformasi-z X ( z) diberikan oleh x [ k ] =0,3k u[k ] .

14.4.2 Metode Fraksi Parsial

Dalam analisis sinyal dan sistem LTID, transformasi-z dari suatu fungsi x [ k ] umumnya mengambil
bentuk rasional berikut :

(14.8a)

atau alternatifnya

(14.8b)

Dalam kasus ini, invers transformasi-z X ( z) dapat dihitung menggunakan metoda ekspansi fraksi parsial.
Metoda tersebut terdiri dari beberapa langkah berikut :

1. Hitung akar-akar persamaan karakteristik fungsi rasional (14.8a). Persamaan karakteristik


diperoleh dengan menyamakan penyebut D z dalam (14.8a) menjadi nol, yaitu
(14.9)
Untuk suatu persamaan karakteristik orde-n, akan ada akar-akar orde pertama-n, tergantung pada
nilai koefisien akar-akar dari persamaan karakteristik
mungkin bernilai riil dan/atau bernilai kompleks. Dengan menuliskan D z dalam bentuk
faktorisasi, transformasi-z X ( z) dituliskan sebagai berikut :

(14.10)
2. Menggunakan rumus ekspansi fraksi parsial Heaviside, penyusunan kembali X ( z)/ z ke dalam
suatu penjumlahan dari fraksi orde pertama atau kedua. jika tidak ada akar berulang, X ( z)/ z
disusun ulang menjadi :

(14.11)
di mana koefisien diperoleh dari persamaan berikut

(14.12)
Jika ada akar berulang, X ( z) mengambil bentuk yang sedikit berbeda. Penting untuk
mengasosiasikan ROC terpisah dengan istilah masing-masing fraksi parsial dalam (14.11).
Kalikan kedua sisi persamaan (14.12) dengan z, diperoleh

Created by Sadiana Putra Page 5


(14.13a)
atau

(14.13b)
3. Invers transformasi X ( z) sekarang dapat dihitung dengan menghitung invers tranformasi dari
setiap fraksi parsial pada (14.13a) menggunakan pasangan transformasi berikut (lihat tabel 14.1):

dan diberikan oleh

(14.13c)

Contoh :

Transformasi-z fungsi sisi kanan berikut. Hitung invers transformasi-z .

Penyelesaian :

Persamaan karakteristik X 1 (z ) diberikan oleh yang mana mempunyai dua akar, pada
z=1 dan 2. Transformasi-z X 1 ( z ) karenanya dapat dituliskan sebagai berikut :

Menggunakan rumus ekspansi fraksi parsial Heaviside, koefisien dari fraksi parsial k 1 dan k 2 diberikan
oleh

dan

Ekspansi fraksi parsial X 1 ( z ) karenanya diberikan oleh

Created by Sadiana Putra Page 6


di mana ROC yang diperoleh dengan menyatat bahwa setiap istilah dalam X 1 (z ) sesuai dengan untaian
sisi kanan. Hitung invers transformasi-z X 1 ( z ), kita peroleh

14.5 Sifat-Sifat Transformasi-z

14.5.1 Kelinieran

Jika x 1 [ k ] dan x 2 [ k ] merupakan dua untaian DT dengan pasangan transformasi-z berikut :

dan

maka

(14.14)

Sifat kelinieran dimiliki oleh transformasi-z unilateral dan bilateral.

14.5.2 Penskalaan Waktu

Ada dua tipe dari penskalaan dalam ranah DT : Pengurangan dan interpolasi.

14.5.2.1Pengurangan

Oleh karena sifatnya yang tidak bisa dibalik pada operasi pengurangan, transformasi-z x [ k ] dan untaian
pengurangannya tidak dihubungkan satu sama lain.

14.5.2.2Interpolasi

Pasal terdahulu menjelaskan interpolasi x [ k ] sebagai berikut :

Trasformasi-z dari untaian terinterpolasi diberikan oleh sifat berikut :

Jika maka transformasi-z diberikan oleh

(14.15)

untuk Sifat interpolasi dimiliki oleh transformasi-z bilateral dan unilateral.

14.5.3 Pergeseran Waktu

Sifat pergeseran waktu untuk suatu transformasi-z bilateral adlah sebagai berikut :

Created by Sadiana Putra Page 7


(14.16)

dengan ROC diberikan oleh R x kecuali untuk kemungkinan penghapusan atau penambahan dari z=0
atau z=∞. ROC dipilih karena inklusi dari z m atau z−m , yang mana mengakibatkan akar-akar penyebut
D z dalam X ( z).

14.6 Penyelesaian dengan Persamaan Diferensi

Penerapan yang penting dari transformasi-z ialah untuk menyelesaikan persamaan diferensi koefisien
konstan linier. Dalam pasal ini, kita akan bahas pendekatan alternatif berdasarkan pada transformasi-z.
Kita ilustrasikan langkah-langkah yang dipakai dalam transformasi-z berdasarkan pendekatan melalui
contoh berikut.

Contoh :

Suatu sistem kausal ditampilkan dalam persamaan diferensi berikut :

(14.17)

Hitung keluaran y [k ] untuk masukan dan kondisi inisial

Penyelesaian :

Substitusi untuk k dalam persamaan di atas, kita peroleh

(14.18)

Menggunakan sifat pergeseran waktu, transformasi-z sisi kanan persamaan (14.18) diberikan oleh

Menggunakan pasangan transformasi-z,

transformasi-z sisi kanan persamaan (14.18) diberikan oleh

Respon keluaran tidak kausal dengan kondisi inisial tidak nol. Kita tertarik untuk
menentukan komponen kausal dari respon Mari kita notasikan kembali transformasi-z dari
dengan Transformasi-z sisi kiri (14.18) diberikan oleh

Created by Sadiana Putra Page 8


Menyamakan transformasi-z kedua sisi persamaan (14.18), kita peroleh

yang disederhanakan menjadi

Menggunakan ekspansi fraksi parsial, Y (z ) dapat dituliskan sebagai berikut :

Ambil invers transformasi, diperoleh

Respon keluarannya diplot pada Gambar 14.2.

Gambar 14.2 Respon keluaran sistem LTID

Created by Sadiana Putra Page 9

Anda mungkin juga menyukai