Oleh :
ALBERTA P. RETU
FRANSISKA AFERIA PEA
Kelas :
XI MIPA 2
2018/2019
i
LEMBARAN PENGESAHAN
MENGETAHUI
PEMBIMBING PENGUJI
Mengesahkan
Kepala sekolah
ii
MOTTO
Karena masa depan sungguh ada , dan harapanmu tidak akan hilang
( Amsal 23 : 18 )
iii
PERSEMBAHAN
1) Tuhan YME karena dengan berkat dan rahmatnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan baik.
2) Orangtua tercinta yang memberikan izin dan doa kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
3) Guru Pembimbing,Guru Penguji dan Bapak Kepala Sekoalh SMA NEGERI 1 ENDE
yang telah mengizinkan kami melakukan penelitian,sehingga karya ilmiah ini lebih baik.
4) Bapak dan Ibu Guru SMA NEGERI 1 ENDE yang telah memberikan motovasi dan
semangat kepada penulis
5) Teman – teman SMA NEGERI 1 ENDE yang selalu menginspirasi dan memberikann
semangat,khususnya XI IPA 2.
6) Kakak- kakak kelas XII yang telah membantu kami memberikan pendapat dan saran
yang lebih bermanfaat dalam proses penulisan ini.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
yang berjudul “Pengaruh Temperatur Terhadap Pembusukan Nasi” tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang dengan caranya masing-masing telah
membantu penulis guna penyusunan karya ilmiah ini, khsususnya kepada:
1. Bapak Yohanes Albinus Minggu, S. Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Ende
2. Bapak Nikolaus Wego, A.Md selaku guru pembimbing yang selalu setia
membimbing dan memberikan banyak masukan serta kritik bagi penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Bapak Galus Ndona, S.Pd selaku penguji yang telah meluangkan waktu dan
memberikan arahan serta saran yang sangat bermanfaat bagi penulis demi
penyempurnaan karya ilmiah ini.
4. Orang Tua yang selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis untuk
selalu setia dan sabar dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Teman-teman kelas XI MIPA 2 yang telah mendukung dan memberikan
dorongan semangat bagi penulis dalam pembuatan karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Motto
Persembahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan
BAB V Penutup
5.1 Kesimplan
5.2 Saran
5.2.1 Untuk sekolah
5.2.2 Untuk diri sendiri
5.2.3 Untuk masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KERANGKA TEORITIS
Padi ( bahasa latin : Oryza Sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya,
padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga ( gunus ) yang sama,
yaitu biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India dan Indocina dan
masuk ke Indonesia dibawah oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1.500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan ke-3 dari semua serealia, setelah
jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi
mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Setiap bunga padi memiliki 6 kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma)
bercabang 2 berbentuk sikat botol. Kedua organ sensual ini umumnya siap bereproduksi
dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang keluar dari palea dan lemma jika telah
masuk.
Dari segi reproduksi , padi merupakan tanaman berppernyebukan sendiri, karena 95%
atau lebih , serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan
terjadi , zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang
membentuk embrio dan initi poker menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan,
sebagian besar bulir padi mengandung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda,
pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
2.3 Hipotesis
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh :
2.3.1) Tidak adanya pengaruh nasi yang dimasukkan kedalam lemari pendingin.
BAB III
METODOLOGI
4.2 Pembahasan
Pada penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengeruh
temperatur terhadap pembusukan nasi.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nasi yang disimpan di ruangan terbuka
lebih cepat mengalami pembusukan dibandingkan dengan nasi yang disimpan di lemari
pendingin. Hal ini dikerenakan suhu ruangan terbuka lebih tinggi yaitu, 28 0c
dibandingkan suhu pada lemari pendingin yaitu. 30c. Tingginya suhu pada ruangan
terbuka tersebut, memengaruhi laju reaksi kimia pada nasi yang terjadi secara cepat dari
hari-kehari, halnya dengan nasi pada lemari pendingin. Reaksi kimia yang dimaksud
merupakan bagian dari reaksi oksidasi alami antara gas O2 dengan zat penyusun nasi
yaitu karbohidrat.
Karbohidrat yang berasal dari zat gula yang disimpan berhari-hari akan diuraikan
oleh mikroorganisme yaitu bakteri yang menimbulakn bau busuk, rasa tidak sedap, dan
megeluarkan air, sehingga nasi menjadi lembab dan lengket. Keadaan ini memicu
timbulnya jamur pada nasi. Adanya jamur pada nasi dilihat dari perubahan warna nasi
dari putih menjadi kuning dan hitam disertai dengan kapas-kapas halus yang menutupi
permukaan nasi hingga merambat ke dinding wadah. Jamur yang berperan dalam proses
pembusukan nasi adalah jamur Rhizopus oligosporus yang berasal dari filum
zygomicota.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nasi yang
disimpan dalam ruangan terbuka lebih cepat mengalami proses pembusukan. Ini
dikarenakan suhu ruangan terbuka lebih tinggi dibandingkan suhu dilemari pendingin ,
sehingga menyebabkan reaksi kimia lebih cepat terjadi yang secara lansung berpengaruh
pada pemusukan nasi.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Sekolah :
Melatih diri sendiri agar dapat menyusun Karya Ilmiah Remaja sebagai
persiapan menyusun skripsi disaat memasuki perguruan tinggi.