PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ada dua:
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada klien diare secara
komprehensif. Meliputi: aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual
dengan pendekatan proses perawatan.
C. MRTODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang diawali dari tahap pengkajian, diagnosa keperwatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan memberikan aplikasi tindakan
berdasarkan jurnal ilmiah.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan:
Latar belakang, Tujuan penulisan, Sistematika penulisan
BAB II Konsep Dasar:
Konsep Asuhan Keperawatan
BAB III Resume Askep:
Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Pathways, Fokus Intervensi
BAB IV Aplikasi Jurnal:
Identitas, Data Fokus, Diagnosa Keperawatan, Analisa sintesa
penerapan EBNP
BAB V Pembahasan:
Justifikasi pemelihan tindakan
BAB VI Penutup:
Kesimpulan, Saran
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis.
B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi Centeral
b. Infeksi parenteral
2. Faktor malabsorbsi
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan kemudian diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat
toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.
E. PENATALAKSANAAN
b. Cairan parentral
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15
kg
3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
kg
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh.
b) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
3. Obat-obatan
F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari
14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan
susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pertumbuhan
Perkembangan
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai
menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai
kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan
mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal,
bermain).
2) Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
2. Pemeriksaan Fisik
7) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
8) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
o keperawatan Hasil
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
4 Cemas b/d NOC : NIC :
perubahan status
v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
kesehatan v Coping kecemasan)
v Impulse control Gunakan pendekatan yang
Definisi : Kriteria Hasil : menenangkan
Perasaan gelisah
v Klien mampu Nyatakan dengan jelas
yang tak jelas dari mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
ketidaknyamanan mengungkapkan gejala pasien
atau ketakutan yang cemas Jelaskan semua prosedur
disertai respon
v Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan selama
autonom (sumner mengungkapkan dan prosedur
tidak spesifik atau menunjukkan tehnik Pahami prespektif pasien
tidak diketahui oleh untuk mengontol cemas terhdap situasi stres
individu); perasaan
v Vital sign dalam batas Temani pasien untuk
keprihatinan normal memberikan keamanan dan
disebabkan dari
v Postur tubuh, ekspresi mengurangi takut
antisipasi terhadap wajah, bahasa tubuh Berikan informasi faktual
bahaya. Sinyal ini dan tingkat aktivitas mengenai diagnosis, tindakan
merupakan menunjukkan prognosis
peringatan adanya berkurangnya Dorong keluarga untuk
ancaman yang akan kecemasan menemani anak
datang dan Lakukan back / neck rub
memungkinkan Dengarkan dengan penuh
individu untuk perhatian
mengambil langkah Identifikasi tingkat
untuk menyetujui kecemasan
terhadap tindakan Bantu pasien mengenal
Ditandai dengan situasi yang menimbulkan
Gelisah kecemasan
Dorong pasien untuk
Insomnia mengungkapkan perasaan,
Resah ketakutan, persepsi
Ketakutan Instruksikan pasien
Sedih menggunakan teknik relaksasi
Fokus pada diri Barikan obat untuk
Kekhawatiran mengurangi kecemasan
Cemas
BAB III
RESUME ASKEP
A. Identitas
1. Nama Anak : An. A
2. Umur : 4th
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orangtua/ Wali : Tn. A
5. Alamat : Mranggen
6. Suku : Jawa
7. Agama : Islam
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Tanggal Pengkajian : 9 November 2015
10. Pemberi Informasi : Tn. A & Ny. D
Hubungan dg Anak : Ayah dan Ibu
Genogram Keluarga
2
1
B. Keluhan Utama
Keluarga mengakatan anaknya demam, diare sudah 3 hari , batuk, mual-mual,
diare cair ada ampasnya,berlendir.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Awitan
a. Tanggal Awitan : Mulai dari tangal 6 november 2015
D. Riwayat Masa Lalu
1. Kehamilan Ibu
a. Gestasi : Aterm
b. Usia ibu saat hamil : 20 tahun
c. Kesehatan ibu saat hamil : Ibu mengalami nyeri perut saat hamil
d. Obat – obatan yang digunakan : -
2. Persalinan
a. Tipe persalinan : Pervagina
b. Tempat melahirkan: Di bidan terdekat
c. Obat – obatan :-
3. Penyakit atau operasi sebelumnya
a. Penyakit/ operasi sebelumnya :-
b. Insiden penyakit pada anggota keluarga lain : Dua hari sebelum dibawa
ke RS kakak pasien mengalami sakit yang sama.
4. Alergi : Tidak ada alergi terhadap obat-obatan atau makanan
5. Imunisasi
HEP B Sudah
POLIO Sudah
CAMPAK Sudah
DPT 2 Sudah
E. Pengkajian Fisik
1. Pengukuran Umum
a. Berat Badan : 13 kg
b. Tinggi / panjang badan : 98 cm
c. Lingkar kepala : -
d. Lingkar dada : -
e. LILA : 16 cm
f. Ketebalan lipatan kulit : -
2. Tanda Vital
a. Suhu : 38,4 oC
b. Frekuensi jantung : 100 x/mnt
c. Frekuensi pernafasan : 25 x/mnt
d. Tekanan darah : 100/60mmHg
3. Kepala
a. Bentuk kepala : simetris
b. Kontrol kepala : Ya
c. Warna rambut : Hitam
d. Tekstur rambut : Halus
e. Bentuk wajah : Simetris
4. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung
a. Patensi nasal : Paten
b. Rabas nasal : Paten
c. Bentuk : Simetris
Dada
a. Bentuk : Simetris
b. Retraksi interkosta l : Tidak ada
c. Suara perkusi dinding dada : Sonor
d. Fremitus Vokal : Vibrasi simetris
e. Perkembangan dada : Simetris
Paru – Paru
a. Pola pernafasan : Reguler
b. Suara nafas tambahan : Tidak ada
5. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Mulut
a. Membran mukosa : Lembab
b. Gusi : Pink
c. Jumlah gigi :-
d. Warna gigi : Putih susu
e. Warna lidah : Pink
f. Gerakan lidah : Terkontrol
g. Tonsil : Tidak ada pembesaran
Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Umbilicus : Bersih
c. Bising usus : 5 – 15 x/m
d. Perkusi dinding perut : Tympani
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
G. TERAPI
Infus RL 20 tpm
Injeksi Cefotaxim 3 x 250
Injeksi dexa 3 x 1/3 ampl
PCT 3 x 1ml
H. DIIT
Lunak
A. PENGELOMPOKAN DATA
1. 9 Nov 2015 DS :
DO :
- Pasien tampak pucat, lemas, tidak
mau makan diit nya
- Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 37,8º C
Spo2; 98
TB: 98cm, TB: 14kg, Hb: 10.00, Ht:
30,2, Eritrosit: 3,54
- Pasien tampak rewel, mata cekung
- Bibir pasien tampak kering
- Turgor kulit kembali dalam 2detik
B. ANALISA DATA
DO :
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
intake makanan
D. RENCANA KEPERAWATAN
WAKTU
NO. TINDAKAN
(TGL/JA RESPON TT
DX KEPERAWATAN
M)
. 9/11/15
1 14.30 S: -
- Memantau cairan infis
WIB O : pasien tampak istirahat
11/11/15
- Memberikan pasien obat S; ibu pasien mengatakan
1 08.00
zinc, memberikan penkes paham dg penkes
mengenai penatalaksanaan
O: -
diare
F. CATATAN PERKEMBANGAN
NO. WAKTU
EVALUASI TT
DX (TGL/JAM)
1 11/10/2015 S:
2 11/10/ 2015 S:
P:
Lanjutkan intervensi
A. Identitas Pasien
An. A (4th) dirawat di ruang ismail 2 Rs. Roemani dengan keluhan
diare. Sejak 3 hari sebelum masuk Rs.pasien tidak mau makan,
minum dan tiap hari BAB 3x cair ada ampasnya. Pasien tampak
lemas, mual muntah, mata tampak cekung, mukosa bibir kering,
turgor kulit kembali 2detik. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
hasil: TD: 100/60mmHg, RR; 25x/m, N: 100x/m, S; 37,2c, TB:
98cm, BB: 14kg, Hb: 10,00, Ht: 30,2. Pasien tidak mau
menghabiskan diitnya dan tidak mau meminum obat
B. Diagnosa Keperawatan
C. Analisa Sintesa
Mikroorganisme
Membentuk toksin
Disfensi abdomen
Mual, muntah
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat
toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare serta mual muntah yang berlebih sehingga
mengakibatkan pasien lemas.
Pengaruh pemberian madu pada pasien diare telah dilakukan sebagai salah
satu cara untuk membantu menguragi waktu diare dan meningkatkan BB.
Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas
bakterisidal yang dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic,
termasuk diantaranya spesies dari Salmonela,shigela, dan E. coli.
Hasil penelitian (Sofyan, 2011) menjelaskan bahwa pemberian madu
terbukti menurunkan frekuensi diare pada hari ke 2, 4, dan 5,
memperpendek lama perawatan serta kesembuhan 50% yang terjadi di hari
ke-3 dan mampu menaikan berat badan. Hasil penelitian ini diterapkan
pada kasus An. A ketika mengalami diare dan menunjukan hasil ysng
signifikan, ibu pasien mengatakan BAB 2x lembek dan nafsu makan
anaknya sedikit naik.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis. Gangguan
motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare sera mual muntah yang berlebih
sehingga mengakibatkan pasien lemas.untuk mengatasi penurunan
berat badan pada pasien diare dapat dilakukan dengan pemberian
madu. Madu murni memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat
melawan beberapa organisme enteropathogenic,termasuk diantaranya
spesies dari Salmonela,shigela, dan E. coli.
B. Saran
a. Penulis
Bagi penulis mampu meningkatkan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada penderita diare
b. Rumah sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan Rs Roemani
Semarang dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan
hubungan kerja sama antar tim kesehatan.
c. Profesi keperawatan
Dapat digunakan sebagai refrensi dan pengetahuan yang mampu
dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien abses
mamae yang lebih berkualitas dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan.