Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh sangat di perlukan untuk
memelihara kesehatan dan fungsi tubuh. Keseimbangan adalah menjaga distribusi
air dan elektrolit yang masuk dan keluar di dalam tubuh, ketidakseimbangan dapat
diakibatkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan beberapa penyakit.
Oleh karena itu, perawat harus waspada terhadap beberapa macam perbedaan dari
klien, meliputi penilian dan koreksi pada ketidakseimbangan dan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
Penyebab dari  diare adalah kebanyakan akibat terjadi infeksi saluran
pencernaan yang merupakan penyebab utama diare. Penyebab utama pada anak
adalah kepada bakteri, virus, parasit, protozoa, adapula yang disebabkan karena
faktor malabsorbsi dan faktor makanan.
Karena diare merupakan penyakit umum yang dapat diderita oleh manusia,
terutama oleh anak-anak. Maka penulis menyusun studi kasus ini  "Diare" yang
bertujuan supaya dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan penulis.
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
yang encer atau cair

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan ada dua:
1.      Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada klien diare secara
komprehensif. Meliputi: aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual
dengan pendekatan proses perawatan.

2.      Tujuan Khusus


a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Diare
b. Penulis mampu merumuskan masalah diagnosa keperawatan pada
pasien dengan Diare
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan Diare
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan Diare
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan Diare

C. MRTODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang diawali dari tahap pengkajian, diagnosa keperwatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan memberikan aplikasi tindakan
berdasarkan jurnal ilmiah.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I Pendahuluan:
Latar belakang, Tujuan penulisan, Sistematika penulisan
BAB II Konsep Dasar:
Konsep Asuhan Keperawatan
BAB III Resume Askep:
Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Pathways, Fokus Intervensi
BAB IV Aplikasi Jurnal:
Identitas, Data Fokus, Diagnosa Keperawatan, Analisa sintesa
penerapan EBNP
BAB V Pembahasan:
Justifikasi pemelihan tindakan
BAB VI Penutup:
Kesimpulan, Saran
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis.

B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu:
1. Faktor infeksi

a. Infeksi Centeral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:


infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi
parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa
(entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis)
jamur (canida albicous).

b. Infeksi parenteral

adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media


akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.


3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak kurang
matang.
4. Faktor psikologis

Rasa takut, cemas.

Penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:


a. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
1) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium
perfarings, stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang
disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya keracunan
makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis
(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan
sebagainya.

2) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang


mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan
jamur terutama canalida.

b. Diare osmotik (osmotik diarrhoea), disebabkan oleh:

1) Malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin


dan mineral.

2) Kurang kalori protein.

3) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab diare yang utama adalah gangguan osmotik, akibat adanya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh usus akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Diare juga terjadi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan kemudian diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat
toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula.

D. MANIFESTASI KLINIK

1. Anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

2. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan


berkurang.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.

5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria)

E. PENATALAKSANAAN

1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah


pemberiannya.

a. Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral


berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90
mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak
lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.

b. Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan


rincian sebagai berikut:
1) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

a) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt


(infus set berukuran 1 ml=15 tts atau 13
tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).

b) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3


tts/kgBB/mnt (infusset berukuran 1 ml=15 tts atau 4
tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
c) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15
kg

a) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8


tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit
(1 ml=20 tetes).

3) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25
kg

a) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5


tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).

b) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5


tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).

c) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

4) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

1. Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250


ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa
5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

a. Kecepatan : 4 jam pertama : 25


ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml =
15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
2. Untuk bayi berat badan lahir rendah
a. Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam,
jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1
bagian NaHCO3 1½ %).
2. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
a) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh.
b) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).

c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan


misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.

3. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang


mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun


pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap
infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit
pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif
mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik
dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola
makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari
14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau


kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Nutrisi

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan
susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.


7. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,


lingkungan tempat tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan

1) Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-


2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm)
pertahun.
2) Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm
ditahun kedua dan seterusnya.

3) Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham


pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16
buah.

4) Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

Perkembangan

1) Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund


Freud.

Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai
menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai
kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan
mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal,
bermain).
2) Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt Perkembangn ketrampilan


motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan
dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya
untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua
untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua
terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi
maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga
halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada
diri anak.
3) Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :

a) Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan


sedikitpun 2 hitungan (GK).

b) Meniru membuat garis lurus (GH).

c) Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata


(BBK).

d) Melepasa pakaian sendiri (BM).

2. Pemeriksaan Fisik

1) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan


mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar.

2) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran


menurun.

3) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada


anak umur 1 tahun lebih.

4) Mata : cekung, kering, sangat cekung.

5) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,


peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum.

6) Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena


asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan).

7) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
8) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.

9) Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400


ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.

10) Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa


mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.    Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif


2.    Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan
intake makanan
4.    Cemas b/d perubahan status kesehatan

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
o keperawatan Hasil

1 Defisit volume NOC: NIC :


cairan b/d
v  Fluid balance Fluid management
kehilangan cairan
v  Hydration Timbang popok/pembalut jika
aktif v  Nutritional Status : Food diperlukan
and Fluid Intake Pertahankan catatan intake
Definisi : Penurunan Kriteria Hasil : dan output yang akurat
cairan intravaskuler,
v  Mempertahankan urine Monitor status hidrasi
interstisial, dan/atau output sesuai dengan ( kelembaban membran
intrasellular. Ini usia dan BB, BJ urine mukosa, nadi adekuat, tekanan
mengarah ke normal, HT normal darah ortostatik ), jika
dehidrasi, v  Tekanan darah, nadi, diperlukan
kehilangan cairan suhu tubuh dalam batas Monitor vital sign
dengan pengeluaran normal Monitor masukan makanan /
sodium v  Tidak ada tanda tanda cairan dan hitung intake kalori
dehidrasi, Elastisitas harian
Batasan turgor kulit baik,         Kolaborasikan pemberian
Karakteristik : membran mukosa cairan intravena IV
-    Kelemahan lembab, tidak ada rasa         Monitor status nutrisi
-    Haus haus yang berlebihan          Dorong masukan oral
-    Penurunan turgor          Berikan penggantian
kulit/lidah nesogatrik sesuai output
-    Membran          Dorong keluarga untuk
mukosa/kulit kering membantu pasien makan
-    Peningkatan denyut          Tawarkan snack ( jus buah,
nadi, penurunan buah segar )
tekanan darah,          Kolaborasi dokter jika
penurunan tanda cairan berlebih muncul
volume/tekanan nadi meburuk
-    Pengisian vena          Atur kemungkinan tranfusi
menurun          Persiapan untuk tranfusi
-    Perubahan status
mental Hypovolemia Management
-    Konsentrasi urine v  Monitor status cairan termasuk
meningkat intake dan ourput cairan
-    Temperatur tubuh v  Pelihara IV line
meningkat v  Monitor tingkat Hb dan
-    Hematokrit hematokrit
meninggi v  Monitor tanda vital
-    Kehilangan berat v  Monitor responpasien terhadap
badan seketika penambahan cairan
(kecuali pada third v  Monitor berat badan
spacing) v  Dorong pasien untuk
Faktor-faktor yang menambah intake oral
berhubungan: v  Pemberian cairan Iv monitor
-    Kehilangan volume adanya tanda dan gejala
cairan secara aktif kelebihanvolume cairan
-    Kegagalan v  Monitor adanya tanda gagal
mekanisme ginjal
pengaturan

2 Risiko kerusakan NOC : Tissue NIC : Pressure Management


integritas kulit b/d Integrity : Skin and
§  Anjurkan pasien untuk
ekskresi/BAB sering Mucous Membranes menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
Definisi : Perubahan
v  Integritas kulit yang baik
§  Hindari kerutan padaa tempat
pada epidermis dan bisa dipertahankan tidur
dermis (sensasi, elastisitas,
§  Jaga kebersihan kulit agar tetap
temperatur, hidrasi, bersih dan kering
Batasan karakteristik pigmentasi) §  Mobilisasi pasien (ubah posisi
: v  Tidak ada luka/lesi pada pasien) setiap dua jam sekali
          Gangguan pada kulit §  Monitor kulit akan adanya
bagian tubuh v  Perfusi jaringan baik kemerahan
          Kerusakan lapisa
v  Menunjukkan
§  Oleskan lotion atau
kulit (dermis) pemahaman dalam minyak/baby oil pada derah
          Gangguan proses perbaikan kulit yang tertekan
permukaan kulit dan mencegah
§  Monitor aktivitas dan
(epidermis) terjadinya sedera mobilisasi pasien
Faktor yang berulang §  Monitor status nutrisi pasien
berhubungan : v  Mampu melindungi kulit
§  Memandikan pasien dengan
dan mempertahankan
Eksternal : kelembaban kulit dan sabun dan air hangat
          Hipertermia atau perawatan alami
hipotermia
          Substansi kimia
          Kelembaban
udara
          Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan
luka, tekanan,
restraint)
          Immobilitas fisik
          Radiasi
          Usia yang
ekstrim
          Kelembaban kulit
          Obat-obatan
Internal :
          Perubahan status
metabolik
          Tulang menonjol
          Defisit imunologi
          Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
          Perubahan
sensasi
          Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
          Perubahan status
cairan
          Perubahan
pigmentasi
          Perubahan
sirkulasi
          Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari
v  Nutritional Status : §  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b/d
v  Nutritional Status : food
§  Kolaborasi dengan ahli gizi
penurunan intake and Fluid Intake untuk menentukan jumlah
makanan v  Nutritional Status : kalori dan nutrisi yang
nutrient Intake dibutuhkan pasien.
Definisi : Intake
v  Weight control §  Anjurkan pasien untuk
nutrisi tidak cukup Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
untuk keperluan
v  Adanya peningkatan
§  Anjurkan pasien untuk
metabolisme tubuh. berat badan sesuai meningkatkan protein dan
dengan tujuan vitamin C
Batasan karakteristik
v  Beratbadan ideal sesuai
§  Berikan substansi gula
: dengan tinggi badan §  Yakinkan diet yang dimakan
-    Berat badan 20 %
v  Mampumengidentifikasi mengandung tinggi serat
atau lebih di bawah kebutuhan nutrisi untuk mencegah konstipasi
ideal v  Tidk ada tanda tanda
§  Berikan makanan yang terpilih
-    Dilaporkan adanya malnutrisi ( sudah dikonsultasikan
intake makanan yang
v  Menunjukkan dengan ahli gizi)
kurang dari RDA peningkatan fungsi
§  Ajarkan pasien bagaimana
(Recomended Daily pengecapan dari membuat catatan makanan
Allowance) menelan harian.
-    Membran mukosa
v  Tidak terjadi penurunan
§  Monitor jumlah nutrisi dan
dan konjungtiva
pucat berat badan yang berarti kandungan kalori
-    Kelemahan otot §  Berikan informasi tentang
yang digunakan kebutuhan nutrisi
untuk §  Kaji kemampuan pasien untuk
menelan/mengunyah mendapatkan nutrisi yang
-    Luka, inflamasi dibutuhkan
pada rongga mulut
-    Mudah merasa
kenyang, sesaat Nutrition Monitoring
setelah mengunyah §  BB pasien dalam batas normal
makanan §  Monitor adanya penurunan
-    Dilaporkan atau berat badan
fakta adanya §  Monitor tipe dan jumlah
kekurangan aktivitas yang biasa dilakukan
makanan §  Monitor interaksi anak atau
-    Dilaporkan adanya orangtua selama makan
perubahan sensasi §  Monitor lingkungan selama
rasa makan
-    Perasaan §  Jadwalkan pengobatan  dan
ketidakmampuan tindakan tidak selama jam
untuk mengunyah makan
makanan §  Monitor kulit kering dan
-    Miskonsepsi perubahan pigmentasi
-    Kehilangan BB §  Monitor turgor kulit
dengan makanan §  Monitor kekeringan, rambut
cukup kusam, dan mudah patah
-    Keengganan untuk §  Monitor mual dan muntah
makan §  Monitor kadar albumin, total
-    Kram pada protein, Hb, dan kadar Ht
abdomen §  Monitor makanan kesukaan
§  Monitor pertumbuhan dan
-    Tonus otot jelek perkembangan
-    Nyeri abdominal §  Monitor pucat, kemerahan, dan
dengan atau tanpa kekeringan jaringan
patologi konjungtiva
-    Kurang berminat §  Monitor kalori dan intake
terhadap makanan nuntrisi
-    Pembuluh darah §  Catat adanya edema, hiperemik,
kapiler mulai rapuh hipertonik papila lidah dan
-    Diare dan atau cavitas oral.
steatorrhea §  Catat jika lidah berwarna
-    Kehilangan rambut magenta, scarlet
yang cukup banyak
(rontok)
-    Suara usus
hiperaktif
-    Kurangnya
informasi,
misinformasi

Faktor-faktor yang
berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
4 Cemas b/d NOC : NIC :
perubahan status
v  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
kesehatan v  Coping kecemasan)
v  Impulse control          Gunakan pendekatan yang
Definisi : Kriteria Hasil : menenangkan
Perasaan gelisah
v  Klien mampu         Nyatakan dengan jelas
yang tak jelas dari mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
ketidaknyamanan mengungkapkan gejala pasien
atau ketakutan yang cemas          Jelaskan semua prosedur
disertai respon
v  Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan selama
autonom (sumner mengungkapkan dan prosedur
tidak spesifik atau menunjukkan tehnik         Pahami prespektif pasien
tidak diketahui oleh untuk mengontol cemas terhdap situasi stres
individu); perasaan
v  Vital sign dalam batas         Temani pasien untuk
keprihatinan normal memberikan keamanan dan
disebabkan dari
v  Postur tubuh, ekspresi mengurangi takut
antisipasi terhadap wajah, bahasa tubuh         Berikan informasi faktual
bahaya. Sinyal ini dan tingkat aktivitas mengenai diagnosis, tindakan
merupakan menunjukkan prognosis
peringatan adanya berkurangnya          Dorong keluarga untuk
ancaman yang akan kecemasan menemani anak
datang dan          Lakukan back / neck rub
memungkinkan          Dengarkan dengan penuh
individu untuk perhatian
mengambil langkah          Identifikasi tingkat
untuk menyetujui kecemasan
terhadap tindakan          Bantu pasien mengenal
Ditandai dengan situasi yang menimbulkan
        Gelisah kecemasan
         Dorong pasien untuk
        Insomnia mengungkapkan perasaan,
        Resah ketakutan, persepsi
        Ketakutan          Instruksikan pasien
        Sedih menggunakan teknik relaksasi
        Fokus pada diri          Barikan obat untuk
        Kekhawatiran mengurangi kecemasan
        Cemas
BAB III
RESUME ASKEP

A. Identitas
1. Nama Anak : An. A
2. Umur : 4th
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orangtua/ Wali : Tn. A
5. Alamat : Mranggen
6. Suku : Jawa
7. Agama : Islam
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Tanggal Pengkajian : 9 November 2015
10. Pemberi Informasi : Tn. A & Ny. D
Hubungan dg Anak : Ayah dan Ibu

Genogram Keluarga

2
1

B. Keluhan Utama
Keluarga mengakatan anaknya demam, diare sudah 3 hari , batuk, mual-mual,
diare cair ada ampasnya,berlendir.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Awitan
a. Tanggal Awitan : Mulai dari tangal 6 november 2015
D. Riwayat Masa Lalu
1. Kehamilan Ibu
a. Gestasi : Aterm
b. Usia ibu saat hamil : 20 tahun
c. Kesehatan ibu saat hamil : Ibu mengalami nyeri perut saat hamil
d. Obat – obatan yang digunakan : -
2. Persalinan
a. Tipe persalinan : Pervagina
b. Tempat melahirkan: Di bidan terdekat
c. Obat – obatan :-
3. Penyakit atau operasi sebelumnya
a. Penyakit/ operasi sebelumnya :-
b. Insiden penyakit pada anggota keluarga lain : Dua hari sebelum dibawa
ke RS kakak pasien mengalami sakit yang sama.
4. Alergi : Tidak ada alergi terhadap obat-obatan atau makanan
5. Imunisasi

Jenis Imunisasi Pemberian


BCG Sudah
DPT 1 Sudah

HEP B Sudah

POLIO Sudah

CAMPAK Sudah
DPT 2 Sudah

E. Pengkajian Fisik
1. Pengukuran Umum
a. Berat Badan : 13 kg
b. Tinggi / panjang badan : 98 cm
c. Lingkar kepala : -
d. Lingkar dada : -
e. LILA : 16 cm
f. Ketebalan lipatan kulit : -
2. Tanda Vital
a. Suhu : 38,4 oC
b. Frekuensi jantung : 100 x/mnt
c. Frekuensi pernafasan : 25 x/mnt
d. Tekanan darah : 100/60mmHg
3. Kepala
a. Bentuk kepala : simetris
b. Kontrol kepala : Ya
c. Warna rambut : Hitam
d. Tekstur rambut : Halus
e. Bentuk wajah : Simetris
4. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung
a. Patensi nasal : Paten
b. Rabas nasal : Paten
c. Bentuk : Simetris
Dada
a. Bentuk : Simetris
b. Retraksi interkosta l : Tidak ada
c. Suara perkusi dinding dada : Sonor
d. Fremitus Vokal : Vibrasi simetris
e. Perkembangan dada : Simetris
Paru – Paru
a. Pola pernafasan : Reguler
b. Suara nafas tambahan : Tidak ada
5. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Mulut
a. Membran mukosa : Lembab
b. Gusi : Pink
c. Jumlah gigi :-
d. Warna gigi : Putih susu
e. Warna lidah : Pink
f. Gerakan lidah : Terkontrol
g. Tonsil : Tidak ada pembesaran
Abdomen
a. Bentuk : Simetris
b. Umbilicus : Bersih
c. Bising usus : 5 – 15 x/m
d. Perkusi dinding perut : Tympani

Pola nutrisi dan cairan Sehat Sakit


Jam Makan pagi 07.00 08.30
makan Makan siang 11.00 13.00
Makan 15-17 16.00
malam
Porsi makanan Banyak 2-3
Sendok
Jenis makanan pokok Nasi Tim Nasi Tim
Jenis makanan selingan Nasi tim+Puding Nasi tim+Puding
Makanan kesukaan Puding+Mie Puding+Mie
Makanan yang tidak Nasi Nasi
disukai
Jumlah air yang 4-5 gelas 3-4 gelas
diminum
Istilah yang digunakan Minum+makan Minum+makan
anak untuk makan dan
minum
6. Kebutuhan Eliminasi

Pola buang air besar (BAB) Sehat Sakit


Frekuensi 1x 5x
Warna kuning kuning
Keluhan saat BAB - Diare
Konsistensi Lembek Cair ada ampasnya
Istilah yang digunakan anak Eek Eek
untuk BAB

Pola buang air kecil (BAK) Sehat Sakit


Frekuensi 3-5 x 4-5 x
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Volume - -
Keluhan saat BAK - -
Istilah yang digunakan Pipis Pipis
untuk BAK

7. Kebutuhan Aktivitas dan Istirahat

Pola aktivitas Sehat Sakit


Bermain Banyak bermain/ aktif Tidak mau
bermain/rewel
Temperamen anak - -

Pola tidur Sehat Sakit


Jam tidur – Malam 20.00 – 05.00 Tidak pasti
bangun Siang 13.00 – 16.00 Tidak pasti
Ritual sebelum tidur - -
Enuresis - -
Gangguan tidur - Lingkungan
gaduh
8. Kebutuhan Interaksi dan Komunikasi
a. Anak – Orangtua : Interaksi dan komunikasi baik
b. Anak – Teman : Baik
c. Anak – Keluarga : Baik
Anak – Orang lain : Anak agak sulit beradaptasi dengan orang baru
9. Kebutuhan Higyene Personal
a. Frekuensi mandi : 2x sehari
b. Tempat mandi : Ditempat tidur
c. Kebiasaan mandi : Total
d. Frekuensi sikat gigi : -
e. Berpakaian : Total
f. Berhias : Total
g. Keramas : Total
h. Kuku
1. Warna kuku : Normal
2. Higiene : Bersih
3. Kondisi kuku : Pendek
i. Genetalia : Bersih
10. Organ Sensoris Mata
a. Penempatan dan kesejajaran : Simetris
b. Warna sklera : Putih
c. Warna iris : Hitam
d. Konjungtiva : Merah muda
e. Ukuran pupil : Simetris
f. Refleks pupil : Rangsang terhadap cahaya baik
g. Refleks kornea : Dalam batas normal
h. Refleks berkedip : Dalam batas normal
i. Gerakan kelopak mata : Dalam batas normal
j. Lapang pandang : Dalam batas normal
k. Penglihatan warna : Dalam batas normal
l. Jarak pandang :-
Telinga
a. Penempatan dan kesejajaran pinna : Sejajar
b. Higine telinga : Kanan + kiri : bersih
c. Rabas telinga : Kanan + kiri bersih
d. Tes pendengaran : Dalam batas normal
Kulit
a. Warna kulit : Putih bersih
b. Tekstur : Halus
c. Kelembaban : Lembab
d. Turgor : Baik
e. Integritas kulit : Utuh
f. Edema : Tidak
g. Capillary refill : Kurang dari 2 detik

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hematologi
Hemoglobin 10.00 11.8 - 15
Leukosit 7.300 / mm3 3.800 - 10.600
Trombosit 155.000/mm3 150.000 – 440.000
Hematokrit 30,2 31 – 43
Hitung Jenis
Eosinofil 0.2 % 2–4
Basofil 1.0 % 0–1
N. Segmen 24.4 % 50 – 70
Limfosit 67.5 % 25 – 40
Monosit 8.8 % 2–8
Laju endap darah 33 mm/jam 0-20
Eritrosit 3.54 juta/uL 3.7 – 5.7
MCV 75 fL 80 - 100
MCH 26 pg 26 – 36
MCHC 34 % 32 – 36
RDW 13.94 % 11.5 – 14.5
Imunoserologi
Free T4 11.39 pmol/ml 9-20

G. TERAPI
Infus RL 20 tpm
Injeksi Cefotaxim 3 x 250
Injeksi dexa 3 x 1/3 ampl
PCT 3 x 1ml
H. DIIT
Lunak
A. PENGELOMPOKAN DATA

NO. TANGGAL DATA ( DS dan DO ) TT

1. 9 Nov 2015 DS :

- Ibu pasien mengatakan, anaknya BAB


lebih dari 5x dalam sehari
- Ibu pasien mengatakan, anaknya
lemas, badanya panas, rewel
- Ibu pasien mengatakan, anaknya tidak
nafsu makan, mual muntah

DO :
- Pasien tampak pucat, lemas, tidak
mau makan diit nya
- Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 37,8º C
Spo2; 98
TB: 98cm, TB: 14kg, Hb: 10.00, Ht:
30,2, Eritrosit: 3,54
- Pasien tampak rewel, mata cekung
- Bibir pasien tampak kering
- Turgor kulit kembali dalam 2detik
B. ANALISA DATA

NO. DATA ( DS dan DO) MASALAH (P) ETIOLOGI (E)

1. DS : Defisit volume Kehilangan


cairan intravaskuler cairan aktif
- Ibu pasien mengatakan,
anaknya BAB lebih dari
5x dalam sehari
- Ibu pasien mengatakan,
anaknya lemas, badanya
panas, rewel

DO :

- Pasien tampak pucat,


lemas, sianosis
- Mata tampak cekung,
mukosa bibir kering,
tugor kulit kembali
2detik
2 DS :
Ketidakseimbangan penurunan
- Ibu pasien mengatakan,
nutrisi kurang dari intake makanan
anaknya lemas, tidak
kebutuhan tubuh
mau makan, mual
muntah
DO :

- Pasien tampak lemas


- Tanda – tanda vital
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 37,8º C
Spo2; 98
TB: 98cm, TB: 14kg,
Hb: 10.00, Ht:
30,2, Eritrosit: 3,54
- Pasien tidak mau
menghabiskan diitnya

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan

intake makanan

D. RENCANA KEPERAWATAN

NO. WAKTU TUJUAN DAN RENCANA


DX (TGL/JAM) KRITERIA HASIL KEPERAWATAN

1. 9/11/2015 Setelah dilakukan 1. Monitor tingkat Hb dan


tindakan keperawatan hematokrit
selama 3 x 7 jam 2. Monitor tanda vital
diharapkan kebutuhan 3.  Monitor responpasien
cairan tubuh seimbang terhadap penambahan
cairan
Kriteria Hasil :
4. Monitor berat badan
a. -Tekanan darah, nadi, suhu 5. Dorong pasien untuk
tubuh dalam batas menambah intake oral
normal 6. Pemberian cairan Iv
v  -Tidak ada tanda tanda monitor adanya tanda
dehidrasi, Elastisitas dangejala
turgor kulit baik, kelebihanvolume cairan
membran mukosa 7. Monitor status hidrasi
lembab, tidak ada rasa ( kelembaban membran
haus yang berlebihan mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik

2 9/11/2015 Setelah dilakukanAsuhan 1. Kaji adanya alergi


keperawatan selama 3x 7 makanan
jam diharapkan 2. Kolaborasi dengan ahli
kebutuhan nutrisi gizi untuk menentukan
terpenuhi jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
Kreteria hasil:
3. Anjurkan pasien untuk
- - Adanya peningkatan meningkatkan intake Fe
berat badan sesuai 4. Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan protein
v  - Beratbadan ideal sesuai dan vitamin C
dengan tinggi badan 5. Berikan substansi gula
v  - Mampumengidentifikasi 6. Yakinkan diet yang
kebutuhan nutrisi dimakan mengandung
v  -Tidak ada tanda tanda tinggi serat untuk
malnutrisi mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

WAKTU
NO. TINDAKAN
(TGL/JA RESPON TT
DX KEPERAWATAN
M)

. 9/11/15
1 14.30 S: -
- Memantau cairan infis
WIB O : pasien tampak istirahat

1 17.00 S: pasien kooperatif


- Menimbang BB pasien
WIB O: TB: 98cm, BB: 14kg

S: ibu pasien mengatakan


- Mengkaji ada tanda alergi
2 19.00 anaknya tidak memiliki alergi
makanan
WIB makanan
O: -

2 19.30 S: pasien mengatakan suka


- Menanyakan makanan
WIB memakan puding dan mie
kesukaan pasien
O: pasien tampak makan
puding
10/10/15
1 14.30 - Memotivasi pasien dan
S: pasien mengatakan
WIB keluarga untuk banyak
mulutnya pahit
minum
O: pasien tampak pucat

1 16.00 - Memberikan oral hygien S: pasien mengatakan tidak


WIB pada pasien mau digosok gigi

O: mulut pasien tampak kotor

20..00 - Menganjurkan pasien untuk S: pasien mengatakan mau


2 WIB meminum madu
O: pasien tampak meminum
madu

2 20.15 - Memotivasi keluarga untuk S: ibu pasien mengatakan


WIB memberikan makan porsi bersedia memotivasi anaknya
kecil namun sering dg
O; -
makanan yg disukai pasien

11/11/15
- Memberikan pasien obat S; ibu pasien mengatakan
1 08.00
zinc, memberikan penkes paham dg penkes
mengenai penatalaksanaan
O: -
diare

09.00 S: ibu pasien mengatakan


- Memotivasi ibu pasien
2 WIB bersedia memberikan madu
untuk memberikan madu
dan minum banyak pada O: -
pasien

9.30 WIB S: Pasien mengatakan


- Menimbang BB pasien
2 bersedia ditimbang
O: TB: 98cm. BB: 15kg

F. CATATAN PERKEMBANGAN

NO. WAKTU
EVALUASI TT
DX (TGL/JAM)

1 11/10/2015 S:

Ibu pasien mengatakan anaknya


sudah tidak begitu lemas, mau
11.30 WIB
minum banyak tapi kalau pengen

O : pasien tampak bermain


A:
Masalah kekurarangan volume cairan
terastasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
- Motivasi anak untuk banyak minum
- Kaji tanda hidrasi
-

2 11/10/ 2015 S:

Ibu pasien mengatakan anaknya


mulai menyukai madu, mau makan
tapi kadang mual ketika habis
minum obat
O : TD : 100/60 mmHg

Nadi : 100 x/menit


RR : 25x/menit
Suhu : 37,8º C
Spo2; 98
TB: 98cm, TB: 14kg, Hb: 10.00,
Ht: 30,2, Eritrosit: 3,54
A:

Masalahnutrisi kurang dr kebutuhan


tubuh teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

- Motivasi keluarga untuk


memberikan madu pada anaknya
- Motivasi keluarga untuk mmberikan
cemilan yang disukai
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDANCE BASED NURSING PRATICE

A. Identitas Pasien
An. A (4th) dirawat di ruang ismail 2 Rs. Roemani dengan keluhan
diare. Sejak 3 hari sebelum masuk Rs.pasien tidak mau makan,
minum dan tiap hari BAB 3x cair ada ampasnya. Pasien tampak
lemas, mual muntah, mata tampak cekung, mukosa bibir kering,
turgor kulit kembali 2detik. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
hasil: TD: 100/60mmHg, RR; 25x/m, N: 100x/m, S; 37,2c, TB:
98cm, BB: 14kg, Hb: 10,00, Ht: 30,2. Pasien tidak mau
menghabiskan diitnya dan tidak mau meminum obat
B. Diagnosa Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


penurunan intake makanan

C. Analisa Sintesa
Mikroorganisme

Membentuk toksin

Mengganggu absorbsi usus, menimbulkan sekresi berlebih


Diare

Disfensi abdomen

Mual, muntah

Nafsu makan menurun

Berat badan turun, Hb, Ht turun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pemberian madu untuk pengembalian nutrisi


BAB V
PEMBAHASAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Diare dapat juga terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat
toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan
diare.
Gangguan motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya
hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare serta mual muntah yang berlebih sehingga
mengakibatkan pasien lemas.

Pengaruh pemberian madu pada pasien diare telah dilakukan sebagai salah
satu cara untuk membantu menguragi waktu diare dan meningkatkan BB.
Dari studi laboratorium dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas
bakterisidal yang dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic,
termasuk diantaranya spesies dari Salmonela,shigela, dan E. coli.
Hasil penelitian (Sofyan, 2011) menjelaskan bahwa pemberian madu
terbukti menurunkan frekuensi diare pada hari ke 2, 4, dan 5,
memperpendek lama perawatan serta kesembuhan 50% yang terjadi di hari
ke-3 dan mampu menaikan berat badan. Hasil penelitian ini diterapkan
pada kasus An. A ketika mengalami diare dan menunjukan hasil ysng
signifikan, ibu pasien mengatakan BAB 2x lembek dan nafsu makan
anaknya sedikit naik.

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis. Gangguan
motalitas usus juga mengakibatkan diare, terjadinya hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare sera mual muntah yang berlebih
sehingga mengakibatkan pasien lemas.untuk mengatasi penurunan
berat badan pada pasien diare dapat dilakukan dengan pemberian
madu. Madu murni memiliki aktivitas bakterisidal yang dapat
melawan beberapa organisme enteropathogenic,termasuk diantaranya
spesies dari Salmonela,shigela, dan E. coli.
B. Saran
a. Penulis
Bagi penulis mampu meningkatkan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada penderita diare
b. Rumah sakit
Bagi institusi pelayanan kesehatan, diharapkan Rs Roemani
Semarang dapat memberikan pelayanan dan mempertahankan
hubungan kerja sama antar tim kesehatan.
c. Profesi keperawatan
Dapat digunakan sebagai refrensi dan pengetahuan yang mampu
dikembangkan untuk memberikan pelayanan pada pasien abses
mamae yang lebih berkualitas dan mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai