Anda di halaman 1dari 11

E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

KONTRIBUSI KECEPATAN REAKSI TANGAN DAN KETEPATAN TERHADAP


KEMAMPUAN PUKULAN GIAKU TSUKI PADA CABANG OLAHRAGA
KARATE INKADO DI RANTING
KOTA MAKASSAR
1
Osman Nur Matutu
2
Nurliani, S.Or., M.Pd.
3
Dr. Fahrizal, M.Pd

ABSTRAK

Osman Nur Matutu, 2019. Kontribusi kecepatan reaksi kaki dan ketepatan terhadap
kemampuan pukulan giaku tsuki pada cabang olahraga karate Inkado di ranting Makassar.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang menggunakan rancangan penelitian
”korelasional”. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui; (1) Apakah ada kontribusi kecepatan
reaksi kaki terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki pada cabang olahraga karate Inkado di
ranting Makassar; (2) Apakah ada kontribusi ketepatan terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki
pada cabang olahraga karate Inkado di ranting Makassar; (3) Apakah ada kontribusi kecepatan
reaksi kaki dan ketepatan secara bersama-sama terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki pada
cabang olahraga karate Inkado di ranting Makassar.
Populasinya adalah Atlet karate Inkado di ranting Makassar. Sampel yang digunakan
adalah sebanyak 30 orang. Teknik penentuan sampel adalah dengan pemilihan secara acak
(simple random sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif,
analisis koefisien korelasi pearson product moment (r), dan hasil analisis korelasi ganda (R) pada
taraf signifikan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada kontribusi yang signifikan antara
kecepatan reaksi kaki terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki pada cabang olahraga karate
Inkado di ranting Makassar, dengan nilai r sebesar 0,506 (Pvalue ˂ α 0,05); (2) Ada kontribusi
yang signifikan antara ketepatan terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki pada cabang olahraga
karate Inkado di ranting Makassar, dengan nilai r sebesar 0,518 (Pvalue ˂ α 0,05); (3) Ada
kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi kaki dan ketepatan secara bersama-sama
terhadap kemampuan pukulan giaku tsuki pada cabang olahraga karate Inkado di ranting
Makassar. dengan nilai Rhitung sebesar 0,804 (Pvalue ˂ α 0,05); dan nilai Fhitung (F) sebesar 24,741.
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

PENDAHULUAN beraliran keras yang menggunakan


teknik - teknik fisik seperti pukulan,
Seiring dengan laju pembangunan tendangan, tangkisan, dan elakan
bangsa yang sedang berlangsung sampai dengan kuda- kuda yang kokoh. Karate
sekarang ini, pembangunan bidang juga merupakan salah satu olahraga
olahraga di Indonesia diarahkan untuk yang mempunyai karakteristik gerak
mencapai cita-cita bangsa yaitu dan teknik tersendiri.
terbentuknya manusia Indonesia Cabang olahraga karate
seutuhnya yang sehat jasmani maupun memerlukan kecakapan tertentu yaitu
rohani, serta terampil sehingga mampu karateka harus menguasai teknik-teknik
berprestasi dalam bidang olahraga guna dasar olahraga karate. Prinsip olahraga
mengangkat harkat, martabat dan karate adalah karateka harus selalu
derajat bangsa. Perhatian pemerintah mampu melakukan pukulan, tendangan,
ditujukan kepada usaha penyebarluasan elakan atau tangkisan maupun gerakan-
kegiatan olahraga sebagai cara gerakan lainnya yang diperlukan untuk
pembinaan kesehatan jasmani dan menunjang kecakapan-kecakapan dasar
rohani bagi setiap anggota masyarakat, ters ebut. Kemampuan untuk
demikian pula sebagai satu jalan untuk menampilkan kecakapan dalam
memperbanyak jumlah olahragawan olahraga karate sangat ditentukan oleh
yang nantinya akan berhasil dengan penguasaan teknik-teknik dasar secara
prestasi yang lebih baik. menyeluruh disertai gerakan yang
Perkembangan yang dinamis dan eksplosif sehingga sangat ditentukan
penyebaran yang semakin luas dan oleh kesempurnaan penguasaan teknik
fenomena olahraga selama puluhan dasar. Untuk itu harus dipelajari dan
tahun terakhir ini telah membawa dilatih secara baik dan intensif.
olahraga menjadi lembaga yang Teknik pukulan dalam olahraga
terorganisir dengan baik. Olahraga karate merupakan bentuk serangan yang
semakin berpengaruh ke dalam paling efektif sehingga sangat penting
kesadaran di seluruh dunia serta dikuasai seorang karateka. Kecepatan
perkembangan kebudayaan manusia. dan ketepatan pukulan merupakan unsur
Sebagai awalnya berkibar panji utama yang perlu diperhatikan saat
olahraga Nasional yang telah melakukan serangan dalam olahraga
dicanangkan yaitu memasyarakatkan karate agar tidak mudah dikena
olahraga dan mengolahragakan serangan lawan.
masyarakat. Dari pengamatan peneliti
Salah satu cabang olahraga yaitu terhadap atlet Karate INKADO Ranting
Karate merupakan olahraga beladiri Makassar pada pertandingan Kejuaraan
yang juga telah menjadi olahraga Daerah walikota cup yang
prestasi. Karate merupakan beladiri
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

diselenggarakan oleh pemprov koni 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia


Makassar pada tahun 2018, hasil yang antara lain: Baud AD Adikusumo,
diperoleh masih menunjukkan prestasi Karianto Djojonegoro, Mochtar
yang minim. Hal ini disebabkan oleh Ruskan dan Ottoman Noh
beberapa faktor kondisi fisik, yaitu mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka
diantaranya adalah kecepatan reaksi inilah yang mula-mula
tangan dan ketepatan karateka yang memperkenalkan karate (aliran
masih terbilang lemah, khususnya Shoto-kan) di Indonesia, dan
dalam melakukan serangan pukulan selanjutnya mereka membentuk
Giaku Tsuki terhadap lawannya. wadah yang mereka namakan
TINJAUAN PUSTAKA Persatuan Olahraga Karate Indonesia
1. Sejarah Karate (PORKI) yang diresmikan tanggal 10
Karate adalah seni bela diri Maret 1964 di Jakarta.
yang berasal dari Jepang yang 2. Pengertian Pukulan Giaku Tsuki
pertama kali diperkenalkan di Kata Giaku/Gyaku berasal
Okinawa. Karate pertama kali dari Bahasa Jepang yang dalam
disebut "Tote” yang berarti seperti Bahasa Indonesia berarti
“Tangan China.” Pada saat karate kebalikan atau sebaliknya.
masuk ke Jepang, nasionalisme Sedangkan kata Tsuki berarti
Jepang pada saat itu sedang tinggi- pukulan.
tingginya, sehingga Sensei Gichin Pukulan Giaku Tsuki
Funakoshi mengubah kanji Okinawa merupakan pukulan dalam
(Tote: Tangan China) dalam kanji olahraga beladiri Karate yang
Jepang menjadi „karate‟ (Tangan sasarannya mengarah ke ulu hati
Kosong) agar lebih mudah diterima dengan posisi tangan dan kaki
oleh masyarakat Jepang. Karate depan berlawanan.
terdiri dari atas dua kata, yang
pertama adalah „Kara‟ dan berarti 3. Teknik Dasar Karate
„kosong‟ dan yang kedua, „te‟, Karate adalah cabang
berarti „tangan'. Dan jika dua kata olahraga beladiri dimana bentuk
tersebut disatukan maka artinya aktivitas geraknya menggunakan
“tangan kosong”. kaki dan tangan seperti pukulan,
Karate masuk di Indonesia tangkisan dan tendangan.
bukan dibawa oleh tentara Jepang a. Tachikata ( Kuda-kuda)
melainkan oleh mahasiswa – Heisoku Dach, Fudo Dachi,
mahasiswa Indonesia yang kembali Dachi, Sanchin Dachi,
ke tanah air, setelah menyelesaikan Moroashi Dachi, Zenkutsu
pendidikannya di Jepang. Tahun Dachi, Kiba Dachi, Shiko
Dachi, Tsuruashi Dachi,
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

Kokutsu Dachi, Nekoashi merupakan tindakan


Dachi. mempertahankan/melindungi diri.
b. Tsuki (Pukulan) 5. Kecepatan Reaksi Tangan
Giaku Tsuki, Chudan Tsuki, Kecepatan merupakan salah
Jodan Tsuki, Gedan Tsuki, satu komponen dasar biomotor yang
Niddan Tsuki, Sambon Tsuki, di perlukan dalam setiap cabang
Uraken Tsuki, Mawashi olahraga. Setiap aktivitas olahraga
Tsuki. baik yang bersifat perlombaan,
c. Uke ( Tangkisan ) maupun pertandingan selalu
Jodan Age Uke, Shoto Ude memerlukan komponen biomotor
Uke, Uchi Uke, Gedan Barai, kecepatan. Untuk itu kecepatan
Shoto Uke, Moroto Uke. meupakan salah satu unsur biomotor
d. Geri ( Tendangan ) dasar yang harus dilatihkan dalam
Mae Geri Chudan, Mae Geri upaya mendukung prestasi
Jodan, Mawashi Geri pencapaian olahragawan.
Chudan, Mawashi Geri Menurut Sukadiyanto
Jodan, Yoko kikomi Geri, (2010:181) Kecepatan reaksi tangan
Yoko Kiange Geri, Ushiro adalah kemampuan otot atau
Geri. sekolompok otot untuk menjawab
rangsang dalam waktu secepat
4. Macam-macam Tsuki (Pukulan
(singkat) mungkin. Lanjut menurut
Karate)
Sukadiyanto (2010:182) kecepatan
Sebenarnya karate diciptakan reaksi tangan merupakan
master-master zaman dahulu untuk kemampuan sistem neuromuskuler
mempertahankan diri, bukan untuk seseorang untuk menjawab rangsang
menyerang. Karena serangan Karate yang telah diketahui arah dan
bisa sangat membahayakan jika sasarannya dalam waktu sesingkat
digunakan sembarangan. Maka dari mungkin sebagai contoh, melempar,
itu, gerakan-gerakan di dalam menendang, memukul, menangkis,
olahraga karate didominasi oleh melompat dan meloncat.
gerakan menangkis. 6. Ketepatan
Telah kita ketahui bahwa Harsono (1988:9)
dalam prinsip karate yaitu “pantang menyatakan Ketepatan (accuracy)
menyerang terlebih dahulu, diserang adalah kemampuan seseorang
lalu menyerang,” oleh karena itu, mengendalikan gerak – gerak bebas
dalam setiap jurus karate selalu terhadap suatu sasaran.
dimulai dengan tangkisan, yang Ketepatan sebagai
keterampilan motorik merupkan
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

komponen kesegaran jasmani yang Sedangkan Variabel Dependen (terikat)


diperlukan dalam kegiatan sehari – adalah variabel yang dipengaruhi atau
hari. Ketepatan dapat berpakan yang menjadi akibat, karena adanya
gerakan (performance) atau sebagai variabel bebas.
ketepatan hasil (result). Menurut
Widiastuti (2011:17) mengatakan B. Defenisi Operasional Variabel
bahwa ketepatan berkaitan erat
dengan kematangan sistem syaraf Untuk menghindari terjadinya
dalam memproses input atau pengertian yang keliru tentang konsep
stimulus yang datang dari luar, variabel yang terlibat dalam penelitian
seperti tepat dalam menilai ruang dan maka batasan-batasan variabel yang
waktu tepat dalam mendistribusikan terlibat akan dijelaskan secara
tenaga, tepat dalam operasional sebagai berikut :
mengkoordinasikan otot dan 1. Kecepatan Reaksi Tangan adalah
sebagainya. kemampuan seseorang untuk segera
METODE PENELITIAN bertindak secepatnya dalam
A. Variabel dan Desain Penelitian menanggapi rangsangan yang
ditimbulkan lewat indra, misalnya
Variabel penelitian diartikan ketika karateka lainnya memberi
sebagai atribut atau sifat nilai dari teknik serang yang diukur dengan
orang, obyek, atau kegiatan yang Speed of Movement Test.
mempunyai variasi tertentu yang 2. Ketepatan yang dimaksud adalah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemampuan tubuh yang dimiliki
dan kemudian ditarik kesimpulannya karateka untuk mengendalikan
(Sugiyono, 2012:64). Sedangakan gerakan bebas menuju ke suatu
menurut Sumadi Suryabrata (2009:25) sasaran yang diukur dengan tes
mengatakan: “Variabel diartikan ketepatan lempar bola.
sebagai segala sesuatu yang akan 3. Kemampuan pukulan yang dimaksud
dijadikan objek pengamatan adalah kemampuan yang di miliki
penelitian”. karateka atau kecepatan dan
Variabel penelitian ini ada dua ketepatan maksimal dalam melakukan
variabel yang terlibat, yakni variabel pukulan, yang ditentukan dengan
terikat (dependen) dan variabel bebas bentuk pukulan yang mampu
(independen). Menurut Sugiyono dilakukan oleh karateka dalam tes
(2012:64) mengatakan : “Variabel rangkaian gerak pukulan giaku tsuki.
Independen (bebas) adalah merupakan C. Populasi dan sample
variabel yang mempengaruhi atau yang 1. Populasi
menjadi sebab perubahannya atau Menurut Sugiyono (2010:61)
timbulnya variabel dependen (terikat). “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai menggunakan sampel yang diambil dari
kualitas dan karakteristik yang ditetapkan populasi itu. Apa yang dipelajari dari
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudiian sampel, kesimpulannya akan dapat
ditarik kesimpulannya” Jadi populasi bukan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda- sampel yang diambil dari populasi harus
benda alam yang lain. Populasi juga bukan betul-betul representatif (mewakili).
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek Jadi penelitian hanya dilakukan
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh terhadap sampel, tidak terhadap populasi.
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek Namun kesimpulan dari hasil penelitian
atau obyek yang diteliti itu. terhadap sampel itu akan digeneralisasikan
Menurut Suharsimi Arikunto terhadap populasi. Sampel dalam penelitian
(2002:108): “Populasi adalah keseluruhan ini diambil dari populasi yang dilakukan
objek penelitian. Apabila seseorang ingin secara acak (random sampling) karena
meneliti semua elemen yang ada dalam anggota populasi dianggap homogen yaitu
wilayah penelitian, maka penelitiannya siswa yang mengikuti kegiatan olahraga
merupakan penelitian populasi. Studi atau cabang olahraga karate di Makassar yang
penelitiannya juga disebut studi populasi berjumlah 30 orang putra.
atau studi sensus.” HASIL PENELITIAN DAN
Berdasarkan pandangan tersebut, maka PEMBAHASAN
populasi dalam penelitian ini adalah A. Penyajian Hasil Analisis Data
sebagian siswa yang mengikuti kegiatan Deskripsi data dari hasil penelitian
olahraga dalam cabang olahraga Karate di bertujuan untuk memberikan gambaran
ranting Makassar. umum mengenai penyebaran distribusi data
2. Sampel kecepatan reaksi tangan, ketepatan dan
Menurut Sugiyono (2010:62), kemampuan pukulan giaku tsuki pada
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan Cabang olahraga karate, baik berupa ukuran
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. letak distribusi frekuensi. Harga-harga yang
Bila populasi besar, dan peneliti tidak disajikan setelah diolah dari data mentah
mungkin mempelajari semua yang ada pada dengan menggunakan statistik deskriptif,
populasi, misalnya karena keterbatasan yaitu harga rata-rata, simpangan baku,
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat modus, median dan distribusi frekuensi.
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

Rangkuman hasil perhitungan statistik deskripsi tersebut dikemukakan sebagai berikut:


Tabel 4.1. Rangkuman hasil penelitian
Variabel
Statistik
X1 X2 Y
Jumlah Sampel (n) 30 30 30
Nilai Minimum 7 3 16
Nilai Maksimum 21 9 23
Rentang 14 6 7
Rata-rata 14.03 6.13 19.57
Median 14.00 6.00 19.50
Simpangan Baku (s) 3.819 1.737 2.063
Varians (S2) 14.585 3.016 4.254

Dari tabel 4.1 di atas, maka dapat dikemukakan gambaran data tiap variabel sebagai
berikut:
a. Variabel Kemampuan pukulan giaku c. Variabel Ketepatan (X2)
tsuki (Y) Berdasarkan data hasil penelitian
Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel ketepatan (X2), diperoleh nilai
pada variabel kemampuan pukulan giaku minimum 3 kali dan nilai maksimum 9 kali,
tsuki (Y), diperoleh nilai minimum 16 poin dengan rentang 6 kali. Nilai rata-rata sebesar
dan nilai maksimum 23 poin, dengan 6,13 kali, memiliki median sebesar 6 kali,
rentang 7 poin. Nilai rata-rata sebesar 19,57 dengan simpangan baku 1,73 kali, dan
poin, memiliki median sebesar 19,50 poin varians sebesar 3,016 kali.
dengan simpangan baku 2,063 poin, dan
varians sebesar 4,254 poin. B. Pembahasan Hasil Penelitian
b. Variabel Kecepatan reaksi tangan Berdasarkan deskripsi hasil analisis
(X1) data dan pengujian hipotesis penelitian yang
Berdasarkan data hasil penelitian telah dilakukan, maka dapat dijelaskan
pada variabel kecepatan reaksi tangan (X1), pengaruh kecepatan reaksi tangan, ketepatan
diperoleh nilai minimum 7 centimeter dan secara bersama-sama terhadap kemampuan
nilai maksimum 21 centimeter, dengan pukulan giaku tsuki.
rentang 14 centimeter. Nilai rata-rata sebesar 1. Kontribusi Kecepatan reaksi tangan
14,03 centimeter, memiliki median sebesar dengan Kemampuan pukulan giaku
14 centimeter, dengan simpangan baku tsuki
3,819 centimeter, dan varians sebesar 14,585 Dari hasil pengujian hipotesis
centimeter. pertama ditemukan bahwa kecepatan reaksi
tangan memiliki kontribusi dengan
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

kemampuan pukulan giaku tsuki Cabang 2. Kontribusi ketepatan dengan


olahraga karate. Berdasarkan hasil Kemampuan pukulan giaku tsuki
perhitungan diperoleh nilai koefisien Dari hasil pengujian hipotesis
korelasi sebesar 0,506 yang dijelaskan kedua ditemukan bahwa ketepatan
melalui persamaan regresi Ŷ = 24,960 + - memiliki kontribusi yang signifikan dengan
0,384 X1. Temuan ini memberikan makna kemampuan pukulan giaku tsuki pada
bahwa semakin baik kecepatan reaksi cabang olahraga karate. Berdasarkan hasil
tangan, semakin baik pula kemampuan perhitungan diperoleh nilai koefisien
pukulan giaku tsuki Cabang olahraga karate korelasi sebesar 0,518 yang dijelaskan
sebaliknya semakin tidak baik kecepatan melalui persamaan regresi Ŷ = 14,326 +
reaksi tangan, maka kemampuan pukulan 0,854 X2. Temuan ini memberikan makna
giaku tsuki Cabang olahraga karate semakin bahwa semakin baik ketepatan, semakin
tidak baik pula. baik pula kemampuan pukulan giaku tsuki
Menurut Sajoto (1990: 17) Cabang olahraga karate, sebaliknya semakin
Kecepatan reaksi tangan adalah kemampuan kurang ketepatan, maka kemampuan
seseorang untuk mengejar gerakan-gerakan pukulan giaku tsuki kurang optimal.
yang berkesinambungan dalam bentuk yang
sama dalam waktu yang sesingkat- Menurut Sajoto (1998:59) ketepatan
singkatnya.. Apabila kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk
menempatkan meletakkan suatubenda
tangan bagus, maka tentu akan berpengaruh
untuk memberikan hasil yang optimal dalam dengan efektif, efisiensi sesuai kehendak
kemampuan pukulan giaku tsuki. dan mengurangi kesalahan sekecil mungkin.
sehingga menghasilkan kemampuan pukulan
Kecepatan reaksi tangan merupakan
salah satu faktor yang menopang dalam giaku tsuki yang optimal. Apabila ketepatan
kerja fisik, termasuk dalam kemampuan dimiliki secara memadai pada saat
melakukan kemampuan pukulan giaku tsuki,
pukulan giaku tsuki. Karena dengan
kecepatan reaksi tangan yang baik, akan maka tentu akan berkontribusi untuk
memberikan hasil yang maksimal.
membantu pada saat melakukan pukulan
giaku tsuki pada cabang olahraga karate. Apabila ketepatan diperhatikan,
Apa yang telah dihasilkan dalam penelitian maka secara fisiologi akan menghasilkan
kemampuan pukulan giaku tsuki yang lebih
ini, yang memperlihatkan adanya kontribusi
kecepatan reaksi tangan dengan kemampuan baik. Oleh karena dengan ketepatan yang
pukulan giaku tsuki, menjadi rujukan dalam baik berarti menunjang dalam kemampuan
pukulan giaku tsuki. Apa yang telah
meningkatkan kemampuan pukulan giaku
tsuki. dihasilkan dalam penelitian ini, yang
memperlihatkan adanya kontribusi ketepatan
dengan kemampuan pukulan giaku tsuki
pada cabang olahraga karate.
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

3. Kontribusi kecepatan reaksi tangan, saran atau rekomendasi bagi penelitian


ketepatan dan keseimbangan dengan pengembangan hasil penelitian lebih lanjut.
Kemampuan pukulan giaku tsuki
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis Berdasarkan analisis data dan
keempat yang menunjukkan adanya pembahasannya, maka hasil penelitian
kontribusi secara simultan antara kecepatan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
reaksi tangan, ketepatan dengan kemampuan
pukulan giaku tsuki Cabang olahraga karate. 1. Ada kontribusi yang signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kecepatan reaksi tangan terhadap
nilai koefisien korelasi sebesar 0,804 yang kemampuan pukulan giaku tsuki pada
dijelaskan melalui persamaan regresi Ŷ = cabang olahraga karate.
19,562 + -0,239X1 + 0,548X2. Hasil ini 2. Ada kontribusi yang signifikan ketepatan
semakin memperkuat hasil pengujian terhadap kemampuan pukulan giaku
hipotesis pertama, kedua. Dengan demikian tsuki pada cabang olahraga karate.
kecepatan reaksi tangan dan ketepatan dapat 3. Ada kontribusi yang signifikan secara
menjadi prediktor yang baik bagi bersama-sama kecepatan reaksi tangan,
kemampuan pukulan giaku tsuki. Artinya, ketepatan dan keseimbangan terhadap
jika kecepatan reaksi tangan dan ketepatan kemampuan pukulan giaku tsuki pada
berkategori baik, maka dapat dipastikan cabang olahraga karate.
kemampuan pukulan giaku tsuki akan lebih B. Saran
baik. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini,
Selain faktor kecepatan reaksi tangan maka dapat dikemukakan beberapa saran
dan ketepatan yang memiliki kontribusi sebagai berikut:
dengan kemampuan pukulan giaku tsuki,
masih ada faktor lain yang 1. Kepada Pembina Olahraga: Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa unsur
mempengaruhinya. Hal ini terbukti dengan
kemampuan fisik yaitu kecepatan reaksi
nilai koefisien determinasi kontribusi
tangan dan ketepatan memberikan
kecepatan reaksi tangan dan ketepatan
hubungan yang baik dalam kemampuan
secara bersama-sama terhadap kemampuan
pukulan giaku tsuki hanya mencapai pukulan giaku tsuki pada cabang
olahraga karate, sehingga dengan hasil
64,70%.
ini memberikan bahan masukan dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat kesimpulan yang pembinaan para pelatih khususnya dalam
melatih teknik dan taktik serta
merupakan tujuan akhir dari suatu penelitian
keterampilan pukulan giaku tsuki pada
yang dijelaskan berdasarkan hasil analisis
data dan pembahasannya. Dari kesimpulan cabang olahraga karate.
2. Kepada pelatih direkomendasikan bahwa
penelitian ini akan dikemukakan beberapa
perlunya lebih meningkatkan
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

keterampilan dan kemampuan fisik Garcia Sanchez, Ivan. 2012. Tsuki Waza:
secara maksimal dengan memberikan Tecnicas de Puno (Golpes):
bentuk-bentuk komponen fisik http://budotoledoinfo2.blogspot.co.id
diantaranya kecepatan reaksi tangan dan /2012/04/tecnicas-de-puno-
ketepatan dan teknik dasar yang baik golpes.html, 17 Juni 2016.
dalam pencapaian hasil yang diinginkan.
Para pelatih olahraga khususnya hasil Halim, Nur Ichsan. 2004. Tes Dan
penelitian menunjukkan bahwa Pengukuran Kesegaran Jasmani.
kemampuan serta keterampilan pukulan Makassar: Universitas Negeri
giaku tsuki pada cabang olahraga karate Makassar
hendaknya masih perlu ditingkatkan.
3. Bagi para Atlet: Mampu mengetahui Harsono, 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek
betapa pentingnya meningkatkan Dalam Coaching. Jakarta:
kemampuan fisik karena dapat Depdikbud Dirjen Dikti
menunjang pencapaian hasil maksimal,
dengan kata lain bahwa latihan tidak Ichsan,N.H. 2004. Tes Dan Pengukuran
hanya dilakukan pada waktu dan tempat Kesegaran Jasmani. Makassar:
latihan saja tetapi juga berlatihlah Universitas Negeri Makassar
disetiap ada kesempatan.
4. Bagi mahasiswa yang berminat Ichsan, N.H. 2004. Tes Dan Pengukuran
melakukan penelitian lebih lanjut, Kesegaran Jasmani. Makassar:
disarankan agara melibatkan variabel- Badan Penerbit UNM.
variabel lain yang relevan dengan
penelitian ini serta dengan populasi dan Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Dalam
sampel yang lebih luas. Olahraga. Semarang: FPOK IKIP

DAFTAR PUSTAKA Sajoto, M. 1990. Peningkatan & Pembinaan


Arikunto,S. 1996. Prosedur Penelitian Kekuatan Kondisi Fisik dalam
Suatu Pendekatan Praktek. Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kualitatif, R & D. Bandung:
Alfabeta.
Bompa, T.O. 1983. Periodization Theory
and Metodology of Training. New Sugiyono. 2012. Statistik dalam Penelitian.
Zealand: Human Kinetic. Bandung: Alfabeta.
E- Jurnal Olahraga Karate Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar

Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan


Metodologi Melatih Fisik. Bandung:
Lubuk Agung.

Surakhmad, W. 1985. Pengantar Penelitian


Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik.
Bandung: Tarsito.

Suryabarata, S. 2009. Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran


Olahraga. Jakarta: PT. Bumi Timur
Jaya.

Anda mungkin juga menyukai