Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Ilmu Biomedik Dasar

Disusun Oleh :

Ananda Rizkianti P206202220


04

Mira Septiani
P2062022202
0

M. Daqi Quddin
P2062022202
1

Mutia Fitri Priadi P206202220


24

KELOMPOK 5 (TINGKAT 1A)

Dosen Pengampu :
Agus Nurdin, SKp, M.Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN CIREBON


POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA
Jl. Pemuda Raya No. 38 Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon Jawa Barat 45132
2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nya
sehingga pembuatan makalah pada mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dengan Judul
“Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun berdasarkan kerja keras kami yang ditempuh oleh bimbingan
yang diberikan Bapak Agus Nurdin, SKp, M.Kep. Terselesaikannya makalah ini bukan
karena usaha kami sendiri, semua tidak terlepas dari uluran tangan yang diberikan oleh
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang telah membantu kami,
mulai dari pencarian sumber referensi sampai dengan penyusunan makalah, oleh karena itu
pada kesempatan ini dengan rendah hati kami menyampaikan rasa terimakasih kepada
pihak-pihak yang terkait.

Kami menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki
untuk menciptakan karya tanpa celah yang tentulah masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan, hargai dan akan diterima dengan kerendahan hati, agar menjadi koreksi pada
kami, sehingga kelak kami mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Cirebon, 01 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................1

D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Proses Pencernaan..................................................................................................3

B. Peritoneum.............................................................................................................3

C. Histologi dari Saluran Pencernaan..........................................................................8

D. Struktur dan Fungsi dari Saluran Pencernaan.........................................................9

E. Organ-Organ Asesoris.........................................................................................19

BAB III PENUTUP..........................................................................................................28

A. Kesimpulan..........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sistem pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk di proses oleh tubuh. Makanan adalah tiap zat atau bahan yang
dapat digunakan dalam metabolisme guna memperoleh bahan-bahan untuk memperoleh
tenaga atau energi. Selama dalam proses pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-
zat sederhana dan dapat diserap oleh usus, kemudian digunakan oleh jaringan tubuh.

Berbagai perubahan sifat makanan terjadi karena sintesis berbagai enzim yang
terkandung dalam berbagai cairan pencernaan. Setiap enzim mempunyai tugas khusus
dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
makanan lainnya. Agar makan itu berguna bagi tubuh, maka makanan itu harus di
distribusi oleh darah sampai pada sel-sel di seluruh tubuh. Sistem pencernaan terdiri atas
suatu saluran panjang yaitu saluran cerna yang dimulai dari mulut sampai anus.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu antara lain:
1. Bagaimana proses pencernaan ?
2. Apa yang dimaksud peritoneum ?
3. Bagaimana histologi dari saluran pencernaan ?
4. Apa saja struktur dan fungsi dari saluran pencernaan ?
5. Apa saja yang termasuk organ-organ asesoris ?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui proses pencernaan ?
2. Untuk mengetahui tentang peritoneum ?
3. Untuk mengetahui histologi dari saluran pencernaan ?
4. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dari saluran pencernaan ?
5. Untuk mengetahui organ-organ asesoris ?

1
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ilmu biomedik dasar
2. Menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
3. Memberikan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi sistem pencernaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan terdiri dari berbagai organ yang membantu dalam
pencernaan makanan dan asimilasi nutrisi. Proses pemecahan partikel makanan yang
kompleks, baik secara mekanis dan kimiawi, dalam bentuk yang lebih sederhana dari
nutrisi, yang dapat dengan mudah digunakan oleh tubuh.
Sistem pencernaan manusia merupakan proses yang kompleks yang terdiri
dari pemecahan masa organik besar menjadi partikel kecil. Yang dapat tubuh gunakan
sebagai bahan bakar dalam melakukan segala aktivitas. Pemecahan nutrisi
memerlukan koordinasi beberapa enzim yang disekresikan dalam sel-sel khusus
dalam mulut, usus dan hati. Organ utama atau struktur yang mengkoordinasikan
pencernaan dalam tubuh manusia termasuk mulut, kerongkongan, usus kecil, usus
besar dan hati.
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua
macam yaitu :

1. Proses Pencernaan secara Mekanik adalah Proses mengubah makanan dari bentuk
besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Proses pencernaan mekanik
dilakukan dengan menggunakan gigi.
2. Proses Pencernaan secara Kimiawi adalah Proses mengubah makanan dari zat
yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan bantuan enzim
seperti amilase, ptialin, dan juga enzim maltasealtase.

B. Peritoneum
Peritoneum adalah membran kontinu yang melapisi rongga perut dan
menutupi organ perut (viscera perut). Ini bertindak untuk mendukung jeroan, dan
menyediakan jalur bagi pembuluh darah dan getah bening untuk melakukan
perjalanan ke dan dari jeroan.

1. Struktur Peritoneum

3
Peritoneum terdiri dari dua lapisan yang saling berhubungan  satu sama lain:
peritoneum parietal dan peritoneum visceral. Kedua jenis terdiri dari sel epitel
skuamosa sederhana yang disebut mesothelium.

1) Peritoneum Parietal

Peritoneum parietal melapisi permukaan internal dinding abdominopelvic. Ini berasal


dari  mesoderm somatik dalam embrio. Menerima suplai saraf somatik yang sama dengan
daerah dinding perut yang dibatasinya. Oleh karena itu, nyeri dari peritoneum
parietal  terlokalisasi dengan baik.  Peritoneum parietal sensitif terhadap tekanan, nyeri,
laserasi, dan suhu.

2) Peritoneum viseral

Peritoneum visceral berinvaginasi untuk menutupi sebagian besar visera abdomen. Ini


berasal dari  mesoderm splanchnic dalam embrio. Memiliki suplai saraf otonom yang
sama dengan visera yang ditutupinya. Nyeri dari peritoneum visceral  tidak
terlokalisasi  dengan baik dan peritoneum visceral hanya sensitif terhadap regangan dan
iritasi kimia. Nyeri dari peritoneum viseral dirujuk ke area kulit ( dermatom ) yang
dipersarafi oleh ganglia sensoris dan segmen medula spinalis yang sama dengan serabut
saraf yang mempersarafi visera.

2. Rongga Peritoneum

Rongga peritoneum adalah  ruang potensial  antara peritoneum parietal dan


visceral. Mengandung sedikit cairan pelumas yang memungkinkan pergerakan organ

4
perut. Pada laki-laki kantung tertutup total, pada perempuan rongga peritoneum
berhubungan dengan dunia luar melalui oviduk-uterus-vagina.

Visera abdomen dapat dibagi secara anatomis berdasarkan hubungannya


dengan peritoneum yaitu, organ intraperitoneal dan retroperitoneal.

1) Organ intraperitoneum (ditutupi oleh peritoneum)

Organ intraperitoneal diselimuti oleh peritoneum visceral, yang menutupi organ


baik anterior maupun posterior. Contohnya termasuk  perut, hati dan  limpa.

2) Organ Ekstraperitoneal/retroperitoneal (tidak dikelilingi oleh peritoneum)

Organ yang tidak berhubungan dengan peritoneum visceral; mereka hanya


ditutupi peritoneum parietal, dan peritoneum itu hanya menutupi permukaan
anterior.

Organ retroperitoneum dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan


perkembangan embriologis :

1) Terutama organ retroperitoneal berkembang dan tetap berada di luar peritoneum


parietal. Kerongkongan,  rektum  dan  ginjal  semuanya  terutama retroperitoneal.
2) Organ sekunder retroperitoneal  awalnya intraperitoneal, ditangguhkan oleh
mesenterium. Melalui perjalanan embriogenesis, mereka menjadi retroperitoneal
saat mesenterium mereka menyatu dengan dinding perut posterior. Jadi, pada
orang dewasa, hanya permukaan anteriornya yang ditutupi peritoneum. Contoh
organ sekunder retroperitoneal termasuk kolon asendens dan  desendens .

Sebuah mnemonik yang berguna untuk membantu mengingat organ perut mana yang
retroperitoneal adalah  SAD PUCKER:

- S  = Kelenjar suprarenal (adrenal)
- A  = Aorta
- D  = Duodenum (kecuali 2cm proksimal, tutup duodenum)
- P  = Pankreas (kecuali ekor / IVC
- U = Ureter

5
- C = Colon (bagian naik dan turun)
- K = Ginjal
- E = (O) kerongkongan
- R = Rektum

3. Refleksi Peritoneum

Peritoneum menutupi hampir semua visera di dalam usus dan membawa


struktur neurovaskular dari dinding tubuh ke visera intraperitoneal.

Untuk memenuhi fungsinya peritoneum berkembang menjadi struktur


kompleks yang sangat terlipat dan sejumlah istilah digunakan untuk menggambarkan
lipatan dan ruang yang merupakan bagian dari peritoneum.

1) Mesenterium

Mesenterium adalah lapisan ganda peritoneum viseral. Ini menghubungkan


organ intraperitoneal ke (biasanya) dinding perut posterior. Ini menyediakan jalur
bagi saraf, pembuluh darah dan limfatik untuk melakukan perjalanan dari dinding
tubuh ke jeroan.

Mesenterium usus kecil disebut 'mesenterium'. Mesenterium yang


berhubungan dengan bagian lain dari sistem gastrointestinal diberi nama sesuai
dengan jeroan yang disambungkannya, misalnya mesokolon transversal dan
sigmoid, mesoappendix.

2) Omentum

6
Omentum adalah lembaran peritoneum viseral yang membentang
dari  lambung dan bagian proksimal duodenum  ke organ perut lainnya. Omentum
dapat dibagi menjadi dua sesuai dengan ukurannya, yaitu omentum yang lebih
besar dan omentum yang lebih kecil :

A. Omentum yang Lebih Besar

Omentum mayor terdiri dari empat lapisan peritoneum viseral. Ini


turun dari  kurvatura mayor  lambung dan bagian proksimal duodenum,
kemudian melipat kembali dan menempel pada permukaan anterior kolon
transversum. Memiliki peran dalam kekebalan dan kadang-kadang disebut
sebagai ' polisi perut ' karena dapat bermigrasi ke organ dalam yang terinfeksi
atau ke tempat gangguan bedah.

B. Omentum Kecil

Omentum minus adalah lapisan ganda peritoneum visceral, dan jauh


lebih kecil daripada yang lebih besar dan melekat dari  kurvatura
minor  lambung dan bagian proksimal duodenum ke hati.

Ini terdiri dari dua bagian: ligamen hepatogastrik (lembaran datar dan
lebar) dan ligamen hepatoduodenal (tepi bebas, berisi triad portal).

4. Ligamen Peritoneum

7
Ligamentum peritoneum adalah lipatan ganda peritoneum yang menghubungkan
visera bersama-sama atau menghubungkan visera ke dinding perut.

Ruang preperitoneal terletak di antara anterior peritoneum parietal dan


transversalis facia. Struktur yang terletak di sini menyebabkan 5 lipatan pada
peritoneum parietal:

1. lipatan umbilikalis median (tidak berpasangan) - sisa urachus


2. lipatan umbilikalis medial (berpasangan) - sisa arteri umbilikalis.
3. lipatan pusar lateral (berpasangan) - inf. epigastrium a. +

Ligamen peritoneum memiliki nama khusus:

1. Hepatorenal ligamen
2. Duodenum ligamen
3. Splenorenal/ lienorenal/ ligamen (pancreaticosplenic, phrenicosplenic
ligamen)
4. Phrenicocolic ligamen atau sustentaculum lienis (= nidus lienis)
5. Pada wanita: ligament lebar uterus (mesometrium, mesosalpinx, mesovarium)

Beberapa struktur retroperitoneal menyebabkan lipatan pada peritoneum:


a. Lipatan ureter (ureter)
b. Ligamen suspensorium, ovarium (pembuluh ovarium)
c. Lipatan gastropankreatik (lambung kiri a. Vena koroner lambung)
d. Lipatan limpa/plica lienalis (splenica)
e. Eminensia pankreas (pankreas)

C. Histologi dari Saluran Pencernaan

Struktur Histologi Umum Saluran Pencernaan Saluran pencernaan umumnya


mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan
mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.

1. Lapisan mukosa terdiri atas (1) epitel pembatas; (2) lamina propria yang terdiri
dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan

8
limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar
dan jaringan limfoid; dan (3) muskularis mukosae.
2. Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh
darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan
kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid.
3. Lapisan otot tersusun atas: (1) sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya
dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah
dalam (dekat lumen), umumnya tersusun melingkar (sirkuler); pada sublapisan
luar, kebanyakan memanjang (longitudinal). (2) kumpulan saraf yang disebut
pleksus mienterik (atau Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot. (3)
pembuluh darah dan limfe.
4. Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas (1) jaringan penyambung jarang,
kaya akan pembuluh darah dan jaringan adiposa; dan (2) epitel gepeng selapis
(mesotel).

Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:

1. Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran


dan jaringan tubuh.
2. Mempermudah transpor dan pencernaan makanan.
3. Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel pada
lapisan ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan atau absorpsi
makanan.

Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan
submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari infeksi
mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri. Muskularis mukosae dan lapisan otot
untuk pergerakan lapisan mukosa secara independen (otonom) dari pergerakan
saluran pencernaan lain, sehingga meningkatkan kontak dengan makanan. Kontraksi
lapisan mukosa mendorong (peristaltik) dan mencampur makanan (segmentasi) dalam
saluran pencernaan. Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler ini, yang
membentuk gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut pre- dan
postganglionik sistem saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris viseral
dalam ganglia ini memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan bahwa
saluran pencernaan menerima banyak persyarafan dari sistem saraf otonom

9
memberikan penjelasan anatomik akan besarnya pengaruh gangguan emosi pada
saluran pencernaan-suatu fenomena yang penting pada pengobatan psikosomatis.

D. Struktur dan Fungsi dari Saluran Pencernaan

1. Mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,
dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan
makanan. Makanan di mulut akan didorong oleh lidah menuju faring. Bagian dalam
mulut dilapisi oleh selaput lendir & sel-sel epitel.
Pencernaan Pada Mulut, yang terjadi proses :
- Proses mekanik : penghancuran makanan oleh alat-alat pada mulut.
- Proses kimia : reaksi makanan dengan enzim-enzim yg terdapat pada saliva.

- Bagian tengah membentuk sebuah prosesus seperti kerucut yang disebut uvula (anak
lidah) yg berfungsi untuk menutup saluran hidung ketika menelan.
- Pada bagian belakang lengkungan (fauces) memuat tonsil.

Pada mulut terdapat :

a. Gigi
Gigi memiliki fungsi untuk memotong, mengoyak dan menggiling makanan
menjadi partikel yang kecil-kecil.
- Gigi seri berguna untuk menggigit

10
- Gigi taring berguna untuk merobek
- Gigi geraham berguna untuk mengunyah

b. Lidah
Terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara voluntar, membentuk dasar
rongga mulut, berperan dalam memandu makanan di dalam mulut sewaktu
mengunyah dan menelan serta untuk berbicara, terdapat juga papil-papil
pengecap. Dilengkapi dengan mukosa lidah dan berperan dalam proses
mekanisme pencernaan.

Bagian-bagian lidah :
1) Pangkal lidah (radiks lingua) : terdapat anak lidah (epiglotis) yg berfungsi
menutup jalan pernapasan pada waktu menelan, supaya makanantidak masuk ke
jalan pernapasan.
2) Badan lidah (dorsum lingua) : terdapat puting-puting pengecap utk menentukan
rasa makanan (asam, manis, pahit, dan asin).

3) Ujung lidah (apeks lingua) : membantu membalikkan makanan, proses berbicara,


merasakan makanan & membantu proses menelan.

c. Air liur (Saliva)


Berguna untuk membasahi makanan agar mudah ditelan dan meningkatkan
cita rasa dengan meningkatkan rangsangan pada kuncup kecap.
Kandungan :
- Amilase dan maltase untuk mencerna sebagian karbohidrat.
- Lisosim dan peroksidase yang merupakan zat antibakteri.

11
- Gamma globulin terutama IgA, sebagai bagian dari sistem pertahanan tubuh.

2. Faring (Tenggorokan)

Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Rongga ini merupakan saluran


bersama untuk :
– Sistem pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan
esofagus untuk makanan).
– Sistem pernafasan (menyediakan jalan antara rongga hidung dan trakea untuk
udara).
Di dalam dinding sisi faring terdapat tonsil, yaitu organ limfoid yang merupakan
bagian dari sistem pertahanan tubuh. Makanan dari mulut akan melewati faring,
kemudian masuk ke esofagus.

a. Bentuk Faring
– Berbentuk kerucut terdiri dari muskulo membranosa dan tersambung
dengan esofagus dan trakhea.
– Terbagi menjadi pars nasalis, pars oralis dan pars laringeal.
– Faring laringeal adalah bagian terendah yang terdapat pada posterior.
– Terdapat 7 lubang yaitu 2 lubang hidung, mulut, 2 tuba eustakhius, laring
dan esofagus.

b. Strukur Faring
– Tersusun atas lapisan mukosa, fibrosa dan otot.
– Otot utama adalah otot konstriktor yang berkontraksi pada saat makanan
masuk ke faring dan mendorongnya ke esogfagus.

c. Proses Menelan

12
– Fase oral : makanan yang telah dikunyah mulut disebut bolus, di dorong ke
belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan voluntar lidah.
Akibatnya rangsangan gerakan refleks menelan.
– Fase faringeal : palatum mole dan uvula bergerak secara refleks menutup
rongga hidung. Pada saat yang sama, laring terangkat dan menutup
epiglotis, mencegah makanan memasuki trakea. Pernafasan secara
serentak dihambat untuk mengurangi kemungkinan aspirasi. (bernafas dan
menelan tidak bisa dalam waktu yang sama).
– Fase esofageal ; mulai saat otot krokofaringeus relaksasi sejenak dan
memungkinkan bolus memasuki esofagus.

3. Esofagus (kerongkongan)

Esofagus merupakan tabung berotot dengan panjang 20-25 cm. Dimulai dari
faring, thorax, menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen bersambung
dengan lambung. Terletak di belakang trakhea di depan vertebra. Esofagus berfungsi
menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung.

Struktur Esofagus Terdiri dari 4 lapisan :


– mukosa
– Lapisan sub mukosa
– Jaringan ikat yang longgar
– 2 lapis otot : sirkuler & longitudinal

Dinding esophagus terdiri dari 4 lapisan ; 1 lapisan mukosa dan 3 lapisan otot
polos yaitu sub mukosa, muskularis dan serosa (lapisan luar). Mukosa esophagus
dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang
bersifat sangat asam. Lapisan submukosa mengandung selsel sekretori yang

13
memproduksi mucus. Mukus mempermudah jalannya makanan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.

Pergerakan Pada Esofagus :


– Esofagus dilapisi otot2 sirkuler & longitudinal sehingga meimbulkan gerakan
peristaltik.
– Bolus makanan bergerak masuk ke lambung karena peristaltik & gaya gravitasi.

4. Lambung

Terletak di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah kiri hipokondrik dan


umbilikal. Yang berhubungan dengan esofagus melalui spinkter kardia dan duodenum
melalui spinkter pilorik. Bagian atas disebut fundus dan bagian bawah disebut antrum
pilorik.

Terjadi gerakan pada lambung yg berfungsi mencampur makanan dgn sekret


lambung dan mengosongkan makanan. Makanan bercampur dgn sekret lambung
menjadi chyme. Sekresi lambung : mukus, asam lambung, tripsin, lipase, amilase &
protease.

Struktur Lambung :
– Lapisan peritoneal yang merupakan lapisan serosa.
– Lapisan otot, yang terdiri dari :
⁃ Lapisan longitudinal yg bersambung dgn esofagus.
⁃ Lapisan sirkuler yg paling tebal dan terletak di pilorik membentuk
spinkter.
⁃ Lapisan obliq yg terdapat pada bagian fundus dan berjalan mulai dari
orifisium kardiak, membelok ke bawah melalui kurvatura minor.

14
– Lapisan sub mukosa terdiri dari jaringan areolar yg banyak mengandung
pembuluh darah dan limfe.
– Lapisan mukosa berbentuk rugae (kerutan), dilapisi epitelium silindris yg
mensekresi mukus.

Lambung dibagi menjadi 3 bagian :


– Fundus : Pada bagian ini makanan akan tersimpan selama kurang lebih 1 jam.
Di dalam fundus, gas-gas akan terakumulasi ketika proses pencernaan kimia
terjadi di dalam lambung.
– Korpus (badan) : Korpus merupakan wilayah pusat dari organ lambung. Di
bagian korpuslah proses pencernaan kimia akan terjadi.
– Antrum pilorikum/pylorus. Sfingter pylorus berfungsi sebagai sawar antara
lambung dan bagian atas usus halus (duodenum). Sfingter pylorus berelaksasi
dan berkontraksi untuk mengalirkan makanan ke duodenum dan mencegah
terjadinya aliran balik isi usus ke dalam lambung.

5. Usus Halus

Merupakan lanjutan lambung yang terbentang mulai pilorik sampai ileosaekal


dengan panjang + 7 m. Menempati sebagian besar rongga abdomen terletak di bawah
lambung dan hati. Terdapat ductus choledocus dan ductus pancreaticus.

Fungsi usus halus yaitu proses pemecahan makanan menjadi bentuk yang dapat
tercerna melalui kerja berbagai enzim dalam saluran GI. Pencernaan dimulai dari
mulut dan lambung oleh kerja ptialin, HCI, pepsin, mukus, renin dan lipase lambung.

15
Kemudian di duodenum oleh enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis KH, lemak
dan protein menjadi zat-zat yang sederhana.

Usus halus terdiri dari 3 bagian :


– Duodenum (usus 12 jari)
– Jejunum (bagian tengah melingkar)
– Ileum (bagian terakhir usus halus)

Struktur Usus Halus :


– Lapisan mukosa Sangat luas karena terdapat lipatan2 mukosa dan vili serta
mikrovili yang memudahkan terjadinya absorpsi.
– Lapisan sub mukosa Terdiri dari anyaman pembuluh darah dan saraf (pleksus
sub mukosa meissner).
– Lapisan otot Terdiri dari lapisan otot longitudinal dan sirkuler.
– Lapisan serosa.

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa.
Prosesnya sebagai berikut :

a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan
oleh bikarbonat dari pancreas.
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan
zatnya.

– Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase


pancreas menjadi disakarida.

16
– Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi
monosakarida, yaitu glukosa.
– Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan
ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,


maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin
menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi)
oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak
(droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi
asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan
diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

6. Usus Besar

Merupakan lanjutan usus halus berbentuk “U” terbalik terdiri dari appendiks
vermiformis, colon asendens, colon trasversum, colon desendens, colon sigmoid dan
rectum. Panjangnya sekitar 140 cm mulai dari valvula ileosaekal sampai anus.

Usus besar memiliki fungsi yang terpenting adalah absorpsi air dan elektrolit.
Kapasitas absorpsi kolon adalah 1500 – 2000 ml, bila jumlah ini dilampaui akibat
pengiriman air yang berlebihan dari ileum akan terjadi diare.

Sejumlah kecil pencernaan dalam usus besar terutama disebabkan oleh bakteri dan
bukan oleh kerja enzim. Bakteri dalam usus besar menyintesis vitamin K dan
beberapa vitamin B, selain itu juga terjadi fermentasi bakteri beberapa karbohidrat
dalam kolon. Sekitar 1000 ml flatus (kebanyakan dari udara yang tertelan)
dikeluarkan setiap hari.

17
– Kolon asenden: bagian usus besar yang bergerak naik, terletak di kanan rongga
perut.
– Kolon transversum: melintang dari arah kanan ke kiri di bagian atas rongga perut.
– Kolon desenden: bagian usus besar yang bergerak turun, terletak di kiri rongga
perut.
– Kolon sigmoid: bagian akhir usus besar yang berbentuk huruf S, terhubung
dengan rektum.
– Sekum: bagian pertama usus besar, yaitu tempat perpindahan makanan dari usus
halus ke usus besar
– Rektum: tempat berkumpulnya tinja atau feses sebelum dikeluarkan lewat anus.

Fungsi kolon adalah :


– Menyerap air selama proses pencernaan.
– Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil
simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
– Membentuk massa feses.
– Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh (defekasi).

Peristiwa yang terjadi pada Kolon :


– Terjadi reabsorpsi air dan elektrolit dari bahan feses.
– Feses bergerak ke rektum karena kontraksi haustral dan mass movement.

18
– Proses defekasi.

7. Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sisa isi usus besar yang
telah menjadi feses kemudian disalurkan ke arah rektum. Rektum adalah bagian akhir
dari usus besar yang berfungsi sebagai tempat penampungan feses sementara sebelum
dikeluarkan dari tubuh.

Saat rektum sudah mulai penuh, otot-otot di sekelilingnya akan terangsang untuk
mengeluarkan feses. Yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus.

Anus merupakan bagian paling akhir dari saluran pencernaan yang berbatasan
langsung dengan lingkungan luar. Fungsi anus tak lain adalah sebagai tempat
keluarnya feses. Otot-ototnya bisa berkontraksi di bawah kendali Anda untuk
mengatur pengeluaran feses.

E. Organ-Organ Asesoris

Organ asesoris adalah organ yang membantu mencerna makanan, akan tetapi bukan
bagian dari saluran pencernaan.

1. Gigi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata.
Gigi memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan untuk melakukan banyak
tugas. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu
mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya.
Bagian-bagian gigi : Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di
atas gusi. Terdiri atas:
a. Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.
b. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.
c. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.
d. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi
e. Akar gigi/radiks merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang tertutup

19
oleh gusi. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen
gigi.
f. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat
pada gusi. Terdiri atas :
a) Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.
b) Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.

Berdasarkan bentuk dan fungsinya gigi dapat dibedakan menjadi:

a. Gigi seri atau Incisivi (I) yang memiliki fungsi untuk menggigit dan
memotong.

b. Gigi taring atau Caninus (C) yang memiliki fungsi untuk menyobek.

c. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar
(P)dan gigi geraham besar atau Molar (M) yang memiliki fungsi mengunyah
dan melumatkan makanan.

Gigi ada dua macam :

a. Sulung, Mulai tumbuh pada anak usia anak anak umur 6– 7 bulan. Lengkap
pada umur 2,5 tahun jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu, terdiri dari : 8
buah gigi seri, (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens kaninus) dan 8 buah
gigi geraham (molare).

20
b. Gigi Tetap (gigi permanen) tumbuh pada umur 6–18 tahun, jumlahnya 32
buah, terdiri dari : 8 buah gigi seri, (dens insisivus), 4 buah gigi taring (dens
kaninus) 18 buah gigi geraham (molare) dan 12 buah gigi geraham
(premolare).

2. Lidah

Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa.
Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada
permukaan bawah lidah, membran mukosanya halus, sedangkan permukaan
dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan
papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria
yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papillae:
1. Papilae filiformis: mempunyai bentuk penonjolan langsing dan konis, sangat banyak,
dan terdapat di seluruh permukaan lidah. Epitelnya tidak mengandung puting kecap
(reseptor).
2. Papilae fungiformis menyerupai bentuk jamur karena mereka mempunyai tangkai
sempit dan permukaan atasnya melebar. Papilae ini, mengandung puting pengecap
yang tersebar pada permukaan atas, secara tidak teratur terdapat di sela-sela antara
papilae filoformis yang banyak jumlahnya.
3. Papilae foliatae, tersusun sebagai tonjolan-tonjolan yang sangat padat sepanjang
pinggir lateral belakang lidah, papila ini mengandung banyak puting kecap.
4. Papilae circumfalatae merupakan papilae yang sangat besar yang permukaannya pipih
meluas di atas papilae lain. Tersebar pada daerah “V” pada bagian posterior lidah.
Banyak kelenjar mukosa dan serosa (von Ebner) mengalirkan isinya ke dalam alur
dalam yang mengelilingi pinggir masing-masing papila. Susunan yang menyerupai
parit ini memungkinkan aliran cairan yang kontinyu di atas banyak puting kecap yang
terdapat sepanjang sisi papila ini. Aliran sekresi ini penting untuk menyingkirkan
partikel-partikel dari sekitar puting kecap sehingga mereka dapat menerima dan
memproses rangsangan pengencapan yang baru. Terdapat kelenjar mukosa dan
serosa kecil yang tersebar di seluruh dinding rongga mulut lain-epiglotis, pharynx,
palatum, dan sebagainya-untuk memberi respon terhadap rangsangan kecap.

21
Fungsi lidah berhubungan dengan proses-proses mengunyah atau penghancuran
makanan, mengecap, menelan, berbicara dan membersihkan mulut, tetapi fungsi
utamanya ialah untuk mengantarkan makanan ke dalam faring ketika menelan dan
membentuk kata-kata saat berbicara. Sebagian besar lidah terdapat di dalam kavum
oris dan sebagian kecil lagi di dalam orofaring.

3. Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva tersusun atas unit-unit morfologik dan fungsional yang
dinamakan adenomer. Suatu adenomer memiliki bagian sekretoris yang terdiri
atas sel-sel glandularis. Dekat basis sel sekretoris dan duktus interkalaris terdapat
sel-sel otot polos yang disebut mioepitel. Kelenjar saliva yang besar tidak semata-
mata kelompokan adenomer tetapi mengandung unsur-unsur lain seperti jaringan
penyambung, pembuluh darah dan limfe, dan saraf-saraf. Saluran yang terdapat
dalam lobulus dinamakan duktus intralobularis lalu bergabung menjadi duktus
ekstralobularis. Terdapat 3 pasang kelenjar saliva yang besar; kelenjar parotis,
submandibularis (submaxilaris), dan sublingualis:
1. Kelenjar parotis merupakan kelenjar asinosa bercabang, bagian sekretorisnya
terdiri atas sel-sel seromukosa. Granula-granula sekresinya kaya akan protein
dan memiliki akitivitas amylase.
2. Kelenjar submandibularis (submaxilaris) merupakan kelenjar tubuloasiner
bercabang. Bagian sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa dan seromukosa.
Sel-sel seromukosa mengandung granula-granula sekresi protein dengan
aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada kelenjar submandibularis dan

22
sublingualis mengandung dan mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas
utamanya adalah menghancurkan dinding bakteri.
3. Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar tubulo-asiner bercabang.

Fungsi kelejar saliva adalah membasahi dan melumasi rongga mulut dan
isinya, dilakukan oleh air dan glikoprotein. Saliva pada manusia terdiri atas
sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis (70%), dan sublingualis (5%).
Memulai pencernaan makanan, menyelenggarakan eksresi zat-zat tertentu seperti
urea dan tiosianat, dan mereabsorpsi natrium dan mengeksresi kalium. Sekresi
saliva diregulasi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis, keduanya
mempunyai ujung-ujung saraf dalam kelenjar-kelenjar tersebut. Simpatis
menghambat parasimpatis memacu.

4. Pankreas
Pankreas tersusun atas bagian eksokrin dan endokrin. Bagian endokrin terdiri atas
pulau Langerhans, dan bagian eksokrin terdiri atas kelenjar asiner, maka disebut
bagian asini pancreas.
Sel asiner pancreas merupakan sel serosa, dan memiliki sifat mensintesi protein.
Setelah disintesis dalam bagian Basal sel, maka proenzim selanjutnya meninggalkan
Reticulum Endoplasma kasar dan masuk Apparatus Golgi. Proenzim-proenzim
tersebut dikumpulkan dalam vesikel-vesikel sekresi yang disebut sebagai Granula
prozimogen. Granula sekresi yang matang (Granula Zimogen), melekat pada
membran dan terkumpul pada bagian Apical (ujung) sel. Bagian eksokrin pancreas
manusia mensekresikan:
1. Air
2. Ion-ion: Bikarbonat
3. Enzim: Karboksipeptidase, Ribonuklease, Deoksiribonuklease, Lipase dan Amilase
4. Proenzim sebagai berikut: Tripsinogen, Kimotripsinogen

23
Regulasi sekresi asini pancreas diatur oleh 2 hormon yaitu, sekretin dan
kolesistokinin yang dihasilkan oleh mukosa duodenum. Peransangan nervus Vagus
(Saraf Parasimpatis) juga akan meningkatkan sekresi pancreas.
1. Sekretin, Bersifat meransang sekresi cairan, sedikit protein (enzim) dan kaya akan
bikarbonat. Fungsinya terutama mempermudah transport air dan ion. Hasil sekresi ini
berperanan untuk menetralkan kimus yang asam (makanan yang baru dicernakan
sebagian) sehingga enzim-enzim pancreas dapat berfungsi pada batas pH netral
optimalnya.
2. Kolesistokinin (CCK) meransang sekresi cairan (sedikit), banyak protein dan
enzim. Hormon ini bekerja terutama dalam proses pengeluaran granula-granula
zimogen. Kerja gabungan kedua enzim tersebut menghasilkan sekresi getah pancreas
yang kaya akan enzim.

Fungsi utama pankreas adalah menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang


bekerja dalam usus halus dan mengeksresi hormone insulin dan glukagon ke dalam
aliran darah.

5. Hati (Hepar/Liver)
Hati merupakan organ terbesar dari tubuh, setelah kulit. Berwarna coklat dan
beratnya ± 1.5 kg. Letaknya bagian atas dalam rongga abdomen di bawah diafragma.
Sebagian besar darahnya (sekitar 70%) berasal dari Vena Portal. Melalui vena portal,
semua zat yang diabsorpsi melalui usus mencapai hati kecuali asam lemak, yang
ditranspor melalui pembuluh limfe.
Hati terbagi atas dua lapisan utama: Permukaan atas berbentuk cembung, terletak
di bawah diafragma, dan permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan
fisura transversus. Fisura Longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di bagian

24
atas hati.
Hati menghasilkan empedu suatu cairan penting dalam pencernaan lemak;
memegang peranan penting pada metabolisme lipid; karbohidrat, dan protein
menginaktifkan dan memetabolisme banyak zat-zat tostik dan obat-obatan; dan
peranan dalam metabolism besi dan sintesis protein-protein darah dan faktor-faktor
yang dibutuhkan untuk koagulasi darah. Kandung empedu mengabsorpsi air dari
empedu dan menyimpan empedu dalam bentuk pekat.

Sel hati merupakan sel yang paling serba guna dalam tubuh. Ia merupakan sel
dengan fungsi endokrin dan eksokrin dan mensintesis (menyimpan) dan membongkar
zat-zat tertentu, dan mendetoksikasi. Aktivitas-aktivitas utama sel-sel hati:
1. Sintesisi Protein, mensintesis protein untuk kebutuhannya sendiri, juga
menghasilkan berbagai protein untuk dikeluarkan plasma darah seperti:
Albumin, Protombrin, dan Fibrinogen. Sekitar 5% protein yang dikeluarkan
oleh hati dihasilkan oleh sel-sel sistem makrofag (Sel Kupffer).
2. Sekresi Empedu, merupakan sekresi eksokrin hepatosit ke dalam kanalikuli
biliaris. Empedu tersusun atas: asam-asam empedu, bilirubin, dan air. Sekresi
asam-asam empedu, sekitar 90% zat-zat ini berasal dari absorpsi lumen usus
dan sisanya 10% disintesis oleh hepatosit dari konyugasi asam kolat dengan
asam amino glisin dan taurin, dihasilkan asam glikokolat dan taurokolat. Asam
kolat disintesis dari kolesterol. Asam-asam empedu mempunyai fungsi penting
untuk emulsifikasi lipid dalam duodenum sehingga mempermudah pencernaan
oleh lipase menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Penyimpanan metabolit-metabolit, Lemak dan karbohidrat disimpan dalam
hati dalam bentuk lemak dan glikogen. Hati juga berperanan sebagai tempat
penyimpanan utama vitamin-vitamin.

25
4. Fungsi Metabolik, Hepatosit juga bertanggung jawab akan perubahan lipid dan
asam-asam amino menjadi glukosa dengan proses enzimatik kompleks yang
dinamakan gluconeogenesis. Dan merupakan tempat utama deaminasi asam
amino, menghasilkan pembentukan urea.
5. Detoksikasi dan Inaktivasi, Berbagai obat atau senyawa kimia dapat
diinaktifkan oleh hepatosit melalui mekanisme oksidasi, metilasi, dan
konyugasi. Enzim-enzim yang berperan dalam proses-proses ini diduga
terutama terdapat dalam Retikulum Endoplasma Halus (SER). Glukuronil
transferase, suatu enzim yang mengkonyugasi asam glukuronat dengan
bilirubin, menyebabkan konyugasi beberapa senyawa lain seperti steroid,
barbiturate, antihistamin, dan antikonvulsan. Konyugasi merupakan fungsi
penting Retikulum Endoplasma halus hepatosit.

6. Saluran empedu

Empedu yang dihasilkan oleh sel hati mengalir melalui kanalikuli biliaris,
duktulus biliaris, dan saluran empedu kemudian bersatu membentuk duktus
biliaris communis atau duktus koledokus. Duktus hepatikus, sistikus, dan
koledokus dibatasi oleh membrane mukosa yang mempunyai epitel toraks yang
terdiri atas sel-sel dengan banyak mitokondria. Lamina propria tipis dan
dikelilingi oleh lapisan otot polos yang tidak ada keistimewaannya. Lapisan otot
ini menjadi lebih tebal dekat duodenum dan akhirnya membentuk, pada bagian
intrafusal, suatu sfinkter yang mengatur aliran empedu.

Fungsi saluran empedu membiarkan cairan empedu dan mengalirkan dari hati
ke usus, serta membantu mencerna lemak dalam makanan.

26
7. Kandung empedu

Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pear berongga yang


melekat pada permukaan bawah hati. Dan berhubungan dengan duktus koledokus
melalui duktus sistikus. Dinding kandung empedu terdiri atas lapisan-lapisan
berikut:
1. Lapisan mukosa yang terdiri dari epitel toraks dan lamina propria. Lapisan
mukosa mempunyai lipatan-lipatan yang khususnya nyata pada kandung
empedu yang kosong. Mikrovili sering terdapat pada daerah apical. Dekat
duktus sistikus, epitel mengalami invaginasi ke dalam lamina propria,
membentuk kelenjar tubule-asiner dengan lumen yang luas. Sel-sel
kelenjar ini mempunyai sifat sel yang mensekresi mucus dan bertanggung
jawab akan pembentukan mucus yang terdapat dalam empedu.
2. Lapisan otot polos tipis dan tidak teratur. Lapisan jaringan penyambung
yang tebal menghubungkan permukaan superior kandung empedu ke hati.
Permukaan yang berlawanan diliputi oleh lapisan serosa khas, Peritoneum.
3. Lapisan jaringan penyambung perimuskuler yang berkembang baik, dan
4. Membrane mukosa.

Fungsi utama kandung empedu adalah menyimpan empedu dan


memekatkannya dengan mereabsorpsi airnya. Reabsorpsi air dianggap merupakan
akibat osmotic pompa natrium. Karena ion natrium dan klorida ditranspor dalam
jumlah yang sama, terbukti tidak adanya selisih potensial antara ke 2 permukaan
organ tersebut. Natrium klorida dan air menembus membran apeks sel dan

27
berjalan ke lateral menuju celah intersel dan dari sini ke pembuluh darah lamina
propria. Kontraksi otot polos kandung empedu diransang oleh kolesistokinin,
suatu hormon yang dihasilkan dalam mukosa usus halus.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar
(external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh
yanglainnya, sebagai contohnya adalah mempelajari organ uterus dan posisinya
dalamtubuh.fisiologi adalah Ilmu yang mempelajari fungsi dari tiap-tiap jaringan tubuh atau
bagian dari alat-alat tubuh dan fungsinya.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi disepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuranmakanan yang
terjadi dalam mulut hingga lambung. Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ
pencernaan dibantu oleh enzim dan hormon yang prosesnya berbeda tiap organ dan
mempunyai fungsi masing-masing.
Berdasarkan prosesnya pencernaan makanan pada manusia terdiri dari proses
pencernaaan mekanis yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasanyang
terjadi di lambung dan proses pencernaan kimiawi yaitu pelarutan dan pemecahanmakanan
oleh enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang bermolekul besar menjadi
molekul yang berukuran kecil.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Istia. (2020). ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


https://id.scribd.com/document/535381478/Makalah-Anatomi-Fisiologi-Sistem-Pencernaan,
diakses 14 September 2022

O’Neill, Katiel. (2018). Peritoneum


https://teachmeanatomy.info/abdomen/areas/peritoneum/ , diakses 14 September 2022

Rosen, Gloria. (2022). Apa Itu Kanker Saluran Empedu?


https://www.cancer.org/cancer/bile-duct-cancer/about/what-is-bile-duct-
cancer.html#:~:text=The%20bile%20ducts%20are%20a,digest%20the%20fats%20in
%20food, diakses 14 September 2022

Somogyi dan Altdorfer. (2007). Peritoneum


ak-sgy-peritoneum.pdf, diakses 14 September 2022

Tanudjaja, G.N. (2013). Persarafan LIdah. Jurnal Biomedik : JBM, 5(3).


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/4348, diakses 14
September 2022

Wardani, E.dkk. (2022). Anatomi Dan Fisisologi System Pencernaan


https://onlinelearning.uhamka.ac.id/pluginfile.php/466876/mod_resource/content/
1/4.SISTEM%20PENCERNAAN%20-%202.pdf, diakses 14 September 2022

29

Anda mungkin juga menyukai