Bab Iv

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Uraian dalam bab ini merupakan penyajian dan pembahasan data hasil

penelitian yang diperoleh di lapangan, berdasarkan wawancara terstruktur,

observasi serta dokumentasi. Adapun penyajian data hasil penelitian dan

pembahasan dideskripsikan melalui dua pokok pembahasan yang meliputi:

deskripsi lokasi penelitian, paparan data dan temuan penelitian.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profile Lembaga

TK Dharma Wanita Ngantru adalah salah satu TK dengan status

Swasta di Desa Ngantru Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. TK

ini mulai beroperasi pada tahun 1988 dengan SK Pendirian TK No. 8 tahun

1988. TK Ini dibangun diatas tanah milik TK seluas 285 m2 dengan luas

bangungan 108 m2. Saat ini TK Dharma Wanita Ngantru dikepalai oleh Ibu

Sri Utami Wahyudati, S.Pd. Lingkungan sekitar yang sangat mendukung

untuk proses belajar mengajar, guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar

sebagai bahan dan media belajar bagi anak.

2. Visi dan Misi TK Dharma Wanita

a. Visi TK Dharma Wanita Ngantru

Terciptanya anak yang Kreatif, aktif, cerdas, dan mandiri serta memiliki

iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1
b. Misi TK Dharma Wanita Ngantru

1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan kreatif

2) Menjadikan anak yang cerdas dan tanggung jawab

3) Mengembangkan kemandirian anak melalui kegiatan life skill

4) Membina iman dan akhlak anak melalui pengembangan pembiasaan

dan pengembangan bahasa

5) Membina kreatifitas anak

3. Sarana dan Prasarana TK

Sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang dan

mendukung pelaksanaan di TK Dharma Wanita Ngantru antara lain:

a. Ruang kelas

TK Dharma Wanita Ngantru memiliki 2 ruang kelas dalam setiap ruang

terdiri:

1) Meja, kursi guru dan murid, papan tulis

2) Sebuah almari, rak buku dan loker

3) Data dinding, papan absen anak, papan tema dan sub tema, halaman

sekolah yang cukup luas dan dilengkapi dengan permainan luar

kelas untuk bermain anak di sekolah.

b. Arena bermain yang terdiri dari: bola dunia, ayunan, jungkitan, papan

titian, basket serta halaman sekolah.


4. Peserta Didik dan Tenaga Kependidikan

a. Peserta Didik

Peserta didik tahun ajaran 2021 terdiri dari:

Kelompok A : laki-laki 16 anak, perempuan 15 anak, jumlah 31

Kelompok B : laki-laki 17 anak, perempuan 15 anak, jumlah 32

b. Tenaga Kependidikan

Tenaga pendidik di TK ini merupakan tenaga pendidik yang

profesional yang telah menambah pengetahuan kependidikan SI PAUD.

Dengan demikian akan menambah wawasan dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran demi meningkatkan mutu pendidikan. jumlah

tenaga pendidiknya adalah 4 orang yaitu:

1) Kepala TK: Sri Utami Wahyudati, S.Pd

2) Guru kelompok A: Yola Wahyu Handayani, S.Pd

3) Guru kelompok B: Siti Umaroh, S. Pd.

Status pendidik sebagai Guru tetap Yayasan

B. Paparan Data

Dalam hal ini penulis memaparkan temuan-temuan yang berkaitan dengan

tujuan penelitian pada skripsi ini. Tujuan penelitian yang ada dalam penulisan

skripsi ini terdiri dari 2 poin, antara lain:


1. Kreatifitas guru dalam mengajar anak usia 5-6 tahun menggunakan media

pembelajaran audio visual di TK Dharma Wanita Ngantru pada masa

Pandemi Covid-19

Pembelajaran di TK Dharma Wanita Ngantru pada masa pandemi

Covid-19 dilaksanakan secara online dan tatap muka. Pembelajaran online

dilaksanakan 3 hari pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Sedangkan

pembelajaran tatap muka dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jum’at.

Pembelajaran online dilaksanakan dengan media Whatsapp group baik dengan

video call, voice note maupun pesan teks. Pembelajaran tatap muka

dilaksanakan dengan cara tidak memakai seragam atau memakai pakaian bebas

sopan. Pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan meskipun dalam masa

pandemi Covid-19 dikarenakan untuk mengulang dan memperjelas materi

pembelajaran yang dilaksanakan secara online. Hal ini dikarenakan

pembelajaran online belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Pembelajaran

online dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan yang ketat.

Kreatifitas guru dalam mengajar anak usia 5-6 tahun menggunakan

media pembelajaran audio visual di TK Dharma Wanita Ngantru pada masa

Pandemi Covid-19 dalam penelitian ini mencakup 4 indikator, yaitu:

kelancaran, keluwesan, kerincian dan keaslian.

a. Kelancaran

Kreatifitas guru dalam hal kelancaran yang dimaksud disini adalah

proses dimana guru mampu menghasilkan banyak ide atau pemecahan


masalah, kemampuan untuk mencetuskan banyak gagasan jawaban, dan

memberikan banyak cara untuk melakukan berbagai hal.

Guru TK Dharma Wanita Ngantru mempunyai banyak ide yang

beragam dalam memecahkan masalah terhadap media pembelajaran.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Sri Utami Wahyudati, S.Pd., selaku

kepala sekolah TK Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Guru di sekolah kami pada masa pandemi Covid-19 ini dituntut


untuk mampu membuat media pembelajaran yang efisien karena
pelaksanaan pembelajaran tatap muka dilaksanakan hanya 3 hari
dalam satu Minggu, sedangkan sisanya dilaksanakan secara online.
Dalam membuat media pembelajaran setiap guru mempunyai ide
yang beragam, maka dari itu guru disini saling berbagi pengetahuan
tentang proses pembelajaran seperti memecahkan masalah terhadap
media pembelajaran yang akan digunakan”1

Selain itu Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK

Dharma Wanita Ngantru menambahkan bahwa:

“Dalam membuat media pembelajaran kami para guru dan kepala


sekolah berbagi ide atau sharing dalam memecahkan masalah
tentang media pembelajaran yang ada di sekolah ini. Hal ini
dilakukan karena masing-masing kami memiliki ide, nah ide yang
mana yang paling sesuai untuk diterapkan nanti akan ditindaklanjuti,
atau juga bisa saling melengkapi ide sehingga dapat dibuat media
yang cocok untuk siswa-siswa kami. Pada pembelajaran online kami
para guru membuat beberapa video rekaman yang berisi materi
pelajaran, misalnya menceritakan jenis-jenis pekerjaan atau materi
lainnya. Video tersebut kemudian kita share melalui Whatsapp
group untuk disimak oleh siswa. Selain itu kita juga melakukan
video call secara langsung untuk berkomunikasi dengan siswa dalam
pembelajaran”2.

1
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
2
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Siti Umaroh selaku Guru

Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Ide bisa datang dari mana saja ya, biasanya sih ide bisa kita temui
dengan teman di sekolah lain, lingkungan sekolah kami sendiri,
dengan sering mengikuti pelatihan, mapun dari media online seperti
youtube, kemudian ide-ide tersebut selalu kita sharingkan bersama,
berbagi ilmu khususnya dalam masalah media pembelajaran. Salah
satu contoh media audio visual yang kami buat adalah rekaman guru
dalam menerangkan materi pembelajaran yang sekiranya dapat
dengan mudah diterima dengan mudah oleh anak sesuai dengan
tema yang akan kita sampaikan, kemudian video tersebut kita share
di group WA. Selain itu dalam pembelajaran tatap muka kita juga
membuat rekaman lagu-lagu untuk anak-anak, atau tata cara
melaksanakan sesuatu misalnya tata cara mencuci tangan yang
benar”.3

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Kepala

sekolah dan guru di TK Dharma Wanita Ngantru selalu melakukan sharing

dalam menentukan dan membuat media yang sesuai. Ide yang paling sesuai

yang kemudian akan ditindaklanjuti. Selain itu juga saling melengkapi ide-

ide yang dimiliki guru untuk kemudian disempurnakan agar terbentuk

media pembelajaran yang efektif dan efisien.

3
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Gambar 4.1 Guru sedang membuat media pembelajaran Audio Visual

Guru TK Dharma Wanita Ngantru mempunyai cara tersendiri dalam

mengembangkan alternatif media pembelajaran untuk siswa-siswinya.

Dalam melakukan kreatifitasnya dalam mengembangkan media guru

memberikan alternatif cara dalam pengembangan media. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Ibu Sri Utami Wahyudati, S. Pd. Selaku Kepala Tk Dharma

Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Karena fasilitas disini kurang memadai, maka guru di sini


memberikan alternatif terhadap pengembangan media
pembelajaran, yaitu dengan menggunakan media yang ada di
lingkungan sekitar. Menggunakan bahan-bahan bekas yang ada di
sekolah. Bahan-bahan tersebut kita buat karya seperti membuat
bunga dari kertas dan sebagainya. Dalam proses pembuatannya kita
dokumentasikan dengan video secara berurutan yang nantinya akan
kita kirimkan kepada siswa melalui WA Group, atau juga kita
tayangkan di sekolah saat pembelajaran tatap muka. Bahan-bahan
yang digunakan itu tergantung tema, guru menggunakan bahan
bekas maupun bahan baru yang ada di sekolah”4

Penjelasan di atas dikuatkan dengan penjelasan dari Ibu Yola

Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru,

beliau mengatakan bahwa:

“Alternatif bahan yang mudah dalam mengembangkan media


pembelajaran baik audia maupun visual, biasanya kita menggunakan
media yang ada di lingkungan sekitar, misalnya bahan kertas, pensil
warna, crayon, tape recorder, ataupun handphone yang kita miliki
untuk merekam audio maupun video untuk bahan pembelajaran.
Kebetulan kami juga memiliki speaker aktif atau pengeras suara
untuk mendengarkan media audio maupun video yang kita buat
untuk disimak siswa dalam pembelajaran.” 5

Lebih lanjut Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK

Dharma Wanita Ngantru menjelaskan kembali keterangannya dalam

menggunakan metode pembelajaran dengan media yang bervariasi, yaitu:

“Kami menggunakan bahan yang ada di lingkungan sekitar, bahan-


bahan bekas. Media yang kita buat tersebut disesuaikan dengan
tema yang akan kita sampaikan. Biasanya kita mengguanakan
gambar atau kita bisa membuat sendiri dari barang-barang bekas
atau bahan-bahan yang kita miliki di sekolah”. 6

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa guru-guru

memiliki ide untuk menggunakan media pembelajaran dengan alat dan

4
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
5
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
6
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
bahan yang ada di lingkungan sekolah. Pembuatan media tersebut

disesuaikan dengan tema yang akan disampaikan kepada siswa.

Keterangan lain juga disampaikan oleh Ibu Siti Umaroh selaku Guru

Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru dalam memberikan alternatif cara

dalam pengembangan media pembelajaran, yaitu:

“Alternatif yang diberikan dalam mengembangkan media


pembelajaran yaitu dengan menggunakan media yang ada di
lingkungan sekitar, menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak
terpakai maupun dengan yang baru. Bahan yang digunakan yaitu
bahan yang bisa didapatkan di lingkungan sekolah seperti tumbuh-
tumbuhan, buah-buahan, air, rumput, tanah, pasir, rumput, kardus,
yang tidak perlu dibeli dengan harga yang mahal. Bahan-bahan
tersebut kita rekam dalam bentuk video yang nantinya akan kita
tayangkan menggunakan aplikasi power point”7.

Hasil wawancara tersebut didukung oleh hasil observasi bahwa

media pembelajaran yang digunakan di TK Dharma Wanita Ngantru

menggunakan media yang didapat di lingkungan sekitar seperti membuat

prakarya yaitu mewarnai gambar yang ada di buku tugas menggunakan

pensil warna yang ada. Guru mencontohkan cara mewarna yang direkam

dalam bentuk video, kemudian disusun dalam aplikasi power point yang

akan ditayangkan kepada siswa. Video rekaman tersebut dapat dikirim

dalam WA group maupun ditayangkan langsung pada pembelajaran tatap

muka. Siswa tinggal menyimak, kemudian meniru atau mempraktikkan

materi yang ada dalam video tersebut.

7
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Gambar 4.2 Hasil mewarna siswa

b. Keluwesan

Keluwesan berfikir dalam penelitian ini adalah kemampuan

menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran dalam

mengatasi persoalan, memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau

pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari


sudut pandang yang berbeda-beda. Orang kreatif adalah orang yang luwes

dalam berfikir.

Keluwesan guru dalam membuat media pembelajaran yang sesuai

dengan kondisi anak didapatkan dari hasil diskusi guru dalam membuat

media pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang ada di

lingkungan sekolah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ibu Yola

Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru:

“Kami lebih banyak berdiskusi dengan guru lain tentang kreatifitas


dan media pembelajaran terutama yang berupa video maupun audio,
ya karena memang pembuatan media rekaman video maupun audio
termasuk hal baru bagi kami, karena memang kondisi pandemi ini
menuntut guru untuk kreatif dalam membuat media pembelajaran.
Kami juga terus berupaya mengajukan kepada pihak sekolah untuk
membantu dalam membuat media yang baru, apabila tidak mampu
guru tidak memaksakan dan menggunakan media yang sudah kita
miliki dan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.”8

Hal tersebut juga dikatakan oleh Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas

B TK Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Sebagai guru kami dituntut untuk dapat memanfaatkan sarana dan


prasarana sekolah dalam membuat media pembelajaran. Misalnya,
kita memiliki laptop, jadi kita bisa mendownload dan membuat
materi-materi yang sesuai dengan tema, yang nantinya dapat kita
sajikan dalam pembelajaran. Selain itu kita juga bisa memanfaatkan
media yang ada di lingkungan sekitar, menggunakan bahan-bahan
yang sudah dimiliki atau yang ada di sekolah”.9

8
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
9
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Gambar 4.3 Pembelajaran dengan media audio visual

Salah satu kreatifitas yang dimiliki guru TK Dharma Wanita

Ngantru dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu memanfaatkan

bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar untuk membuat media

pembelajaran. Guru berusaha membuat media pembelajaran dengan bahan

yang ada untuk membuat media pembelajaran sebaik-baiknya, agar media

yang dibuat bisa diubah menjadi media yang menarik dan untuk

memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Sebagaimana penjelasan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru

Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru mengatakan bahwa:

“Selain itu media pembelajaran untuk anak pada masa pandemi


Covid-19 ini kita siasati dengan media yang ada di lingkungan kita,
misalnya jika tema kita tanaman makan kita gunakan pohon yang
ada, buah yang ada. Kalau di lingkungan di TK ini tidak ada kita
bisa carikan secara online di internet dalam bentuk video yang sesuai
dengan tema”10.

10
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
Keterangan lain juga diberikan oleh Ibu Siti Umaroh selaku Guru

Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru, beliu mengatakan bahwa:

“Biasanya kita tergantung tema, kalau misalkan temanya yang susah


menghadirkan media nyata, kita menggunakan media gambar atau
video, jadi kita searching di internet, lalu kita print nanti di tempel
di papan tulis atau juga dapat kita tayangkan di laptop. Tapi kalau
misalkan tema nya mudah seperti buah-buahan, sayur-sayuran atau
binatang bisa kita hadirkan benda nyatanya dihadirkan ke kelas”11.

Gambar 4.4 Hasil mewarna siswa menggunakan media kertas gambar

11
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Lebih lanjut Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma

Wanita Ngantru menjelaskan bahwa:

“Media pembelajaran yang kita gunakan disesuaikan dengan tema,


biasanya kita menggunakan rekaman audio, gambar atau kita bisa
membuat sendiri dari barang-barang bekas. Tapi diusahakan yang
ada dilingkungan sekitar. Maksimalkan dahulu yang ada di
sekitar”12.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut dapat

disimpulkan bahwa guru di TK Dharma Wanita Ngantru guru menggunakan

bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan yang berada di lingkungan sekolah.

Bahan-bahan tersebut bisa dari bahan bekas atau baru yang mudah

didapatkan dan dapat dipakai untuk media pembelajaran. Hal ini

menunjukkan guru memiliki keluwesan dalam memanfaatkan media

pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah.

c. Kerincian

Kerincian atau elaborasi dalam penelitian ini adalah kemampuan

guru untuk memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk,

dan mampu menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek

gagasan atau situasi sedemikian sehingga menjadi lebih menarik. Seorang

guru TK harus mempunyai kreatifitas dalam mengembangkan media

pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggali lebih dalam mengenai

kreatifitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran.

12
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Hasil wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK

Dharma Wanita Ngantru dalam mengembangkan media pembelajaran,

mengatakan sebagai berikut:

“Dari awal sudah saya sampaikan bahwa dalam membuat media


pembelajaran biasanya kita tergantung tema, kalau misalkan
temanya yang susah menghadirkan media nyata, kita menggunakan
media video atau gambar, jadi kita searching di internet, lalu kita
print nanti di tempel di papan tulis atau kita tayangkan. Tapi kalau
misalkan tema nya mudah seperti buah-buahan, sayur-sayuran atau
binatang bisa kita hadirkan benda nyatanya dihadirkan ke kelas”13.

Keterangan lain juga diberikan oleh Ibu Yola Wahyu Handayani

selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru, beliau menjelaskna

bahwa:

“Kalau saya sendiri untuk mengembangkan media pembelajaran


dengan mencari di internet, terkadang share dengan teman-teman.
Biasanya untuk membantu itu menggunakan tekhnologi seperti
laptop dan speaker aktif atau pengeras suara agar anak lebih
tertarik”14.

Hasil wawancara tersebut didukung observasi peneliti saat proses

pembelajaran berlangsung oleh guru kelas A yaitu Ibu Yola. Pembelajaran

dilakukan dengan cara anak diajak melihat laptopyang berisi pembelajaran

melalui power poin diselingi oleh beberapa video. Anak-anak terlihat sangat

senang dengan cara pembelajaran tersebut. Setelah pembelajran guru

mengulang kembali apa yang telah dilihatnya dan anak-anak dengan lancar

dapat menjawab pertanyaan guru.

13
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
14
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
Sementara itu hasil observasi di kelas B pembelajaran berlangsung

dengan kegiatan finger painting yaitu pertama anak diperlihatkan video

yang berisi sekelompok anak melakukan finger painting, kemudian anak

diminta meniru dengan cara masing-masing anak memasukkan telapak

tangannya ke media tissue yang sudah diberi warna sesuai warna yang

disukai lalu anak mencetak telapak tangan anak ke atas kertas kosong yang

sudah disedikan masing-masing guru, setelah itu guru memberi nama pada

kertas tersebut.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Sri Utami

Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan:

“Saya lebih suka mengembangkan media pembelajaran dari apa-apa


yang telah kita miliki. Namun demikian kita juga akan tetap
menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan dari masukan-
masukan yang diberikan oleh guru. Kalau mengembangkan,
pertama harus sesuai dengan tema pembelajaran. Apa yang temanya
diangakat maka media-media itu yang harus disiapkan kemudian
diberikan ke anak. Bahan-bahan yang digunakan itu tergantung
tema, guru menggunakan bahan bekas maupun bahan baru yang ada
di sekolah atau kita bisa menggunakan tekhnologi internet”15.

Berdasarkan wawancara tersebut diketahui bahwa guru dapat

mengembangkan idenya dalam membuat media pembelajaran dengan

memanfatkan apa yang dimiliki sekolah dan apa yang ada di lingkungan

sekolah. Media tersebut dapat berupa gambar dari hasil searching di internet

atau dengan menunjukkan benda aslinya. Ide pembuatan media

pembelajaran disesuaikan dengan tema yang akan disampaikan kepada

15
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
anak. Selain itu ide-ide yang dimiliki guru juga ditampung dan

direalisasikan oleh kepala sekolah dengan menyediakan alat dan bahan yang

dibutuhkan oleh guru.

Gambar 4.5 Media yang digunakan guru


Selain itu guru TK Dharma Wanita Ngantru juga mengembangkan

kreatifitasnya masing-masing dalam menambahkan kreasi atau menghias

kelas nya masing-masing. Keseluruhan kelas menambahkan kreasi tersebut

menggunakan media-media yang sudah dibuat oleh guru dan peserta

didiknya. Semua hasil karya anak yang telah dibuat dimanfaatkan oleh guru

dengan ditempelkan ke dinding oleh gurunya masing-masing, sehingga

suasana kelas sangat penuh dengan kreasi peserta didiknya agar anak lebih

termotivasi dalam belajar.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibu Sri Utami Wahyudati, S. Pd.

Selaku Kepala Tk Dharma Wanita Ngantru, bahwa media pembelajaran

yang telah dibuat itu dimanfaatkan dengan ditempelkan didinding kelas.

Beliau mengatakan:

“Agar media yang dibuat itu tetap dapat digunakan, maka guru disini
menempelkan seluruh hasil karya anak dan guru di dinding sehingga
dapat dengan mudah dilihat oleh siswa, dengan tujuan agar anak bisa
termotivasi dan bisa dijadikan media pembelajaran kembali”16.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh pernyataan Ibu Yola Wahyu

Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru, bahwa:

“Hasil karya guru dan siswa dalam praktik kemudian ditempelkan


di dinding kelas agar visualisasi kelas lebih menarik dan bisa
dijadikan pengetahuan bagi anak. Anak dapat dengan mudah melihat
hasil karya mereka di dinding kelas, dengan tujuan anak akan lebih
termotivasi lagi dalam belajar”17.

16
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
17
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas

B TK Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Media yang sudah digunakan dimanfaatkan dengan cara ditempel


di dinding kelas, agar anak-anak termotivasi ketika hasil karyanya
di tempel di dinding. Dengan menempelkannya di ruangan kelas
agar kelas lebih menarik.”18

Guru-guru di TK Dharma Wanita Ngantru menempel media-media

dari hasil karya tersebut setelah jam pelajaran sekolah selesai. Tujuannya

adalah agar anak-anak lebih termotivasi dan lebih tertadik dengan

pembelajaran serta dapat menumbuhkan minat belajar anak.

d. Keaslian

Orisinalitas dalam penelitian ini adalah kemampuan guru untuk

menuangkan gagasan atau produk yang baru dan unik. Guru di TK Dharma

Wanita Ngantru memiliki kreatifitas masing-masing dalam pelaksanaan

pembelajarannya. Salah satunya menciptakan media yang baru dan unik.

Para guru menvariasikan media-media tersebut sebagai salah satu cara

untuk memberi stimulus peserta didiknya agar menciptakan pembelajaran

yang menyenangkan, hal ini menjelaskan bahwa aspek orisinalitas dari

kreatifitas guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.

Hal tersebut sebagimana penjelasan dari Ibu Yola Wahyu

Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru sebagai

berikut:

18
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Keterangan lain dijelaskan oleh Ibu Yola Wahyu Handayani,

mengatakan bahwa:

“Media ini seperti yang saya bilang tergantung dari tema, biasanya
kita membuat video pembelajaran misalnya tentang menggambar,
maka kita menggunakan gambar atau kita bisa membuat sendiri dari
barang-barang bekas. Kita biasanya mencari dari buku dari sekolah,
lalu kita browsing agar lebih bervariasi”19.

Kemapuan guru dalam menciptakan media yang baru dan unik juga

diperkuat dengan penjelasan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK

Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan:

“Banyak sekali, bisa dari bahan bekas maupun dari bahan baru untuk
kita pakai. Tapi diusahakan yang ada dilingkungan sekitar.
Maksimalkan dahulu apa yang ada di sekitar20”.

Peneliti juga menggali informasi mengenai prestasi tentang aspek

orisinalitas guru tentang menciptakan media yang baru dan unik, berikut ini

keterangan dari Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita

Ngantru:

“Saya biasa menciptakan media baru dan unik dalam bentuk audio
visual yang berisi materi tema alam semesta. Dalam media
pembelajaran tersebut berisi animasi-animasi disertai dengan
instrument yang sesuai dengan anak-anak. Media pembelajaran
tersebut pernah digunakan di beberapa TK di kecamatan Ngantru”21.

Hasil wawancara tersebut didukung hasil observasi media

pembelajaran yang dibuat oleh guru berupa medi power point. Media

tersebut beriki materi dengan tema gejala alam yang berisi 3 sub tema yaitu

19
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
20
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
21
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
terjadinya siang dan malam, terjadinya hujan dan terjadinya pelangi. Media

tersebut dikemas dengan baik dengan isi beberapa animasi dan diiringi oleh

suara dan instrument yang sesuai dengan anak.

Gambar 4.6 Screenshoot media yang dibuat oleh guru

Dalam menciptakan media yang digunakan setiap guru berbeda-

beda, guru mempunyai pertimbangan sendiri dalam menciptakan media

pembelajaran, hal itu didasarkan pada alasan-alasan yang hampir sama

diantaranya yaitu menciptakan media sesuai tema pembelajaran dan

menciptakan dari barang yang ada di lingkungan sekolah, jika dilingkungan

tidak ada maka guru menggunakan gambar yang di searching di internet.

Seperti yang dijelaskan oleh Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas

A TK Dharma Wanita Ngantru sebagai berikut:

“Berupaya mengajukan kepada pihak sekolah apabila tidak mampu


guru tidak memaksakan dan menggunakan media yang ada di sekitar
lingkungan sekolah”.22

Keterangan tersebut di perjelas dengan observasi yang peneliti

lakukan saat proses pembelajaran di kelas B yaitu mewarnai gambar yang

jumlahnya satu, di dalam buku tersebut terdapat tiga kolom gambar yang

22
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
terdiri dari gambar yang berjumlah satu dan berjumlah dua, anak-anak

hanya diperintahkan oleh guru mewarnai gambar yang berjumlah satu.

Gambar 4.7 Kegiatan anak mewarna

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi tersebut didapatkan

bahwa guru memiliki kreatifitas masing-masing dalam pelaksanaan

pembelajarannya. Salah satunya menciptakan media yang baru dan unik dan

bahkan pernah mendapatkan juara tingkat kecamatan. Para guru

memvariasikan media-media tersebut sebagai salah satu cara untuk

memberi stimulus peserta didiknya agar menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan, hal ini menjelaskan bahwa aspek orisinalitas dari kreatifitas

guru sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.


Guru TK Dharma Wanita Ngantru mempunyai caranya tersendiri

untuk tetap menggunakan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran. Guru

terus mengekplorasi potensi dan kemampuan dirinya secara optimal untuk

terus mengembangkan kreatifitas dalam dirinya. Seperti menciptakan media

yang tidak biasa. Seperti yang dikatakan Ibu Sri Utami Wahyudati, S.Pd.

Selaku Kepala Tk Dharma Wanita Ngantru yaitu:

“Banyak sekali media yang sudah kami buat, yang hasilnya bisa
dilihat di dinding kelas. Kita membuat prakarya kepada anak, agar
anak lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran di kelas”.
Alhamdulillah di sini ada guru yang memiliki kreativitas tinggi dan
berprestasi yaitu ibu Siti Umaroh. Beliau memiliki kreatifitas yang
bagus dalam pengembangan media dan bahkan pernah mendapatkan
juara tingkat kecamatan”.23

2. Hambatan yang dialami oleh guru dalam mengajar anak Usia 5-6 Tahun

menggunakan media pembelajaran audio visual di TK Dharma Wanita

Ngantru pada masa Pandemi Covid-19

Mengembangkan media pembelajaran banyak sekali kendala-kendala

yang dihadapi. Kendala yang dihadapi pun beragam, berikut penjelasan dari Ibu

Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru:

“Salah satu faktor yang benar-benar menjadi kendala yaitu diri saya
sendiri yang merasa kurang kreatif. Dan kalau saya membuat media
kreatif itu pun bukan dari diri saya tapi karena dikasih tau temen serta
belum pernah ikut pelatihan juga”.24

Sementara itu ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita

Ngantru mengatakan bahwa:

23
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
24
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
“Fasilitas, karena ketika kita punya keinginan untuk membuat hasil
karya anak, tetapi terkadang bahan-bahannya harus membeli dan kita
kurang mengajukan kepada pihak sekolah”25.

Hal ini diperkuat oleh Ibu Sri Utami Wahyudati, S.Pd. Selaku Kepala

Tk Dharma Wanita Ngantru, beliau mengatakan bahwa:

“Yang paling utamanya yaitu fasilitas media yang kurang memadai, dan
hanya ada satu guru saja yang mempunyai banyak ide dalam
mengembangkan media pembelajan yaitu Siti Umaroh”26.

Mengatasi hambatan atau masalah yang dihadapi guru maka diperlukan

kreatifitas guru dalam mengatasi kendala tersebut. Berikut penjelasan dari Ibu

Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita Ngantru

dalam mengatasi hambatan dalam mengembangkan media pembelajaran:

“Dalam mengatasi hambatan dalam membuat media pembelajaran ya


pintar-pintar kita, kalau media yang dibutuhkan mahal dan tidak ada di
lingkungan sekolah, kita jarang menggunanakan. Akhirnya itu kesulitan
untuk kita, jadi kita tidak siap”27.

Disisi lain Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita

Ngantru mengatakan:

“Selain memanfaatkan media yang ada di sekolah kita juga


mengadakan pembelajaran di luar kelas dengan menggunakan media
yang ada di lingungan sekolah, hal ini dilakukan untuk mengembangkan
kreatifitas peserta didik dan membuat pembelajaran lebih
menyenangkan”.28

25
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
26
Wawancara dengan Ibu Sri Utami Wahyudati selaku Kepala TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 6 Desember 2021 pukul 10.24 WIB
27
Wawancara dengan Ibu Yola Wahyu Handayani selaku Guru Kelas A TK Dharma Wanita
Ngantru, tanggal 7 Desember 2021 pukul 10.00 WIB
28
Wawancara dengan Ibu Siti Umaroh selaku Guru Kelas B TK Dharma Wanita Ngantru,
tanggal 7 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam membuat

media pembelajaran, guru juga mengalami beberapa hambatan antara lain

fasilitas yang dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk media

pembelajaran. Fasilitas ada yang kurang sehingga ada beberapa bahan media

pembelajaran yang harus beli. Selain itu bahan-bahan yang harganya mahal juga

tidak dibeli oleh sekolah. Untuk mengatasinya guru mengadakan pembelajaran

di luar kelas dengan memanfaatkan media yang ada di lingkungan sekolah.

C. Temuan Penelitian

1. Kreatifitas guru dalam mengajar anak usia 5-6 tahun menggunakan media

pembelajaran audio visual di TK Dharma Wanita Ngantru pada masa

Pandemi Covid-19

a. Kelancaran

Guru TK Dharma Wanita Ngantru mempunyai banyak ide yang

beragam dalam memecahkan masalah terhadap media pembelajaran.

Kepala sekolah dan guru di TK Dharma Wanita Ngantru selalu

melakukan sharing dalam menentukan dan membuat media yang sesuai.

Ide yang paling sesuai yang kemudian akan ditindaklanjuti. Selain itu

juga saling melengkapi ide-ide yang dimiliki guru untuk kemudian

disempurnakan agar terbentuk media pembelajaran yang efektif dan

efisien. Guru-guru memiliki ide untuk menggunakan media

pembelajaran dengan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekolah.

Pembuatan media tersebut disesuaikan dengan tema yang akan

disampaikan kepada siswa.


Guru mencontohkan cara mewarna yang direkam dalam bentuk video,

kemudian disusun dalam aplikasi power point yang akan ditayangkan

kepada siswa. Video rekaman tersebut dapat dikirim dalam WA group

maupun ditayangkan langsung pada pembelajaran tatap muka. Siswa

tinggal menyimak, kemudian meniru atau mempraktikkan materi yang

ada dalam video tersebut.

b. Keluwesan

Keluwesan guru dalam membuat media pembelajaran yang sesuai

dengan kondisi anak didapatkan dari hasil diskusi guru dalam membuat

media pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang ada di

lingkungan sekolah. Guru berusaha membuat media pembelajaran

dengan bahan yang ada untuk membuat media pembelajaran sebaik-

baiknya, agar media yang dibuat bisa diubah menjadi media yang

menarik dan untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa. Bahan-bahan tersebut bisa dari bahan bekas atau baru yang

mudah didapatkan dan dapat dipakai untuk media pembelajaran. Hal ini

menunjukkan guru memiliki keluwesan dalam memanfaatkan media

pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah.

c. Kerincian

Guru dapat mengembangkan idenya dalam membuat media

pembelajaran dengan memanfatkan apa yang dimiliki sekolah dan apa

yang ada di lingkungan sekolah. Media tersebut dapat berupa gambar

dari hasil searching di internet atau dengan menunjukkan benda aslinya.


Ide pembuatan media pembelajaran disesuaikan dengan tema yang akan

disampaikan kepada anak. Selain itu ide-ide yang dimiliki guru juga

ditampung dan direalisasikan oleh kepala sekolah dengan menyediakan

alat dan bahan yang dibutuhkan oleh guru. Guru-guru di TK Dharma

Wanita Ngantru menempel media-media dari hasil karya siswa di

tembok ruang kelas masing-masing. Tujuannya adalah agar anak-anak

lebih termotivasi dan lebih tertadik dengan pembelajaran serta dapat

menumbuhkan minat belajar anak.

d. Keaslian

Guru memvariasikan media-media pembelajaran sebagai salah satu cara

untuk memberi stimulus peserta didiknya agar menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan, hal ini menjelaskan bahwa aspek

orisinalitas dari kreatifitas guru sangat diperlukan dalam proses

pembelajaran. Dalam menciptakan media yang digunakan setiap guru

berbeda-beda, guru mempunyai pertimbangan sendiri dalam

menciptakan media pembelajaran, hal itu didasarkan pada alasan-alasan

yang hampir sama diantaranya yaitu menciptakan media sesuai tema

pembelajaran dan menciptakan dari barang yang ada di lingkungan

sekolah, jika dilingkungan tidak ada maka guru menggunakan gambar

yang di searching di internet

2. Hambatan yang dialami oleh guru dalam mengajar anak Usia 5-6 Tahun

menggunakan media pembelajaran audio visual di TK Dharma Wanita

Ngantru pada masa Pandemi Covid-19. Dalam membuat media


pembelajaran, guru juga mengalami beberapa hambatan antara lain fasilitas

yang dimiliki oleh sekolah yang dapat digunakan untuk media

pembelajaran. Fasilitas ada yang kurang sehingga ada beberapa bahan

media pembelajaran yang harus beli. Selain itu bahan-bahan yang harganya

mahal juga tidak dibeli oleh sekolah. Untuk mengatasinya guru mengadakan

pembelajaran di luar kelas dengan memanfaatkan media yang ada di

lingkungan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai