Anda di halaman 1dari 4

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : M. Raya Akbar, M.Pd.

Disusun oleh:
Ahmadi Maulana
NIM : 19011700
Erni Susanti
NIM : 19011700
Widiyatul Fitriani
NIM : 1901170033

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2020
A. Kedudukan Manusia dalam alam Semesta
1. ‘Abdu / Mu’abid
Para pakar menyebutkan bahwa manusia adalah hamba yang harus
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. manusia memiliki potensi
untuk menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya. Karena itu perlu
diciptakan arah bangun pendidikan.
Dalam Islam, syari’ah dan fikih sangat penting karena merupakan
suatu aturan atau hukum Allah tentang segenap perilaku pribadi dan
kelompok. Hukum itu meliputi wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
Ibadaha yang dilakukan seseorang harus mengikuti petunjuk agama
dengan refernsi kepada sumber-sumber suci (Al-Kitab Al-Qur’an dan
Sunnah), tanpa menciptakan pola cara beribadah sendiri.
Ibadah kedua yaitu masalah muamalah. Hal ini menuntut untuk
kreatif dan inovatif. Memperkuat hubungan dengan Tuhan sangat penting,
supaya manusia mendapat kepuasan batin , ketabahan, harapan,
memperbaiki kesalahan dan itu dalam suatu ibadah.

B. Khalifah
Menurut hasil penelitian M. Quraish Shihab dalam bukunya
Membuktikan Al-Qur’an.menurut hasil penelitiannya,bahwa di dalam Al-
Qur’an terdapat kata khalifah dalam bentuk tunggal sebanyak dua kali, yaitu
dalam surah al-baqarah ayat 30 dan surah shad ayat 26, dan dalam bentuk
plural (jamak), yaitu khilafah dan khulafa yang masing-masing diulang
sebanyak empat kali dan tiga kali.
Keseluruhan kata tersebut menurutnya berakar pada kata ‘Khulafa’
yang pada mulanya berarti ‘di belakang’. Dari sini kata kkhalifah menurutnya
sering kali diartikan sebagai ‘pengganti’ (karena yang menggantikan selalu
berada atau datang di belakang sesudah yang digantikannya).
Selanjutnya jika diamati dengan seksama, nampak bahwa istilah
khalifah dalam bentuk muhad (tunggal) yang berarti penguasa politik hanya
digunakan untuk nabi-nabi yang dalam hal ini Nabi Adam a.s. Dan tidak
digunakan untuk manusia pada umumnya. Sedangkan untuk manusia biasa
digunakan istilah khala’if yang di dalamnya mempunyai arti yang lebih luas
yaitu bukan hanya sebagai penguasa politik tetapi juga penguasa dalam
berbagai bidang kehidupan.
Untuk lebih menegaskan fungsi kekhalifahan manusia di dalam ini,
dapat dilihat misaalnya ayat di bawah ini:
Artinya : “Dan dialah menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi
Dan dia meninggalkan sebagian kamu atas sebagian yang lain beberapa
derajat. “
Artinya : “Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka
bumi. Barang siapa yang kafir, maka akibat ke kafiranya menimpah diri
sendiri.”
Musa Asy’arie menurutnya bahwa tugas seorang khalifah, sebagai
pengganti yang memgang kepemimpinan dan kekuasaan, pada dasarnya
mengandung implikasi moral,karena kepemimpinan dan kekuasaan yang
dimilki seorang khalifah dapatdi salah gunakan untuk kepentingan mengejar
kepuasan hawa nafsunya atau sebaliknya juga dapat dipakai untuk
kepentingan menciptakan kesejahteraan hidup bersama.
C. Al-Basyar
Kata al-Basyar dalam al-Qur’an terdapat sebanyak 37 kali dan yang 25
kalinya mengacu kepada kebutuhan primer manusia (makan, minum, seks).
Sedangkan 12 kata alainnya digunakan dalam hubungannya dengan masalah
orang muslim dan orang kafir. Kata al-Basyar menunjuk kepada aspek
realitas manusia sebagai pribadi sekaligus sebagai mahluk biologis.
Seluruh manusia akan mengalami proses reproduksi seksual dan
senantiasa berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan biologisnya,
memerlukan ruang dan waktu, serta tunduk terhadap hukum alamiyahnya,
baik yang berupa Sunnatullah maupun takdir Allah. Karena itu Allah
memberikan manusia kemampuan atau potensi untuk menjalankan tugasnya
sebagai khalifah di muka bumi.
Komentar :
Menurut saya materi yang ada di dalam makalah ini terlalu banyak dan
materinya pun tidak terlalu jelas sehingga tidak terlalu jelas untuk dipahami.

Anda mungkin juga menyukai