Biostatistik
Disisun Oleh :
Ardiyansyah 19031005
Dosen Pembimbing:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya-lah
sehinggakami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.Tak lupa pula penulis ucapkan
salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW,karena beliaulah yang telah
menghantarkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah.
Adapun judul makalah yang akan dibahas adalah “Uji Wilcokson” dan kami sangat
berharap semoga dengan adanya makalah ini kami dapat memberikan sedikit gambaran dan
memperluas wawasan.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari semua
pihak demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yangberkepentingan.
Kelompok V
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................I
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
2
A. PENDAHULUAN
statistik nonparametrik adalah prosedur statistik yang tidak mengacu pada parameter
tertentu. Itulah sebabnya, statistik nonparametrik sering disebut sebagai prosedur yang bebas
distribusi (free-distibution procedures). Banyak orang berpendapat, jika data yang
dikumpulkan terlalu kecil maka prosedur statistik nonparametrik lebih baik digunakan.
Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk melakukan analisis pada data nominal
atau ordinal karena pada
umumnya data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal.
Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya
asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasi. Dari segi jumlah data, pada umumnya
statistik nonparametrik digunakan untuk data berjumlah kecil (n < 30).
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penulisan
Adapaun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Memahami pengertian statistika non parametrik melalui uji Wilcoxon
c. Mampu menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan statistika
non parametrik melalui uji Wilcoxon
3
d. Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya
4
BAB 2
B. PEMBAHASAN
1. Uji Wilcoxon
Pada tahun 1945 Frank Wilcoxon mengusulkan suatu cara nonparametric yang sangat
sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya tersedia sampel bebas
yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal. Cara ini dinamakan uji Wilcoxon atau
uji jumlah rang Wilcoxon.
Hipotesi nol Ho bahwa µ1 = µ2 akan diuji lawan suatu tandingan yang sesuai pertama-
tama ambillah sampel acak dari tiap populasi. Misalkan n1 banyaknya pengamatan dalam
sampel yang lebih kecil, dan n2 banyaknya pengamatan dalam sampel yang lebih besar. Bila
sampelnya berukuran sama, maka n1 dan n2 dapat dipertukarkan. Urutkanlah semua n1 + n2
pengamatan dengan urutan membesar dan berikan rang 1, 2, . . . , n1 + n2 pada tiap
pengamatan. Bila terdapat seri (pengamatan yang besarnya sama), maka pengamatan tersebut
diganti dengan rataan rang nya.
umlah rang yang berasal dari ke n1 pengamatan dalam sampel yang lebih kecil
dinyatakan dengan w1. Begitu juga, w2 menyatakan jumlah rang yang berasal dari n2
pengamatan dalam sampel yang lebih besar. Jumlah n1 + n2 hanya bergantung pada
banyaknya pengamatan dalam kedua sampel dan sama sekali tidak dipengaruhi oleh hasil
percobaan. Jadi, bila n1=3 dan n2=4, maka w1+w2=1+2+…+7=28 RUMUS BELUM
Bila sampel ukuran n1 dan n2 diambil beberapa kali, maka dapat diharapkan bahwa w1
dan w2 akan berubah. Jadi w1 dan w2 masing-masing di pandang sebagai nilai peubah acak
W1 dan W2.Untuk lebih mudah dalam menghitung peluangnya, kita menggunakan tabel.
Tabel ini didasarkan pada statistika U, minimum U1 dan U2, dengan: RUMUS BELUM
Untuk uij ekaarah, Bila P(U ≤ u Ho benar) ≤ α, uji tersebut berarti dan Ho ditolak.
Untuk uji dwiarah, uji tersebut berarti bila 2P(U ≤ u Ho benar) ≤ α, dalam hal ini hipotesis
tandingan bahwa µ1 ≠ µ2 diterima. RUMUS BELUM
4. Daerah kritis:
a) Semua nilai u yang memenuhi P(U ≤ u Ho benar) < α bila n2 ≤ 8 dan ujinya ekaarah;
b) Semua nilai u yang memenuhi 2P(U ≤ u Ho benar) < α bila n2 ≤ 8 dan ujinya dwiarah;
5
c) Semua nilai u yang lebih kecil atau sama dengan nilai kritis yang sesuai dalam table bila
9 ≤ n2 ≤ 20
5. Hitung w1, w2, u1, u2dari sampel bebas berukuran n1 dan n2, dengan n1≤n2. Dengan
menggunakan yang terkecil diantara u1 dan u2 sebagai u, tentukanlah apakah u jatuh pada
daerah penerimaan atau pada daerah kritis.
6. Kesimpulan: tolak Ho bila u jatuh dalam daerah kritis; jika sebaliknya,
terima Ho.
Contoh 1:
3. α = 0,05
sampai 9
Data Asli 0,5 0,9 1,4 1,9 2,1 2,8 3,1 4,6 5,3
Rang 1 2 3 4 5 6 7 8 9
w1 = 1 + 4 + 6 + 7 = 18
( )( )
w2 = [ ] - 18 =27
6
( )( ) ( )( )
]=8 u = 27 – [ ] = 12
2
Jadi, u1 = 18 – [
Contoh 2:
1. Kadar nikotin dua merek rokok, diukur dalam miligram, sebagai berikut:
Merek B 4,1 0,6 3,1 2,5 4,0 6,2 1,6 2,2 1,9 5,4
Ujilah hipotesis, pada taraf keberartian 0,05, bahwa rata-rata kadar nikotin kedua
Jawab: n1 = 8 dan n2 = 10
7
1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : µ1 < µ2
3. α = 0,05
sampai 18
w1 = 4 + 8 + 9 + 10,5 + 13 + 14,5 + 16 + 18 = 93
( )( )
w2 = [ ] – 93 = 78
8
( )( )
( )( ) = 78 – [ ] = 23
= 93 –
Jadi, u [ ] = 57 u
1 2
Sehingga u = 23
9
D. DAFTAR PUSTAKA
Walpole, Ronald E. 1986.Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan.
Bandung: ITB
10