SKENARIO 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
SKENARIO CR 1
Seorang laki-laki usia 41 tahun dating ke dokter umum dengan keluhan sering
kesemutan terasa lemas.
STEP 1
Keluhan Utama : Kesemutan dan Lemas
STEP 2
DIAGRAM VENN
STEP 3
1. NIDDM (Non-insulin Dependent Diabetes Melitus)
NIDDM (Non-insulin Dependent Diabetes Melitus)
DEFINISI Diabetes Mellitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin
atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di diagnosa melalui
pengamatan kadar glukosa di dalam darah.
GAMBARAN Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang
KLINIS mengalami diabetes, antara lain:
(PEMERIKSAAN Mulut kering.
FISIK) Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
Gatal-gatal.
Disfungsi ereksi atau impotensi.
Mudah tersinggung.
Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa
jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan
selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi
insulin.
PEMERIKSAAN 1. Tes gula darah sewaktu
TAMBAHAN 2. Tes gula darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
4. Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)
Dosis OHO
Cara Pemberian OHO, terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai
respon kadar glukosa darah, dapat diberikansampai dosis optimal.
2. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
3. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapanpertama.
2. POLISITEMIA VERA
DEFINISI Polisitemia adalah kelainan sistem hemopoesis yang merupakan bagian darr
penyakit mieloproilferatif yang dihubungkan dengan peningkatan jumlah dan
volume sel darah merah (eritrosit) di atas ambang batas nilai normal dalam
sirkulasi darah, tanpa memperdulikan jumlah leukosit dan trombosit. Disebut
polisitemia vera bila sebagian populasi eritrosit berasal dari suatu klon sel induk
darah yang abnormal (tidak membutuhkan eritropoetin untuk proses
pematangannya).
ETIOLOGI Disebabkan oleh adanya mutase genetic pada polisitemia primer dan disebabkan
oleh penyakit lain jika polisitemia sekunder.
Faktor resiko:
Pria > wanita
Usia > 60 tahun
Mutasi genetik
Perokok aktif
Sering terpapar radiasi atau zat toksik
MANIFESTASI Pruritus
KLINIS Nyeri kepala
(KELUHAN / Gangguan penglihatan
ANAMNESIS) Rasa panas pada tangan dan kaki
Darah tinggi
Sakit tulang
Perdarahan -> anemia
Mudah lelah
GAMBARAN Eritromelalgia yang terdiri dari eritema, rasa terbakar dan nyeri pada
KLINIS ekstremitas merupakan komplikasi dari trombositosis.Berkeringat
(PEMERIKSAAN Tekanan darah sistolik dapat meningkat karena peningkatan masa sel
FISIK) darah merah.
Dapat dijumpai perdarahan (bruising, epistaksis, perdarahan saluran
cerna).
Gangguan neurologis seperti gangguan penglihatan dan transient ischemic
attack.
Pembesaran limpa
3. HIPOTIROID
HIPOTIROID
MANIFESTASI Gejala hipotirodisme bervariasi, tergantung seberapa rendah kadar hormon yang
KLINIS dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Gejala tersebut meliputi:
(KELUHAN /
Mudah lelah dan pusing.
ANAMNESIS)
Kesemutan
Sembelit atau susah buang air besar.
Otot-otot terasa lemah, nyeri, dan kaku.
Lebih sensitif pada cuaca dingin.
Kulit kering, kasar, mudah mengelupas, dan keriput.
Berat badan naik tanpa penyebab yang jelas.
Wajah bengkak dan suara menjadi parau.
Rambut rontok dan tipis.
Kuku rapuh.
Mudah lupa dan sulit berkonsentrasi.
Denyut jantung lambat (bradikardia).
DIAGNOSIS Sindrom lelah kronik, Euthyroid sick syndrome, gagal hati, depresi, , insufisiensi
BANDING adrenal.
TATALAKSANA a) Non-farmakologi:
Pemantauan fungsi kelenjar tiroid
Edukasi terkait kesehatan
b) Farmakologi:
Pengobatan penyakit hipotirodisme bertujuan untuk mengurangi atau
meringankan gejala yang dialami pasien. Hal ini dilakukan dengan
mengonsumsi obat minum yang berisi hormon tiroid sintetis, yaitu
levothyroxine.
4. MULTIPLE MYELOMA
DEFINISI Multiple myeloma adalah kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang.
Sel plasma adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk
membentuk antibodi. Kanker ini umumnya ditandai dengan nyeri pada tulang.
ETIOLOGI Penyebab multiple myeloma belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini
sering dikaitkan dengan MGUS (monoclonal gammopathy of undetermined
significance).
Ada beberapa faktor risiko yang menjadikan seseorang lebih berpotensi
mengalami multiple myeloma, antara lain:
Berjenis kelamin pria
Berusia di atas 60 tahun
Memiliki keluarga dengan riwayat multiple myeloma atau MGUS
Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
Memiliki riwayat paparan radiasi, seperti radioterapi
Mengalami gangguan sistem imun
Memiliki riwayat paparan atau kontak dengan bahan kimia, misal pada
pekerja minyak
MANIFESTASI Pada tahap awal, penderita multiple myeloma sering tidak merasakan gejala apa
KLINIS pun. Namun, seiring perkembangan penyakit, dapat muncul sejumlah gejala
(KELUHAN / berikut:
ANAMNESIS)
Nyeri tulang, terutama tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang panggul
Lebih mudah mengalami patah tulang
Lebih mudah mengalami penyakit infeksi
Tungkai kaki terasa lemas hingga mati rasa (kebas) kesemutan.
Mudah timbul memar di kulit, mimisan, atau gusi berdarah
Mual dan muntah
Tidak nafsu makan
Berat badan menurun drastis
Anemia
Sakit perut dan sembelit
Sering merasa lelah dan lemas tanpa diketahui sebabnya
Sakit kepala
Pandangan kabur
Menjadi linglung dan kebingungan
GAMBARAN Dapat ditemukan memar, gusi berdarah atau mimisan, fraktur tulang
KLINIS Terkadang demam
(PEMERIKSAAN Sensorik mati rasa/kebas
FISIK) Motoric menurun
PEMERIKSAAN Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang
TAMBAHAN berikut:
TATALAKSANA a) Non-farmakologi:
Menjaga postur tubuh
Olahraga teratur
Menjaga berat badan
Lindungi kulit agar tidak menimbulkan luka
Makan-makanan yang bergizi
b) Farmakologi:
Target drug theraphy, yaitu obat untuk menghambat dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker (myeloma). Contoh obat ini adalah bortezomib
dan carfilzomib.
Biological drug theraphy, yaitu obat untuk meningkatkan sistem imun
penderita sehingga bisa melawan sel myeloma. Contoh obat ini adalah
thalidomide, lenalidomide, atau pomalidomide.
Kemoterapi, yaitu obat untuk membunuh sel-sel yang tumbuh terlalu
cepat termasuk sel myeloma. Kemoterapi sering dilakukan sebelum
pasien menjalani transplantasi stem cell.
Kortikosteroid, yaitu obat untuk mengatur sistem imun yang mengontrol
peradangan. Contoh obat ini adalah prednisone dan dexamethasone.
DEFINISI Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah
cukup ke jaringan perifer. Anemia merupakan masalah medik yang paling sering
dijumpai di klinik di seluruh dunia. Diperkirakan >30% penduduk dunia menderita
anemia dan sebagian besar di daerah tropis. Oleh karena itu anemia seringkali
tidak mendapat perhatian oleh para dokter di klinik.
ETIOLOGI - Terjadi ketidak seimbangan zat besi.
Faktor risiko:
1. Ibu hamil
2. Remaja putri
3. Status gizi kurang
4. Faktor ekonomi kurang
5. Infeksi kronik
6. Vegetarian
MANIFESTASI 1. Pasien datang ke dokter dengan keluhan:
KLINIS 2. Lemah
(KELUHAN / 3. Lesu
ANAMNESIS) 4. Letih
5. Lelah
6. Penglihatan berkunang-kunang
7. Pusing
8. Telinga berdenging
9. Penurunan konsentrasi
10. Sesak nafas
TATALAKSANA Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang telah
ditegakkan. Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200
mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental).
TIROKTOKSIKOSIS
DEFINISI Tirotoksikosis adalah peningkatan kadar hormon tiroid di dalam darah yang
menimbulkan sejumlah gejala mulai dari tremor, peningkatan denyut jantung,
sampai penurunan berat badan. Kondisi ini lebih banyak dialami oleh wanita
dibandingkan pria. Salah satu penyebab tirotoksikosis adalah hipertiroidisme.
ETIOLOGI Beberapa penyebab tirotoksikosis adalah:
1. Penyakit Graves
Penyakit Graves merupakan penyebab tirotoksikosis yang paling sering
terjadi. Gangguan autoimun pada penyakit Graves menyebabkan tubuh
memproduksi hormon tiroid terlalu banyak.
2. Thyrotropin-secreting pituitary adenoma
Thyrotropin-secreting pituitary adenoma adalah tumor pada kelenjar
pituitari yang melepaskan thyroid stimulating hormon (TSH), yaitu hormon
yang memicu produksi hormon tiroid. Akibatnya, terjadi kelebihan hormon
tiroid di dalam tubuh.
3. Nodul tiroid
Nodul atau benjolan dapat terbentuk pada kelenjar tiroid dan memengaruhi
jumlah hormon tiroid yang diproduksi. Benjolan ini dapat tumbuh tunggal
(toxic nodular adenoma) atau lebih dari satu (toxic multinodular goiter).
4. Struma ovarii
Struma ovarii adalah tumor rahim yang sangat jarang terjadi. Sel tumor
pada struma ovarii paling banyak terbentuk dari jaringan tiroid.
5. Suplemen hormon tiroid dan yodium
Suplemen tiroid dan yodium dibutuhkan bagi penderita hipotiroidisme.
Namun, bila dosisnya terlalu berlebihan, penderita hipotiroidisme malah
dapat terserang tirotoksikosis.
MANIFESTASI Tremor di tangan
KLINIS Kulit terasa hangat dan lembab
(KELUHAN / Berat badan menurun meski selera makan meningkat
ANAMNESIS) Sering berkeringat dan merasa kepanasan
Jantung berdebar (palpitasi)
Denyut jantung lebih cepat (takikardia)
Mudah cemas
Lemah otot
Gangguan siklus menstruasi, termasuk menstruasi terlambat
Bola mata terlihat menonjol (eksoftalmus)
GAMBARAN Kelemahan otot
KLINIS Demam
(PEMERIKSAAN Gunekomastia
FISIK) Benjolan di leher depan
Exopthalmus
Goiter
Takikardia ; atrial fibrilasi pada usia lanjut
Kulit hangat dan lembab
Tremor
PEMERIKSAAN Tes darah, untuk mengukur kadar F3, F4, thyroid-stimulating hormone
TAMBAHAN (TSH) , dan untuk melihat kadar antibodi tertentu pada tiroditis atau
penyakit Graves
USG tiroid, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
kondisi kelenjar tiroid
DIAGNOSIS Penyakir Graves, struma multinudosa toksik, adenoma toksik, metastase karsinoma
BANDING tiroid fungsional, struma ovari,mutasi reseptor TSH.
1. NEUROPATI
NEUROPATI
DEFINISI Neuropati adalah istilah yang digunakan untuk gejala gangguan atau penyakit
pada saraf di tubuh. Gejala yang muncul bisa berupa nyeri, kesemutan, kram otot,
hingga susah buang air kecil.
ETIOLOGI Penyebab neuropati bermacam-macam, bisa berupa cedera atau penyakit tertentu,
seperti diabetes. Gangguan ini juga bisa terjadi sejak lahir.
MANIFESTASI Gejala sensorik
KLINIS Gejala sensorik muncul pada saraf sensorik yang berfungsi sebagai indera peraba
(KELUHAN / dalam tubuh. Gejala neuropati yang muncul pada saraf sensorik meliputi:
ANAMNESIS) Kesemutan.
Mati rasa, terutama pada tangan dan kaki.
Perubahan pada sensor perasa, seperti rasa sakit parah yang dirasakan.
Merasakan sensasi terbakar.
Rasa seperti sedang memakai kaus kaki atau sarung tangan.
Hilangnya kemampuan koordinasi tubuh.
Hilangnya refleks tubuh.
Gejala motorik
Gejala motorik muncul pada saraf motorik dalam tubuh yang berfungsi mengatur
pergerakan otot. Gejala motorik terdiri dari:
Otot terasa lemas
Otot berkedut
Kram otot
Spasme atau otot yang tegang
Sulit berjalan atau menggerakan tangan atau kaki
Hilangnya kendali pada otot
Tidak mampu menggerakan bagian tubuh tertentu
Gejala autonom
Gejala autonom terjadi pada saraf autonom yang berfungsi mengatur fungsi-
fungsi dalam tubuh, seperti tekanan darah, detak jantung, hingga sistem
pencernaan. Gejala yang muncul adalah:
Tekanan darah atau detak jantung tidak normal
Pusing saat berdiri atau pingsan
Jumlah keringat menurun
Mual atau muntah
Gangguan pencernaan
Sulit buang air kecil
Disfungsi seksual
Berat badan menurun
GAMBARAN Sensorik nyeri, terkadang baal
KLINIS Motoric refleks tendon menurun, atrofi otot distal
(PEMERIKSAAN
FISIK)
PEMERIKSAAN 1. Tes darah, untuk melihat adanya gangguan dalam tubuh, seperti
TAMBAHAN kekurangan vitamin, diabetes, dan kelainan fungsi imun.
2. Pemindaian dengan Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk mencari saraf
yang rusak dan melihat adanya kelainan, seperti tumor atau hernia.
3. Pemeriksaan fungsi saraf dengan elektromiografi (EMG), untuk
mengukur fungsi saraf.
4. Tes kecepatan konduksi saraf (NCV), untuk mengukur kecepatan aliran
sinyal pada saraf.
5. Biopsi saraf, untuk mencari kelainan yang terjadi pada sel saraf.
6. Pungsi lumbal, untuk mendeteksi penyebab neuropati yang disebabkan
oleh sindrom Guillain-Barre ataupun infeksi.
DIAGNOSIS Myelopathies, Radiculopathies, Penyakit autoimun
BANDING
TATALAKSANA a) Non-farmakologi:
o Makan-makanan yang bergizi
o Berolahraga secara teratur
o Stop mengonsumi alcohol ataupun rokok
o Memeriksa telapak kaki secara rutin, untuk mencari luka robek, luka
melepuh, atau gangguan lainnya.
b) Farmakologi:
Obat pereda nyeri yang dioleskan.
Obat antidepresan, seperti amitriptyline, doxepin, dan nortriptyline.
Opioid, seperti tramadol.
Obat antikonvulsan (antikejang), seperti gabapentin dan pregabalin.
DEFINISI Penyakit hernia nukleus pulposus (HNP) adalah penyakit yang terjadi ketika
bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang. HNP
juga dikenal dengan istilah ‘saraf terjepit’.
ETIOLOGI HNP disebabkan oleh melemahnya jaringan di bantalan tulang belakang. Seiring
bertambahnya usia, kelenturan bantalan tulang belakang akan berkurang sehingga
rentan terhadap cedera. HNP juga dapat terjadi akibat seseorang terjatuh atau
mengalami benturan pada tulang belakang, sehingga tulang belakang bergeser
(spondylolisthesis).
Ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
saraf kejepit, yaitu:
Memiliki keluarga dengan riwayat saraf kejepit.
Memiliki berat badan berlebih.
Mengangkat beban berat dengan posisi dan tumpuan yang salah.
Melakukan gerakan menunduk dan berputar secara mendadak atau
berulang.
Memiliki kebiasaan merokok.
MANIFESTASI Gejala HNP di leher
KLINIS HNP yang menjepit saraf di leher disebut juga dengan HNP cervical. Beberapa
(KELUHAN / gejalanya adalah:
ANAMNESIS) Nyeri pada leher dan bahu yang menjalar ke lengan.
Kesemutan, lemah, atau kaku otot di salah satu lengan.
Sensasi seperti terbakar di leher, bahu, dan lengan.
Gejala HNP di punggung bawah
HNP lumbal atau hernia yang menjepit saraf di pinggang atau punggung bawah,
dapat memunculkan sejumlah gejala berikut:
Sakit di punggung bagian bawah yang makin memburuk ketika bergerak.
Terkadang, nyeri juga bisa dirasakan pada bagian tulang ekor.
Nyeri seperti tertusuk di area bokong yang menjalar ke salah satu tungkai.
Kesemutan atau lemah otot di tungkai.
GAMBARAN Rangsang meningen kaku kuduk, laseque (+)
KLINIS Motoric menurun
(PEMERIKSAAN Valsava test (+)
FISIK) Spurling test (+)
PEMERIKSAAN Pemindaian CT Scan atau MRI, untuk melihat kondisi tulang belakang.
TAMBAHAN Elektromiografi (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik otot saat
berkontraksi.
DIAGNOSIS Spondilitis
BANDING Neurinoma/schwannoma
Facet joint cyst
TATALAKSANA c) Non-farmakologi:
o Berhenti merokok
o Menjaga postur tubuh
o Olahraga teratur
o Menjaga berat badan
d) Farmakologi:
Na diclofenac 2x50 mg
Rujuk Sp. S
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi 1. Jakarta: PB IDI; 2017.
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2017.
3. Gaitonde DY, Rowley KD, Sweeney LB. Hypothyroidism: An Update.
Georgia: American Family Physician; 2012.
4. Wijaya S. Diagnosis dan Tatalaksana Polisitemia Vera. CDKJournal.
2020;47(5):346-50.
5. MayoClinic. Multiple myeloma [document on the internet]. 16 June 2021.
Tersedia dari: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/multiple-
myeloma/symptoms-causes/syc-20353378
6. Franco L. De Cicco; Gaston O. Camino Willhuber. Nucleus Pulposus
Herniation. StatPearls [internet]. 11 August 2021. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542307/
7. Mayo Clinic. Iron Deficiency Anemia. 2016. Tersedia dari :
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/
symptoms-causes/syc-20355034