Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

DAN BOUNDING ATTACHMENT


(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas)
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Iryanti, Skp, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Salma Kamila P17320118034


Risfy Natasya Heryanto P17320118035
Ayu Aulia Ramadhiany P17320118036
Maharani Adi Nugraha P17320118037
Indah Mega Utami P17320118038

Tingkat 2A

POLITEKNIK KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam tidak

lupa kami ucapkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Kami

bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya

kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas

tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Bounding Attachment.

Selain untuk memenuhi salah satu tugas Promosi Kesehatan, makalah ini dibuat
untuk memperdalam pengetahuan kita dan siapapun yang membaca makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini terutama dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun terhadap makalah ini, kami sampaikan terima kasih. Demikian makalah
ini kami susun. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Bandung, 3 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara
ibu calon bayinya. Pada bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan
bagi  seorang ibu ketika in dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada 
Bayiuntuk pertama kali. dan masa tenang setelah melahirkan di saat ibumerasa ril
eks, memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin Kontak
segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak
kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Mengingat pentingnya kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan
anak, dan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka di
dalam makalah ini akan dibahas pengertian dan bagaimana cara mewujudkan
kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih
berada di dalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa
dilakukan IMD (inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang
didapatkan begitu besar juga sangat bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak
karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan, dan dekapan ibu
kepada anaknya di saat dilakukan IMD.
Program Inisiasi Menyusui Dini adalah suatu program pemberian ASI
eksklusif secara langsung kepada bayi setelah lahir. Hal ini sangat dibutuhkan,
karena bayi setelah lahir langsung mendapat asupan gizi dari ASI (Roesli, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami mengembalikan bayi manusia
untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada bayi untuk
mencari dan menghisap ASI sendiri, dalam satu jam pertama pada awal
kehidupannya, untuk menjamin berlangsungnya proses menyusui yang benar,
dengan menyusu secara baik dan benar maka kematian bayi serta gangguan
perkembangan bayi dapat dihindari. Manfaat dari IMD yaitu apabila terjadi
kontak kulit dan hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di

3
putting susu ibu dan sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada putting ibu, merangsang
pengeluaran hormon oksitosin, hormon oksitosin ini sangat membantu rahim ibu
untuk berkontraksi sehingga merangsang pengeluaran plasenta dan mengurangi
perdarahan setelah melahirkan (Roesli, 2008). Berdasarkan data yang telah dirilis
oleh United Nations of Children’s Fund (UNICEF) tahun 2010 bahwa di
Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 22% dari
kematian bayi di seluruh dunia dan jumlah bayi yang meninggal adalah 17 tiap
1000 kelahiran hidup. Menurut Fika dan Syafiq, hal ini karena pelaksanaan IMD
di Indonesia belum terlaksana secara optimal dan pemberian ASI eksklusif
tergolong rendah. Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Edmond et al pada
tahun 2006, ditemukan bahwa 22% kematian bayi yang baru lahir, yaitu kematian
bayi yang terjadi dalam bulan pertama kelahiran, dapat dicegah bila bayi disusui
oleh ibunya dalam 1 jam pertama kelahiran.

B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah IMD
a. Apa pengertian Inisiasi Menyusui Dini?
b. Apa saja manfaat Inisiasi Menyusui Dini?
c. Apa saja Lima Tahapan Perilaku (Pre Feeding Behaviour ) Sebelum
Bayi Berhasil Menyusu
d. Apa saja langkah- langkah Inisiasi Menyusui Dini?
e. Apa saja perbedaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan Melalui
Operasi Sectio Caesaria?
f. Apa saja perbedaan Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Kembar
(Gemelli)?
g. Apa saja faktor pendukung Inisiasi Menyusu Dini?

2. Rumusan Masalah Bounding Attachment


a. Apa pengertian Bounding Attachment?

4
b. Apa saja tahapan Bounding Attachment?
c. Apa saja elemen-elemen Bounding Attachment?
d. Apa saja Prinsip-prinsip Bounding Attachment?
e. Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Bounding Attachment?
f. Apa saja Keuntungan dan Hambatan Bounding Attachment

C. Tujuan Umum

Mengetahui Inisiasi Menyusu Dini dan Bounding Attachment

D. Tujuan Khusus
1. Tujuan Khusus IMD
a. Mengetahui pengertian Inisiasi Menyusui Dini
b. Mengetahui manfaat Inisiasi Menyusui Dini
c. Mengetahui langkah-langkah Inisiasi Menyusui Dini
d. Mengetahui Lima Tahapan Perilaku (Pre Feeding Behaviour ) Sebelum
Bayi Berhasil Menyusu
e. Mengetahui perbedaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan Melalui
Operasi Sectio Caesaria
f. Mengetahui perbedaan Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Kembar
(Gemelli)

2. Tujuan Khusus Bounding Attachment


a. Mengetahui langkah-langkah Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi
Prematur
b. Mengetahui faktor pendukung Inisiasi Menyusu Dini
c. Mengetahui pengertian Bounding Attachment
d. Mengetahui tahapan Bounding Attachment
e. Mengetahui elemen-elemen Bounding Attachment
f. Mengetahui Prinsip-prinsip Bounding Attachment
5
g. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Bounding Attachment
h. Mengetahui Keuntungan dan Hambatan Bounding Attachment

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari Bab I sampai dengan
bab III. Setiap bab dijelaskan dengan uraian singkat dan bentuk penyajian sbb:

Bab I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan


masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Teori yang menguraikan tentang pengertian, manfaat,
langkah-langkah IMD, langkah-langkah IMD pada persalinan
Sectio Caesaria, langkah-langkah IMD pada bayi kembar, faktor
pendukung IMD, pengertian, tahapan-tahapan,elemen-elemen,
prinsip-prinsip, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta keuntungan
dan hambatan Bounding Attachment.
Bab III : Menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri
(tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat
membantu dalam keberlangsunga pemberian ASI eksklusif dan lama
menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2
tahun dan mencegah anak kurang gizi.
Menurut WHO (2009) prinsip pemberian makanan bayi dan anak yang
baik adalah dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan
ASI secara eksklusif selama 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI
(MPASI) yang tepat dimulai sejak bayi berusia 6 bulan dan meneruskan
pemberian ASI tersebut sampai 2 tahun (Fikawati dkk, 2015).

B. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini


1. Manfaat Untuk Ibu
a. Meningkatkan hubungan khusus ibu dan bayi
b. Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi resiko
pendarahan sesudah melahirkan
c. Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan
kegiatan menyusui selama masa bayi
d. Mengurangi stress ibu setelah melahirkan
e. Menjaga kesehatan ibu
2. Manfaat Untuk Bayi
a. Mempertahankan suhu bayi tetap hangat
b. Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak
jantung

7
c. Kolonisasi bacterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu
yang normal (bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang
baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan dan mempercepat
pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi).
d. Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stress dan tenaga
yang dipakai bayi.
e. Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara Ibu untuk
mulai menyusu
f. Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam
tubuh bayi
g. Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak
kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air
ketuban.
h. Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga mengurangi
kesulitan menyusu.
i. Membantu perkembangan persarafan bayi (nervous system).
j. Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan
bayi.
k. Mencegah terlewatnya puncak 'refleks mengisap' pada bayi yang
terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan
berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar
secukupnya 40 jam kemudian.

C. Lima Tahapan Perilaku (Pre Feeding Behaviour ) Sebelum Bayi Berhasil


Menyusu
Bayi baru lahir yang mendapat kontak kulit ke kulit segera setelah
lahir, akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu. Lima
tahapan tersebut, yakni:
1. Dalam 30-45 Menit Pertama:
a. Bayi akan diam dalam keadaan siaga.

8
b. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke ibunya.
c. Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam
kandungan keluar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa
aman bayi terhadap lingkungannya.
d. Hal ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri ibu akan
kemampuannya menyusui dan mendidik anaknya.
e. Demikian pula halnya dengan ayah, dengan melihat bayi dan istrinya
dalam suasana menyenangkan ini, akan tertanam rasa percaya diri
ayah untuk ikut membantu ke. berhasilan ibu menyusui dan mendidik
anaknya.
2. Antara 45-60 Menit Pertama:
a. Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium,
kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya.
b. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di
tangannya.
c. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu dan
bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi untuk menemukan
payudara dan puting susu ibu.
d. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan ke-2 tangan bayi pada
saat bayi baru lahir.
3. Mengeluarkan Liur : Saat bayi siap dan menyadari ada makanan di
sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan liur.
4. Bayi Mulai Bergerak Ke Arah Payudara:
a. Areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak
menekan perut ibu.
b. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu,
menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah
puting susu dan sekitarnya dengar1 tangannya.

9
5. Menyusu : Akhirnya bayi menemukan, menjilat, mengulum puting,
membuka mulut lebar-Iebar, dan melekat dengan baik serta mulai
menyusu.

D. Tahap-Tahap Inisiasi Menyusu Dini


Berikut ini adalah tahap-tahap Inisiasi Menyusu Dini:
1. Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu dikamar bersalin..
2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan,
akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu
pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa
menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan
kulit bayi dan tali pusat diikat.
4. Bila bayi tidak memerlukan resuitasi, bayi ditengkurapkan di dada atau
perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi
kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Jika perlu, bayi dan ibu
diselimuti.
5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari
sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada
dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu
ibunya.
6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, lbu perlu didukung
dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Biarkan
kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu
jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu dan
bayi bersentuhan setidaknya 1 jam.
7. Bila dalam satu jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan
mendekatkan bayi pada puting. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30
menit atau 1 jam lagi.

10
8. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu
sampai proses menyusu pertama selesai.
9. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang,
diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
10. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat gabung
memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja bayi menginginkannya,
karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan
meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.

E. Perbedaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan Operasi Sectio


Caesaria
1. Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi.
Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
2. Bila operasi telah selesai pada ibu dengan narkose lumbal, bayi dapat
dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh
ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR)
dengan bayi tetap didadanya.
3. Pada ibu dengan narkose umum (total) IMD di tunda hingga 30 menit
setelah ibu sadar dan kondisinya di nilai baik oleh dokter
4. Rawat Gabung (rooming in) : Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi
dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman
atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
empeng.

F. Perbedaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Kembar (Gemelli)


1. Letakkan bayi pertama yang lahir di dada ibu, bila ibu merasa akan
melahirkan bayi kedua berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk
bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan
metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.

11
2. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi
dibersihkan, tali pusat diikat.
3. Letakkan kedua bayi di dada ibu secara berdampingan lalu selimuti
keduanya.
4. Rawat Gabung : Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan
ibu selama 24 jam.

G. Faktor Pendukung Inisiasi Menyusu Dini


1. Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang dipersiapkan sejak awal kehamilan
2. Informasi yang diperoleh mengenai inisiasi menyusu dini
3. Tempat bersalin dan tenaga kesehatan yang memadai
4. Dukungan keluarga
5. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya

H. Pengertian Bounding Attachment


Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan). Jadi Bounding attachment adalah sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi
(Subroto dalam Elnira, 2011).
Menurut Parini (dalam Elnira, 2011) bounding attachment adalah
suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling
merespon antara orang tua dan bayi. Bounding attachment didefinisikan
Brazelton (dalam Bobak, 2004) sebagai suatu ketertarikan mutual pertama
antar individu, misalnya orang tua dan anak saat pertama kali bertemu,
biasanya terjadi pada saat krisis seperti kelahiran atau adopsi.

I. Tahapan Bounding Attachment


Menurut Kenell (dalam Bobak, 2004), tahapan penting dalam
bounding

12
attachment adalah :
a. Perkenalan (acquaintance)
Perkenalan lebih banyak dilakukan oleh orang tua kepada bayinya
dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara dan
mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. Misalnya: Ibu mengajak
bicara bayinya yang baru lahir.
b. Ikatan atau hubungan (bounding)
Ikatan akan terjadi apabila ada ketertarikan, respon, dan kepuasan.
Ikatan akan berkembang dan dipertahankan oleh kedekatan dan interaksi.
Ikatan ditandai oleh adanya periode kemajuan dan regresi dan bisa terhenti
sementara atau permanen (Stainton dalam Bobak, 2004).
c. Kasih sayang (attachment)
Kasih sayang dijelaskan sebagai suatu yang linier dimulai saat ibu
hamil dan semakin menguat pada periode awal pascapartum sehingga
akan menjadi konstan dan konsisten. Kasih sayang sangat penting bagi
kesehatan fisik dan mental sepanjang rentang kehidupan.

J. Elemen-Elemen Bounding Attachment


Bobak (2004) menyatakan ada beberapa elemen penting terkait dengan
bounding attachment, yaitu :
a. Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayinya dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan jari-jarinya. Misalnya ibu yang
memeluk bayinya saat melakukan IMD
b. Kontak mata
Kontak mata merupakan komunikasi nonverbal dan dilakukan oleh
dua orang dengan saling melihat pada saat yang sama. Kontak mata yang
dilakukan ibu dan bayi akan membuat mereka lebih dekat karena bayi
dapat mengenali ibu dan ibu dapat mengenali bayi.

13
c. Suara
Suara tangisan pertama bayi sangat ditunggu oleh orang tua. Saat bayi
menangis untuk pertama kalinya, orang tua akan menghibur bayinya salah
satunya dengan cara mengajaknya berbicara. Saat orang tua berbicara,
bayi dapat mendengarkan suara orang tuanya sehingga terjalin hubungan
antara orang tua dan bayi.
d. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi yaitu respon
terhadap bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki
aroma yang unik dan bayi belajar mengetahui bau ibu dari aroma air
susunya.
e. Entrainment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan nada pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menedangkan kaki seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang
tuanya. Hal tersebut berarti bayi telah dapat berkomunikasi secara non
verbal kepada orang tuanya.
f. Bioritme
Anak yang belum lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah
ibunya. Setelah lahir, bayi yang menangis dapat ditenangkan dengan
dipeluk sehingga dapat mendengar denyut jantung ibunya. Salah satu
tugas bayi lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua
dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten
dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsif sehingga dapat meningkatkan interaksi sosial dan
kesempatan bayi untuk belajar.

K. Prinsip-Prinsip Bounding Attachment

14
Menurut Klaus dan Kennel (dalam Reeder, 2002) terdapat prinsip-
prinsip yang penting dalam bounding attachment. Prinsip-prinsip bounding
attachment antara lain:
a. Tampak pada periode sensitif pada jam-jam atau menit-menit pertama
setelah kelahiran sehingga orang tua perlu kontank dengan bayinya agar
tumbuh kembang selanjutnya menjadi optimal.
b. Tampak respon-respon positif terhadap ibu dan ayah ketika bayi diberikan
pertama kali.
c. Pada saat proses bounding attachment, terjalin sebuah ikatan antara orang
tua dan bayi sehingga orang tua berfokus dan berespon pada bayinya.
d. Pada saat terjadi kecocokan, bayi akan memberikan respon seperti
menggerakkan tubuhnya dan menatap mata orang tuanya.
e. Individu yang menyaksikan langsung proses kelahiran akan memiliki
ikatan emosi dan batin yang kuat terhadap bayi.
f. Kondisi awal yang tidak menyenangkan dan membuat bayi tidak nyaman
akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.

L. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bounding Attachment


Menurut Mercer (dalam Bobak, 2004) terdapat lima kondisi yang
mempengaruhi bounding attachment, yaitu :
1. Kesehatan emosional orang tua
2. Sistem dukungan sosial meliputi pasangan hidup, teman, keluarga,
pelayanan kesehatan;
3. Tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam member asuhan
yang kompeten;
4. Kedekatan orang tua dengan bayi;
5. Kecocokan orang tua dan bayi termasuk keadaan, tempramen dan jenis
kelamin.

15
M. Keuntungan Dan Hambatan Bounding Attachment
Menurut Departemen Kesehatan (2002) keuntungan dan hambatan
bounding attachment adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan bounding attachment
a. Bayi merasa dicintai dan diperhatikan
b. Bayi bisa percaya dengan orang lain;
c. Bayi merasa aman.

2. Hambatan bounding attachment


a. Hambatan bounding attachment pada Ibu
1) Kurangnya support system;
2) Ibu dengan resiko (ibu sakit);
b. Hambatan bounding attachment pada Bayi
1) Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat
fisik);
2) Kehadiran bayi tidak diinginkan

16
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan
mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi
menyusui ini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi seumur hidup si Bayi.
Sedangkan Bounding Atttachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintaimemberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

B. Saran

Diharapkan seluruh pembaca baik perawat maupun mahasiswa keperawatan


dapat mengerti dan dapat mempelajari sehingga dapat menjalankan teori ini dalam
pelaksanaan tugasnya.

17
DAFTAR PUSTAKA
Febiota, Gayola. 2020. Makalah Bounding Attachment. Di akses pada tanggal 02
Februari 2020:
https://www.academia.edu/8221521/Makalah_Bounding_Attachment
Hapsari. 2009. MAKALAH ASKEP 2 “IMD DAN BOUNDING ATTACHMENT”. Di
akses pada tanggal 02 Februari 2020 :
https://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah-askeb-2-
%E2%80%9Cimd-dan-bounding-attachment%E2%80%9D/amp/
Tamara, Nova. 2015. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Bounding Attachment. Di
akses pada tanggal 02 Februari 2020 :
https://novatamara.wordpress.com/2015/01/11/inisiasi-menyusui-dini-imd-
dan-bounding-attachment/amp/
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV Trans Info Media

Fauziah Nasution, M.Psi. 2017. Inisiasi Menyusu Dini dan Bounding Attachment
Dalam Peningkatan Kesehatan Secara Fisik dan Psikis. Volume 2 nomor 2:
101.

Dian Charla Yodatama. 2014. Hubungan Bonding Attachment Dengan Resiko


Terjadinya Postpartum Blues Pada Ibu Postpartum Dengan Sectio Caesaria Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Rsia) Srikandi Ibi Kabupaten Jember [skripsi].
Jember (ID): Universitas Jember.

18

Anda mungkin juga menyukai