NIM : 190543636405
1. Aunurrahman (2016: 35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Budiningsih
dalam Jamil Suprihatiningrum (2014: 15) “Belajar merupakan suatu proses pembentukan 10
pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan
memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.”
Contoh :
Seorang anak yang diberikan piano oleh orangtuanya. Kemudian dia mencoba memainkan tuts piano
secara sembarangan. Perilaku menekan nekan tuts piano secara sembarangan merupakan merupakan
respons atau reaksi atas rangsangan yang timbul dan ada pada piano tersebut.
Pada tahap awal memang respons anak tersebut terhadap stimulus yang ada pada piano tadi biasanya
tidak tepat dan tidak teratur memainkan nada. Akan tetapi setelah praktek langsung dan belajar dari
pengalaman berulang-ulang, kemudian dia berhasil memainkan dengan baik dan sempurna.
Jadi artinya belajar dapat dipahami sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku
ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.
2. a. INPUT : merupakan landasan untuk modal awal pendidikan di sekolah tersebut memasukan segala
potensi yang terukur dan terseleksi merujuk pada tujuan mendidik dan memperdayakan pada siswa
tersebut. Contoh : menyeleksi siswa/i yang memiliki keminatan pada beberapa jurusan pada suatu
sekolah tersebut.
b. PROSES : suatu rangkaian kegiatan yang di buat atau disusun secara sadar dalam usaha
meningkatkan kopetensi input demi menghasilkan potensi input menuju out put dan outcome yang
bermutu , contoh : menyiapakan materi pembelajaran yang di dukung oleh segala aspek yang
menunjang suatu pembelajaran tersebut, mulai dari tenaga pendidik, tata ruang, media pembelajaran
dan alat penunjang lainya serta lingkungan yang nyaman.
c. OUTPUT : hasil pencapaian jangka pendek, contoh : siswa/i dapat penguasai secara materi dan
skill terhadap jurusan yang mereka ambil
d. OUTCOME : efek dari jangka pendek yang menimbulkan suatu keahlian pada jangka panjang,
contoh siswa/siswi dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, siswa/i dapat
memperoleh profesi yang sesuai dengan apa skill serta apa yang di tekuni
3.
Tujuan Peserta didik akan Mampu mendorong Peserta didik mampu Merangsang
lebih mampu belajar suatu tingkah Berpikir Inovatif.
peserta didik untuk
mengingat dan laku melalui peniruan
memahami sesuatu berpikir linier dan tanpa harus ada Bisa Meningkatkan
apabila pelajaran penguatan ( Pengetahuan.
konvergen
tersebut disusun reinforcement ) yang
berdasarkan pola diterima, melainkan Menemukan
dan logika tertentu. melalui pengamatan Berbagai Hal Baru.
terhadap tingkah laku
model, dan akibat Membentuk
yang ditimbulkan Keahlian Sesuai
atas model tersebut. dengan
Kemampuan.
Mendorong Untuk
Berpikir Mandiri.
Strategi Memusatkan Peserta didik Pembelajaran oleh Asimilasi, peserta
perhatian pada individu dilakukan didik akan
dibiasakan untuk
berpikir atau proses dengan meniru hal menggunakan
mental anak, tidak latihan dan praktik apa saja yang ada konsep - konsep
pada lingkungannya, yang sudah mereka
sekedar pada yang di dalamnya
terutama berkaitan punya untuk
hasilnya. memuat unsur dengan perilaku berhadapan dengan
orang lain. fenomena baru.
kecepatan,
Mengutamakan Sedangkan dengan
peran siswa dalam spontanitas, akomodasi peserta
berinisiatif sendiri kelenturan, refleks, didik merubah
konsepnya yang
dan keterlibatan
dan daya tahan. sudah tidak cocok
aktif dalam kegiatan dengan fenomena
belajar. baru yang muncul.
Memaklumi akan
adanya perbedaan
individual dalam hal
kemajuan
perkembangan.
Penataan Penyusunan materi Guru menyusun materi Belajar untuk Dapat
Lingkungan pelajaran harus dari atau bahan ajar secara mengimitasi diawali mengungkapkan
Belajar yang sifatnya lengkap, mulai materi dengan munculnya gagasan Secara
sederhana sampai suatu peristiwa yang eksplisit
sederhana ke materi
kompleks. berupa tindakan atau
yang sifatnya lebih pola pikir Guru Memberikan
rumit. pengalaman baru
Guru lebih aktif Peserta didik harus
Belajar dengan memberikan latihan mampu mengingat Guru memberi
memahami akan agar terbentuk hal-hal yang sudah kesempatan untuk
kebiasaan yang mereka amati mengidentifikasi
lebih baik dibanding
diinginkan. perubahan gagasan
menghapal tanpa Guru harus bisa
pengertian. memberi
masukan/nasihat atas
Guru memberikan perilaku yang salah
evaluasi berdasarkan atau kurang baik
perilaku yang terlihat. peserta didiknya
sebelum perilaku
tersebut tumbuh
menjadi kebiasaan
Penguatannya dari
segi motivasi yang
dapat memacu
keinginan individu
tersebut untuk
memenuhi tahapan
belajarnya.
Evaluasi Jika pengalaman Pembelajaran hanya Teori ini menganggap Cara belajar teori ini
siswa tidak sesuai bahwa harus ada supaya efektifitas
berpusat pada guru,
dengan perintah pemodelan yang dengan cara orientasi,
sehingga peserta didik nantinya bisa elisitasi,
yang diberikan.
dijadikan pengamatan rekontruksi ide,
Siswa menyesuaikan terkesan pasif. peserta
oleh individu yang aplikasi ide, review.
skema yang ada didik harus aktif sedang belajar jadi
dalam dirinya peserta didik harus
dalam proses mampu belajar yang
dengan fakta-fakta
baru yang diperoleh pembelajaran. mengedepankan
perubahan perilaku
melalui pengalaman
melalui proses
dari lingkungan pengamatan.
sekitarnya.
4.
● Generasi Tradisionalis (1922-1945)
Mereka yang tergolong generasi tradisionalis, terlahir pada zaman The Great Depression. Akibat krisis
ekonomi global tadi, nenek moyang kita pun harus merasakan hidup dengan kondisi serba kekurangan.
Pendidikan sangat sulit untuk didapatkan.
● Generasi X (1965-1980)
Generasi X ini sering disebut juga dengan generasi anak yang sering merasa sendirian akibat ditinggal
orang tuanya bekerja. Generasi ini juga sudah mulai mengenal yang namanya komputer dan video game
dengan versi sederhana.
● Generasi Z (1995-2010)
Generasi Alpha lahir pada zaman dengan teknologi yang berkembang sangat pesat. Sejak dini mereka
sudah familiar dengan gadget seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan
gadget di tangan sampai-sampai mereka tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone. Butuh strategi khusus
untuk mendidik anak yang terlahir pada generasi ini agar
mereka tumbuh menjadi anak yang mahir dengan teknologi tapi tetap menghargai nilai-nilai
kekeluargaan.
Dari penjelasan mengenai 6 generasi manusia, terlebih untuk guru dan orang tua yang memiliki anak
dengan kelahiran rentang tahun 2010 hingga ke sini, harus memiliki pengetahuan yang baik dan tepat
agar lebih memberikan kasih sayang, perhatian, dan waktu untuk tumbuh kembang mereka.
Tak lupa selain mengajarkan mereka tentang teknologi saat ini, mari kita juga tanamkan nilai-nilai
kekeluargaan agar mereka kelak selain menjadi orang yang melek teknologi, juga mempunyai karakter
mulia di dalam kehidupan sosial mereka.