Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disampaikan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IDIK 4008
Semester I Program Studi PGSD-BI

Oleh:
SINDI LESTARI
857957459

UPBJJ-UT YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
RPOPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PERCOBAAN
“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
PERKALIAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS GAMES BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALIGOWONG
PADA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2021/2022”.

B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian pada proposal ini berkaitan dengan alternatif perbaikan pembelajaran
Matematika materi perkalian dalam hal penerapan model pembelajaran berbasis games.

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat (Departemen Pendidikan dan Perpusatakaan, 2003: 62). Sebagaimana
digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas) pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib untuk
anak bangsa. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan suatu
pembelajaran yang berpengaruh sangat tinggi terhadap mutu hidup siswa baik di
lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat luas. Indikator pendidikan
bermutu adalah dengan adanya perolehan hasil belajar siswa yang maksimal,
sehingga dapat terlaksana apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan
efisien didukung sarana dan prasarana yang memadai, peran serta masyarakat dan
guru juga berkualitas. Salah satu usaha guru agar berkualitas yaitu dengan cara
meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui pemantapan kemampuan
profesional dapat melaksanakan Penelitian Tindak Kelas (PTK). Pembelajaran
dapat dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran tersebut memenuhi target
penelitian yang maksimal yaitu dengan hasil penelitian yang baik tentunya akan
tercapai hasil belajar yang baik.
Dalam mewujudkan kesiapan tersebut, hal utama yang harus dilakukan oleh
guru yaitu memberikan motivasi untuk minat siswa pada pembelajaran yang baru,
agar dapat melaksanakan proses pembelajaran. Guru mampu mengidentifikasi
kendala yang dialami siswa agar dapat memberikan bimbingan yang tepat untuk
kendala yang dialami tiap-tiap siswa. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya
pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan
rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaarn
berbasis games (game tradisional), yaitu menganalisis materi pembelajaran
menggunakan alat peraga, dengan tujuan diharapkan dapat memperjelas
pemahaman siswa tentang materi sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pada kenyataannya permainan tradisional dapat digunakan sebagai
sarana pendidikan anak karena dapat membantu perkembangan keterampilan
anak, baik keterampilan sosial maupun pengetahuan. Hal tersebut sepadan yang
disampaikan oleh Direktorat nilai budaya (dalam Kurniati, 2016: 3) mengatakan
bahwa setiap permainan rakyat tradisional sebenarnya mengandung nilai-nilai
yang dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak-anak. Permainan tradisional
yang sarat dengan nilai-nilai budaya mengandung unsur rasa senang, dan hal ini
akan membantu perkembangan anak ke arah lebih baik (Kurniati, 2016: 3).

2. Identifiksi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya penguasan siswa terhadap mata pelajaran Matematika pada materi
perkalian
b. Siswa kurang aktif, dan banyak siswa yang pasif, sehingga keinginan untuk
bertanya rendah
c. Minat dan motivasi belajar siswa rendah
1) Proses Analisis
Tabel Hasil Analisis
Masalah Faktor-faktor
Penyebab Munculnya Masalah
Kurangnya keberhasilan siswa Kelas 1) Penjelasan guru kurang dipahami
II terhadap penguasaan materi 2) Tidak menggunakan alat peraga
Matematika perkalian yang diajarkan. yang sesuai

2) Teori dan Pengalaman yang mendukung


Menurut pendapat Rianti (2018:12) dalam Mulyadi dan Kurniati
menyatakan bahwa bermain adalah sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan anak. Menurut pendapat Andi Mappiare dalam Lucki Suanti
(2011:34) mengemukakan “minat merupakan suatu perangkat mental aang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa
takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengaraahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa permainan tradisional atu games dapat membantu perkembangan anak,
baik perkembangan aspek kognitif, aspek sosial, dan aspek psikomotor. Melalui
bermain yang menyenangkan akan menyelidiki dan memperoleh pengalaman
yang kaya baik dengana diri sendiri, lingkungan, maupun orang lain
disekitarnya.

D. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH


Berdasarkan pada latar belakang, dan identifikasi masalah, rumusan masalahnya pada
penelitian ini, sebagai berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis
games dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika materi
perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 2 Kaligowong”.

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari dilaksanakannya perbaikan pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas
adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
perkalian pada siswa kelas II SD Negeri 2 Kaligowong.
b. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran berbasis games pada penggunaan
alat bantu gambar.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak diantaranya adalah bagi peneliti, siswa, guru, sekolah, dan dunia
pengetahuan:
1. Manfaat bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah: a) pemahaman, penghayatan,
dan pelaksanaan sikap menghargai melalui pembelajaran di SD
meningkat, b) siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
menyenangkan dengan metode yang digunakan.
2. Manfaat bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah a) guru mendapat tambahan
wawasan tentang strategi yang cocok untuk pembelajaran bagi siswa
dengan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan sikap menghargai
yang meningkat, b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran
dengan strategi lain agar pembelajaran dikelas semakin meningkat
3. Manfaat bagi sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah bisa mendapatkan
sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena guru mendapat wawasan
yang lebih banyak tentang strategi pembelajaran yang dapat diterapkan 8 dikelas
dan meningkatkan prestasi sekolah untuk meningkatkan
pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan dalam belajar.
4. Manfaat bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti dapat memiliki
pengalaman dalam melakukan penelitian sehingga dapat termotivasi
mengembangkan penelitian tindakan kelas yang lain, b) peneliti dapat
mengetahui cara meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan
pelaksanaan dalam pembelajaran, c) peneliti dapat menambah wawasan
tentang strategi yang digunakan untuk meningkatkan sikap menghargai
siswa
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian games (permainan tradisional)
Permainan tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang
yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, dengan nilai-
nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara
turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya (Kurniati, dalam Rianti,
2018:11). Dari permainan ini anak-anak akan mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya, memperoleh pengalaman yang berguna dam bermakna,
mampu membina hubungan dengan sesama teman, meningkatkan
kekayaan kosakata, serta mampu menyalurkkan perasaan-perasaan yang
tertekan.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi anak serta
pentingnya rangsangan-rangsangan yang dibutuhkan anak untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, maka bermain menjadi kegiatan
yang sangat penting karena aktivitas bermain merupakan kebutuhan bagi
perkembangan anak. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya
disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik,
yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar menjadi belajar
sambil bermain. Melalui bermain maka guru menyajikan permainan yang bertujuan
mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam kegiatan bermain, anak menggunakan seluruh alat
indranya mengeksplorasi lingkungannya, mencintai dan dapat memahami
lingkungannya.
Menurut Rianti dalam Mulyadi dan Kurniati, 2018:12) menyatakan bahwa
bermain adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan anak. Bermain
merupakan tahap awal dari proses panjang belajar pada anak-anak yang
dialami oleh semua manusia. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
permainan tradisional atau games dapat membantu perkembangan anak, baik
perkembangan aspek kognitif, aspek sosial, aspek psikomotor. Melalui bermain
yang menyenangkan anak menyelidiki dan memperoleh pengalaman yang kaya
baik dengan dirinya sendiri, lingkungan, maupun orang lain disekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
permainan tradisional sebagai sarana pendidikan mempunyai kelebihan
dan kelemahan yang perlu diperhatikan oleh guru. Kelebihan pada
permaianan tradisional antara lain berperan penting pada perkembangan
anak terutama pada perkembangan sosial. Pada kelemahan permainan
tradisional yaitu munculnya bahasa baru yang dimengerti oleh siswa yang
cenderung kasar dan juga biasanya lagu dalam sebuah permainan
tradisional memiliki arti yang kurang sesuai dengan perkembangan anak.
2. Aspek Pengetahuan
Penilaian hasil belajar secara keseluruhan terdapat tiga
aspek yang dinilai yaitu aspek pengetahuan, aspek sosial, dan aspek keterampilan.
Piaget menjelaskan perkembangan pengetahuan anak yang pokok
dalam empat tahap: sensorimotor, praoperasi, operasi konkrit, dan operasi
formal. Menurut Piaget, pengetahuan dibentuk dalam
proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema pengetahuan seseorang. Supaya
proses pembentukan pengetahuan itu berkembang, pengalaman sangat
menentukan. Semakin orang mempunyai banyak pengalaman mengenai
persoalan, lingkungan, atau objek yang dihadapi, ia akan semakin
mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya.
Pengalaman dan berbagai macam latihan juga menunjang perkembangan
pemikiran seorang anak. Interaksi sosial juga mempunyai peran dalam
perkembangan pengetahuan siswa. Dalam proses yang terakhir itulah, anak
senantiasa ditantang untuk selalu mengembangkan pemikirannya, dan dengan
demikian juga mengembangkan pengetahuannya.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya menurut Winkel (dalam Purwanto, 2010:
48). Sedangkan Menurut Dahar (dalam Purwanto, 2010: 43) hasil belajar
adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus
yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk
mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan didalam dan
diantara kategori-kategori. Dengan penilaina guru bisa melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan apakah metode,
strategi, media, model pembelajaran dan hal lain yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar itu tepat dan efektif atau sebaliknya bisa dilihat dari hasil belajar
yang diperoleh peserta didik. Jika hasil belajar peserta didik dalam ulangan harian
masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka bisa
dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru gagal. Dan jika hasil
belajar peserta didik diatas KKM, maka bisa dikatakan proses pembelajaran
yang dilakukan guru berhasil. Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh
Arikunto (2007: 121) bahwa guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan
penilaian terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya
dunia persekolahan penilaian hasil belajar siswa mempunyai makna yang penting,
baik bagi siswa maupun guru. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai
ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang
sudah diajarkan. Dalam penelitian ini dilakukan pada kelas II
SD Negeri 2 Kaligowong dengan mengukur hasil belajar siswa melalui tes. Peneliti
memberikan tes tersebut pada setiap akhir pertemuan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh individu atas kemampuannya dalam
bidang tertentu yang dinyatakan dengan nilai.
4. Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita
berikan pada rangsangan yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema
yang terorganisasi untuk mengasimilasi rangsangan-rangsangan baru dan
pengalaman baru yang kita peroleh. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor instrinsik dan yang kedua adalah faktor ekstrinsik. Berdasarkan uraian
diatas mengenai hasil belajar pada mata pelajaran materi perkalian, maka
dipandang perlu untuk dilakukan penelitian dengan menggunakan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran materi perkalian siswa kelas II SD Negeri 2 Kaligowong dengan
menggunakan strategi permainan tradisional atau games.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas II SD Negeri 2 Kaligowong Kecamatan
Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, mata pelajaran yang menjadi subjek
penelitian adalah Matematika. Penelitian akan berkolaborasi dengn guru senior dan
teman sejawat.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal penelitian ini antara lain, sebagai
berikut:
a. Perencanaan
Pada perencanaan penelitian ini meliputi penyampaian materi pelajaran,
persiapan alat peraga, pembagian kelompok, diskusi kelompok (kegiatan
penelitian utama), pembahasan materi, ulangan harian.
b. Tindakan (action) kegiatan dalam penelitian ini mencangkup:
1) Siklus I
Tahapan pada siklus I meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup
2) Siklus II
Tahapan pada siklus II meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup
3) Siklus III
Tahapan pada siklus III meliputi: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup
3. Refleksi
Pada kegiatan refleksi penting adanya pembahassan antara siklus-siklus tersebut
untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

I. JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan Minggu Ke
1 Identifikasi Masalah 8 - 9 November 2021
2 Merencanakan Tindakan 10 - 11 November 2021
3 Menyusun Proposal 12 - 13 November 2021
4 Menyeminaarkan Proposal 15 - 16 November 2021
5 Merevisi Proposal 17 - 18 November 2021
6 Pelaksanaan Penelitian (tindakan) 19 - 20 November 2021
7 Menbuat draf laporan 22 - 23 November 2021
8 Menyeminarkaan draf PTK 24 - 25 November 2021
9 Membuat laporan PTK 26 - 27 November 2021
J. BIAYA PENELITIAN
No Uraian Biaya No Uraian Biaya
1 Bantuan Sekolah 1 ATK
2 Biaya Sendiri 2 Pengadaan Istrumen
3 Pengetikan
4 Pembuatan Dokumentasi
5 Penggandaan
6 Penjilidan
7 Transportasi
Jumlah Jumlah

K. PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan beberapa pihak, antara lain:
1. Tutor Mata Kuliah PTK : Endro Wibowo, S.Pd., M.Pd.
2. Kepala SD Negeri 2 Kaligowong : Surat, S,Pd.
3. Teman Sejawat : Muslimah, S.Pd.
4. Guru-guru SD Negeri 2 Kaligowong : Tohid Hidayat, S.Pd.

L. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/dokument/110949684/Proposal-Penelitian-Tindakan-Kelas
Rianti. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Tema 4 Subtema 1 Dengan Menggunakan
Strategi Permainan Tradisional Pada Siswa Kelas IV SD N Deresan. Skripsi.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Langkah-langkah Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I (Daur I)
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, tentunya harus membuat persiapan
pelaksanaan. Langkah-langkah sebelum melaksanakan tindakan perbaikan:
a. Persiapan (Perencanaan)
Rencana perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan memeriksa kembali Rencana perbaikan pembelajaran silabus,
RPP.
2) Menyiapkan media pembelajaran, atau alat peraga.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa soal.
5) Mencoba alat peraga yang akan digunakan untuk memastikan pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
6) Memeriksa skenario pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir pembelajaran.
7) Mengantisipasi hal-hal yang kirana dapat mengganggu pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakn Perbaikan Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan selama 2
menit (1 pertemuan) pertemuan I pada tanggal 1 Desember 2020 dan pada
pertemuan 2 pada tanggal 3 Desember 2020.
c. Pengamatan Tindakn Perbaikan Siklus I
Pengamatan siklus I dilaksanakan terhadap kegiatan guru dan siswa oleh supervisor
2. Pelaksanaan pengamatan dimulai dari awal kegiatan guru saat melakukan
apersepsi sampai dengan kegiatan penutup.
d. Melakukan Refleksi Tindakn Perbaikan Siklus I
Pelaksanaan perbaikan siklus I peneliti dan supervisor 2 mendiskusikan untuk
mencari kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran. Berdasarkan dari hasil
refleksi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I, peneliti akan
melanjutkan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan tetap mempertakan
kelebihan pada siklus I.
3. Langkah-langkah Melaksanakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II (Daur II)
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran, tentunya harus membuat persiapan
pelaksanaan. Langkah-langkah sebelum melaksanakan tindakan perbaikan:
a. Persiapan (Perencanaan)
Rencana perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan memeriksa kembali Rencana perbaikan pembelajaran silabus,
RPP.
2) Menyiapkan media pembelajaran, atau alat peraga.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa soal.
5) Mencoba alat peraga yang akan digunakan untuk memastikan pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
6) Memeriksa skenario pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir pembelajaran.
7) Mengantisipasi hal-hal yang kirana dapat mengganggu pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakn Perbaikan Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 2
menit (1 pertemuan) pertemuan I pada tanggal 13 Desember 2020 dan pada
pertemuan 2 pada tanggal 15 Desember 2020.
c. Pengamatan Tindakn Perbaikan Siklus II
Pengamatan siklus II dilakukan terhadap kegiatan guru dan siswa oleh supervisor 2.
Pelaksanaan pengamatan dimulai dari awal kegiatan guru saat melakukan apersepsi
sampai dengan kegiatan penutup dengan menggunakan lembaran hasil kerja siswa.
d. Melakukan Refleksi Tindakn Perbaikan Siklus I
Pelaksanaan perbaikan siklus II peneliti dan supervisor 2 mendiskusikan untuk
mencari kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran. Berdasarkan dari hasil
refleksi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I, pada siklus II siswa
terlihat aktif dan terampil dalam demonstrasi serta dalam menyampaikan hasil di
depan kelas. Terpenting adalah hasil pekerjaan siswa memuaskan, sehingga dari
hasil refleksi ini, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tidak perlu dilanjutkan lagi
penelitian pada siklus III.
4. Berikut hasil pengamatan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh Pak
Sunaryo adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada tanya jawab awal
b. Setelah mengucapkan salam, guru langsung menulis soal-soal di papan tulis dan
meminta siswa mengerjakannya
c. Guru berkeliling
d. Kelas menjadi hening, dan siswa tampak bingung
e. Ada yang bertanya, tapi guru tidak memberikan penjelasan, melainkan
menyuruh siswa terus bekerja
f. Ketika hasil pekerjan siswa kurang memuaskan, guru tampak marah dengan
suara agak tinggi
g. Tanpa salam langsung keluar kelas
Hasil analisis dari pengamatan tersebut menurut pendapt saya, dalam
melangsungkan kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran di kelas kurang tepat
dan tidak efisien karena belum sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dibuat atau disediakan. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak
sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan pembelajaran tidak berhasil.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang baik antara lain, dapat mencapai atau
memenuhi kegiatan sebagai sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Kelas dilanjutkan dengan
do’a dipimpin oleh salah seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK). Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin setiap
saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-cita. Menyanyikan lagu Garuda
Pancasila atau lagu nasional lainnya. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme. Pembiasaan membaca/
menulis/ mendengarkan/ berbicara selama 15-20 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita
inspirasi dan motivasi . Sebelum membacakan buku guru menjelaskan tujuan
kegiatan literasi
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru sebaiknya memberitahukan tujuan awal pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan paparan dan penjelasan
materi sampai siswa memahami betul materi yang diberikan guru kepada siswa.
Sehingga setelah memahami semua materi yang diberikan guru bisa
memberikan sebuah tugas bisaa berupa soal ataupun kelompok diskusi di dalam
pembelajaran tersebut. Setelah selesai baru guru bisa mengoreksi hasil dari
pekerjaan siswa tersebut.
c. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir atau kegiatan penutup, aktifitas yang sebaiknya dilakukan
oleh guru sebagai berikut: Siswa melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa. Guru dapat menambahkan
pertanyaan refleksi berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran di Buku
Guru. Pada kegiatan akhir guru meminta siswa untuk do’a penutup di pimpin
oleh salah satu siswa, dan menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.

5. Berikut Hasil Dari Data Kuantitatif


a. Daftar Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas III SMP
No Nama Siswa Nilai
1 Anwar 10
2 Badrun Alatas 7
3 Cyntia Dewi 6
4 Darmiati 8
5 Darmanto 4
6 Engelina 7
7 Farida Sulmi 5
8 Firmansyah 9
9 Genta Wirawan 5
10 Handoko 6
11 Irma Zahroni 8
12 Yahya Umar 6
13 Karna Subadra 4
14 Lelyana Sari 8
15 Lukman Hakim 7
16 Mahdi Lestari 8
17 Marjuki Isman 5
18 Maman Rahman 3
19 Maimudin 6
20 Najamudin 7
21 Opi Kartika 5
22 Parto Widagjo 7
23 Puspita Sari 10
24 Rika Astuti 4
25 Sulaiman 6
26 Sari 8
27 Tambun 6
28 Tirtayana 8
29 Usman 6
30 Vivi 5
31 Vina Respati 7
32 Wiryani 8
33 Wagimin 9
34 Zulkifli 6
Jumlah 224
Rata-Rata 6.6

b. Tabel Distribusi
Distribusi Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas III SMP
Skor Frekuensi Persentase
No (S) (F) (%) S×F
1 1 - 0% 0
2 2 - 0% 0
3 3 1 2,9% 3
4 4 3 8,8% 12
5 5 5 14,7% 25
6 6 8 23,5% 48
7 7 6 17,6% 42
8 8 7 20,6% 56
9 9 2 5,9% 18
10 10 2 5,9% 20
Jumlah 34 100% 224
c. Grafik Nilai Ulangan IPA Siswa Kelas III SMP

S×F
60

50

40

30

20
S×F
10

0
0% 0% 2,9% 8,8% 14,7% 23,5% 17,6% 20,6% 5,9% 5,9%
- - 1 3 5 8 6 7 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan dari hasil nilai ulangan IPA siswa kelas III SMP pada tabel, distribusi
dan grafis di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan siswa kelas III
SMP mengalami peningkatan tetapi masih perlu adanya perbaikan pada tingkat
keberhasilan siswa agar lebih baik lagi dan memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai