Anda di halaman 1dari 3

Jadilah gadis yang optimis, jangan pesimis. Yakin kamu bisa!

” Jasmine terus menyemangati sahabatnya,


Vanny.

Vanny, ialah gadis berbakat dalam bidang matematika yang saat ini sedang di karantina mewakili
sekolah mengikuti olimpiade matematika tingkat SD, senasional. Setiap hari, Jasmine mendoakan dan
menyemangati Vanny yang sedang bekerja keras membanggakan sekolah dan provinsi. Vanny
tersenyum dan akan memeras otak demi orang yang disayang dan dicintanya, banyak pelajaran yang
susah baginya. Namun, ia tak pernah berputus asa.

“Jumlah angka…” Di tengah malam, Vanny sedang belajar, tiba-tiba dering SMS terdengar.

“Oh Dari Jasmine,” Vanny tersenyum melihat SMS Jasmine, yang isinya, “Hei sahabatku, kamu sedang
apa? Maaf aku men-SMS kamu di tengah malam. Semangat ya, 2 minggu lagi sudah lomba. Teruslah
bekerja keras, kami di sini mendoakanmu!” Vanny membalasnya dengan penuh keceriaan walau kantuk
menyerangnya. Akhirnya, Vanny pun tertidur pulas karena lelah belajar, ya itulah keseharian Vanny
setiap hari.

“Hoaahh…” Vanny menguap kencang, ia segera mengambil wudu dan melaksanakan salat tahajud.
Dipegangnya tasbih dan berdoa agar dapat membanggakan nama provinsinya, terutama Jasmine.

“Hari ini hari Rabu, 1194 hari lagi adalah hari… 1194 bagi 7.. 170 sisa 4. Rabu ditambah 4 hari…. Hari
Minggu! Mmm… jumlah dari 1 tambah 2 tambah 3 sampai 61 adalah…. 62 bagi 2 31 dikali 61 jadi….
1891!” Vanny tersenyum puas mengerjakan bekal yang dibawanya sebulan lalu. Menit demi menit
berlalu, dengan khusyuk Vanny mengerjakan soalnya dengan tepat walau lambat. Tetes-tetes keringat
mengalir di wajahnya, walau begitu Vanny tetap bersemangat, kerjanya di sana hanya berdoa, SMS-an
dengan Jasmine, belajar, belajar, dan belajar!

“Vanny ingat besok sudah lomba, ingat ya kamu harus optimis jangan pesimis, terus vitaminnya
diminum tuh. Jangan lupa berdoa ya besok! Pagi-pagi kamu harus belajar lagi ya! Sekarang sudah mandi
belum? Eh iya, kamu sudah makan belum? Nanti sakit loh… Kalau sakit gak bisa lomba, kalau gak bisa
lomba gak bisa menang, kalau gak menang gak bisa disambut sama pak gubernur loh. Mmm… semua
sudah disiapkan kan? Pensil, penghapus, pena, tipe-x, sama penggaris sudah dibawa kan? Besok
tulisannya dicek lagi yang rapi dan jelas ya… Bla bla bla…”

Hari itu, karantina belajar diliburkan seharian Jasmine menelepon Vanny, Vanny mendengarkan sambil
belajar. Panjang lebar Jasmine bicara, tiba-tiba sambungan terputus dan Vanny tak menyadarinya.
“Vanny, maaf kemarin pulsaku habis dan sudah diisi kok, eh kamu sudah salat belum. Lagi apa?” Jasmine
kembali menelepon Vanny yang sedang memastikan barang yang akan dibawanya nanti.

“Waalaikumsalam….”

“Hehe maaf, kamu semangat ya lombanya!”

“Iya, doakan aku biar dapat juara,”

“Sip sekarang kamu lagi apa?”

“Lagi mau nyiapin barang terus belajar,”

“Salat sudah belum?”"Salat sudah belum?”

“Sudah,”

“Ohh… Vitamin sudah diminum,”

“Sudah kok,”

“Kalau makan?”

“Belum sih…”
“Makan gih nanti gak ada energi sama gak bisa berpikir loh. Kalau gak bisa berpikir banyak yang kosong
sama salah, terus nanti gak bisa menang. Kalau gak bisa menang kami bakal kecewa, kamu kan sudah
bilang gak bakal kecewain kami. Terus nanti gak bisa ketemu sama pak gubernur,” Mulut Jasmine
menyerocos panjang lebar tak henti-henti. “Iya deh bos…”

Lomba telah dimulai, detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu. Sudah 3
jam Vanny lewati untuk mengerjakan soal soal itu. Dengan tenang dan khusyuk Vanny mengerjakan. Tak
ada terdengar suara berisik di dalam ruangan besar itu. Sampai akhirnya, waktu pun habis.
Pengumumannya adalah besok. Hari itu juga, banyak yang BBM, SMS, MMS, telepon, FB, IG, Twitter,
Wetalk, Line, dan SOSMED lainnya menghubungi Vanny. Satu per satu Vanny menanggapinya, dengan
kesabaran yang luar biasa.

“Sepertinya, mereka mengharapkanku agar menjadi juara. Kalau aku tak menjadi juara, mereka pasti
akan kecewa. Oh ya Allah berikanlah jalan yang tepat untukku…” Malam itu, Vanny memandangi langit
yang dipenuhi bintang kerlap kerlip, ia tersenyum membaca doa tidur dan tersenyum.

“Medali perunggu … Bla bla bla yang mendapat medali emas bla bla bla bla bla bla bla bla…” MC hanya
berbicara panjang lebar menatap sebuah kertas sampai akhirnya terdengar nama Vania Sarasati, nama
panjang Vanny. Tak peduli ia mendapat medali apa, ia langsung maju ke depan panggung.

Perasaan bangga dan haru ada di hati Vanny, ia berhasil mendapat medali emas dengan nilai tertinggi.
Tak sia-sia perjuangannya bisa mendapat juara selama ini. Sudah 2 tahun ia belajar bersungguh-sungguh
hanya karena itu. Semua bersorak riang menyelamati Vanny. Semua bertepuk tangan dengan meriah
tersenyum bangga. Vanny hanya bisa diam dan tersenyum, saat pulang Vanny disambut banyak orang.
Seperti di sana, semua menyelamati satu per satu Vanny tanggapi dengan diam.

Anda mungkin juga menyukai