Anda di halaman 1dari 3

Nama : Putu Wilsa Nityananda Advaita Pasek

NIM : 2004551136
Kelas : C / Reguler Pagi
Mata Kuliah : Hukum Adat Lanjutan

TUGAS 6

SOAL :
1. Mengapa sampai saat ini bangsa Indonesia belum memiliki hukum waris nasional, yang
berlaku bagi seluruh warga Negara Indonesia ? Tunjukkan problem yang menyulitkan
pembentukan hukum waris nasional!
2. Apa perbedaan-perbedaan hukum adat waris dengan hukum waris Barat ?.
3. Apa landasan yuridis berlakunya hukum adat waris dewasa ini ?

JAWABAN :
1. Saat ini Indonesia masih belum memiliki hukum waris nasional tersendiri dikarenakan
hukum waris di Indonesia saat ini masih bersifat pluralistik (beragam). Penyebab
keberagaman tersebut adalah Indonesia memiliki banyak sistem hukum kewarisan
seperti hukum waris adat, hukum waris islam, dan hukum waris barat (yang tertuang
pada BW) yang mana hukum kewarisan tersebut tidak bersifat tunggal, yang artinya
mengikuti bentuk dan sistem kekeluargaan masyarakat Indonesia. Secara umum ada
tiga sistem kekeluargaan yang dikenal di Indonesia, yaitu patrilineal, matrilineal, dan
bilateral. Sehingga problem yang menyebabkan Indonesia belum memiliki hukum
waris nasional adalah masih banyaknya sistem kewarisan yang dianut oleh masyarakat
Indonesia.

2. Perbedaan antara hukum kewarisan Islam dan hukum kewarisan adat adalah : Dalam
hukum kewarisan Islam, suatu kewarisan mengandung arti proses pewarisan terjadi
setelah orang yang mempunyai harta itu meninggal dunia. Sedangkan dalam hukum
kewarisan adat, proses peralihan harta ini tidak terikat terhadap meninggalnya pewaris;
Dalam hukum kewarisan Islam dikenal asas ijibari dan asas kematian, sedangkan dalam
hukum kewarisan adat, seorang pewaris berhak untuk memberikan sesuatu harta
kepada ahli warisnya ketika pewaris masih hudup; Di dalam hukum kewarisan Islam
dikenal sistem kewarisan secara individual bilateral. Sedangkan dalam hukum
kewarisan adat, selain sistem pewarisan individual, juga dikenal sistem kolektif dan
mayorat. Pembagian warisan dalam hukum adat tidak memakai perhitungan
matematika seperti dalam hukum waris Islam. Tetapi dengan cara muswarah keluarga
dan selalu didasarkan atas pertimbangan mengingat wujud benda dan kebutuhan ahli
waris bersangkutan. Dan pembagian warisan menurut hukum adat berbeda-beda
tergantung hukum adat daerah masing-masing

3. Adapun landasan yuridis tersebut yaitu :


- Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
- Pasal 18 B Ayat (2) Amandemen UUD 1945 bahwa Negara telah mengakui dan
menghormati kesatuan masyarakat hukum adat. Lebih ditegaskan bahwa
“Pewarisan adat dilakukan berdasarkan asas kesamaan, kebersamaan, hak,
kerukunan/ kekeluargaan, musyawarah mufakat dan keadilan”. Hukum Adat
merupakan hukum asli masyarakat adat yang diatur dalam Pasal 18b ayat (2) UUD
1945.
- Pasal II AP UUD Tahun 1945 tentang Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam, dan
Hukum Waris Adat menurut Tata Hukum Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan
pada Pasal 131 IS dan Pasal 163 IS.
REFERENSI

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexprivatum/article/view/25824
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
Pasal 18 B Ayat (2) Amandemen UUD 1945
Pasal II AP UUD Tahun 1945 Pasal 131 IS dan Pasal 163 IS

Anda mungkin juga menyukai