Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEAMANAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL


PADA TENAGA KERJA

DISUSUN OLEH:

ANDI YUNAN YANDI (201130441 )


ANWAR (201130442)
ARMI YUNISA PUTRI.T (201130443)
REZHA IRAWAN PUTRI (201130490)
SALWA ADIVASYAH (201130493)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

Jl. Pemuda, Tahoa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara

Telepon : (0405) 2321132

Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan puja kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kemudahan
dan kelancaran sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan dengan baik.
Tanpa rahmat dan pertolongan- Nya kami tidak akan bisa untuk menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik ini. Shalawat serta salam kita limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Kami juga mengucapkan syukur kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan nikmatnya sehingga kami bisa mengerjakan makalah
dalam keadaan yang sehat baik sehat fisik maupun akal pikiran.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami yaitu HUKUM
KETENAGAssKERJAAN. Di dalam makalah ini terdapat penjelasan mengenai bagaimana
keamanan kerja dan jaminan sosial pada tenaga kerja. Kami menyadari bahwa tulisan makalah
ini masih jadi dari kesempurnaan dan meyakini masih ada kesalahan maupun kekurangan yang
ada di dalamnya. Maka dari itu kami mengharapkan pembaca makalah ini untuk bisa
memberikan kritik serta saran agar nantinya pemahaman kami mengenai topik ini bisa lebih
baik lagi dan karya tulis kami selanjutnya bisa menjadi referensi yang lebih berkualitas bagus
lagi. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dan kepada Ibu Dosen selaku dosen mata
kuliah tersebut yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Wassalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI

Sampul

Kata pengantar ii

Daftar isi iii

Bab I Pendahuluan 1

A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2

Bab II Pembahasan 3

A. Pentingnya menciptakan kemananan lingkungan kerja dan sehat 3


B. Cara meningkatkan kemanan kerja 4
C. Fungsi jamsostek 6

Bab III Penutup 9

A. Kesimpulan 9
B. Saran 10

Daftar Pustaka 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar hukum pengaturan jaminan social tenaga kerja pada zaman penjajagan
pemerintahan hindia belanda adalah kitab undang-undang hukum perdata (KUH
perdata) yang sudah dinyatakan berlaku di hindia belanda sejak tanggal 1 mei 1848,
dan disusul kemudian dengan keluarnya peraturan kecelakaan atau Ongevallen-
Regelling tahun 1939. Dalam KUH perdata jaminan social tenaga kerja akibat dari
adanya kewajiban majikan (pengusaha) untuk mengatur tempat kerja, alat-alat kerja
nserta memberikan petunjuk tentang cara-cara dan sikap yang aman dalam Sebagian
besar ada juga disebabkan oleh kesalan kasar dari si buruh sendiri isi pokok pasal
tersebut menyatakan bahwa buruh/pekerja tidak mendapat ganti kerugian,dan
sebaliknya jika tidak terbukti maka buruh/pekerja tidak mendapat ganti kerugian.
Dengan demikian perlindungan buruh/pekerja melalui pasal 1602 w KUH perdata tidak
terlindungu mengingat sulitnya membuktikan unsur kesalahan. Berkaitan dengan ini
Zainal Asikin dkk berpendapat bahwa 4 ketentuan pasal 1602 w KUH perdata tidak
mungkin dapat dilaksanakan karena :
1. Buruh kebanyakan berpendidikan minim, sehingga tidak/belum mengenal
bagaimana beracara beradilan di pengadilan
2. Biaya beracara di pengadilan relative cukup besar
3. Sulit untuk mendapatkan saksi dari rekan sekerja guna membuktikan kelalaian
majikan (pengusaha ; kursi penulis), karena rekan-rekannya tentu saja tak akan
mau terlibat, takut dipecat oleh pengusaha dan
4. Kalaupun buruh nekad menuntut,akan menimbulkan keretakan pada hubungan
kerjannya dengan pengusaha.
Dalam rangka melindungi buruh/pekerja yang mendapat kecelakaan kerja, maka
unsur kesalahan dilepaskan dan ganti rugi karena kecelakaan didasarkan atas tanggungg
jawab pengusaha yang terjadi di perusahaannya. Pemberian ganti rugi dipandang
sebagai resiko menjalankan perusahaan (resque professional) yang berarti apabila buruh
mengalami kecelakaan berhubung kerja tidak perlu lagi membuktikan ada tidaknya
unsur kesalahan pihak pengusaha, tetapi begitu terjadi kecelakaan kerja menjadi
tanggung jawab pengusaha, dengan demikian, menggunakan peraturan kecelakaan atau
Ongevallen-Regelling tahun 1939. Kecelakaan kerja menurut peraturan ini adalah
kecelakan jasmani dan dikaitkan dengan kerja di perusahaan. Tentang peraturan
kecelakaan atau Ongevalle Regellingg F>X Djumialdji berpendapat dengan adanya
Ongevallen-Regelling 1939 ini buruh sudah agak mendapat perlindunngan sebab
menurut Ongevallen-Regelling tanggung jawab segala kecelakaan yang terjadi dalam
kerja di perusahaan diletakan pada perusahaan, tanpa memperhatikan apakah
kecelakaan tadi disebabkan karena kebetulan atau sebab keadaaan (overmacht) atau
karena kesalahan atau karena kekurang-kurangan dari pihak majikan atau karena
kesalahan pihak buruh. Hanya dalam hal buruh dengan sengaja menyebabkan

1
terjadinya kecelakaan kerja, tanggung jawab tidak diletakan pada majikan jika pada
waktu berlakunya pasal 1602 w KUH perdata buruh/pekerja sama sekali tidak
mendapat perlindungan apabila mengalami kecelakaan kerja, maka dengan berlakunya
peraturan kecelakaan atau Ongevallen Regelling 1939, buruh/pekerja sudah agak
mendapatkan perlindungan bila mengalami kecelakaan kerja. Tetapi Ongevallen
Regelling ini pun mengandung kelemahan, sebab yang dikategorikan kecelakaan kerja
adalah kecelakaan jasmani dan dikaitkan dengan kerjad diperusahaan. Sedangkan
kecelakaan kerja mungkin saja ditimbulkan oleh penyakit yang timbul karena hubungan
kerja dan kecelakaan kerja tidak hanya dikaitkan dengan kerja di perusahaan, tetapi
kecelakaan kerja berhubungan dengan hubungan kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Lingkungan Keamanan kerja yang baik itu seperti apa?
2. Bagaimana cara memperoleh keamanan kerja yang baik?
3. Apakah fungsi jamsostek buat para pekerja?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk untuk memperluas pengetahuan
tentang keamanan,keselamatan dan jaminan sosial pada tenaga kerja.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang
keselamatan kerja dan jaminan sosial pada tenaga kerja khususnya di Indonesia yang
mempunyai banyak pekerja dari pekerja pemerintahaan dan swasta lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat


Lingkungan kerja yang aman,dan sehat tentu dapat membantu pekerja dalam
meningkatkan efisiensi dan peroduktifitas dalam melaksanakan bekerja. Namun
sebaliknya,jika lingkungan kerja tidak terorganisasi dengan baik serta banyak factor
yang berbahaya maka bekerja akan menimbulkan efek buruh bagi pekerja. Diantaranya
resiko bahaya resiko terkena penyakit penurunan efisiensi kerja dan kerja dan kerugian
bagi perusahaan. Pada dasarnya,setiap perusahaan wajib untuk mengupayakan
perlindungan Kesehatan,keselamatan serta kondisi kerja. Akan tetapi berbanding
terbalik dengan kenyataannya, masih banyak perusahaan yang mengabaikannya karna
perihal masalah finasial yang tergolong cukup besar.
Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari Organisasi Perburuhan
Internasional (ILO), pada setiap tahunnya ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat
kerja dan tidak kurang dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya yang
ditimbulkan di lokasi kerja. Ditambah lagi ada 1,2 juta pekerja meninggal akibat
kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Jumlah tersebut tentu dapat menyadarkan kita
tentang betapa pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, dapat diperkirakan apabila kerugian
tahunan akibat kecelakaan kerja dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja
yang ada di beberapa negara dapat mencapai angka 4 persen dari produk nasional bruto
(PNB). Berikut rincian biaya langsung dan tidak langsung yang dapat ditimbulkan :

- BIAYA MEDIS
- KEHILANGAN HARI KERJA
- MENGURANGI PRODUKSI
- HILANGNYA KOMPENSASI BAGI PEKERJA
- BIAYA WAKTU/UANG DARI PELATIHAN ULANG PEKERJA
- KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PERALATAN
- RENDAHNYA MORAL STAF
- PUBLISITAS BURUK
- KEHILANGAN KONTRAK KAREANA KELALAIAN

Dimana pun lokasi kerjanya, keselamatan dan kesehatan kerja adalah hak mutlak
yang wajib didapatkan oleh seorang pekerja. Selain menjaga lingkungan kerja yang
aman dan sehat, perusahaan juga perlu mengadakan sosialisasi kepada para pekerjanya
agar memiliki pengetahuan dasar seputar keselamatan kerja agar terhindar dari resiko
bahaya yang ada. Dan juga disertai dengan kesadaran pribadi dari para pekerja untuk
saling mengingatkan dan menjaga kesehatan serta keamanan lingkungan kerja.

3
B. Cara Meningkatkan Keamanan kerja

1) ADAKAN PELATIHAN KEAMANAN KERJA


Saat merekrut pekerja baru, perusahaan sebaiknya mengadakan suatu program
pelatihan terdahulu,terlebih dalam hal K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja). Hal
ini perlu dilakkukan, bahkan Ketika perusahaan anda telah merejrut karyawan
berpengalaman sekalipun.
Hal ini bertujuan agar para karyawan baru dapat memahami dan menerapkan
segala prosedur keselamatan bekerja. Dengan demikian, keselamatan dan
keamanan pekerja pun akan lebih terlindungi.

2) PEKERJAKAN KARYAWAN DENGAN KOMPETENSI SESUAI


Dalam perekrutan karyawan, ada baiknya perusahaan anda benar-benar
mencari calon pekerja dengan kompetensi yang sesuai. Apabila perusahaan anda
mempekerjakan karyawan baru dengan kemampuan yang tidak sesuai dengan suatu
bidang tertentu, dapat memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan.
Walaupun perusaah anda dalam keadaan sibuk sekalipun, usahakan mencari
calon pekerja yang berkompeten.

3) UTAMAKAN KESELAMATAN KERJA


Tetapkan aturan yang tegas terkait system,prosedur,dan kebijakan lainnya atas
keselamatan kerja. Perusahaan dapat memberikan contoh penerapan keselamatan
kerja melalui pegawai yang telah berpengalaman.
Apabila ada yang lalai atau tidak acuh atas kebijakan yang berlaku,perusahaan
dapat menjatihkan sanksi kepada karyawan terkait. Hal ini guna meningkatkan
keselamatan kerja para karyawan.

4) TEMPATKANLAH RAMBU-RAMBU KESELAMATAN KERJA


Walaupun karyawan telah menerima pelatihan ataas segaka hak demikian,
pihak operasional bukan tidak mungkin akan terlupa. Untuk mengatasi hal
demikian, pihak operasional perusahaan dapat menempatkan beberapa rambu
keamanan pada lokasi-lokasi kerja tertentu. Contohnya seperti himbauan
menggunakan helm,pengguna alat pelindung kerja, dan lain-lain

5) SEDIAKAN ALAT PENGAMAN UNTUK KARYAWAN


Demi menunjang keselamatan kerja,pihak perusahaan wajib menyediakan
berbagai alat keamanan yang diperlukan. Terutama,seperti peralatan helm,sepatu
kerja,romi pengaman,kacamat keamanan,dan lain-lain.
Dengan demikian, perusahaan sudah memiliki andil besar dalam melindungi
keselamatan karyawannya. Alhasil,kecelakaan kerja dapat dihindari.

4
6) TERUS ADAKAN RISET DAN PENGEMBANGAN KESELAMATAN KERJA
Untuk meningkatkan tingkat keamanan pekerja,pihak operasional perusahaan
harus terus mengadakan penelitian dan pengembangan prosedur keselamatan
bekerja. Terlebih jika terjadi suatu kecelakaan yang menimpa karyawan yang telah
menerapkan prosedur kerja denngan baik.
Dengan demikian,tingkat keamanan kerja karyawan dapat terus berkembang
dari waktu ke waktu. Alhasi,tingkat kecelakaan pun akan berkurang.

7) UTAMAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG RAPI DAN BERSIH


Lingkungan kerja yang tertata rapi dan bersih tentu akan menghasilkan rasa
nyaman dan aman. Selain itu, potensi kecelakaan yang disebabkan oleh lingkungan
yang berantakan pun akan terhindarkan. Sebaiknya, perusahaan anda menetapkan
aturan dan menanamkan budaya kerbersihan pada karyawan.

8) PELIHARA ALAT-ALAT PERALATAN


Demi menjaga keamanan kerja, perusahaan harus melakukan pemeliharaan
segala alat produksi secara rutin. Dengan menjalankan hal ini, perusahaan juga
turut memelihara segala peralatan dalam kondisi prima. Jadi,produktivitas
perusahaan dapat terus terjaga. Lalu, keselamatan pekerja pun akan lebih terjaga.

9) IDENTIFIKASI POTENSI LOKASI YANG RENTAN TERJADI


KECELAKAAN
Pihak perusaan perlu melakukan identifikaasi secara mendalam atas lokasi-
lokasi yang mungkin akan terjasi kecelakaan. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui cara menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan di lokasi tertentu
tersebut. Dengan begitu,lokasi kerja karyawan dapat lebih aman dan nyaman untuk
operasional.

10) DENGARKAN KRITIK DAN SARAN KEAMANAN KERJA DARI


KARYAWAN
Demi menciptakan suasana kerja yang kolaboratif antara perusahaan dan
karyawan,perlu akan adanya suatu layanan kritik dan saran. Nantinya, karyawan
akan menyampaikan kritik dan saran atas kekurangan maupun pengembangan
keselamatan kerja.
Dengan begitu,perusahaan dan karyawan, perlu akan adanya suatu layanan
krik dan saran. Nantinya, karyawan akan menyampaikan kritik dan saran atas
kekurangan maupun pengembangan keselamatan kerja. Dan juga, perusahaan dapat
tahu lebih lanjut atas keluhan karyawan.lalu,melakukan pengembangan keamanan
agar pekerja dapat lebiih terlindungi keselamatannya.

11) INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA DENGAN MENDALAM


Apabila perusahaan dan karyawan telah berupaya semaksimal mungkin dalam
mengikuti prosedur keamanan,akan tetapi masih terjadi kecelakaan kerja,maka
perlu adanya investigasi. Hal ini untuk mengetahui lebih lanjut penyebabnya.

5
Melalui upaya ini, nantinya perusahaan dapat mengetahui Langkah-langkah yang
benar untuk menghindari kecelakaan setupa terjadi di kemudian hari.

C. Fungsi Jamsosetek
Kewajiban Perusahaan sesuai UU No. 24 Tahun 2011 Undang Undang No. 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ini mengatur tentang
kewajiban perusahaan untuk mendaftarkan para pekerja sebagai peserta program
kesehatan milik pemerintah.Semua pekerja, mulai dari karyawan tetap, pekerja lepas,
dan pekerja asing yang telah bekerja selama minimal 6 bulan di Indonesia juga
termasuk sebagai pegawai yang wajib diberikan tunjangan jaminan kesehatan
BPJS.Pemerintah mengundangkan UU BPJS No.24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Sosial (UU BPJS) diundangkan sebagai pelaksanaan ketentuan UU
SJSN Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 ayat (2) pasca Putusan Mahkamah Konstitusi atas
Perkara No. 007/PUU-III/2005.Pada UU BPJS ini pemerintah membentuk dua BPJS
yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan berkedudukan dan berkantor di ibu kota Negara RI. BPJS sendiri
dapat mempunyai kantor perwakilan di provinsi dan kantor cabang di kabupaten/kota.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja(JAMSOSTEK)


Jamsostek adalah salah satu badan penyelenggara jaminan sosial yang
mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security.jaminan
sosial yang di danai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja disektor
formal.pekerja sektor formal disini maksudnya adalah para karyawan perusahaan-
perusahaan swasta dan tidak termasuk pekerja sektor informal seperti pekerja rumah
tangga,buruh industri kecil,dll.Skema Jamsostek meliputi program-program yang
terkait seperti jaminan kecelakaan kerja,jaminan kematian,jaminan pemeliharaan
kesehatan, dan jaminan harti tua.

Fungsi Jaminan Sosial Tenaga Kerja:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja


Program Jaminan Kecelakaan Kerja disingkat JKK merupakan suatu program
pemerintah dan Pemberi Kerja dengan tujuan memberikan kepastian jaminan
pelayanan dan santunan apabila tenaga kerja mengalami kecelakaan saat menuju,
menunaikan tugas pekerjaan dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan.Program ini memberikan kompensasi atau santunan dan penggantian
biaya perawatan bagi tenaga kerja yang mengalami kematian atau cacat karena
kecelakaan kerja.
Manfaat dari JKK:
1) Biaya transport(Maksimum)
- Darat Rp.750,000
6
- Laut Rp.1.500.000
- Udara Rp.2.000.000
2) Bagi yang tidak mampu bekerja,peserta jamsostek akan tetap mendapat upah
- Empat bulan pertama,100% upah
- Empat bulan kedua,75% upah
- Selanjutnya 50% upah
3) Biaya pengobatan/perawatan:Rp 20.000.000 (Maksimum)

2. Jaminan Kematian
Jaminan Kematian (JKm) ialah program jaminan sosial yang diselenggarakan
secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk
memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang
meninggal dunia. Menurut Pasal 1 angka 2 PP No. 44 Tahun 2015, Jaminan
Kematian yang selanjutnya disingkat JKM adalah manfaat uang tunai yang
diberikan kepada ahli waris ketika Peserta meninggal dunia bukan akibat
kecelakaan kerja.Program ini memberikan pembayaran tunai kepada ahli waris
tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum umur 55 tahun.
Manfaat program Jaminan Kematian memberikan manfaat kepada keluarga
tenaga kerja seperti :
- santunan kematian :Rp.10.000.000
- biaya pemakaman :Rp.2.000.000
- santunan berkala :Rp.200.000/bulan[selama 24 bulan]

3. Jaminan Hari Tua


Tujuan jaminan ini adalah menjamin setiap peserta menerima sejumlah uang
tunai secara sekaligus apabila memasuki masa pensiun di kemudian hari. Atau,
jika si peserta mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia yang disebabkan
baik oleh sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya ataupun
bukan.program ini adalah berupa tabungan selama masa kerja yang dibayarkan
kembali pada umur 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan tertentu.Premi
jaminan hari tua yang dibayar pemberi kerja tidak dimaksudkan sebagai
penghasilan karyawan.pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja,untuk itu
program ini memberikan pelayanan berupa rawat inap,rawat jalan,pertolongan
persalinan dan pelayanan gawat darurat.

7
Iuran program Jaminan Hari Tua:
- Ditanggung perusahaan =3,7%
- Ditanggung Tenaga Kerja=2%
Jaminan hari tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul
ditambah hasil pengebangannya,apabila tenaga kerja:
1) Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia,atau cacat total
2) Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun
dengan masa tunggu 1 bulan

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK merupakan salah satu
program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi
masalah kesehatan. JPKM bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui Jaminan pemeliharaan kesehatan sesuai kebutuhan utama peserta yang
berkesinambungan dan pelayanan kesehatan paripurna yang lebih bermutu
dengan biaya yang hemat dan terkendali.
Manfaat atau cakupan pelayanan jaminan pemeliharaan kesehatan
1. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
Dokter umum atau Dokter gigi di puskesmas,klinik.
2. Pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, yaitu pemeriksaan dan pengobatan
yang dilakukan oleh Dokter spesialis atas dasar rujukan dokter
3. Pelayanan khusus, yaitu pelayanan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi
tubuh.

Setiap tenaga kerja yang mengikuti program JPK akan mendapatkan Kartu
Pemeliharaan Kesehatan (KPK) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

a) Jadi memang penting untuk berada dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat,
karena itu tentu dapat membantu pekerja dalam meningkatkan efisiensi dan
produktifitas dalam melaksanakan bekerja. Namun sebaliknya, jika lingkungan
kerja tidak terorganisasi dengan baik serta banyak faktor yang berbahaya maka
pekerja akan menimbulkan efek buruk bagi pekerja. Diantaranya resiko bahaya,
resiko terkena penyakit, penurunan efisiensi kerja dan kerugian bagi perusahaan.
Pada dasarnya, setiap perusahaan wajib untuk mengupayakan perlindungan
kesehatan, keselamatan serta kondisi kerja. Akan tetapi berbanding terbalik
dengan kenyataannya, masih banyak perusahaan yang mengabaikannya karna
perihal masalah finansial yang tergolong cukup besar.

b) Cara memperoleh dan meningkatkan keamanan kerja bisa kita lakukan dengan
beberapa hal yaitu:
1. Mengadakan pelatihan kemanan kerja dengan bertujuan agar para
karyawan baru dapat memahami dan menerapkan segala prosedur
keselamatan bekerja. Dengan demikian, keselamatan dan keamanan
pekerja pun akan lebih terlindungi.
2. Pekerjaakan karyawan dengan sesuai kompetensi yang ia miliki karna
apabila perusahaan anda mempekerjakan karyawan baru dengan
kemampuan yang tidak sesuai dengan suatu bidang tertentu, dapat
memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan.
3. Utamakan keselamatan kerja dengan upaya perusahaan dapat membuat
peraturan dan memberikan contoh penerapan keselamatan kerja sehinggah
apabila ada yang lalai atau tidak acuh atas kebijakan yang berlaku,
perusahaan dapat menjatuhkan sanksi kepada karyawan terkait.
4. Tempatkanlah rambu-rambu keselamatan kerja, untuk menghindari alasan
lupa pada karyawan yang telah mengetahui kebijakan mengenai
keselamatan kerja dan juga untuk membuat para pekerja terus waspada
dan berhati-hti dalam bekerja.
5. Sediakan alat pengaman untuk karyawan (alat safety) agar dapat
dikatakan perusahaan sudah memiliki andil besar dalam melindungi
keselamatan karyawannya. Alhasil,kecelakaan kerja dapat dihindari.
6. Terus adakan riset dan pengembangan keselamatan kerja
7. Utamakan lingkungan kerja yang baik dan bersih, karena lingkungan kerja
yang tertata rapi dan bersih tentu akan menghasilkan rasa nyaman dan
aman. Selain itu, potensi kecelakaan yang disebabkan oleh lingkungan
yang berantakan pun akan terhindarkan.

9
8. Peliharalah alat-alat peralatan, dengan memilah peralatan yang mana yang
masih layak digunakan atau sudah tidak layak digunakan akan
mengurangi kecelakaan kerja dan meningkatkan keselamatan kerja.
9. Identifikasi lokasi kerja yang rentan akan kecelakaan untuk mengetahui
cara menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan di lokasi tertentu
tersebut. Dengan begitu,lokasi kerja karyawan dapat lebih aman dan
nyaman untuk operasional.
10. Selalu mendengarkan kritik dan saran keamanan kerja sesama karyawan,
hal ini dilakukan karna akan adanya suatu layanan krik dan saran.
Nantinya, karyawan akan menyampaikan kritik dan saran atas kekurangan
maupun pengembangan keselamatan kerja. Dan juga, perusahaan dapat
tahu lebih lanjut atas keluhan karyawan.lalu,melakukan pengembangan
keamanan agar pekerja dapat lebiih terlindungi keselamatannya.
11. Investigasi kecelakaan kerja dengan mendalam, agar kita dapat
menghindari penyebab-penyebabnya yang terdahulu.

c) Fungsi jamsostek untuk para pekerja yaitu memberikan perlindungan dasar untuk
memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan
memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga
sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat
risiko sosial.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan dan itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun
banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi
masih banyak faktor dilapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan
yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi
kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yangdalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak
hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.

Salah satu indikator (Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang
perlu ditingkatkan lagi yaitu indikator kebutuhan dan kepuasan dengan ukuran
kesesuaian pelaksanaan program jamsostek dengan kebutuhan dasar pokok. Perusahaan
sebaiknya meningkatkan penerapan sistem pemberian balas jasa dalam hal ini adalah
Jamsostek yang sesuai dengan kebutuhan dasar pokok karyawan (sandang, pangan,
papan, transportasi dan lain sebagainya) agar karyawan dapat meningkatkan loyalitas
kerja. Sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
dalam pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa jaminan sosial adalah “suatu bentuk

10
perlindungan sosial untuk menjamin rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak.” Oleh karena itu, baiknya penerapan sistem pemberian besaran
nilai Jamsostek disesuaikan dengan wilayah atau 1 tempat Perusahaan bergerak agar
sesuai dengan kebutuhan dasar pokok karyawan yang memang sebagian besar tinggal
di daerah dimana Perusahaan berdiri. Adanya peran pemerintah juga sangat membantu
dalam melakukan pengawasan.

11
Daftar Pustaka

https://balai-k2.disnakertrans.jatengprov.go.id/blog/pentingnya-menciptakan-lingkungan-
kerja-yang-aman-dan-sehat/

https://www.linovhr.com/meningkatkan-keamanan-dan-keselamatan-kerja/

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/3tahun1992uu.htm#:~:text=Jaminan%20Sosial%20
Tenaga%20Kerja%20adalah,hamil%2C%20bersalin%2C%20hari%20tua%2C

http://repository.upi.edu/15786/3/S_PKR_1001219_Chapter5.pdf

https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/tentang-
kami.html#:~:text=Program%20Jamsostek%20memberikan%20perlindungan%20dasar,yang
%20hilang%2C%20akibat%20risiko%20sosial.

12

Anda mungkin juga menyukai