Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayam merupakan salah satu sayuran yang sangat kaya akan vitamin dan mineral
terutama zat besi. Zat besi dalam bayam sangat baik untuk menambah energi dan juga
membantu melancarkan metabolisme dalam tubuh. Bayam sangat baik untuk pertumbuhan
terutama bagi anak anak dan ibu hamil. Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal
dengan nama ilmiah kata “amaranth” dalam bahasa yunani berarti “everlasting” (abadi).
Tanaman bayam berasal dari daerah amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal
sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya tanaman bayam dipromosikan
sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara negara berkembang. Diduga
tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan
laut. Di Indonedia terdapat dua jenis bayam (Amaranthus sp.) yang biasa dibudidayakan
para petani. Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang terdiri dari bayam hijau dan bayam
merah. cirinya lebar daun relatif kecil, untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak
keputih putihan, untuk bayam merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua,
bayam yang berdaun lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu
abuan, tumbuh berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.
Untuk mendapatkan produk yang berkualitas tinggi tentunya dalam budidaya bayam
memerlukan proseduk operasional yang tepat mulai dari persiapan tanam hingga pasca
panennya. Yang paling penting diperhatikan adalah syarat tumbuh. Kita harus tahu tempat
yang cocok untuk menanam bayam dan juga perawatann yang baik yang dibutuhkan
tanaman bayam agar dapat tumbuh dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara budidaya tanaman sayuran bayam yang sesuai dengan SOP?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman sayuran bayam yang diterapkan oleh para petani?
3. Bagaimana keefektifan dan keefisienan antara SOP dengan cara petani?
4. Bagaimana perbedaan SOP budidaya bayam dengan cara yang diterapkan oleh petani?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman bayam sesuai dengan SOP dan cara budidaya
yang diterapkan oleh petani.
2. Untuk menyelaraskan pentingnya SOP untuk berbudidaya tanaman bayam.
3. Untuk memberi gambaran kepada petani dalam berbudidaya tanaman bayam yang baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sayuran Bayam (Amaranthus tricolor L.)

2.1.1. Sejarah Singkat

Bayam memiliki nama ilmiah Amaranthus sp. Kini bayam dikenal diseluruh
penjuru dunia , bayam pada awalnya berasal dari daerah Amerika Tropika. Tanaman
bayam semula dikenal sebagai tanaman hias. Akan tetapi dalam perkembangannya
bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-
negara berkembang. Ada tiga jenis (spesies) bayam yang diusahakan di kawasan
Amerika Latin, yaitu Amaranthus caudatus berkembang di Argentina, Peru, dan
Bolivia, Amaranthus cruentus di Guatemala sedangkan Amaranthus hypochondricus di
Meksiko. Tanaman bayam masuk ke Indonesia pad abad XIX ketika lalu lintas
perdagangan orang luar negeri masuk ke Indonesia. Jenis bayam sangat beragam,
diantaranya bayam ada yang dibudidayakan ada juga yang tidak dibudidayakan
(Arief,1990/ Fefiani 2014)

2.1.2. Jenis Tanaman

Bayam ditingkat konsumen dikenal dua macam, yaitu bayam petik danbayam
cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter). Dan
daun bayam cabut berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu yang singkat.

Berdasarkan cara penanamannya jenis bayam dibedakan menjadi bayam cabut


dan bayam petik. Bayam cabut adalah bayam yang dipanen dengan cara dicabut seluruh
bagian tanaman beserta akar-akarnya. Bayam petik adalah bayam yang pemanenannya
dilakukan dengan cara dipetik daun atau pucuk daunnya saja sehingga dapat dilakukan
berulang kali sepanjang tanaman masih produktif.

Ditinjau dari segi warnanya, bayam dapat dibedakan atas bayam merah, bayam
putih dan bayam hijau. Tetapi yang paling banyak dikenal yaitu bayam hijau. Adapun
varietas bayam yang sering ditanam dan sering dibudidayakan oleh para petani yaitu
bayam cabut.

2.1.3. Klasifikasi Tanaman Bayam


Bayam memiliki banyak jenis, sehingga memiliki klasifikasi yang berbeda-beda
berdasarkan ciri dan morfologinya. Berikut klasifikasi dari tanaman sayuran bayam
cabut. ( Sunanto, 2009 )

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Familia : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus tricolor L

Amaranthus hybridus L.

Amaranthus blitum

Amaranthus spinosus

2.1.4. Morfologi tanaman bayam

Bayam merupakan tanaman herba semusim, tumbuh tegak dan tinggi bisa
mencapai 1 M. Batang bayam berwarna hijau atau kemerahan, dan mengandung banyak
air (herbaceous), bayam tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Sistem perakarannya
tunggang karena termasuk kelas dicotyledoneae (tanaman berbiji berkeping dua). Daun
bayamumumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan urat-urat
daunnya jelas, daun tunggal bertangkai panjang, letak berseling.

Bungabayam berukuran kecil, dan keluar dibagian ketiak daun serta berwarna
hijau keputihan. Bunga pada tanaman bayam tersusun majemuk tipe yang rapat, bunga
bayam berukuran sangat kecil, terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5 buah,
dan bakal buah 2-3 buah. Bayam memiliki biji yang sangat kecil dan halus, berbentuk
bulat, dan berwarna coklat tua mengilap sampai hitam kelam. Ada beberapa jenis
bayam yang mempunyai biji berwarna putih sampai merah. Bayam berakar tunggang
dan berakar samping, akarnya berwarna putih, bayam memiliki akar samping yang kuat,
tegak dan agak dalam

2.1.5. Manfaat Tanaman

Bayam mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.


Seperti Vitamin K, Vitamin C, vitamin E, Vitamin A, dan Vitamin B Kompleks.
Selain itu konsumsi bayam secara teratur dapat menjaga kesehatan mata, kulit dan
tulang. Sebagai sumber antioksidan, bayam juga dapat meningkatkan kekebalan
tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, mencegah anemia, dan menurunkan resiko
diabetes.

Bayam memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya yaitu dapat


memperbaiki memperbaiki daya kerja ginjal, mempercepat pertumbuhan sel, serta
dapat mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sedang menjalani
perawatan setelah sakit. Bayam juga sering digunakan sebagai bahan untuk masakan.
(Tafajani, 2011/ Irma, 2015)

2.1.6. Syarat Pertumbuhan

Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja, baik pada waktu musim hujan
ataupun kemarau. Tanaman bayam membutuhkan air yang cukup banyak sehingga
paling tepat ditanam pada awal musim hujan. Jika ditanam pada musim kemarau perlu
dilakukan penyiraman secraa teratur.

Tanaman bayam banyak tumbuh didaerah tropika dan sub tropika, didataran
rendah dengan ketinggian mencapai 200 mdpl, Meskipun mampu tumbuh didaerah
panas dan dingin, bayam akan tumbuh lebih subur, jika ditanam didaerah rendah pada
lahan terbuka yang udaranya agak panas. Kelembaban udara yang cocok untuk
tanaman bayam antara 40-60%. PH tanah 6-7 tetapi juga bisa hidup pada pH tanah 8.5
maupun tanah masam. Sedangkan temperatur yang dikehendaki antara 35-40° C dengan
curah hujan antara 1.000-2.000 milimeter. Bayam sebaiknya ditanam pada tanah yang
gembur dan cukup subur. Tekstur tanah yang berat akan menyulitkan produksi dan
panennya. Keistimewaan bayam adalah berproduksi tinggi dan cepat panen, mudah
diusahakan sebagai tanaman perkarangan serta tidak mudah terserang penyakit.
2.2. GAP (Good Agricultural Practice) dan SOP (Standar operating Procedure) sayuran
bayam

2.2.1. GAP (Good Agricultural Practice)

Menurut peraturan Menteri Pertanian (2010) Pedoman budidaya buah


dan sayur yang baik (Good Agricultural Practices for Fruit and Vegetables)
selanjutnya disebut GAP adalah panduan budidaya buah dan sayur yang baik untuk
menghasilkan produk bermutu yang mencakup penerapan teknologi yang ramah
lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan kesehatan dan meningkatkan
kesejahteraan pekerja serta prinsip penelusuran balik (traceability ).

Menurut SK Mentan No. 48 Tahun 2010 terdapat 14 ketentuan wajib dalam


GAP yaitu :

1. Lahan bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun.


2. Kemiringanlahan<30% untukkomoditassayurdanbuahsemusim.
3. Media tanaman tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun.
4. Tidakan konservasi dilakukan pada lahan miring.
5. Kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk.
6. Pupuk disimpan terpisah dari produk pertanian.
7. Pelaku usaha mampu menunjukan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasikan
pestisida.
8. Pestisida yang digunakan tidak kadaluwarsa.
9. Pestisida disimpan terpisah dari produk pertanian.
10. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3).
11. Wadah hasil panen yang akan digunalan dalam keadaaan baik, bersih, dan tidak
terkontaminasi.
12. Pencucian hasil panen menggunakan air bersih.
13. Kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk.
14. Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida.

2.2.2. SOP (Standard Operating Procedure)


Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian (2010) Standar Prosedur Operasional
(Standard Operating Procedure) selanjutnya disebut SOP adalah petunjuk teknis standar
penerapan teknologi budidaya yang spesifik komoditas dan spesifik lokasi serta
teknologi untuk menghasilkan produk, sesuai dengan target produksi dan mutu yang
diharapkan.

2.3. Teknologi Budidaya Tanaman Bayam


Benih
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (+3
bulan). Benih yang muda, daya simpannya tidak lama dan tingkat perkecambahannya rendah.
Benih bayam yang tua dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa
dormansi dankebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau0,5-1 g/m2.

Persiapan Lahan

Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah
membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya
100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm
Pemupukan

Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar kotoran ayam yang
telah difermentasi dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2)
diaduk dengan air dan disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan
benih, jika perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah
penaburan benih.

Penanaman/Penaburan Benih

Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:


a.Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pasir/pupuk organik yang
telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.
b.Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah.
c.Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama +3 minggu.
Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam
petik.

Pemeliharaan
Bayam cabutadalah jenis bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui
tanah). Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu
dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk
tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan
menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari. Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya
ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah
rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugosp.). Untuk
pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi,
pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan
dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu
aplikasinya.
Panen dan Pasca Panen
Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3
sampai4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong
pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan
1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Tempatkan bayamyangbaru dipanen di
tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar ke dalam air dan pengiriman produk
ketempat tujuan secepatnya.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUDIDAYA BAYAM

Nomor: Tanggal Dibuat


Standar Operasional SOP I Revisi Disahkan
Prosedur Tanggal
“Pemiliihan Lokasi”

I. Pemilihan lokasi
A. Definisi dan Tujuan

Memilih dan menentukan lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh sayuran
bayam. Tujuannya untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dengan persyaratan usahatani
dan syarat tumbuh sayuran bayam.

B. Standar Tentang Pemilihan Lokasi yang Sesuai dengan Syarat Tumbuh:


1. Lahan yang digunakan terbuka dan mendapat sinar matahari secara penuh.
2. Tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, memiliki pH 6-7,
dan tidak menggenang (becek).

3. Lahan harus bebas dari cemaran limbah beracun dan berbahaya


4. Lahan untuk budidaya tanaman sayuran organik adalah lahan datar sampai dengan
kemiringan 30% (15 derajat) yang diikuti dengan tindakan konservasi.
5. Lahan yang ideal untuk pertumbuhan bayam pada ketinggian < 200 mdpl.
Kelembapan udara 40 – 60 %. Temperatur yang dikehendaki adalah 35-400C. Curah
hujan sekitar antara 1.000-2.000 milimeter.

C. Validasi :
- Grow Your Own Vegetables Panduan Praktis Menanam 14 Sayuran Konsumsi
Populer Di Pekarangan Oleh Cahyo Saparindo 2013 Penerbit Lily Publisher
Yogyakarta
- Sunarjono,Drs. H. Hendro, 2010. Bertanam 30 Jenis Tanaman Sayur, Jakarta,
Penerbit Swadaya.
D. Alat dan Bahan
1. Alat tulis dan brangko isian untuk mencatat kegiatan.
2. Data atau informasi mengenai tinggi tempat, suhu, kelembapan udara, curah
hujan, pH tanah dan kemiringan tempat.
E. Prosedur kerja pemilihan lokasi
1. Cari informasi mengenai tinggi tempat, suhu, kelembapan udara, curah hujan, pH
tanah dan kemiringan tempat.
2. Lakukan pemetaan lokasi.
3. Lakukan pencatatan dengan format pada tabel berikut.

Tabel from catatan kegiatan

Nama Petani Luas Lahan Kondisi Lahan Riwayat Tanggal petugas


Penggunaan Lahan
- Tinggi Tempat
- Suhu
- Kelembaban
Udara
- Curah Hujan
- Ph
- Kemiringan
Tanah

F. Cara Budidaya Petani Lokal

Pemilihan lokasi yang dilakukan oleh petani lokal atau petani konvensional biasanya sudah
memperhitungkan dan mempertimbangkan sedikit dari SOP yang harus dilakukan. Misalnya,
dalam pemilihan lokasi dilakukan di lahan yang terbuka dan tersinari oleh sinar matahari secara
langsung, lokasi lahan yang memiliki tanah yang gembur, tidak tercemar. Namun, selain hal
tersebut, petani sering kurang memperhatikan secara detail mengenai syarat tumuh tanaman
bayam dalam pemilihan lokasi ini, karena syarat tumbuh tanaman bayam berbeda dengan
tanaman yang lain yang berakibat pada pertumbuhan yang tidak maksimal. Misalnya, dalam
keadaan pH tanah, ketinggian tempat, dan suhu serta kelembaban.

Nomor: Tanggal Dibuat


Standar Operasional SOP II Revisi Disahkan
Prosedur Tanggal
“Penyiapan Benih”

II. Penyiapan Benih


A. Definisi dan Tujuan
Penyiapan benih adalah menyiapkan benih bermutu sebagai bakal calon tanaman.
Tujuannya adalah menyiapkan benih bermutu yang ditanam jelas varietasnya, memiliki
tingkat keseragaman tinggi, produktivitas tinggi dan sehat.
B. Standar Tentang Penyiapan Benih :
Dalam menyiapkan benih perlu memperhatikan beberapa hal seperti:
1. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5-10 kg, atau 0,5-1 gram
tiap m2 luas lahan.
2. Pemilihan benih
a. Benih yang digunakan berasal dari budidaya organik, kecuali tidak terdapat
benih/penangkar benih organik boleh menggunakan benih komersial asal
bukan benih GMO (Genetic Modified Organism).
b. Benih yang berasal dari pasar harus ada usaha untuk meminimalkan residu
bahan kimia sintetis, antara lain dengan cara pencucian/perendaman dengan
air cucian beras ( leri ).
c. Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis)
dengan potensi yang sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
d. Varietas yang ditanam disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bervariasi
untuk menjaga keanekaragaman dan keberlanjutan pertanian organik.
e. Benih tidak boleh diberi perlakuan menggunakan bahan kimia sintetis.
3. Mutu benih
a. Tingkat kemurnian ≥ 95%.
b. Daya kecambah ≥ 90% dan vigoritas kecambah tinggi.
c. Bebas dari biji gulma dan cacat.
d. Benih sehat dan bebas dari OPT.
C. Validasi
- Insan Wijaya, dll. 2012. Respon tinggi tipping dan umur panen terhadap produksi
benih tanaman bayam (Amaranthus tricolor L.)
D. Alat dan Bahan
1. Benih bersertifikat
2. Wadah
3. Timbangan
4. Alat tulis dan blangko isian benih
E. Prosedur Kerja Penyiapan Benih
1. Gunakan benih bersertifikat yang bermutu baik, jelas varietasnya, tepat jenis
dengan potensi sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
2. Pilih benih yang memiliki daya adaptasi yang tinggi pada agroklimat setempat
serta jelas sumberbenihnya.
3. Gunakan benih yang belum kadaluwarsa
4. Siapkan benih bayam dan catat pada blangko isian sebagai berikut.

Nama Petani Luas Lahan Jumlah Benih Sumber Benih Tanggal petugas

F. Cara Budidaya Petani Lokal

Masih sedikit para petani lokal yang memperhatikan pemilihan benih bayam berkualitas
baik. Para petani hanya mengandalkan sumber benih dari persemainnya sendiri. Petani juga
kurang memperhatikan syarat syarat benih yang baik, karena untuk dapat memperoleh kulitas
yang baik pada tanaman bayam maka harus bersumber dari benih yang baik pula. Selain itu,
perbenihan merupakan hal yang sangat mempengaruhi produktivitas dari tanaman, tanpa benih
yang baik maka tidak dapat dihasilkan tanaman bayam yang baik pula.
Standar Operasional Nomor: Tanggal Dibuat
Prosedur SOP III Revisi Disahkan
“Pengolahan Lahan” Tanggal

III. Pengolahan Lahan


A. Definisi dan Tujuan
Kegiatan pengolahan tanah agar struktur tanah menjadi baik sehingga tanah menjadi
gembur, aerasi dan drainase lebih baik, serta membentuk bedengan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sayuran bayam, kondisi lahan dapat ditanami sesuai persyaratan
tumbuh tanaman.
B. Standar Tentang Pengolahan Lahan :
1. Pembersihan lahan
Lahan bersih dari batu-batuan, gulma, semak yang dapat mengganggu pertumbuhan
lobak sehingga siap diolah. Sisa–sisa tanaman dibenamkan dalam tanah (bedengan)
agar menjadi kompos dan bebatuan dikumpulkan/dibuang pada tempat tertentu
yang aman di luar areal tanam.
2. Lahan/media tanam untuk budidaya tanaman sayuran harus memiliki kesuburan
yang cukup baik.
3. Kesuburan tanah/media tanam yang rendah tidak boleh diatasi dengan penggunaan
pupuk kimia sintetis.
4. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui diversifikasi tanaman, rotasi
dengan tanaman kacang-kacangan, pemberian pupuk hijau, pupuk kandang dan
cara lain yang diperbolehkan.
5. Persiapan lahan dilakukan tanpa praktek pembakaran vegetasi.
6. Penyiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi permukaan tanah,
kelongsoran tanah dan atau kerusakan sumber daya lahan.

C. Validasi:
- Suwarni. Dll. 2013. Ealuasi Kualitas Beberappa Genotip Bayam Pada Penanaman
Di Jawa Barat. Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran
- Burdiono,M.2012. Pemanfaatan Seresah Tebu Sebagai Mulsa Terhadap Pemakaian
Tanah Akibat Lintasan Traktor Pada PG Tokalar. Skripsi. Universitas
Hasanudin.Makasar
D. Alat dan Bahan:
1. Parang untuk memotong dan membersihkan sisa-sisa tanaman sebelumnya yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman muda.
2. Cangkul untuk membersihkan tanah dari rumput dan sisa-sisa semak
belukar/tanaman yang tertinggal serta untuk mengolah tanah.
3. Karung untuk mengangkut hasil pembersihan lahan.
4. Alat tulis dan blangko isian untuk mencatat kegiatan.
5. Mulsa untuk menutup bedengan.
6. Kaleng untuk melubangi bedengan mulsa.
7. Pupuk organik untuk memperbaiki sifat fisik tanah, serta menambah bahan
organik dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
E. Prosedur Kerja Pengolahan Lahan

1. Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman yang ada, sisa-sisa perakaran, tunggul, batu-
batu dan sampah.
2. Tanah digemburkan dengan cangkul sampai kedalaman 30- 50 cm.
3. Lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 7 – 10 hari.
4. Lahan dibentuk sedemikian rupa agar menjadi datar.
5. Dibuat bedengan mulsa dengan lebar 90 cm dan tinggi 20 cm.
6. Dibuat lubang tanam dengan jarak 20 x 25 cm
7. Beri pupuk organik sesuai kebutuhan dan tutup dengan tanah.
8. Catat dalam tabel berikut.

Tabel catatan kegiatan pengolahan lahan

Nama Petani Luas Lahan Cara Pembersihan Luasan Bedengan Tanggal petugas
Lahan
F. Cara Budidaya Petani Lokal

Petani bayam umumnya dalam melaksankan pengolahan hanya sebatas perlakuan


mekannis yaitu dengan cara mencangkul dan membalikan tanah untuk menggemburkan
tanah. Namun, dalam pengolahan tanah ini juga dapat dilengkapi dan disempurnakan
dengan cara lain yaitu dengan penambahan mulsa, pembuatan bedengan, dan juga
penambahan pupuk kandang sebagai bahan organik untuk meingkatkan kesuburan tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Fefiani, Yusri. 2014. Aplikasi Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Dua
Varietas Bayam (Amaranthus Sp) Agrium, April 2014 Volume 18 No 3

Muchtar, Febriana. 2015. Bolu Kukus Bayam. Yogyakarta : Deepublish


Sunanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, Dan Obesitas. Jakarta :
Gramedia

Hidayat, Syamsul. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta : Penebar Swadaya

Tintondp, 2015. Hidroponik Wick System, Cara Paling Praktis Pasti Panen. Jakarta :
Agromedia Pustaka

Supriati, Yati. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Jakarta : Penebar Swadaya

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 62/Permentan/Ot.140/10/2010 Tatacara Penerapan Dan


Registrasi Kebun Atau Lahan Usaha Dalam Budidaya Buah Dan Sayur Yang Baik

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi

Anda mungkin juga menyukai