Disusun oleh:
1. Erika Fitriningsih (21104070005)
2. Alya Prosalina Azhar (21104070015)
3. Sulistyowati Wulandari (21104070024)
4. Assyifa ‘Inayah Putri (21104070026)
5. Natasya Kurniawaty K. (21104070028)
6. Dwi Fatmawati (21104070033)
7. Shafa Mayda Iswirani (21104070041)
8. Zalfaa Roziah Farkhah (21104070044)
9. Azfa Satria Julendra (21104070045)
10. Wahyu Nur Kamaludin (21104070046)
11. Fauziyyah Nida Arifah (21104070052)
12. Alifa Salsabila (21104070060)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Keluarga Sadar Gizi” dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi yang diampu oleh Ibu Sulistiyawati, S.Pd.I., M.Si. dan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai keluarga sadar gizi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Sulistiyawati, S.Pd.I, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah dan semua pihak yang telah membimbing dalam penyusunan makalah
ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan dan penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan pengertian keluarga sadar gizi.
2. Dapat menyebutkan indikator keluarga sadar gizi.
3. Dapat memaparkan faktor yang mempengaruhi tingkat sadar gizi keluarga.
4. Dapat menjelaskan hambatan yang ada dalam penerapan keluarga sadar gizi.
5. Dapat menjabarkan strategi dalam mengatasi hambatan yang ada dalam penerapan
keluarga sadar gizi.
6. Dapat mengetahui pengertian, tujuan, sasaran, kegiatan, dan strategi dalam program
pembinaan keluarga sadar gizi.
7. Dapat menyebutkan contoh penerapan keluarga sadar gizi dalam kehidupan
sehari-hari.
1.4 Manfaat
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai
berikut:
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai keluarga sadar gizi.
2. Agar masyarakat mengetahui pola makan yang baik, sehingga gizi buruk di Indonesia
bisa mengalami penurunan.
3. Dapat menjadi acuan dalam memberikan gizi seimbang dan menjalani keluarga sadar
gizi.
4. Dapat memberikan solusi agar gizi buruk tidak terus menerus terjadi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sumber Daya
Faktor lain yang mempengaruhi yaitu sumber daya baik sumber daya manusia ataupun
lainnya. Dalam hal penyaluran informasi sumber daya staf lah yang menjadi indikator penting
suatu keberhasilan. Disisi lain sumber daya yang perlu diperhatikan adalah wewenang dan
fasilitas yang ada. Wewenang yang umumnya memiliki sifat formal ini ditujukan agar
perintah dapat dilaksanakan serta fasilitas yang menunjang suatu program juga dibutuhkan.
Sumber daya lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah masyarakat sebagai peran utama
dalam keluarga sadar gizi. Bagaimana kondisi pengetahuan dan ekonomi dari suatu
masyarakat juga mempengaruhi suatu kebijakan (Sadar et al., 2005).
3. Disposisi
Disposisi merupakan komitmen dari pelaksana suatu kebijakan. Komitmen juga
diperlukan agar tujuan dari suatu kebijakan dapat tercapai. Hal ini dapat dicapai melalui
pengangkatan birokrat yang berkompeten dan memiliki komitmen tinggi.
4. Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan atau program, maka hal ini akan
menyebabkan sumber daya - sumber daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya
kebijakan.
➢ Tujuan umum program Kadarzi adalah seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.
➢ Tujuan khusus Kadarzi adalah meningkatkan kemudahan keluarga dan masyarakat
untuk memperoleh informasi gizi dan pelayanan gizi yang berkualitas.
Dalam pelaksanaannya, Kadarzi membutuhkan kontribusi dan kerja sama yang baik
dari tiap sektor administrasi pemerintah, baik tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan
kecamatan. Dinas Kesehatan kabupaten/kota bertugas untuk mengkoordinir berjalannya
program yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh kelembagaan terkait, misalnya Pokja
Posyandu, Tim Pangan dan Gizi, Penggerak PKK, dll.. Puskesmas biasanya dijadikan sebagai
tempat pelaksanaan program Kadarzi pada tingkat kecamatan. Sasaran program Kadarzi
disesuaikan oleh lokasi penerapan program tersebut. Pihak yang berhak menentukan sasaran
program Kadarzi adalah Dinas Kesehatan setempat dan dibantu oleh petugas gizi dalam
melakukan identifikasi (Ridwan et al., 2013; Septianingrum & Tauran, 2016).
Sasaran program Kadarzi secara umum adalah keluarga. Namun secara khusus
program Kadarzi menyasar ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi, dan balita. Sasaran
Kadarzi yang lebih spesifik ini karena kelompok tersebut perlu diperhatikan pemenuhan
gizinya. Misalnya pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil dan vitamin A pada
ibu nifas. Sasaran program Kadarzi pada kelompok bayi dan balita bertujuan untuk mengatasi
permasalahan stunting di Indonesia yang masih tergolong tinggi (Ridwan et al., 2013;
Sulistyaningsih et al., 2021).
Pemetaan keluarga sadar gizi (kadarzi) dilakukan sebagai upaya dalam menganalisis
situasi kadarzi pada suatu wilayah kerja di puskesmas yang dilakukan Tenaga Pelaksana Gizi
(TPG) setelah itu dilanjutkan oleh ketua kelompok posyandu. Pemetaan ini biasanya
dilakukan setiap 6 bulan sekali (Februari dan Agustus)
➢ Tujuan pemetaan kadarzi :
● Mendapatkan informasi mengenai situasi kadarzi pada satu wilayah atau dasawisma
berdasarkan indikator yang telah ditentukan.
● Mendapatkan gambaran masalah gizi dan perilaku gizi yang baik dan benar yang
belum dapat dilakukan oleh keluarga.
● Sebagai bahan acuan pemantauan dan evaluasi situasi kadarzi dari waktu ke waktu.
Sasaran pemetaan kadarzi yaitu seluruh keluarga yang ada di wilayah kerja puskesmas
(kelompok Dasawisma/RT/RW).
❖ Konseling Kadarzi
Konseling kadarzi merupakan dialog atau konsultasi antara kader dasawisma, tenaga
penggerak masyarakat (TPM) untuk membantu memecahkan masalah perilaku gizi yang
belum dapat dilaksanakan oleh keluarga. Pelaksanaan konseling kadarzi, untuk pertama kali
konseling dilakukan oleh tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas bersama tenaga penggerak
masyarakat dan kader dasawisma. Untuk selanjutnya konseling kadarzi dilakukan oleh kader
gizi yang baik dan benar yaitu dengan memanfaatkan apa yang dimiliki keluarga atau
Konseling dilakukan pada keluarga yang belum menerapkan indikator sadar gizi.
ditujukan kepada anggota keluarga yang sudah dewasa.
➢ Pelaksana : Petugas Gizi Puskesmas/Kader Posyandu yang telah dilatih.
➢ Tempat pelaksanaan : Rumah keluarga sasaran.
1. Meningkatkan fungsi dan peran posyandu sebagai sarana masyarakat dalam menjaga
dan mencegah gangguan pertumbuhan pada balita sejak usia dini.
2. Menyelenggarakan penyuluhan dan pengarahan tentang pemenuhan gizi secara
sistematis dengan mengadakan advokasi, sosialisasi, Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) dan pendampingan keluarga.
3. Melakukan Kerjasama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta pihak-pihak lainnya dalam pengerahan
sumberdaya guna menyediakan pangan rumah tangga, peningkatan daya beli keluarga,
dan perbaikan asupan gizi dalam keluarga.
4. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan gizi keluarga terutama zat gizi mikro dan
MP-ASI bagi balita pada keluarga yang kurang mampu.
5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas Puskesmas dan tenaga
Kesehatan lainnya dalam mengelola dan memanajemen pelayanan gizi.
6. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan layanan kesehatan lainnya.
7. Peningkatan pengawasan masyarakat melalui Pemantauan Wilayah Setempat Gizi,
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk dan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi.
2.7 Contoh Penerapan Keluarga Sadar Gizi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Menurut (Hariyadi D, Damanik R M & Ekayanti I. 2010) contoh penerapan keluarga
sadar gizi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
A. Makan Beraneka Ragam
Pemberian makanan yang tepat pada anggota keluarga dapat menurunkan masalah
gizi, dengan mengkonsumsi makanan secara beragam setiap harinya maka tingkat kesehatan
keluarga akan terjaga. Seorang ibu dianjurkan untuk memberikan makanan kepada
keluarganya setiap hari dengan menu yang berbeda misalkan sudah terdapat menu utama
makanan yaitu nasi yang mengandung karbohidrat maka carilah lauk yang mengandung
protein, lemak, atau vitamin. Dengan memakan makanan yang beragam dapat meningkatkan
asupan zat gizi serta mencegah terjadinya stunting pada balita.
Ketika ibu memasak makanan perhatikan lah kandungan ketiga unsur bumbu masakan
diatas. Walaupun garam beryodium memiliki manfaat yang baik seperti yang tertera pada
indikator KADARZI, tetapi sesuatu yang berlebihan itu tidak baik efeknya terutama jika
dikonsumsi dalam jangka panjang maka ibu harus pintar dalam mengolah makanan cukup
berikan garam, gula, dan lemak atau minyak secukupnya saja atau bisa menggantikan garam
dengan kaldu jamur yang lebih aman dikonsumsi karena mengandung magnesium, nutrisi,
kalsium dan lemak tak jenuh. Proses pembuatan masakan bisa dibedakan setiap harinya
misalkan kemarin sudah menggoreng makan buatlah masakan keesokan harinya dengan
dibakar, direbus atau dikukus, serta dalam penggorengan minyaknya harus selalu diganti
maksimal 2 kali pemakaian jangan digunakan terus menerus karena berbahaya bagi kesehatan
khususnya tekanan darah dan kolesterol.
D. Minum Cukup Air
Air merupakan elemen yang sangat dibutuhkan dalam tubuh untuk mengatur
keseimbangan cairan serta garam mineral dalam tubuh sehingga melancarkan pencernaan.
Usahakan untuk minum air 6-8 gelas per hari. Biasanya seorang anak lupa untuk meminum
air putih secara teratur karena terlalu mementingkan aktivitas yang dia kerjakan sehingga
orang tua perlu untuk mengingatkan minum air putih agar tubuh tidak dehidrasi. Dalam
pemilihan air mineral untuk dikonsumsi juga pilihlah yang berstandar nasional Indonesia atau
BPOM usahakan jangan air isi ulang karena air isi ulang walaupun berasal dari pegunungan
alami tetapi proses air untuk dibawa menggunakan truk tangki sehingga mudah tercemar
bakteri atau mikroba dan galonnya pun tidak diganti.
E. Olahraga Teratur
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, masalah gizi di Indonesia masih tergolong tinggi dan masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat (public health problem). Sampai saat ini, upaya program gizi
yang dilaksanakan di Indonesia masih belum memberdayakan masyarakat secara optimal dan
belum memanfaatkan potensi masyarakat yang ada secara optimal. Meningkatkan dan
memperkuat koordinasi antar sektor dan melibatkan potensi yang ada di masyarakat dalam
berbagai upaya perbaikan gizi masyarakat merupakan kunci penting bagi keberhasilan
menuju Keluarga Sadar Gizi (kadarzi). Paradigma upaya perbaikan gizi menuju Keluarga
Sadar Gizi merupakan solusi yang tepat. Namun, perlu adanya dukungan penelitian dan
pengembangan, terutama dalam mengembangkan sarana pendidikan gizi bagi masyarakat
yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat. Upaya mencapai Keluarga Sadar Gizi
bukan saja ditujukan langsung kepada keluarga-keluarga, melainkan juga kepada pelaksana
program pembangunan yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3.2 Saran
Ambarwati, D., Kusuma, I., & Pangesti, W. (2019). Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) Sebagai
Sarana Meningkatkan Status Gizi Ibu dan Anak. Pengembangan Sumberdaya Menuju
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta.
Fitri, I., & Wiji, R. N. (2019). Efektivitas Media Poster Sebagai Implementasi Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI). Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Dalam Publikasi Ilmiah
Di Era Revolusi Industri 4.0, 242–252.
Galih, W., & Pamungkas, T. S. (1981). “Digital Repository Universitas Jember Digital
Repository Universitas Jember.” Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Hariyadi D, Damanik R M & Ekayanti I. (2010). Analisis Hubungan Penerapan Pesan Gizi
Seimbang Keluarga Dan Perilaku Keluarga sadar Gizi Dengan Status Gizi Balita Di Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Gizi dan Pangan, 5(1): 61-68.
Nining, A., & Abdullah Syafei, R. (2016). Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 81, 174–184.
Ridwan, R. U., Dachlan, D. M., & Salam, A. (2013). Studi Pelaksanaan Program Keluarga
Sadar Gizi (KADARZI) Di Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidrap.
Sadar, K., Kadarzi, G., Menuju, D., Baik, G., & Semua, U. (2005). Keluarga sadar gizi
(kadarzi) dalam menuju gizi baik untuk semua 1. 28(1), 1–8.
Septianingrum, D., & Tauran. (2016). Implementasi Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) di
Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. Jurnal Mahasiswa
Unesa,4(6),1–11.https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/publika/article/view/1499
2
Setiyaningrum, S., & Duvita Wahyani, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Keluarga Sadar Gizi Dengan Status Gizi Anak Balita. Jurnal Ilmiah Gizi Kesehatan),
1(02), 33–40.
Sulistyaningsih, E., Dewanti, P., & Pralampita, P. W. (2021). Pembentukan Model Keluarga
Sadar Gizi (KADARZI) dan Kader Siaga Stunting sebagai Upaya Pemberdayaan
Masyarakat Desa Sukogidri-Jember dalam Mengatasi Stunting. Jurnal ABDINUS: Jurnal
Pengabdian Nusantara, 5(1), 344–351. https://doi.org/10.29407/ja.v5i2.15364
Wibowo, M., Apriyanti, N., Awuni, N. S., Triana, A., Devisca, M., Khafillah, F., & Utami, B.
F. (2020). Penerapan Siklus Promosi Kesehatan Untuk Meningkatkan Phbs Dan Kadarzi
Di Rw 40, Dusun Jaranan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten
Bantul. Jurnal As-Syifa: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat,
1(2), 125–135.
Fatmah, F. (2010). Pengetahuan dan Praktek Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita. Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 4(4), 162-171.
Aulia, D. L. N., & Anjani, A. D. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan
Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI). Journal for Quality in Women's Health, 2(1),
36-42.
Umaroh, A. K., Hanggara, H. Y., & Choiri, C. (2016). Gambaran Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (Phbs) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten Sukoharjo Bulan
Januari-Maret 2015. Jurnal Kesehatan, 9(1), 25-31.
Rodiah, R., Arini, N., & Syafei, A. (2018). Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(3), 174-184.
Par'i, Holi M,dkk. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Jurnal Riset Kesehatan. 4(1). 135-140.
Anisa, A., Darozat, A., Aliyudin, A., Maharani, A., Irfan, A., Adi Fahmi, B., ... & Apriyanti
Hamim, E. (2019). Permasalahan Gizi Masyarakat Dan Upaya Perbaikannya.
agroteknologi.