Disusun oleh :
NADYA FITRIA SARI
(2114201028)
Kelas: Keperawatan III A
Nama Dosen:Ns. Amelia Susanti,M.Kep.,Sp.Kep.J
Mata Kuliah: Komunikasi Dalam Keperawatan 2
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
- Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dengan pasien melalui
hubungan perawat-klien. - Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan dan
mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dimensi respon sangat penting pada awal hubungan klien untuk membina
hubungan saling percaya dan komunikasi terbuka. Respon ini terus dipertahankan
sampai pada akhir hubungan. Dimensi respon terdiri dari:
a) Keikhlasan
Perawat menyatakan keikhlasan melalui keterbukaan, kejujuran, ketulusan dan
berperanaktif dalam hubungan dengan klien
b) Menghargai Rasa menghargai dapat diwujudkan dengan duduk diam bersama
klien yang menangis.minta maaf atas hal yang tidak disukai klien.
d) Konkrit
Perawat menggunakan terminology yang spesifik, bukan abstrak. Fungsinya yaitu,
mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien, memberikan penjelasan
yang akurat dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.
2.Dimensi Tindakan
a) Konfrontasi
Konfrontasi adalah perasaan perawat tentang perilaku klien yang tidak sesuai.
Konfrontasi berguna untuk meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian.
perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi sangat diperlukan klien
yang telah mempunyai kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.
Kesegeraan Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan berkeinginan membantu
dengan segera.
c) Keterbukaan perawat
Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama dengan pengalaman klien.
Tukar pengalaman ini memberi keuntungan pada klien untuk mendukung
kerjasama dan memberikan sokongan.
d) "Emosional Catharsis" Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara
tentang hal yang menganggu dirinya. Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk
mendiskusikan masalahnya. Jika klien mengalami kesukaran dalam
mengekspresikan perasaannya, perawat dapat membantu dengan mengekspresikan
perasaannya jika berada pada situasi klien. Jika klien menyadari bahwa ia
mengekspresikan perasaan dalam suasana menerima dan aman maka klien akan
memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya.
e) Bermain Peran
Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna untuk
meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan melihat situasi dari
pandangan orang lain. Bermain peran menjembatani antara pikiran dan perilaku
serta klien merasa bebas mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang
nyaman.
2.4 Definisi Keluhan atau Komplain
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia "keluhan" berasal dari kata keluh
yang berarti "terlahirnya perasaan susah". Keluhan (complain) adalah sebuah kata
yang sering berkonotasi negatif bagi kedua pihak, baik bagi perusahaan maupun
bagi konsumen. Complain pada umumnya dipersepsikan sebagai kesalahan,
masalah, stres, frustasi. kemarahan, konflik, hukuman, tuntutan, ganti rugi, dan
sejenisnya. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional).
Menurut Rusadi (2004), keluhan merupakan ungkapan dari ketidakpuasan
yang dirasakan oleh konsumen. Keluhan pelanggan adalah hal yang tidak dapat
diabaikan karena dengan mngebaikan hal tersebut akan membuat konsumen
meraa tidak diperhatiakn dan pada akhirnya perusahaan akan ditinggalkan oleh
pelanggan.
Keluhan atau komplain pelayanan adalah ekspresi perasaan keidakpuasan
atas standar pelayanan, tindakan atau tidak adanya tindakan pemberi pelayanan
yang berpengaruh terhadap pelanggan. Prosesnya berawal dari konsumen
merasakan ketidakpuasan setelah menerima pelayanan atau melakukan transaksi.
Penyebab Terjadinya Komplain
Pada dasarnya pelanggan yang mengeluh karena merasa tidak puas ada
beberapa penyebabnya. Menurut Soeharto A. Majid (2009:149) banyak hal yang
dapat menimbulkan terjadi keluhan dari klien, seperti:
a) Pelayanan yang diharapkan dari kita tidak seperti yang mereka harapkan
b) Mereka diacuhkan, misalnya dibiarkan menunggu tanpa penjelasan
c) Seseorang berlaku tidak sopan atau tidak ada yang mau mendengarkan
d) Tidak ada yang mau bertanggung jawab terhadap suatu kesalahan
e) Adanya kegagalan dalam komunikasi, dll.
Sistem Manajemen Komplai
Manajemen penanganan komplain yang efektif membutuhkan prosedure
yang jelas dan terstruktur dengan baik agar dapat menyelesaikan masalah serta
didukung oleh sumber daya dan infrastruktur yang memadai agar dapat kinerja
kerja yang memuaskan. Karakteristik penilaian manajemen komplain yang efektif
menurut Tjiptono dan Anastasia (2003) adalah sebagai berikut :
a) Komitmen
h) Records
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA