Kelompok 1
tersebut dapat dilewati. Kami telah menyadari bahwa masih banyak kesalahan
Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. semoga allah SWT membalas
kebaikan kalian semua.Kami menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna
dalam susunan dan isinya. Maka dari itu kami berharap kritik dari para pembaca
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 4
A. Pengertian URF ....................................................................... 4
B. Kedudukan URF ...................................................................... 6
C. Macam-macam URF ................................................................ 7
D . Syarat keabsahan URF ............................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13
iii
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih bermakana bahwa adat (tradisi) merupakan variabel sosial yang mempunyai
otoritas hukum (hukum Islam). Adat bisa mempengaruhi materi hukum, secara
proporsional. Hukum Islam tidak memposisikan adat sebagai faktor eksternal non-
sedemikian inilah antara lain yang menyebabkan hukum Islam bersifat fleksibel.
Karakter hukum Islam yang akomodatif terhadap adat (tradisi) amat bersesuaian
dengan fungsi Islam sebagai agama universal (untuk seluruh dunia). Wajah Islam
Secara umum, hukum syariat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Taklifiyyah
alWadh'iyyah terbagi menjadi dua, yaitu Sah dan Rusak. Hukum-hukum ini ada
yang secara jelas diterangkan dalam Al-Qur'an maupun Hadits, namun banyak
pula yang tidak diterangkan secara jelas oleh kedua sumber hukum Islam yang
utama tersebut. Sehingga banyak kalangan ulama yang merasa perlu untuk adanya
1
suatu tata cara atau metode dalam penentuan hukum Islam yang belum diterangkan
Pada mulanya, para ulama terlebih dahulu menyusun Ilmu Fiqh sesuai
dengan Al-Qur'an, Hadits, dan Ijtihad para Sahabat. Setelah Islam semakin
berkembang, dan mulai banyak negara yang masuk kedalam daulah Islamiyah,
mengenai budaya baru ini yang tidak ada di zaman Rosulullah. Maka para ulama
ahli Ushul Fiqh menyusun kaidah sesuai dengan gramatika bahasa Arab dan sesuai
ke berbagai macam wilayah di luar jazirah Arab. Kajian tentang Ushul Fiqh
hingga bertolak belakang dengan kebudayaan di jazirah Arab. Hal ini menjadi
Islam. Sehingga banyak usaha yang dilakukan para ulama untuk menyelesaikan
hukum Islam di luar Al-Qur'an, Hadits, Ijma, dan Qiyas yang sudah disepakati
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian URF
2. Kedudukan URF
3. Macam-macam URF
C. Tujuan
2
3. Untuk mengetahui macam-macam URF
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian URF
Secara bahasa, kata urf berasal dari akar kata عشف- يعش>>فyang berarti
dianggap baik, dan diterima oleh akal sehat. Juga berarti apa yang diketahui dan
bahwa:
“Urf ialah sesuatu yang telah diketahui oleh orang banyak dan dikerjakan
oleh mereka, baik dari perkataan atau perbuatan atau sesuatu yang
ditinggalkan. Hal ini juga dinamakan adat. Dan menurut para ahli hukum
Islam tidak ada perbedaan antara al-urf dengan al-adah”.
Artinya:
“urf adalah sesuatu (baik perbuatan maupun perkataan) dimana jiwa
merasakan ketenangan dalam mengerjakannya karena sudah sejalan dengan
logika dan dapat diterima oleh watak kemanusiannya”.
4
ٕ ي ٓجت انع ٕقل ٔ حهق ّخ انطبائع انسهيًت
بانقبل ٍ يا اسخقش ٗف انُ ٕفس
Artinya:
“urf adalah sesuatu (baik perkataan maupun perbuatan) yang telah menjadi
kemantapan jiwa dari segi dapatnya diterima oleh akal yang sehat dan
dapat diterima oleh watak yang sehat atau baik”.
mengandung tiga unsur, yaitu: pertama, adanya perbuatan atau perbuatan yang
sehat; dan ketiga, dapat diterima oleh watak pembawaan manusia. Sedangkan adat
didefinisikan:
ٍ األيش انًخكشس
ي غيش عالقت عقهيت
kebiasaan namun para ulama membahas kedua kata ini dengan panjang lebar,
ringkasnya urf adalah sesuatu yang diterima oleh tabiat dan akal sehat manusia.
urf dan Adat adalah perkara yang memiliki arti sama. Oleh sebab itu, hukum adat
ialah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang di satu pihak mempunyai sangsi
(karena itulah ia sebagai hukum) dan di pihak lain dalam keadaan tidak
kaidah:
5
B. Kedudukan URF didalam sumber hukum Islam
bahwa mazhab yang dikenal banyak menggunakan ‘Urf sebagai landasan hukum
beberapa alasan yang salah satunya terdapat dalam surah Al-A’raf Ayat 199
“Jadilah engakau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf (al-
‘urfi), serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A’raf 199)
mengerjakannya, oleh Ulama Ushul fiqih dipahami sebagai sesuatu yang baik dan
telah menjadi kebiasaan masyarakat. Berdasarkan itu maka ayat tersebut dipahami
sebagai perintah untuk mengerjakan sesuatu yang telah dianggap baik sehingga
Pada dasarnya, syariat Islam dari masa awal banyak menampung dan
mengakui adat atau tradisi itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah. Kedatangan Islam bukan menghapuskan sama sekali tradisi yang telah
menyatu dengan masyrakat. Tetapi secara selektif ada yang diakui dan dilestarikan
serta ada pula yang dihapuskan. Misal adat kebiasaan yang diakui, kerja sama
dagang dengan cara berbagi untung (al-mudarabah). Praktik seperti ini telah
Ulama menyimpulkan bahwa adat istiadat yang baik secara sah dapat dijadikan
6
landasan hukum, bilamana memenuhi beberapa persyaratan. Sebagaimana yang
telah dinyatakan bahwa ‘urf yang dapat dijadikan sumber hukum atau dalil dalam
Islam adalah ‘urf yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits.
diantaranya adalah dalam firman Allah Swt dalam surat Al-A’raf (7): 199
mengerjakan yang ma’ruf. Ma’ruf itu sendiri ialah yang dinilai oleh kaum
nilai-nilai keislaman.
Hukum yang dapat berubah karena ‘urf ini dapat kita contohkan seperti
pendapat Abu Hanifah bahwa kesaksian sesorang yang dhahirnya tidak fasik dapat
dijadikan saksi, kecuali pada kasus hudud dan qisas. Akan tetapi, murid beliau
Abu Yusuf menyatakan bahwa kesaksian baru dapat diterima setelah melakukan
Abu Hanifah sejalan dengan masanya karena pada umumnya akhlak dan agama
Dalam kehidupan ini kita tidak akan terlepas dengan yang namanya hukum
dan permasalahan. Dimana ada Hukum pasti ada permasalahan, dan dimana ada
pemeluknya dalam segala hal. Misalkan dalam menentukan sebuah hukum. Dalam
hukum yang utama. Sedangkan hukum yang lainnya seperti ijma, qiyas, istishan,
istishab, urf, maslahah mursalah atau istislah, saddu dzariah, dan masih banyak
7
C. Macam-macam URF
Secara umum, para ulama ushul fiqh membagi ragam urf dari tiga
perspektif, yakni:
pikiran mereka, meskipun sebenarnya dalam kaidah bahasa ungkapan itu bisa
mempunyai arti lain. Beberapa contoh klasik yang akan kita temui dalam
banyak literatur Ushul Fikih untuk urf dalam bentuk ini adalah kata walad, yang
Akan tetapi kebiasaan orang-orang Arab memahami kata walad dengan arti
anak laki-laki. Selain itu kata dâbbah yang sebenarnya berarti binatangmelata, oleh
penduduk Iraq difahami sebagai keledai. Contoh yang berkenaan dengan hukum
adalah kata thalâq dalam bahasa Arab, yang sebenarnya berarti lepas atau
b. Urf amali (ٗ )هً>>انع انعشفadalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan
perbuatan atau mua'malah. Seperti jual-beli tanpa ijab dan qabul, yang itu sudah
garansi jam bahwa jam itu bagus untuk waktu tertentu. Atau jual beli dengan
sebagainya.
maka urf ini dibagi menjadi dua bagian juga, yakni urf yang umum dan yang
khusus:
8
c. Urf yang umum ( )انعاو انعشفadalah adalah tradisi atau kebiasaan yang berlaku
secara luas di dalam masyarakat dan di seluruh daerah. Akan tetapi kami tidak
mendapatkan batasan yang jelas tentang batasan dan cakupan urf yang umum
masyarakat urf itu bisa disebut dengan urf âmm atau tidak. Ataukah urf yang
hanya berlaku di suatu tempat saja seperti Minangkabau saja bisa dikatakan urf
d. Urf yang khusus ( )انخاص انعشفadalah kebiasaan yang berlaku pada masyarakat
tertentu dan di daerah tertentu atau di kalangan tertentu. Meskipun para ulama
yang khusus ini, tapi dari beberapa contoh yang sering mereka ajukan terlihat
bahwa waktu juga termasuk kondisi yang bisa membedakan sesuatu apakah ia
dua macam, yaitu: urf yang baik ( )انظحيح انعشفdan urf yang jelek ( ) انعشف انفاسذ,
konsepnya adalah apakah ia sesuai dan sejalan dengan syari'ah atau tidak.
Pembagian urf dalam bentuk inilah yang menjadi pusat kajian para ulama Ushul
dalam kajian urf. Maka tidak mengherankan bila beberapa kajian sekilas tentang
urf hanya akan mengemukakan pembagian urf dari segi kesesuaiannya dari
berdamai. Ada banyak contoh-contoh yang bisa kita dapatkan dalam kajian
9
sejarah di mana kemudian Alquran al-Karim ataupun Sunnah menetapkan
sebuah kebiasaan menjadi salah satu bagian dari hukum Islam, meskipun
setelah diberi aturan tambahan. Selain cadar dan konsep haram, kita juga bisa
melihat mahar, sunnah atau tradisi, denda, polygami dan lain sebagainya.
syara. Seperti praktek riba yang sudah mewabah dalam kalangan bangsa Arab
datangnya Islam maka urf-urf yang seperti ini ditentang dan dikikis baik secara
marpangir, yakni berpergian ke suatu tempat tanpa ada batasan yang jelas
antara wanita dan laki-laki dan mandi bersama-sama, kebiasaan ini dilakukan
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar sebuah ‘urf dapat diterima
1. ‘Urf tersebut dipraktikkan secara ajek pada hampir semua kasus dalam
masyarakat.
2. ‘Urf sudah mapan pada saat kemunculan suatu perbuatan yang hendak
‘urf mapan dan diterima masyarakat, maka ‘urf tidak dapat dijadikan
Misalnya, menurut kebiasaan yang berlaku, barang yang telah dibeli tidak
diantarkan oleh penjual ke rumah pembeli, maka ‘urf diabaikan dan yang
10
4. ‘Urf tidak menyalahi nash syara’ atau menyalahi suatu prinsip yang
Seperti yang dikutip oleh Satria Effendi dari Abdul Karim Zaidan
menyebutkan beberapa persyaratan bagi ‘urf yang bisa dijadikan landasan hukum
yaitu:
1. ‘Urf harus termasuk ‘urf yang s}ahih dalam arti tidak bertentangan dengan
negeri bahwa sah mengembalikan harta amanah kepada istri atau anak dari
2. ‘Urf itu harus bersifat umum, dalam arti minimal telah menjadi kebiasaan
3. ‘Urf itu harus sudah ada ketika terjadinya suatu peristiwa yang akan
4. Tidak ada ketegasan dari pihak-pihak yang terkait yang berlainan dengan
kehendak ‘urf tersebut, sebab jika kedua belah pihak yang berakad telah
sepakat untuk tidak terikat dengan kebiasaan yang berlaku umum, maka
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. “Urf ialah sesuatu yang telah diketahui oleh orang banyak dan dikerjakan
oleh mereka, baik dari perkataan atau perbuatan atau sesuatu yang
ditinggalkan. Hal ini juga dinamakan adat. Dan menurut para ahli hukum
sebagai sumber hukum yang utama. Sedangkan hukum yang lainnya seperti
ijma, qiyas, istishan, istishab, urf, maslahah mursalah atau istislah, saddu
pepelengkap.
B. Saran
kekurangan dalam penyusunan makalah ini dnn jauh dari sempurna. Kritik yang
12
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/19180/5/Bab%202.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/135023-ID-urf-sebagai-metode-dan-
sumber-penemuan-h.pdf
https://sinar5news.com/pengertian-urf-dan-kedudukannya-didalam-sumber-
hukum-islam/
13